"Memangnya kenapa Daddy?"
"Kaca itu bukan kaca biasa, Jika dia pecah maka hal yang buruk akan terjadi"
Jimin memiringkan kepalanya lalu mendekati Taehyung, dia berpegangan pada pundak Taehyung agar tidak terjatuh karena kakinya tidak bisa menapak lantai. Taehyung memegangi pinggang Jimin untuk menahan tubuhnya.
"Daddy tampak khawatir" Jimin menatap wajah suaminya yang terlihat cemas.
"Aku khawatir jika hal yang buruk menimpamu" Ucapnya sambil menatap Jimin, dia mengangkat tubuh istrinya dan menggendongnya ke bawah untuk makan.
"Aku aman kok, kan ada Daddy" Taehyung terkekeh lalu mendudukan istrinya di kursi meja makan.
Taehyung sempat menjeda makanya dan melamun, masalah yang akan datang apakah sangat besar dan dia berdoa semoga itu tidak terjadi. Yang pasti sekarang dia harus menjaga Jimin ekstra dan membuatnya benar-benar aman.
Yang perlu dia lakukan untuk sementara ini hanya selalu bersama Jimin, jika dalam satu minggu kedepan Jimin aman maka seharusnya tidak ada masalah lagi. Jimin menyentuh tangan Taehyung yang terdiam di meja sedari tadi.
Pria itu terus melamun dan sama sekali tak menyendok makanannya. Jimin menjadi sedikit khawatir nantinya Taehyung akan semakin gelisah hingga harus melupakan kesehatannya. Itu kebiasaan Taehyung yang sangat tidak Jimin sukai.
Jika sudah menyangkut tentang Jimin, maka Taehyung mulai membuat kebiasaan yang membuatnya lupa akan dirinya sendiri. Makan tidak teratur dan jarang tidur, itu malah membuat Jimin sedikit takut nantinya Taehyung akan mengalami drop yang parah karena kelelahan.
"Daddy tidak nafsu makan ya? Kalau begitu ayo ajak aku ke taman, tapi Daddy makan dulu" Taehyung yang tersadar dari lamunannya pun tersenyum dan melanjutkan makannya sebelum mengantar Jimin ke taman sesuai keinginannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari belakangan sore menjadi sangat cerah dan itu sedikit panas menurut Jimin, Karena itu dia lebih memilih duduk di bangku taman di bawah pohon yang rindang sambil menunggu kedatangan suaminya.
Beberapa saat yang lalu dia meminta Taehyung agar membelikan catton candy yang ada di dekat pohon yang bersebrangan dengannya. Taehyung segera pergi untuk membelikannya sambil mengawasi Jimin dari kejauhan, terlihat istrinya sedang bermain dengan beberapa kelinci yang berkeliaran di sekitar taman.
Taehyung kembali dengan membawa catton candy di tangannya, dia mendatangi Jimin yang sedang memangku kelinci dan mengelusnya dan....Alpha itu cemburu.
Ya, Taehyung cemburu dengan kelinci yang berada di pangkuan Jimin dan sedang tertidur dengan nyaman di sana. Taehyung mengusir kelinci itu setelah memberikan catton candynya sehingga mendapat pukulan dari Jimin di lengannya.
"Daddy ih! kelinci!" Jimin memberikan kembali catton candynya dan mengejar kelinci itu.
Taehyung memandang kesal pada kelinci itu yang mendapat perhatian lebih dari istrinya, kenapa dia harus melawan kelinci yang sangat lucu dan menggemaskan itu (bagi Jimin).
"Kelinci setan" Ucap Taehyung sedikit berbisik.
Jimin masih berjongkok di tempat kelinci dengan pengawasan Taehyung, hingga mata Taehyung sendiri beberapa kali menangkap hal yang janggal di sekitar Jimin.
Dan firasat buruknya mulai semakin bisa di yakinkan dengan adanya beberapa orang yang memakai topi serta masker yang mengelilingi Jimin, berpencar namun dapat di tangkap dengan netra Taehyung bahwa mereka sedang mengepung Jimin dari segala arah.
Taehyung mendatangi Jimin dengan tenang seolah tak terjadi apapun agar beberapa orang di sana tidak menyadari pergerakannya. Namun, satu orang sudah di belakang Taehyung dengan tongkat besi.
"DADDY DI BELAKANG! AAAAAAAAA!!"
Setelah Jimin berteriak dan bersamaan dengan Taehyung yang menoleh ke belakang, orang itu memukul wajah Taehyung dengan tongkat besi hingga membuatnya terhuyung dan jatuh ke tanah begitu saja. Jimin mendatangi suaminya dan mencoba mengangkat tubuh Taehyung.
"Lari! sekarang ke mobil! cepat!"
"Tapi— tapi Daddy"
"Aku bilang cepat lari!" Taehyung meyakinkannya agar dia lari terlebih dulu ke mobil. Dengan sedikit paksaan dan Jimin yang mulai terkepung, dia berlari sekuat tenaga menuju mobil.
Belum sampai di mobil dia sudah di hadang empat orang yang mengepungnya dari segala arah. Satu orang melayangkan tongkatnya dengan tinggi ke atas, dan belum memukul Jimin tongkatnya sudah di tahan oleh Taehyung dengan tongkat besi di tangannya.
"Bagaimana dengan one by one? huh? pengecut!" Taehyung mengambil tongkat di tangan orang itu dan memukul kedua tongkat itu bersamaan pada kepalanya.
Taehyung memberikan kedua tongkatnya pada Jimin lalu mengangkat Jimin sedikit tinggi dari tubuhnya, dia memutar Jimin yang sudah memegang tongkat besi itu dengan kuat hingga membuat ketiga orang di sana saling berbenturan dan Jatuh.
"Dengar, sekarang pergi ke mobil aku di belakangmu"
"Tidak! kita harus ke mobil bersama! ayo!"
"Dengarkan aku Kim Jimin, jika kita masuk bersamaan ke mobil maka bisa saja mereka menghancurkan mobil kita dan sebelum itu cepat! LARI!" Jimin kembali berlari mendatangi mobilnya dan segera memasuki kursi belakang yang sedikit sulit di jangakau.
Taehyung masih dengan pertahanannya meski kini tubuhnya hampir tak kuat menahan lukanya sendiri, dia melayangkan pukulan terus menerus. Hingga yang terakhir dia sudah terjatuh ke tanah dengan telentang dan mencoba mengatur nafasnya.
Taehyung menatap mobilnya yang di perkirakan sudah aman, salah. Masih ada satu orang yang berada di sana dan hampir memecahkan jendela kaca mobilnya. Dengan tenaga yang tersisa, dia berlari sekencang mungkin menuju mobilnya dengan membawa pistol yang sudah diisi beberapa peluru.
Di sisi lain, Jimin sudah mengungkung tubuhnya sendiri dan mencoba melindungi dirinya dengan menekuk kakinya dan menunduk di belakang mobil sampai dirinya mendengar suara
*DORR!
Dan setelah mengangkat kepalanya orang itu sudah jatuh dengan kepalanya yang bercucuran darah mengotori mobilnya, Taehyung tampak di belakangnya dan memegang pistol yang masih di tangannya dengan dada yang memburu dia menjatuhkan pistolnya dan membuka pintu mobil.
Memperlihatkan Jimin yang tadinya beringsut di ujung mobil hingga mendatanginya dan langsung memeluknya. Jimin mengusap darah yang keluar dari hidung dan sudut bibir Taehyung dengan lengan bajunya.
"Daddy terluka, banyak luka" Jimin memperhatikan seluruh tubuh Taehyung yang di penuhi darah dengan baju yang sudah robek dan menyisakan dada telanjangnya.
Taehyung menangkup pipi Jimin dan melihat seluruh wajah dan tubuh Jimin untuk memastikan tak ada luka di sana.
"Tidak terluka kan? syukurlah" Taehyung memeluk pinggang ramping Jimin dan menjatuhkan tongkatnya ke bawah.
"Aku tidak terluka, t—tapi Daddy terluka hiks" Taehyung mengusap pipi Jimin yang sudah di penuhi dengan air mata lalu membawanya masuk ke mobil dan pulang sebelum polisi datang dan membawa mereka semua.
Taehyung mengambil gawainya dan menelfon seseorang.
"Chanyeol kau berjaga di sekitar taman kan? Cepat ke taman! ada beberapa pengganggu yang mengganggu ketenangan pengunjung, tenang saja kau tidak perlu mengejar mereka karena semuamya tergeletak di tanah jadi cepatlah datang" Setelahnya, mobil Taehyung pergi meninggalkan taman dan menutup telfonnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa harus selalu di penuhi luka?"
"Dari sebelum kamu datang di kehidupanku juga, aku sudah di penuhi luka sayang" Jimin sedang membersihkan luka-luka di tubuh Taehyung yang bertambah.
"Daddy jangan terlibat perkelahian lagi" Jimin mendekat dan berbaring berbantal lengan Taehyung.
"Jika bukan karena berurusan denganmu aku tidak akan melakukannya" Taehyung memiringkan tubuhnya dan memeluk Jimin sambil menenggelamkan wajahnya di pundak Jimin.
"Aku selalu membuat masalah" Ucapnya sambil memainkan bisep Taehyung dan mencurutkan bibirnya.
"Jangan bicara begitu, itu sudah tanggung jawabku melindungimu"
"Kakimu sudah lebih baik?" Tanya Taehyung mengangkat kepalanya sambil membuka matanya dan menatap Jimin.
"Iya, tapi karena berlari tadi jadi sedikit sakit" Taehyung bangun dari pembaringannya dan menarik kaki Jimin lalu membuka kaos kaki yang di pakai Jimin.
"Kalau begitu beberapa hari ini kamu di rumah saja" Jimin menggeleng ribut kembali mencurutkan bibirnya.
"Aku mau Mintae menginap di rumah ibu agar aku bisa jalan-jalan dengan Daddy"
Jimin bangun dan menatap Taehyung yang masih sibuk melihat luka di kakinya. Jimin kembali merebahkan dirinya dan mengambil ponsel suaminya.
"Dad..."
"Hm?" Taehyung menaiki tubuh Jimin dan tidur diatasnya dengan berbantalkan perut Jimin.
"eum...Daddy menerima sekretaris baru?" Taehyung mengangguk pelan.
"Ah..sejak kapan?"
"Beberapa hari lalu sayang" Suaranya sedikit teredam perut Jimin.
"Daddy mengerjaiku lagi ya? sudah cukup kejutannya Daddy" Taehyung mengangkat kepalanya lalu menatap Jimin.
"Aku tidak mengerjaimu"
"Lalu kenapa sekretaris Daddy mengirim pesan dan memanggil Daddy dengan sebutan sayang?"
"Aku tidak tau, aku tidak pernah meresponnya" Taehyung kembali meletakan kepalanya di perut Jimin, dan mengambil tangan istrinya agar Jimin mengelus kepalanya.
"Ck! mengganggu! notifnya terus muncul"
"Hapus saja sayang atau bisukan" Jimin menutup pesan-pesan yang muncul dan menghapusnya, lalu kembali memainkan rambut Taehyung.
"Mereka ini bekerja atau mencari selingkuhan sih!" Jimin mulai kesal dengan notifikasi yang tak ada habisnya muncul.
"Maksudmu? aku tidak selingkuh sayang" Jimin menoleh pada Taehyung dan menatapnya dengan alis yang bertaut.
"Aku kan tidak membicarakan Daddy, apa Daddy merasa kalau Daddy selingkuh? berarti...."
"Tidak, sungguh aku tidak selingkuh"
"Lalu kenapa Daddy terus mencoba mengelak? nada bicara Daddy juga seolah melarangku curiga"
"Aku tidak selingkuh..." Taehyung menduselkan kepalanya di perut Jimin dan memeluk istrinya erat.
Jimin bisa mendengar isakan kecil yang muncul dari suara Taehyung yang teredam di perutnya. Jimin mencoba menarik wajah Taehyung yang sembunyi di perutnya namun Taehyung terus menahan wajahnya agar tetap di perut Jimin.
"Dad? Daddy menangis?" Jimin terduduk lalu mengangkat wajah Taehyung, dan dapat dilihat Taehyung benar benar menangis di pelukannya.
"Aku tidak selingkuh..." Ucapnya pelan dan kembali memeluk istrinya sambil meletakan kepalanya di pundak Jimin.
"Daddy, aku hanya bercanda! Daddy benar-benar menangis? Dad? Iya iya Daddy aku percanya tadi cuma bercanda"
Jimin tertawa lalu mengelus kepala suaminya dan kembali berbaring, membiarkan Taehyung berada di atasnya dan memeluknya. Sejujurnya dia juga sangat nyaman dengan posisi ini, karena pelukan Taehyung itu hangat dan sangat hangat.
Tapi mau seperti apapun posisinya sepertinya Jimin tetap menyukainya, karena dia hanya suka Taehyung yang memeluknya dan akan tetap begitu.