ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
Wei Wuxian menatap jam di handphonenya. Ia menggerakkan kaki kanannya naik dan turun dengan cepat, kesal menunggu sesuatu yang tidak kunjung datang.
Sial, sial, sial! Cepatlah!
Wei Wuxian melirik ke belakang, hanya ada orang-orang yang tidak dikenalinya yang tengah berjalan.
Wei Wuxian memutuskan untuk melarikan diri ke Yunmeng setelah kejadian satu malam yang tidak direncanakan tersebut. Ia telah mendarat dengan selamat, dan ia juga tahu jika Lan Wangji sudah pasti mengikutinya diam-diam menggunakan pesawat pribadinya yang lain.
Wei Wuxian menggigit bibir bawahnya, ia semakin panik. Walaupun belum ada tanda-tanda Lan Wangji telah mendarat di bandara, tetap saja ia takut.
Manik kelabunya akhirnya menemukan mobil yang ia tunggu-tunggu sedari tadi. Ia mulai melangkah menghampiri mobil tersebut.
Sebelum ia bergerak membawa satu kakinya melangkah kedepan, seseorang telah menyentuh pundaknya.
"Wei Ying."
"!!"
Wei Wuxian segera berlari, dengan segenap kekuatannya, bahkan mencampur dengan kekuatan dalamnya, ia mencoba untuk kabur secepat mungkin agar Lan Wangji tidak dapat meraihnya.
Wei Wuxian tidak sempat melirik ke belakang, ia tahu jelas jika Lan Wangji tengah mengejarnya, langkahnya sangat cepat, bahkan membuat Wei Wuxian yang aktif sampai kelelahan karenanya.
..kenapa aku tidak kepikiran dari tadi?
Wei Wuxian tersenyum, ia membawa dirinya ke sebuah kerumunan, dimana cukup banyak orang yang tengah berjalan kemana-mana di satu tempat tersebut. Disaat itu juga, Wei Wuxian menggunakan teleportasi untuk pergi ke mobil tersebut.
Lan Wangji kehilangan jejak, tadinya ia dapat menyusul dan melihat Wei Wuxian, namun ia segera menghilang begitu melewati seseorang.
"..Wei Ying, kau benar-benar akan pergi dari hidupku..?"
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
"Kau Hamil."
"Puft!-" Wei Wuxian terkejut, mulutnya yang terbuka lebar dengan air yang mengucur berada di bibirnya. "Hah?"
Wei Wuxian mendekat kearah Wen Qing, ia menyentuh kedua bahunya dan menatapnya tajam. "Apa kau bilang?"
"Kau, hamil."
"..apa?"
"Apa kau tuli?" Wen Qing melepaskan diri dari Wei Wuxian, ia berjalan menuju dapur, membereskan masalah yang di perbuat oleh Wei Wuxian tadi.
"Apa kau gila? Aku ini laki-laki! Mana mungkin hamil?!" Ucap Wei Wuxian tidak terima.
"Aku mengatakan kebenarannya." Wen Qing menyenderkan dirinya di meja dengan kedua tangannya. "Dari gejalamu tadi pagi, jelas-jelas persis dengan gejala awal kehamilan."
"Tapi tidak mungkin seorang laki-laki hamil?!"
"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia tipu-tipu ini." Wen Qing membenarkan kacamatanya. "Ada sekitar 8% pria dari seluruh dunia kemungkinan memiliki rahim, namun lemah. Dan kau termasuk dalam 8% itu, aku bahkan terkejut, kau langka juga."
"Kau pikir aku barang?! Daripada itu, aku tidak pernah mendengar tentang hal itu!" Wei Wuxian masih tetap melawannya, ia tidak percaya satu kata pun dari Wen Qing.
"Itu bukan urusanku. Mengesampingkan hal itu, siapa ayahnya?" Tanya Wen Qing. Ia jelas penasaran dengan sosok bajingan yang menghamili anak ayam ini.
"..bukan urusanmu..!"
"Urusanku, kau adalah pasienku."
"Bukankah tadi kau bilang itu bukan urusanmu?!"
Wen Qing menghela nafas. Ia berjalan menuju sofa, kemudian mendudukkan dirinya disana dengan santai. "Jangan marah-marah, itu akan mempengaruhi janinnya."
"Kau!-"
Wei Wuxian menghela nafas.
..dia menurut? Wen Qing mengangkat sebelah alisnya, ia tersenyum. "Ternyata kau menyayangi calon anakmu, huh? Kupikir kau berencana menggugurkannya."
"Aku tidak sekejam itu!"
"Dengar Wei Wuxian." Wen Qing mengubah nada bicaranya lebih serius. "Kalau kau ingin calon bayimu tetap hidup, kau harus menjaganya dengan baik. Seluruh pria diseluruh dunia yang berkemungkinan hamil memiliki rahim yang lemah. Kalau kau tidak bersungguh-sungguh dengan janin itu, ku sarankan lebih baik kau gugurkan saja."
Wei Wuxian memicingkan kedua matanya. "Kau pikir aku sedang bercanda?"
"Kau siap menjadi seorang Ibu tanpa seorang pasangan?"
"....." Wei Wuxian menggigit bibir bawahnya.
"..dasar," Wen Qing mengusap wajahnya gusar. "Kau, anak kecil. Kalau belum siap jangan gegabah! Kan, jadi kau sendiri yang tersiksa! Dimana pria yang tidak bertanggung jawab itu?"
"..bukan tidak bertanggung jawab."
"Memangnya apalagi kalau bukan begitu?"
"Aku tidak ingin membebaninya."
Wen Qing benar-benar speechless dengan sikap Wei Wuxian, ia menjadi kesal. "Sialan. Kau jangan egois Wei Wuxian! Kenapa kau hanya memikirkan tentang pria itu dan tidak memikirkan tentang dirimu sendiri? Apa otak bodohmu itu semakin rusak? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan orang se bodoh dirimu. Dengar, bayimu butuh sosok Ayah, Wei Wuxian!"
Wei Wuxian terdiam, kata-kata Wen Qing terngiang-ngiang dikepalanya.
"Pikirkan baik-baik. Anakmu akan ikut sengsara kalau kau terus melarikan diri, banyak anak kecil yang menjadi korban bully karena orangtuanya tidak lengkap, ada yang sampai bunuh diri karena hal itu, apa kau benar-benar tidak memikirkan hal itu? Menjadi single parent akan membuatmu menanggung segalanya seorang diri, biaya untuk kehidupan, dan masih banyak lagi. Apa kau ingin membuat calon anakmu itu merasakan hal semacam itu?
Wei Wuxian, aku tidak ingin kau dan calon anakmu itu menderita karena sikap egois mu itu. Cobalah untuk membicarakannya lagi dengan pria yang menghamilimu dan keluarga orang itu, mereka pasti akan mengerti." Jelas Wen Qing panjang lebar. Jahat? Tidak. Dia berkata seperti itu karena tidak ingin sahabatnya ini sengsara.
Wei Wuxian terdiam.
"Itu.."
"Apa?"
"Orang yang menghamili ku."
"Siapa? Katakan padaku."
.....
"L, Lan Zhan-"
"....."
Hah? Rahang Wen Qing jatuh ke lantai. "..Wei Wuxian, kau benar-benar gila. Apa kau membuat Wangji mabuk dan membuatnya melakukan hal itu?"
"...mungkin..?"
Wen Qing shock.
Ia tidak mengira sosok Lan Wangji dapat di kelabui oleh seorang anak ayam seperti Wei Wuxian, apa Lan Wangji menurunkan kewaspadaannya?
Wen Qing jelas tahu bagaimana kepribadian Lan Wangji, ia adalah teman cukup dekat nya saat berada di sekolah menengah,
-bersama dengan Wei Wuxian tentunya.
Wei Wuxian telah mulai menggoda Lan Wangji sejak pada saat itu. Namun Lan Wangji tidak sama sekali menggubrisnya dan tetap fokus pada tujuan dan kesibukannya sendiri.
Lalu, bagaimana mungkin seorang Lan Wangji mabuk dan lepas kendali?!
"Tamat riwayatmu, Wei Wuxian." Wen Qing menepok wajahnya dengan tangannya sendiri. "Kau tahu sendiri bagaimana keluarga Lan itu, kan? Orangtuanya memang baik. Tapi kau tahu sendiri bagaimana dengan si Qiren itu. Kurasa orang berjenggot itu akan muntah darah biru mendengar berita ini."
"Makanya..!" Wei Wuxian menyentuh dahinya, ia jelas bingung dengan masalah ini. "Sepertinya aku akan diburu oleh bawahan paman tua berjenggot itu kalau aku kembali ke Gusu."
"......"
Separah itu?
Wen Qing menghela nafas.
"Tapi aku cukup lega, karena orang itu adalah Wangji."
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
BUK!!
Sebuah tinju melayang pada wajah Lan Wangji.
"BINGHE!"
"LEPASKAN AKU, SHIZUN! AKU AKAN MENGHAJAR BAJINGAN INI SAMPAI DIA SADAR!" Luo Binghe sangat kesal. Berbeda seperti biasanya yang terlihat seperti orang idiot, kini ia terlihat menyeramkan.
"Tenangkan dirimu! Jangan langsung main tangan!! Wangji tidak mungkin melakukannya dengan sengaja!" Shen Qingqiu masih berusaha menahannya dengan memeluk tubuhnya yang besar tersebut.
Haruskah Luo Binghe merasa senang atau kesal pada saat ini?~
Luo Binghe menggigit bibirnya, ia menurunkan tangannya yang akan melayang menuju wajah Lan Wangji tersebut.
Hua Cheng yang berada di belakangnya menatap Lan Wangji tajam. "Kau tidak ingin menjelaskannya, Wangji?"
Xie Lian sampai terheran-heran, jarang-jarang ia melihat orang-orang ini marah, apalagi Hua Cheng.
Lan Wangji tetap diam. Ia hanya menatap lantai dengan tatapan kosong, manik emasnya yang biasanya terlihat berkilau kini menjadi gelap, seakan ia tidak memiliki tujuan hidup lagi.
".. hentikan ekspresimu itu." Ucap Luo Binghe kesal. "Kau pikir Wei Wuxian yang berada diluar sana tidak lebih menderita daripada dirimu?! Brengsek!"
"....." Aku tahu.
Xie Lian menyentuh dahinya yang pusing, ia menghela nafas. "Apa yang akan kau lakukan sekarang, Wangji?"
"Dia tidak akan mengangkat suara. Jadi, biarkan aku menghajarnya sekali lagi." Luo Binghe melangkah maju.
"Eitt!! Sudah kubilang jangan langsung main tangan, kau maniak otot!" Shen Qingqiu kembali melindungi Lan Wangji dengan berdiri dihadapan Luo Binghe, membuka kedua tangannya.
"Shizun! Tapi-"
"Diam dulu! Jangan langsung terbawa emosi!"
Luo Binghe kalah, ia menurut pada sang majika- pasangannya.
"Bagaimana awalnya?" Hua Cheng melangkah, ia berdiri didekat Lan Wangji. "Bagaimana bisa hal itu terjadi? Kau mabuk? Atau kau memang berencana untuk memperkosanya? Menjadikannya pemuas nafsu?" Ia bertanya dengan blak-blakan.
"San Lang!" Xie Lian berucap tidak senang dengan kata-katanya.
"..omong kosong." Lan Wangji mengangkat wajahnya. Hua Cheng dapat melihat jelas tatapan kosongnya tersebut, seolah tidak ada harapan apa-apa lagi. "Aku tidak mungkin memanfaatkan Wei Ying."
"Kau sekarang memanggilnya Wei Ying? Atau ini hanya pembelaan dirimu saja?"
Sebelum Hua Cheng semakin memperburuk suasana, Xie Lian segera menariknya dan bertukar posisi dengan Hua Cheng.
"Lian..!"
"Diamlah! Kau terlalu kasar!"
Hua Cheng terdiam, ia akan merasa tidak senang jika Xie Lian memarahinya.
Xie Lian menghela nafas. "Wangji, aku akan bertanya baik-baik. Kalau kau berniat untuk menjelaskannya dan alasannya masuk akal, aku akan membantumu. Tetapi, kalau ternyata yang dikatakan San Lang benar.." Ia melirik Luo Binghe. "Aku akan membiarkan Binghe memukulmu lagi."
"Apa lagi yang harus ku jelaskan? Wei Ying telah meninggalkanku, menjelaskan pada kalian juga tidak akan ada gunanya." Akhirnya, Lan Wangji mengangkat suara.
Dia memperjuangkan Wei Wuxian? Shen Qingqiu membatin.
"Dan, bukannya kau yang memberikan minuman itu kepada Wei Ying?" Lan Wangji menatap Xie Lian tajam.
"..minuman?" Xie Lian ingat. Lan Wangji meminum alkohol tidak diketahui yang diberikan oleh orang asing. "Itu.." *bagian orang asing ngasih minuman ke LianLian ada di chapter sebelumnya!
"Pada akhirnya kau juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kaulah yang memulai semua masalah ini."
"WANGJI!! Tutup mulutmu sebelum aku menghajarmu!" Hua Cheng kesal, urat-urat tangannya telah terkumpul pada satu tempat.
Xie Lian mengangkat sebelah tangannya, mengisyaratkan Hua Cheng agar tetap tenang. menghela nafas. "Aku akan bertanggung jawab soal itu, nanti. Tapi yang lebih penting, apa kau tahu Wei Wuxian ada dimana sekarang?" Tanya Xie Lian.
"Belum jelas. Terakhir aku mengejarnya di bandara Yunmeng."
..Bajingan ini sampai mengejarnya ke bandara Yunmeng?
na ; kurang effort apasi
Wangji? [cry]
Xie Lian membalik badannya. "Kurasa aku tahu dia dimana."
Shen Qingqiu. "Dimana?!"
"Di Yunmeng, tentu saja. Ingin berangkat kapan?"
"Sekarang."
Perhatian semuanya teralihkan pada Lan Wangji, Xie Lian tersenyum.
"Baiklah, ayo!"
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
"Aku tidak ingat mengundang kalian kesini?" Wen Qing menyenderkan tubuhnya diantara pintu rumahnya tersebut.
"Hentikan aktingmu itu. Katakan, dimana Wei Wuxian?" Tanya Shen Qingqiu, ia tidak senang berkunjung kerumah wanita ini.
Sejak dulu Shen Qingqiu dan Wen Qing memiliki hubungan yang kurang baik. Keduanya tidak ada yang ingin mengalah jika terkait pada suatu permasalahan.
Sama-sama keras kepala.
"Hm.. kalau aku tidak mau?" Wen Qing tersenyum miring.
"Aku akan menghajarmu."
"Kau pikir kau bisa melakukannya?"
"..kau.."
Sebelum situasinya memburuk, Xie Lian lebih dulu menarik Shen Qingqiu kebelakang dan berhadapan dengan Wen Qing.
"Aku tahu, kau menyembunyikan A-Xian disini. Sejak dulu kau selalu membantu dan merawatnya jika dia terluka. Tidak perlu beralasan lagi, dimana kau menyembunyikan sahabatku?" Ucap Xie Lian To The Point.
"Aku tidak menyembunyikannya."
"Lalu?"
"Dia yang melarikan diri, aku hanya membantunya."
"Bohong, dia pasti masih disini."
"Aku tidak peduli kau akan percaya atau tidak, bunga sekolah."
Xie Lian menghela nafas. Dari dulu sifat wanita ini memang menjengkelkan. Sebelum ia mengangkat suara lagi, Lan Wangji telah melewatinya dan menarik kerah Wen Qing.
"Wei Ying pergi kemana?" Lan Wangji menatap teman lamanya tersebut tajam.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau aku mengatakannya? Dia tetap akan melarikan diri bahkan kalau kau mengejarnya ke seluruh dunia." Wen Qing menyeringai. Ia sangat menikmati situasi ini, ia tidak pernah melihat Lan Wangji se khawatir ini.
"Aku akan menangkapnya."
"Dia akan membencimu kalau begitu."
"Aku tidak peduli, aku akan melakukan apapun agar dia kembali ke sisiku. Bahkan jika hal itu akan membuatnya membenciku."
"......" Dasar gila, akhirnya dia menunjukkan obsesinya untuk memiliki Wei Wuxian setelah sekian lamanya berpura-pura. Wen Qing menghela nafas, ia menghempaskan tangan yang menarik kerahnya.
"Bagaimana jika dia tetap menolak?" Tanya Wen Qing.
"Aku akan memaksanya."
"Kalau begitu, aku tidak mengizinkannya."
Lan Wangji mengepalkan tangannya. "Aku tidak butuh izinmu, dimana Wei Ying?"
"Tidak tahu."
Dug!!
Lan Wangji meleset, ia meninju dinding tepat di samping wajah Wen Qing. Dinding tersebut hancur dengan sempurna.
"Kau membuatku harus mengeluarkan biaya lagi." Wen Qing menghela nafas. "Aku tidak akan mengatakannya dua kali. Wei Wuxian telah pergi tadi, aku yang menyuruhnya karena aku tahu kalian akan kesini. Dan Wei Wuxian pergi karena keinginannya sendiri, aku membantunya karena tidak ingin dia sengsara karena mu.
Aku telah memikirkannya sebaik mungkin setelah mendengar dari anak itu kalau kau menidurinya. Dan cara yang paling baik adalah membiarkan kalian jauh.
Aku tahu, kau akan membuatnya merasa dipenjara jika bersamamu. Kau akan menahannya, tidak membiarkannya pergi lagi. Bahkan aku akan percaya kalau kau akan memasang belenggu di kedua kaki dan tangannya kalau dia melawan. Kau pikir aku akan diam saja dengan obsesimu yang berlebihan itu?
Kau hanya akan membuat Wei Wuxian menderita, aku bersyukur dia telah pergi duluan. Aku paling mengerti tentang kalian berdua, egois. Bedanya, kau hanya memperdulikan dirimu sendiri untuk mendapatkan apapun yang kau inginkan dan tidak peduli dengan orang lain, bahkan jika harus membunuh.
Sebaliknya, Wei Wuxian tidak peduli dengan dirinya sendiri. Ia hanya akan memperhatikan orang disekitarnya, bahkan untuk membuat orang nyaman dengannya, ia akan melakukan segalanya. Kalian berdua memang cocok.
Tapi aku tidak akan membiarkanmu membuat sahabatku satu-satunya sengsara." Wen Qing berucap dengan panjang lebar. Membuat suasana disana menjadi semakin dingin.
Bahkan ke empat orang yang berada diantara pembicaraan mereka menjadi bungkam.
..Wangji separah itu? Shen Qingqiu sampai heran. Ia selama ini berpikir kalau Lan Wangji membenci Wei Wuxian. Orang ini sangat pandai menyembunyikan sifat aslinya.
"Sudahlah. Selama apapun, Wei Wuxian pasti akan kembali dengan sendirinya." Wen Qing melangkah masuk kedalam kemudian berbalik, ia menyentuh gagang pintunya.
"Dia sendiri yang akan menghampiri kalian. Jika tidak, dia sendiri akan membuat dirinya di hampiri oleh kalian."
Ia menutup pintunya.
TBC...