CALLYSTA! |END| (Revisi)

By SuciMghfrhV

11.4K 370 36

Follow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesi... More

CALLYSTA |♛| 01
CALLYSTA |♛| 02
CALLYSTA |♛| 03
CALLYSTA |♛| 04
CALLYSTA |♛| 05
CALLYSTA |♛| 06
CALLYSTA |♛| 07
CALLYSTA |♛| 09
CALLYSTA |♛| 10
CALLYSTA |♛| 11
CALLYSTA |♛| 12
CALLYSTA |♛| 13
CALLYSTA |♛| 14
CALLYSTA |♛| 15
CALLYSTA |♛| 16
CALLYSTA |♛| 17
CALLYSTA |♛| 18
CALLYSTA |♛| 19
CALLYSTA |♛| 20
CALLYSTA |♛| 21
CALLYSTA |♛| 22
CALLYSTA |♛| 23
CALLYSTA |♛| 24
CALLYSTA |♛| 25
CALLYSTA |♛| 26
CALLYSTA |♛| 27
CALLYSTA |♛| 28
CALLYSTA |♛| 29
CALLYSTA |♛| 30
CALLYSTA |♛| 31
CALLYSTA |♛| 32
CALLYSTA |♛| 33
CALLYSTA |♛| END

CALLYSTA |♛| 08

363 14 3
By SuciMghfrhV






Setelah sarapan tadi pagi keluarga Bian dan keluarga lysta langsung pulang sedangkan pasutri itu tidak diizinkan untuk pulang dulu.

Lysta memperhatikan bian yang sedang asik sendiri dengan dunianya namun apa kabar dengan lysta yang bosan setengah mati, tidak tau mau ngapain seperti terjebak dijalan bungtu. Bian menyadari tatapan istrinya, menghampiri lysta yang duduk di balkon.


"Kenapa natap aku segitunya?." Bian mendaratkan bokongnya disebelah lysta.

"Bosan tau nggak hampir setengah hari dikamar terus nggak ngapa-ngapain!." Kesel lysta. Jadi suami peka dikit kek. Batinnya.

"Mau jalan jalan?." Tawar bian.

"Telat!." Jawab lysta menjauh dari bian, merebahkan tubuhnya di atas kasur menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut tebal.

"Hey?, sayang?." Suara lembut bian menusuk telinga lysta membuat ia terhanyut dalam suasana ciptaan bian.

Gadis itu menuruni selimut yang menutupi seluruh tubuhnya sebatas hitung ia sedikit kaget menepati bian didepan wajahnya.

"Ng-nggak usah de-deket deket." Lysta sedikit mendorong dada bidang bian agar tidak terlalu dekat dengan nya tapi percuma pertahanan bian sangat kuat hingga tidak bergoyang sedikit pun.

Lysta kembali menutup wajahnya dengan selimut dengan cepat bian menahannya.

"Apa?!." Kesel gadis itu menatap tajam suaminya. Bian belum juga membuka suara.

Cup!

Lysta memukul dada bian cukup kuat sedangkan sang suami seperti merasa angin yang menyentuhnya.

"Nyebelin banget sih!!."

Sedangkan bian merasa puas membuat istrinya kesel gara-gara dirinya.

"Gemes banget sih." Bian mencubit pelan hidung lysta lalu memasuki kamar mandi untuk menghindari istrinya agar gendang telinganya tidak pecah.

"Argghh...!!." Pekik lysta ia sangat kesel dengan bian suami sialan.

Lysta menendang-nendang udara saking kesel nya dirinya. Kenapa begitu mudahnya menerima perjodohan sialan ini, ia seharusnya tidak menerima perjodohan dari ayah nya. Entah apa yang prata rencanakan.

Kenapa dirinya yang nikah duluan?, kenapa tidak nachar aja?, bukankah nachar lebih tua dari nya dan cukup matang untuk menikah dibandingkan lysta.

"Bodoh!." Gumamnya.

Bangkit dari tempat tidur lysta meraih handphone nya diatas meja.

Five girls🐣

Me:🐰
"Girls! Kalian dimana?."

Runa:🐱
"Rumah."

Abel:🐼
"Taman"

Lisya:🐭
"Rumah."

Chelsea:🐨
"Minimarket."

Me:🐰
"Nongkrong yuk di cafe biasa.
No komen, gue bosan banget ni. Kangen kalian juga."

Runa:🐱
"Oke."

Lisya:🐭
"Setuju, jangan lupa izin sama suami lo."

Me:🐰
"Percuma, nggak di izinin gue tetap pergi."

Abel:🐼
"Jangan jadi istri durhaka lo."

Chelsea:🐨
"Gue agak telat,"

Me:🐰
"Sejak kapan lo berdua jadi ustazah?. jangan nggak datang lo chel."

Chelsea:🐨
"Iya pasti datang kok."

Abel:🐼
"Semenjak punya ayang."

Runa:🐱
"Bueekk! 🤮"

Lisya:🐭
"Semenjak lo jadi bini orang."

Me:🐰
"Aneh lo berdua, bentar lagi gue otw. "

Lysta memutuskan untuk bertemu dengan Teman-temannya dari pada berdiam diri di kamar membuat ia kesel siap saat melihat wajah bian.

Bian keluar dari kamar mandi, menyebarkan pandangannya mencari lysta dimana gadis itu berada namun ia tidak menemukan istrinya. Bian mencoba menelpon lysta tapi tidak diangkat.

Perasaannya diselimuti oleh kekhawatiran. Bian turun ke lantai bawah mencari lysta disetiap tempat sayangnya juga tidak ada.

Tidak mau pusing bian menelpon Rayyan menyuruhnya untuk cari tau dimana keberadaan istrinya dengan anak-anak black janson yang udah semakin bertambah lebih dari empat puluh orang.




»»--⍟--««




"Gimana lo sama bian?." Tanya Abel menaikan alis nya sebelah.

"Gimana apa?." Tanya lysta balik sok polos tidak mengerti.

"Nggak usah pura-pura bodoh lo." Kesel Abel menatap gadis itu matanya tidak berkedip.

"Bisa nggak sih jangan bicarain tu cowok, kayak nggak ada yang lain, lo sama fazen kapan nikah?." Cicit lysta kesel saat mendengar nama suaminya disebut.

"Cowok itu suami lo. Selesai sekolah." Jawab Abel semangat.

"Gayss!, liat ni." Alisnya menujukan sebuah postingan foto pada temen-temennya.

"Siapa mereka?." Chelsea merasa tidak asing dengan wajah pasangan di foto itu.

"Ta!, itu bukannya arkan sama safrima." Ujar runa menyerahkan handphone lisya pada lysta.

"Bukan urusan gue lagi, gue sama cowok brengsek itu udah selesai." Ucap lysta tersenyum pahit.

"Ta!, liat tu." Runa menunjuk dengan dagunya kearah segrombolan anak cowok yang sangat ramai memasuki cafe berjaket kulit hitam sama semua, kedatangan mereka membuat suasana cafe penuh dan berisik. Siapa lagi kalau bukan black janson.

"Kok pergi nggak bilang bilang." Bian mendaratkan bokongnya disebelah istrinya. Begitu juga fazen duduk disamping Abel, Rayyan disebelah runa. Zidan dengan raifan duduk terpisah dengan mereka. Bian tidak marah ia hanya khawatir aja karna lysta tanggung jawab nya sekarang.

Sedangkan vano mencari kesempatan duduk di tengah-tengah lisya dengan Chelsea, virus buaya nya keluar.

"Kalian kenapa sih?." Tanya vano melihat wajah para gadis gadis itu tidak enak dipandang.

Runa memanggil pelayan memesan es krim. Ia tau temennya sedang kepanasan sekarang melihat foto arkan dengan safrima. Mereka udah tau masalah di cafe zidan.

Dengan cepat Abel memindahkan es krim strawberry itu didepan lysta, wajah gadis itu sudah memerah menahan gejolak api dalam diri nya.

"Makan." Chelsea menyuapi lysta, takut jika cafe itu meledak karna ulah temennya ia tidak mau ikutan keseret. Itu sudah pernah terjadi di Amerika saat mereka menyusul lysta disana akhirnya mereka berurusan dengan polisi, cukup itu terakhir kalinya.

"Kenapa? Hm?." Bian sedikit bingung dengan sikap para five girls itu. Suara lembut bian membuat semua mata tertuju padanya kecuali lysta menutup matanya merasa nyaman dengan usapan lembut tangan bian di punggungnya seketika amarahnya lenyap.

"Wah! Gue pikir lo ng---" Ucapan vano berhenti lantaran lisya Memumkam mulut vano dengan tisu.

"Ganggu aja lo!." Cibir chelsea kesel menatap vano seperti kucing kelaparan.

Gadis itu belum juga membuka suara. bian tau hati lysta belum sepenuhnya untuk diri nya. Ia akan menunggu lysta sampai bisa sepenuhnya menerima hatinya dan pernikahan mereka.

Seperti nya bian sudah mencintai lysta sepenuhnya hati dari pertama kali ia melihat gadis itu, tapi hati lysta masih dengan orang lain. Ia bisa membohongi orang lain tidak dengan bian.

Cairan bening jatuh dari mata mulat lysta, memang semua sudah berakhir dan ia sudah memiliki suami tapi hatinya tidak bisa berbohong menginginkan siapa. Lysta merasa terjebak dengan permainan arkan. Kenapa ia selalu bodoh jika bersangkutan dengan cinta, apa karena hanya menginginkan banyak cinta.

"Jangan nangis." Bian menghapus air mata lysta dengan tangannya, menarik sang istri Menangkup ke dalam pelukan hangatnya.

Runa melihat temennya ikut meneteskan air mata mengingat alzafi yang pernah melukainya perasaannya, Rayyan melihat runa berusaha menyembunyikan kesedihannya dengan memalingkan wajah kearah lain hati Rayyan sedikit tercubit meski tidak tau alasan yang jelas.

Ia tidak tau harus memperlakukan bagaimana dengan gadis di sebelahnya karena posisinya bukan siapa-siapa bagi runa.

Rayyan menyodorkan tisu pada runa, runa bukan nya menerima tisu itu ia malah memeluk Rayyan. Sedangkan pemilik pelukan tercengang terkejut dengan serangan dari gadis itu.

Rayyan tersadar dari lamunannya membalas pelukan runa tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Abel tidak mau kalah ia juga memeluk fazen dengan mesra. Apa kabar dengan para jomblo yang ada disana melihat itu.

"Nasip jadi jomblo tidak ternodai." Celetuk vano. Lisya melirik vano seperti mengharapkan sesuatu.

"Jadi pengen punya ayang juga." Chelsea ikut angkat suara, ia tidak sadar semenjak dari tadi raifan terus mengawasi nya dari arah belakang.

"Sana samperin." Suara zidan membuyarkan lamun raifan. Kenapa zidan selalu peka dari pada yang lain, mau heran tapi dari dulu dia udah begitu. Maklum zidan yang paling tua diantara semua anggota black janson.

Akhirnya raifan memberanikan diri untuk duduk disamping chelsea. Chelsea yang tidak tau malu memeluk lengan raifan dengan menyenderkan kepalanya dibahu raifan. Sang pemilik hanya pasrah.

Bian terus mengusap lembut surai panjang istrinya, air mata lysta terhenti menetes dan tidak bersuara. Bian melirik lysta didalam pelukan nya ternyata gadisnya sudah tertidur saking nyaman dan hangat pelukan suaminya.

Ia terkekeh melihat wajah tentang lysta dengan mata gadis itu sedikit bengkak. Mengucup puncak kepala sang istri cukup lama. Ia berharap lysta bisa menerima dirinya sebagai suaminya sepenuhnya hati.








••••••

Terimakasih telah baca part ini.
Sampai jumpa di part berikutnya.
Jangan lupa vote. 😊🤍

Continue Reading

You'll Also Like

110K 1.4K 68
gadis berprestasi sekaligus kesayangan guru dan terkenal se seantero SMA Cakrawala dijodohkan dgn seorang badboy, sekaligus most wanted SMA cakrawal...
121K 13K 40
Paradisha dan Arvasatya. Dua manusia yang disatukan dalam ikatan pernikahan melalui sebuah perjodohan yang direncanakan oleh orang tua mereka. Perjod...
291K 18.7K 36
Apa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, ta...
56K 10.1K 33
Hanya fiksi!