Another day, another shot! Prosesi syuting Gap The Series sudah berjalan hampir setengahnya. Kali ini kami sedang rehat usai menyelesaikan scene dimana Mon bertemu dengan Kate, Jim dan Tee untuk pertama kali.
Para pemain sejak tadi tidak berhenti menertawakan bagaimana aku yang berakting gugup dan terbata saat menyebutkan nama Mon ketika bertemu geng nya Khun Sam.
Aku tidak merespon apapun, hanya meringis.
Karena diledek? Bukan.
Melihat begitu banyak jajaran foodtruck yang dikirimkan oleh para fans, dimana salah satunya memiliki menu Thai Tea, serta kondisiku yang sedang flu saat ini adalah alasan terkuat untuk meringis menahan perih luka yang tidak berdarah.
Aaah! Pasti menyenangkan bisa menikmati thai tea dingin dicuaca terik seperti sekarang.
" Becky, Thai Tea! ", seru P'Chen.
" Iyaaa tau. Dan gue suka banget please! "
" Iyalah! Siapa dulu yang ngenalin? ", ujar Nam yang sudah berada disana lebih dulu.
" Selain thai tea, lo suka orang'orang thailand juga ga? "
" Oh jelas! ", sautku mantap.
" Dan lo suka Freen kan? ", sambar Nam lagi dengan cepat. Aku memberinya tatapan tajam, namun percuma karena Nam tetaplah Nam. Alih'alih berhenti, ia malah memegang bagian kepala belakangku untuk membuat seolah'olah mengangguk.
Ia tertawa usai merasa puas bermain denganku, " Dah tuh ambil minuman lo. "
" Hah? Perasaan gue belom pesen apa'apa. "
" Udaa dipesenin Freen, thai tea anget sama teh madu khusus buat Princess Becky tersayang. ", katanya lagi.
Aku hanya manggut'manggut lalu mengambil kedua minuman yang sudah dibuatkan. Belum ada 5 detik aku memegang papercup tadi, Irin datang mengusirku karena ia ingin berfoto dengan Noey yang menjadi lawan mainnya di series ini. " Lo bisa ga pegi sama pasangan lo aja? Gausah ganggu kita, gitu. Kan udah punya pasangan masing'masing. "
NANI THE F—?!! Apakah semua orang bersekongkol untuk menggodaku?
Namun jika dilihat'lihat, Irin ada benarnya. Karena saat ini Freen tengah berdiri tak jauh dariku. Aku lantas menghampiri dan bersikap seakan'akan ingin memeluknya.
Namun lihatlah? Ia malah bersikap acuh tak acuh dan lebih mementingkan 2 gelas minuman dingin dengan rasa berbeda yang ia miliki sekarang. " Dah lah gue pergi aja. ", rajukku.
" EEEEHHHHH MO KEMANAAA??!!! ", katanya seraya menahan sebelah tanganku. " Bercanda doang, sayang. Aku laper, ayok kita makan aja. ", sambungnya lagi.
" Anj lah. Mata gue ternoda sama bucinnya mereka suu. "
Aku bisa mendengar protes yang dilontarkan Nam. Bahkan aku mengingat bagaimana ekspresinya kala aku memeluk Freen tadi. Tapi aku tidak perduli, ia hanya cemburu karena tidak memiliki seseorang untuk di peluk.
Kami kembali ke dalam cafe untuk menikmati makan siang dan lagi'lagi Nam kembali menggodaku, " Lo ngapain duduk disebelah gue anjir?!! Sana duduk samping pacar lo. "
" Waaaaa ini kok gemesh banget! Boleh bawa balik ga? ", aku mengacuhkan Nam karena lebih tertarik dengan kelucuan dari piring serta peralatan makan cafe ini.
" Gausah aneh'aneh. Itu kan property punya orang. ", Freen mengingatkan. " Sini duduk. Dan yang ini pedes, jangan dimakan. ", sambungnya seperti biasa.
Aku hanya mengangguk lalu memutuskan untuk mengambil dipping sauce yang sudah disiapkan. Sepertinya akan enak jika dimakan bersama dengan salmon.
Aku berniat untuk melakukannya perlahan karena tidak ingin menumpahkannya. Namun Freen mengira jika aku tidak bisa membuka penutup plastik yang ada, " Sini biar aku aja. "
" Thankyou. Takut tumpah soalnya. ", sautku.
" Dangdut lo Bec! Tinggal bilang, 'gue kan punya P'Freen, jadi kenapa harus ngelakuin semuanya sendiri?', gitu kan maksud lo? "
Kalian tau kan siapa yang berucap?
" Dah diem. Nih makan salmon dulu aja. ", ujar Freen sambil menyuapi Nam. Aku tau tujuannya untuk membungkam wanita itu, tapi entah mengapa rasanya ia akan menggunakan hal tersebut untuk semakin mengejekku.
" Yeuuuuu, ngiri kan lo?! "
Apa ku bilang?
" Why? She's feed me everytime. ", sautku mantap.
" Thailand, Becky! Thailand! ", seru Nam frustasi.
Aku hanya tertawa sebelum akhirnya melanjutkan makan dengan tenang. Setidaknya untuk sesaat. Karena sepersekian detik kemudian, Nam kembali dengan pertanyaan konyolnya. " Jujur deh, lo pernah cium Becky kan? Nyolong ciuman dia gitu. Yang cepet. Yang ga ketauan. "
Aku menatapnya bingung, sedangkan Freen malah tersenyum geli. Apa maksud senyuman itu?
" Namanya nyolong pasti ga ketauan ga si? ", tukas Chen.
Ngomong'ngomong sejak kapan orang ini ada bersama kami?
" Gaa maksud gue tuh, kek selama ini kan kita liatnya apa'apa selalu Becky yang mulai duluan. Agresif gitu. Ujug'ujug meluk Freen. Ujug'ujug nyium pipi. Ujug'ujug manja'manja, gitu'gitu. Nangkep ga maksud gue? "
Agresif? Tidak. Apa yang kulakukan adalah hal yang biasa, karena diluar lokasi pun aku bersikap seperti itu pada Freen.
" Ga, gapernah gue nyolong ciuman dia. Kalo nyium beneran sih mungkin iya. "
" HAH?!!! ", seru Nam, Chen dan juga aku. Iya aku. Karena aku merasa tidak pernah dicium secara proper oleh Freen Sarocha.
" Maksudnya nanti, di scene. ", sambungnya lagi.
" OOOOHHHHHHHH ", kami bertiga pun mengangguk mengerti.
" Biw, coba tolong liatin tas ada obat flu gak? Keknya gue ketularan Becky deh. ", katanya lagi.
Masuk akal.
Sejak pool scene kemarin, aku jadi kurang enak badan serta selalu merasa dingin. Dan jika aku merasa kedinginan, Freen akan otomatis menjadi selimut pribadi dan terus berada di dekatku. Mungkin itu alasan mengapa dia ikut tertular.
" Emang lo bedua sedeket apa sampe bisa ketularan? Setau gue orang bisa ketularan flu kalo tidur bareng atau — "
" Bisa diem nggak?!! "
Sumpah! Kalau saja tidak memikirkan jarak antar usiaku dan Nam, mungkin saat ini aku sudah membekap mulutnya. Dia selalu saja membuat statement yang mungkin membuat orang lain salah paham.
-
Jika biasanya aku yang menginap di apart Becky, sekarang kebalikannya. Apakah ini kali pertama? Tentu tidak. Saat IDF Kids membocorkan perkara itu, Becky sudah menginap disini untuk kesekian kali.
Kalian tau awal mulanya darimana? Yaa siapa lagi kalau bukan Nam. Saat itu dia merasa lelah untuk pulang, sehingga ia memilih untuk kembali bersamaku. Nam berniat untuk meminjam salah satu kaus untuk tidur dan saat itu lah dia melihat jika aku berbagi lemari dengan Becky. Dan detik itu pula IDF Kids, juga para netizen mengetahui persoalan ini.
" Kamu yakin milih nugasnya disini? Nggak lebih nyaman di apart kamu aja? "
Ia menggeleng. " Lebih deket kesini daripada ke apart. Lagian semua materi yang aku perluin siap kok. Dan besok kamu punya kerjaan deket sini. Jadi kenapa aku harus pulang kesana? "
" Yaa gapapa, yang penting kamu lebih nyaman. Lagian aku bisa anter kamu. "
" Trus kamu harus muter jauh lalu balik kemari? Ofcourse no. Lagian ya idgas no matter where i am. As long as u with me, i'm totally comfort. ", sautnya sambil memeluk pinggangku.
" Okay khaa, okay. ", aku mengalah sambil mengelus kepalanya lembut. " Kamu mandi ga? Kalo iya, biar aku nyalain dulu air angetnya. ", sambungku lagi.
" Bareng? "
" Gak dulu makasih. ", sautku sambil mendorong kepalanya pelan. Ia hanya terkekeh dan mulai kembali sibuk dengan keperluan tugas menugas.
" B, i'm kinda bit hungry. ", kataku sambil melihat isi dalam kulkas.
" U wanna cook? "
" Mm-hmm. ", anggukku.
" Instant noodle, please? "
" A', a! ", sautku sambil menggoyangkan telunjuk ke kiri dan ke kanan. " Kamu terlalu sering makan mie instan. Once in a month "
Ia memutar matanya malas. Sepertinya ia sudah mulai lelah karena terus ku larang ini dan itu. " Jadi kamu mau masak apa? "
" Nasi goreng? "
" The original one please, jangan thai vers. "
" Okey. ", kataku mengiyakan. Sebenarnya nasi goreng thailand memiliki cita rasa yang lebih juara daripada nasi goreng biasa, hanya saja rasa pedas dari Nam Prik Pao membuat Becky tidak begitu menyukainya.
;
" Okay mari kita lihat ada bahan apa saja didalam sini. ", Freen terlihat sibuk melihat isi kulkasnya. Ia mengeluarkan berbagai macam bahan untuk ditunjukkan padaku. Jika ku tolak, ia akan meletakkannya kembali.
" Oh! Cherry tomato! Kapan yaa aku beli ini? Tapi gapapa, soalnya Becky suka. "
Aku terkekeh melihat tingkahnya yang sibuk sendiri. Tentu saja ia tidak ingat kapan membeli tomat itu, karena sejatinya memang tidak pernah ia lakukan. Ditengah jadwalnya yang padat jelas tidak memungkinkan untuk dirinya membeli bahan makanan.
Semua itu tentu saja dilakukan oleh ibunya. Beliau rutin berkunjung setidaknya seminggu sekali untuk mengecek bagaimana kondisi apartment anak semata wayangnya ini.
Jika kalian bertanya bagaimana aku tau, kebetulan aku pernah betemu beliau disini. Saat itu kami berjanji untuk makan malam bersama, namun Freen masih memiliki kegiatan dan belum bisa menjemputku. Akhirnya aku memutuskan untuk naik taksi menuju apartnya.
Tidak berselang lama saat kedatanganku waktu itu, pintu apartnya terbuka. Aku keluar karena mengira itu Freen, namun nyatanya malah tante Nun. Kami berdua sama'sama kaget sebelum akhirnya menertawakan diri masing'masing.
Saat itu beliau mengajakku pergi berbelanja dan tentu saja dengan senang hati aku setuju. Beliau membawaku ke market yang tidak jauh dari apart. Beliau hanya mengambil 1 trolly kecil, katanya itu sudah lebih dari cukup untuk semua keperluan Freen di apartment.
Kami langsung menuju counter belakang tempat semua bahan makanan kering, basah dan beku berada. Beliau mengeluarkan catatan kecil sebelum mengambil berbagai jenis buah untuk dimasukkan kedalam trolly. Dilanjutkan dengan beberapa jenis sayur, daging, ikan serta susu. Saat itu aku bertanya, apakah Freen bisa memakai semua bahan tersebut?
Beliau merespon, Freen akan memasak jika ia memiliki waktu. Beliau bilang, Freen muda menghabiskan banyak waktu bersama sang nenek ketika beliau pergi bekerja.
And here she is. With those two plate of fried rice. " Not so original, huh? ", kataku.
" It's the original one, trust me. I just add extra topping on it. Here, take ur first bite. "
" On what? This fried rice? "
" Kau pikir? "
" Ur lips? "
" Nanti. Ini dulu aja ", ia mulai menyodorkan sesendok nasi goreng yang tentu sudah di tiup lebih dulu.
Senyumku melebar saat nasi goreng itu menyentuh seluruh indra pencecapku. " Enak ga? ", katanya.
Aku mengangguk. Damn! She cooked me incredible meals. She also feed me. Come on, how could u not fallin love with this girl?
;
" Babe! U need to make a brand about this one, Kedai Nasi Goreng Sarocha! Right after kedai uncle Muthu! Let people around the world knows how good Freen's at cooking. "
Becky Armstrong mulai mengaktifkan mode bulenya. Yaaa, setiap kali dia berurusan dengan perkuliahan, bahasanya akan otomatis berubah menjadi Inggris. Lengkap dengan aksen Harry Potter nya yang jujur saja membuatku sedikit kewalahan.
" Ga, gabakal ku jual ini nasi goreng. "
" Why? ", katanya dengan nada sendu. " It is amazing, really. ", sambungnya lagi.
" Kalo ini aku komersilkan, jadinya cuma nasi goreng biasa. Ga special. "
" He? "
" I made it special for u, B. Jadi kalo ku jual, ini bakal sama aja kayak nasi goreng pada umumnya. "
" But its more tastier. "
" Ofcourse! I made it with love. ", sautku sambil memberinya finger heart.
Ia tergelak. Mungkin karena melihat wajah konyolku saat menggodanya.
Aku lanjut menyuapi gadis bule ini agar ia bisa fokus pada tugasnya. She hits different when studying. Rambut yang dibiarkan terurai atau kadang cepol sembarang serta kacamata belajar yang bertengger diantara kedua matanya benar'benar memberi Becky kesan yang berbeda.
Sial! Perasaan aneh ini muncul lagi.
" u okay? "
Aku mengangguki pertanyaan tersebut. " Aku beresin ini dulu. ", sautku sambil membawa pergi piring kotor tadi.
" Okay, aku kelarin ini dikit lagi. Abis itu mandi. "
Aku kembali mengangguk dan membereskan semua hal dapur yang tadi aku tinggalkan. Aku benar'benar fokus pada apa yang ku kerjakan sampai tidak sadar jika Becky tidak lagi ada pada tempatnya.
Aroma kakao menguar begitu kuat diseluruh penjuru ruangan. Aku menoleh menemukan Becky sudah berganti baju dengan handuk yang masih membalut rambutnya, " Ini aku yang kelamaan beberes, apa kamu yang kecepatan mandi? "
" Lebih ke yang pertama sih yaa kayaknyaa. "
Aku meletakkan lap yang sedari tadi ku pegang lalu menghampirinya ke ruang tengah, " Udah gitu nugasnya? "
Ia mengangguk, " Udah nugas, udah mandi, udah makan. Tinggal tidur aja ini kayaknya. "
Gantian aku mengangguk, " Kalo gitu gantian aku yang mandi. "
Aku hendak beranjak sebelum akhirnya mendengar pintu apart terbuka, memunculkan sesosok wajah yang begitu aku rindukan beberapa minggu belakangan. Aku spontan berlari kearahnya dan memeluk dengan erat, " I miss u so much, mom! "
Beliau terkekeh dan balas memeluk. " Aduh anak mama yang cantik. ", katanya mencium pucuk kepalaku. " Eh ada Becky juga. ", sambungnya.
" Hallo, tante. ", sapa Becky ramah.
" Ma, mama mau makan ga? Tadi Freen masak nasi goreng. "
Beliau menggeleng. " Mama buru'buru. Mampir kesini cuma buat nganterin ini aja. Om kamu tadi barusan panen. ", ujarnya sambil mengangkat sekantung buah naga.
" Ok, tunggu bentar. Freen bungkusin nasi gorengnya. ", aku segera bergegas mencari kotak makan yang ku letakkan di laci. Kemudian memasukkan semua sisa nasi goreng yang rencananya akan ku jadikan menu sarapan esok hari.
" Nih, mama harus cobain nasi goreng bikinan Freen. ", ucapku bangga.
" Pasti sayang, pasti mama cobain. Nanti mama kasih icip nenek juga. ", kata beliau terkekeh. " Oiya Bec, kamu jangan sering'sering kesini sendirian. Takutnya di macem'macemin sama Freen. ", sambungnya lagi.
" MOM! ", seruku tidak terima. " Aku ga gitu ya! ", sambungku lagi.
Beliau dan Becky hanya terkekeh geli. Aku pamit keluar untuk mengantarkan mama sampai parkiran. Aku kembali memeluk beliau untuk kesekian kalinya, " Nanti kalo Freen ga sibuk, Freen pulang. "
" Gapapa sayang, mama ngerti kok. Kamu jaga kesehatan ya, istirahat yang cukup, konsumsi vitamin dan makan teratur juga. ", pesan Beliau.
Aku mengangguk. " Oh dan juga, jangan macem'macemin Becky. Masih kecil, kasian. Nanti kalo gedean dikit, gapapa. "
" MAKSUD??!!! "
Beliau tidak merespon apapun hingga akhirnya pergi melaju. Aku masih memikirkan ucapan mama barusan, apakah jika Becky sudah besar aku boleh macam'macam?
Oh Freen, tidak! Hentikan pikiran kotormu sekarang juga!
Private, Not Secret
MenolakBubar • 2023
Pesan dari yang nulis :
Maaf kali ini updatenya lebih lama dari biasa. RL benar'benar hectic saat Ramadhan. Berkah lebih tepatnya. Terima kasih sudah mengerti, sampai jumpa lagi nanti