KEENAN & BELLA

By ttitiktemu

59 9 0

Jangan lupa follow sebelum membaca⚠️ Kehidupan Keenan yang semula hanya di penuhi warna abu-abu kini mulai te... More

Bab 1
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11

Bab 2

8 2 0
By ttitiktemu

Brengsek, satu kata yang terus menerus terngiang diotak Keenan begitu cowok itu memilih pulang dan meninggalkan seorang diri gadis yang telah dia tolong tadi di emperan apotik. Ada perasaan tak tega tapi apa boleh buat Keenan tak mungkin menomor duakan perintah Mamanya. Itu sama saja menempatkan dirinya pada jurang masalah.

Dan untungnya beberapa menit sebelum Sintia menelepon hujan sudah reda. Jadi dia bisa pesan gojek yang lebih cepat dan bisa sampai depan rumahnya. Kalaupun dia pengen pesan gocar, mobil itu tak sampai depan rumahnya mengingat rumah Keenan berada di perumahan padat penduduk. Yang ada hanya gang sempit dan itupun hanya muat satu mobil.

Suara deritan terdengar kuat begitu Keenan membuka gerbang rumahnya. Cowok itu masuk lantas berhenti dalam hitungan detik saat melihat Sintia berdiri dengan angkuh didepan pintu sambil bersidekap dada. Di tatapnya lembut wajah sang Mama yang akan meledak saat itu juga. Tak ingin semakin memperkeruh keadaan Keenan memperlebar langkahnya dan mencium tangan Sintia---mati-matian Sintia menolak.

"Mama kenapa sih?" tanya Keenan sedikit jengkel.

"Masuk!" titah wanita cantik itu. Di usianya yang sudah memasuki kepala tiga, pancaran aura kecantikan Sintia sama sekali tak pernah pudar. Wanita karir yang berprofesi sebagai sekretaris itu tentu saja menomer satukan penampilan. Setiap weekend dia tak pernah absen untuk pergi kesalon---mempercantik diri atau sekedar hangout bersama teman kantornya. Keenan pun menyadari itu jika Mamanya jauh lebih perfect daripada wali murid teman-temannya---ketika menghadiri rapat beberapa bulan lalu.

Keenan menatap sekilas Sintia diiringi helaan napas lalu melangkah masuk dan berhenti di ruang tamu---membanting tubuhnya di sofa lumayan keras.

"Siapa cewek tadi?" tanya Sintia tanpa mengalihkan sorot mata tajamnya pada Keenan.

"Aku nggak tahu Ma," jawabnya jujur.

"Nggak tahu kata kamu Ken?"

Keenan yang awalnya enggan, kini mulai melihat Mamanya dengan tatapan malas. "Lagian Mama tahu dari mana?" semenjak Keenan mendapatkan panggilan dari Mamanya tadi. Isi otak cowok itu hanya ada satu pertanyaan 'Dari mana Mamanya bisa tahu?' Setahu Keenan setelah Sintia marah dan menurunkannya ditengah jalan, wanita itu langsung memacu mobilnya.

Gerak-gerik aneh Sintia tak lepas dari pandangan Keenan setelah mendapatkan pertanyaan itu. Wanita itu nampak terkejut tapi langsung menormalkan kembali kekagetannya "Itu nggak penting! Jawab dulu pertanyaan Mama tadi!"

Keenan mendesah pelan. "Keenan juga nggak tahu Ma, aku cuman bantuin dia abis jatuh, udah gitu doang," jawab Keenan mencoba tak terhanyut emosi bersama Mamanya.

"Terserah apa kata kamu Ken! Ingat kamu sekarang kelas 12. Mama nggak pernah ijinin kamu pacaran!!!"

"Lagian aku juga nggak pacaran, tadi Ken--"

Belum sempat Keenan menyelesaikan kalimatnya, suara dering ponsel milik Mamanya lebih dulu memotong pembicaraan. Tanpa berbicara lagi, Sintia melangkah menjauhinya. Keenan mengernyit ketika raut wajah Mamanya yang awalnya merah padam berubah drastis setelah melihat ponsel---entah Keenan tak tahu apa arti itu semua. Tapi yang pasti sudah hampir tiga bulan belakangan ini Keenan nyaris kehilangan sosok Mamanya---yang dulu.

Pertama, Sintia tak lagi menyiapkan sarapan untuk Keenan maupun Abi, Papa Keenan. Justru sekarang Mamanya merekrut pembantu baru tanpa ijin mereka berdua. Kedua, kebanyakan waktu Sintia dia habiskan di luar entah itu di kantor atau hanya sekedar hangout sampai larut malam. Belum juga pikiran itu sirna dari otaknya. Keenan langsung dikejutkan dengan penampilan Mamanya yang berbeda dari biasanya keluar dari kamarnya sambil menenteng tas mahal miliknya.

Keenan berdiri sambil mengamati penampilan Mamanya dari atas sampai bawah dengan kening berkerut. "Mama mau kemana?"

"Kerjalah, buruan kamu mandi dan belajar. Guru les kamu datang jam 8 nanti seperti biasa,"

"Ma," Keenan hendak protes namun suara Mamanya lebih dulu memotong.

"Mama sibuk Ken!" Sintia bergegas pergi meninggalkan Keenan dengan seribu pertanyaan di otaknya.

***

Keenan terbangun lebih cepat dari biasanya, begitu dia mendengar suara gaduh dari samping rumahnya. Wajar saja dia tinggal di perumahan padat pendudukan---paling jauh hanya berjarak tujuh atau sepuluh meter itupun jika sang pemilik tergolong orang kaya karena di gunakan untuk taman atau kolam.

Merasa aneh sekaligus bingung Keenan mengernyit. Seingat Keenan rumah sebelah, tepatnya milik almarhumah Bu Warso sudah hampir lima bulan tidak ada yang menempati mengingat sang pemilik meninggal dunia karena penyakit jantung. Tapi pagi ini kenapa suara-suara aneh tercipta dari sana. Jangan-jangan pemiliknya...

Keenan kembali menarik selimutnya sampai kepala dan menggulung tubuhnya membentuk seperti dadar gulung yang sering Mamanya buat dulu. Teringat Mamanya, Keenan terbawa pada fakta. Sudah hampir satu minggu semenjak pertengkaran kecil di ruang tamu tempo hari---Sintia tidak pulang. Sebagai anak satu-satunya di keluarga malik. Tentu saja Keenan tak gentar menghubungi Sintia. Pagi, siang, sore, malam terus seperti itu---menghubungi Mamanya.

Memang, Sintia mengangkat telepon Keenan. Bahkan tak lupa mengingatkan cowok itu untuk belajar tapi setelah itu sambungan terputus tanpa alasan. Terus seperti itu sampai Keenan sendiri frustasi, benar-benar kehilangan sosok Mamanya yang dulu. Ketika suara aneh itu tak lagi terdengar Keenan bergegas beranjak dari ranjang---melompat ke lantai terdekat balkon kamarnya.

Perlahan-lahan Keenan menarik tirai abu-abu pembatas balkon lalu dia sibak hingga terpampanglah kolam renang berukuran sedang di bawah sana. Semilir angin pagi menerpa wajahnya membuat cowok itu melangkah lebih jauh ke balkon sampai kedua tangannya menyentuh pagar. Ketika Keenan asik dengan lamunannya tiba-tiba suara dentuman musik dari samping rumahnya, tepatnya milik almarhum Bu Warso terdengar begitu keras.

Sontak Keenan terlonjak kaget. Salah satu tangannya mencoba menyentuh dadanya yang berdetak lebih cepat. Setelah dia berhasil mengembalikan separuh nyawanya yang hampir melayang. Lantas Keenan menyapukan tatapannya ke arah sumber suara---jendela balkon seberang yang terbuka.

Satu-satunya kamar yang terlihat dari kamarnya kini mulai berpenghuni. Buktinya Keenan melihat seorang gadis menari-nari tak beraturan dengan gayanya seperti girl band korea. Di iringi lagu Blackpink yang berjudul Boombayah. Gadis itu memutar-mutar kepalanya seperti tarian trio macan dengan lagunya, iwak peyek.

"Astaga ada-ada aja cewek jaman sekarang," Keenan menggelengkan kepalanya pelan lalu masuk kedalam kamar dan melakukan ritual paginya.

***

Keenan keluar dari kamar setelah badannya merasa fresh sehabis mandi tadi. Menuruni anak-anak tangga dengan lincah lalu melangkah menuju ruang makan. Disapukannya tatapan cowok itu saat tak melihat keberadaan Mbok Imah. Selama di tinggal Papanya kerja keluar kota yang pulangnya belum tentu, lalu Mamanya yang entah kemana sekarang. Tentu saja Keenan tinggal berdua bersama Mbok Imah. Wanita dengan usia hampir menyentuh kepala enam itu sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri.

"Mas Ken mau sarapan?" Keenan nyaris tersedak minumannya begitu mendengar suara seseorang yang sejak tadi dia cari muncul dari belakangnya membawa sayur mayur.

"Duh Mbok, ngagetin aja," desah Keenan sambil menaruh gelas ke atas meja.

"Maaf Mas," Mbok Imah hanya meringis menujukkan gigi putihnya tanpa dosa. Sudah biasa bercanda seperti itu dengan Keenan, karena bagaimanapun Mbok Imah juga menganggap Keenan seperti anak sendiri.

"Abis belanja di tukang sayur Mbok?" tanya Keenan setelah melihat belanjaan Mbok Imah yang cukup banyak.

"Iya Mas."

"Masih disana?"

"Masih, Mas mau beli apa? Biar Mbok yang be--"

"Enggak Mbok, Keenan mau beli sendiri." potong Keenan lebih dulu sambil ngacir keluar rumah. Gerbang di buka dengan cepat lalu muncullah Keenan dari dalam rumahnya. Langkahnya yang lebar mendekati tukang sayur yang saat ini sedang di kerumuni ibu-ibu komplek. Seketika tatapan mereka teralih pada sosok Keenan yang tiba-tiba datang. Apalagi sekarang mereka dikagetkan dengan tampilan perdana Keenan membeli sesuatu di tukang sayur.

"Walah Nak Keenan mau beli apa?" tanya salah satu ibu-ibu dengan rambut gelombang.

"Ya allah baru kali ini lihat Nak Keenan belanja di tukang sayur." sahut ibu-ibu yang lain. Sementara salah satu wanita yang usianya sebaya dengan Sintia hanya menatap Keenan tanpa berani bersuara. Takut membuat pemuda itu risih apalagi dia baru pindah ke tempat ini. Belum kenal orang-orang di sekitar rumahnya.

"Sa--ya mau beli sambal Bu." jawab Keenan kikuk.

"Walah Nak Ken, mbok ya sini main kerumah Tante, saya buatin sambel terus makan bersama." ajak ibu-ibu berambut gelombang itu tanpa sungkan.

Keenan meringis kecil. "Terimakasih sebelumnya tapi sepertinya saya makan dirumah saja."

"Waduh sayang sekali." helaan napas kecewa tercipta dari bibir wanita itu. Sementara orang-orang disekitar hanya bisa menahan tawa.

"Berapa Pak?" tanya Keenan pada tukang sayur.

"Lima ribu Mas."

"Hah?" refleks Keenan memelotot tak percaya, dia pikir sambal yang baru saja dia ambil seharga tiga ribu atau dua ribu. Kalau begitu uangnya tidak cukup untuk membayar.

"Sa--ya kira cu--man tiga atau dua ribu Pak." jawab Keenan kikuk sambil menggaruk kepala yang tak gatal.

"Itu porsinya yang banyak Mas, kalo yang sebelumnya memang harganya tiga ribu."

Keenan mengangguk-anguk bingung harus menjawab apa karena malu. Wanita di samping Keenan segera mengeluarkan uang lima ribuan lalu dia berikan ke tukang sayur---setelah menyadari jika pemuda disampingnya itu tak memiliki cukup uang.

"Biar saya yang bayar Pak," ujar wanita itu dengan senyum lembut.

"Eh, bia--"

"Tidak apa-apa, anggap aja salam perkenalan untuk tetangga baru." potong wanita itu lebih dulu.









#Tbc?

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 145K 85
[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 teenfiction (09/04/22) #1 garis takdir (17/04/22) #1 romance (17/06/22) #...
701K 811 40
warning! Cerita khusus 21+ bocil dilarang mendekat!! Akun kedua dari vpussyy Sekumpulan tentang one shoot yang langsung tamat! Gak suka skip! Jangan...
1.4M 42.7K 70
‼️⚠️ DILARANG PLAGIAT ⚠️‼️ INGAT ALLAH MAHA MELIHAT ‼️ seorang Gus yang menikahi santrinya sendiri, Sudah banyak cerita seperti itu dan konfliknya sa...
1M 77.5K 56
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...