Adhiyaksa Family [END]

By ensitiespa22

53.1K 6.3K 346

Tuan putri Adhiyaksa yang memiliki 7 pangeran tampan. Namun itu tidak sama dengan kenyataan nya. Yang terliha... More

Prolog
Cast
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two
Forty Three
Forty Four
Forty Five
Bukan Update
Forty Six
Forty Eight
Forty Nine
Fifty
Fifty One
Fifty Two
Fifty Three
Fifty Four
Fifty Five
About Us #1
About Us #2
About Us #3
About Us #4
Fifty Six
Fifty Seven
Fifty Eight
HALOO!
YANG DITUNGGU!

Forty Seven

653 96 3
By ensitiespa22

Kak Ara: pesan ini telah dihapus

Noelle mengucek pelan mata sembab nya. Dia baru saja membuka ponsel dan melihat pesan yang Clara kirim beberapa jam lalu namun sudah dihapus. Mungkin salah kirim jadi Noelle tidak terlalu memikirkan nya. Sejak kepergian Marvin siang tadi, Marvin belum pulang sampai sekarang. Kirana juga sudah menceritakan kejadian tadi kepada yang lain. Respon yang lain sama, mereka marah namun tidak semarah Marvin.

Noelle menumpukan kepala nya di atas bantal, anjing kecil itu menjadi objek pikiran nya sekarang. Tadi dia dengar Devan berteriak memarahi Dodo yang bersembunyi entah dimana. Ingin memperingati, malah mendapat tatapan tajam. Noelle sangat tau Kakak nya satu itu sangat menyayangi Dodo lebih dari apapun. Tetapi demi dirinya anjing itu di bentak-bentak, Noelle tidak suka. Lagian Dodo tidak ada salahnya sama sekali, itu mau dirinya sendiri kan.

Sungguh kepala nya pusing, mata nya perih dan tenggorokan nya kering. Mengurung diri di kamar berjam-jam membuat dirinya tersiksa sendiri. Dia juga belum makan malam, alasan tadi ingin menunggu Marvin. Namun dini hari seperti sekarang, Noelle juga belum melihat mobil Marvin terparkir di halaman rumah.

Noelle belum bisa tertidur. Tepatnya tidak bisa. Dia sudah meminta maaf dengan yang lain, namun dia sangat ingin bertemu Marvin. Noelle bisa mengerti dan paham bagaimana posisi Marvin saat itu. Jika dirinya ada di posisi Marvin sepertinya dia akan melakukan hal yang sama.

Noelle berharap semoga hal ini tidak terdengar sampai ke telinga Abangnya atau keluarga nya yang lain. Sudah dia katakan sebelumnya, dia tidak ingin membuat orang lain khawatir. Kejadian tadi murni ketidak sengajaan, jadi tidak perlu di besar-besarkan.

"Noly tolong buka pintunya, ini Kakak"

Noelle segera beranjak dari tempat tidur setelah mendengar suara Javas. Dia membuka pintu dengan pelan-pelan dan memperlihatkan sedikit wajahnya.

Javas tersenyum tipis. "Belum tidur ya?"

Noelle menggeleng.

"Kakak mau ngomong bentar, boleh gak?"

Noelle membuka pintu nya sedikit lebih lebar. Masa bodoh dengan mata sembab nya.

"Ikut Kakak ya?"

Setelah mengganti baju sesuai arahan Javas, memakai baju yang tebal dan tertutup. Noelle ikut saja saat mobil Javas membawa dirinya entah kemana. Hingga mobil itu berhenti di suatu club.

Ketika turun dari mobil, Javas langsung merangkul nya begitu erat sangat menjaga dirinya. Ketika masuk ke dalam, suara berisik mulai terdengar. Dia sangat tidak menyukai itu. Aroma yang tidak enak juga membuat kepala nya yang pusing menjadi lebih pusing.

"Liat itu, Kata temen Kakak dia nyebut nama kamu terus mau minta maaf. Dia gak mau pulang sebelum Noly maafin Kak Marvin katanya"

Bahu Noelle melemas. Di dekat meja bar ada seseorang yang dia tunggu-tunggu untuk pulang dari tadi. Di dekatnya banyak sekali gelas minuman beralkohol. Dia bahkan menaruh kepala nya di atas meja bar. Saat Noelle dan Javas mendekat, suara maaf terus terdengar.

"Maaf Noly, maaf. Maafin Kakak. Kakak gak bermaksud marahin kamu. Maaf, maafin Kakak. Maaf...."

Kak Marvin pergi ke tempat seperti ini hanya karena merasa bersalah pada dirinya? Karena dirinya?.

Tidak peduli lagi, Noelle langsung memeluk Marvin. Dia mengeratkan pelukan nya dan membantu Marvin berdiri. Javas juga membantu menahan tubuh keduanya disaat kedua nya hampir terjatuh.

"Kak ayo pulang, ayo Kak"

"Noly?"

"Iya Kak ini aku. Ayo kita pulang" air matanya sudah tergenang

"Maaf ya..." ujarnya lirih

Adhiyaksa Family

"Lagian lo sih Kak! Gak biasa minum gitu malah minum banyak banget! Javas aja yang pemabok gak sampe segitu---"

Bug...

"Mulut lo Gal" desis Javas tajam

Marvin masih memejamkan matanya tidak peduli pertengkaran dua orang itu. Kepala nya benar-benar sakit dia bahkan tidak bekerja hari ini. Papa nya tadi menelpon dan si pengadu Galih langsung bilang.

"Kak Marvin mabok semalem Pa, nganeh memang katanya mau coba-coba"

Alhasil dia di ocehi Papanya sepagian ini. Beberapa menit lalu baru selesai panggilan telepon itu. Tunggu saja, sebentar lagi Mama nya pasti akan menelpon juga. Papa nya itu memegang prinsip, jika Papa tau maka Mama harus tau juga. Dasar bucin.

"Lo kalau mau marah temuin gue Kak, anggep aja gue musuh lo. Lo boleh pukul gue, gue bakal bantuin lo ngelepasin emosi lo" kata Javas

"Bener tuh! Ini malah ke club, mau join circle kita apa Kak?" Devan menaikkan alisnya bergantian

Satu lemparan bantal mendarat di wajah tampan itu. "Gak ada circle pemabok lagi, apa jangan-jangan kalian masih sering kesana ya?!"

"Ngadi-ngadi lo Raf! Gak ada! Kami udah lama pensiun!" balas Galih tidak terima

Javas duduk di sofa sebelah Rafa dan memainkan ponsel nya. "Gue gak munafik, gue masih minum walau gak sesering dulu. Itu juga yang rendah alkohol nya"

"Gue enggak ya Kak! Suer!" Devan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah nya peace

"Saat itu gue gak tau mau kemana. Rasanya nyesel banget, gue marahin semua orang dirumah. Noly gue bentak, Kirana juga gue bentak, orang-orang yang niatnya bantu Noly malah gue marahin. Gue nyakitin banyak orang dengan kata-kata gue, rasanya gak enak banget. Gue malu ketemu mereka. Gue---"

Rafael menepuk bahu Marvin menahan laki-laki itu melanjutkan ucapan nya. "Udah Kak, gue tau kalau di posisi lo saat itu gimana. Pasti panik dan kaget banget, tapi jangan nyalahin diri lo Kak. Lo sebenernya gak salah, yang lo lakuin itu karena lo sayang dan khawatir sama Noly. Tapi, karna terlanjur emosi ya jadi gitu"

"Tapi tetep aja gak enak, apalagi sama mereka yang niat nya bantu Noly. Gue udah gak sopan"

Javas menghela pelan. "Kalau lo ngerasa gak enak, lo minta maaf aja sama mereka. Sebenernya mereka juga ngerti. Coba kemarin yang dateng bukan lo, gue misalnya. Mungkin yang gue lakuin bakal lebih lagi dari lo Kak"

Adhiyaksa Family

"Kak aku minta maaf. Maaf sudah bikin Kakak khawatir. Maaf juga aku nyela omongan Kakak saat itu. Maaf Kak"

"Kakak yang minta maaf. Maaf karna Kakak udah bentak kamu. Maaf ya"

Marvin menarik Noelle ke dalam pelukan nya. Noelle mengelus punggung Marvin pelan.

"Kedepan nya kamu harus lebih hati-hati, jangan ceroboh. Kamu tau sendiri Dodo itu memang suka usil, dia memang suka manjat pohon, tapi dia bisa juga selamatin diri dia sendiri. Tanpa kamu bantu sebenernya dia bisa, ya Kakak tau kamu takut ngeliat hewan kecil kayak Dodo di pohon setinggi itu. Tapi Noly, dengan kamu berdiri disana, kamu sudah bahayain diri kamu. Kamu sadar kan itu tinggi banget? Kalau jatuh gimana? Kalau luka gimana? Untungnya Kakak pulang saat itu, kalau Kakak gak pulang ya pasti kamu milih lompat ke bawah kan? Tapi jatuh di kasur dari ketinggian kayak gitu badan kamu pasti sakit. Katanya kamu gak mau bikin kami khawatir lagi? Tapi kemarin baru aja kejadian, jadi satu pesan Kakak. Jaga diri kamu, karena gak setiap saat ada penolong buat nyelamatin kamu--"

Noelle hanya mengangguk-angguk saja. Marvin itu persis dengan Papa nya, Arseno. Lembut dan hangat namun jika serius benar-benar menakutkan. Sama seperti Arseno yang di hormati Adik-adiknya, Marvin juga sama, jika ada pertengkaran di antara sepupu-sepupu nya, hanya Marvin yang bisa melerai pertengkaran itu.

Apalagi pertengkaran saat mereka menginjak usia remaja dulu. Pertengkaran yang tidak ada habis-habisnya, antara dirinya dengan yang lain. Antara Nathan dengan yang lain. Tapi lebih banyak dirinya yang bertengkar dengan yang lain. Jika mengingat kejadian dulu, sebenarnya Noelle itu gadis remaja yang keras kepala, cerewet dan nakal. Sebelas dua belas dengan sepupu nya yang lain.

Jadi mereka sama-sama salah dalam pertengkaran itu.

Dan pertengkaran yang sangat sering terjadi itu antara Noelle dan circle tahta tertinggi cucu Adhiyaksa---yang isinya Javas, Galih, Devan dan Jegas. Pokoknya Noelle itu benci sekali dengan 4 orang ini sebelumnya, tetapi sekarang tidak lagi, sekarang Noelle sangat menyayangi mereka. Sangat...

Di pandangan Noelle untuk Marvin dulu yaitu laki-laki yang sok baik karena ingin mendapat pujian keluarga nya. Noelle pikir Marvin itu hanya bersikap baik agar keluarga tau bahwa sebagai yang tertua, Marvin itu sangat menyayangi semua Adik-adiknya, intinya ada tujuan sesuatu. Mungkin---semacam warisan?.

Rafael, menurut Noelle dulu laki-laki itu pemarah dan menyebalkan jika dengan yang lain. Namun jika dengan dirinya sangat lembut dan hangat. Kayak...why? Lo sengaja mau baik-baik sama gue ya?.

Javas, bagi Noelle dulu. Javas itu sangat sombong dan angkuh. Benar-benar bisa membuat dirinya naik pitam walau hanya menatap wajah nya. Jika dia menyeringai, rasanya Noelle ingin memukul wajahnya.

Selanjutnya Galih, pandangan Noelle pada Galih dulu adalah manusia yang penuh tipu muslihat. Dia sering menyindir orang melalui lelucon nya. Sering bertingkah aneh dan sangat menyebalkan. Di awal memuji lalu di akhir menghina.

Devan, dulu bagi Noelle Devan itu si paling dari semua nya. Sering sekali adu mulut dengan dirinya, Devan itu tidak suka dibantah sedangkan dulu Noelle suka membantah ucapan nya. Jika Noelle melakukan masalah kecil, pasti Devan yang membesar-besarkan nya. Sehingga bisa di bilang, Devan itu biang dari amarah nya.

Dan Jegas, Jegas itu kebanyakan diam dari yang lain, dan itu yang bikin Noelle kesel setengah mati---apa guna nya mulut lo kalau lo diem gini?. Jika ada pertengkaran, dia hanya berdiri memperhatikan. Namun jika sekali bicara, walau cuma dua atau tiga kata omongan nya nyelekit banget.

"Ngerti?"

Noelle membulatkan matanya. Marvin bilang apa ya? Dia hanya mengingat ucapan Marvin sampai---eh sampai mana?.

"I-iya Kak"

"Nice"

Ponsel Marvin berbunyi. Marvin meminta bantuan Noelle untuk mengambil ponsel nya yang berada di atas meja. Tadi Galih memainkan nya sehingga di taruh asal oleh laki-laki itu.

"Siapa?"

"Papa Kak"

"Coba angkat dulu, bilang tunggu bentar, kayaknya mau nanyain berkas. Kakak cari dulu berkas nya"

Marvin beranjak dari tempat tidur dan membuka laci yang berisi banyak sekali berkas dengan berbagai warna map. Noelle mengangguk lalu mengangkat panggilan itu, dia sengaja meloud speaker kan panggilan itu.

"Pa--"

"Kamu kenapa Papa chat gak dibaca Kak? Kamu udah enakan kan? Papa sama Galih kan kerja, Mama kamu ini mau minta nemenin kerumah nya Arki buat ketemu Jeje, dia gak mau sendiri maunya di temenin. Jadi temenin ya Kak?"

Berkas yang Marvin pegang terjatuh. Marvin menoleh panik, tangan nya mengepal saat gadis yang berdiri beberapa meter di hadapan nya mulai berkaca-kaca dan tersenyum tipis.

"Kak? Intinya kamu denger kan? Selanjutnya tanya Mama aja, udah ya Papa tutup, dah"

Sambungan diputuskan.

"Kenapa kalian gak ngasih tau aku kalau Jeje udah pulang?"

Continue Reading

You'll Also Like

Istri Kedua By safara

General Fiction

301K 10.1K 42
nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

154K 21K 53
hanya fiksi! baca aja kalo mau
Balance Shee(i)t By Raa

General Fiction

80.7K 6.8K 46
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...
43.6K 5.7K 29
Namanya Abriagi sering di panggil Agi. Anak berusia empat belas tahun, masih tergolong anak-anak karena belum menginjak remaja. Hidup Agi itu keras s...