Mereka berhenti di sebuah gedung sekolah untuk beristirahat karna mereka sudah sangat kelelahan
(Name) duduk dibelakang Bora dengan Soocheol yang mengeringkan rambutnya
" (Name) ya, bisa kau bercerita sekarang?" Ucap Yoojung lembut membuat (name) menoleh ke arahnya
" Aku membunuhnya" Ucap (name) membuat yang lainnya sedikit terkejut
" Bisa kau jelaskan agar kami tahu?" Ucap Yeonju membuat (name) menunduk
" Kau tidak akan membunuhnya tanpa alasan kan?" Ucap Heerak membuat (name) mendongak dan menatap kosong langit - langit kelas
" Seperti yang kalian tahu, aku pergi untuk mencari Soyeon eonnie, karna Jangsoo bilang dia terakhir kali bertemu dengannya di pinggir pantai jadi aku mencarinya kesana" (Name) menghela nafas lemah lalu menunduk
" Tapi aku melihat pemandangan menjijikan" (Name) beralih menatap Soyeon
" Dia... Melakukan hal menjijikan pada Soyeon eonnie" Lanjut (name)
" Apa? " Ucap Bora sembari menatap (name)
" Bajingan itu" Umpat Ilha
" Soyeon ah gwenchana " Ucap Yoojung sembari membawa Soyeon yang terlihat syok kedalam pelukannya
" Dia ingin membunuhku karna takut aku mengatakan ini pada kalian. Kami saling menodongkan senapan"
" Dia menembakmu lebih dulu? " Ucap Taeman membuat (name) mengangguk
" Aish shibal! " Umpat Taeman sembari memukul mejanya
" Aku masih bisa menghindar sehingga peluru itu hanya mengenai bahuku dan aku... Langsung menembaknya tepat dikepala sedetik setelah dia menembakku"
" Pada akhirnya.. Manusia memang lebih berbahaya dari bola itu" Ucap (name) lalu tertawa miris
Hening, tidak ada yang bersuara, hanya terdengar suara isak tangis Soyeon yg berada di pelukan Yoojung
" Kenapa kita masuk ke kelas 12-2 ? " Ucap Soyoon membuat atensi tertuju padanya lalu menatap kelas
" Ide siapa itu? " Lanjutnya
" Kamu benar" Ucap Soonyi
" Aku baru sadar kita duduk di kursi kita seperti biasa" Lanjut Soonyi sembari menatap sekeliling
" Benar, aku memilih tempat tanpa berpikir " Ucap Taeman
" Kebiasaan (name) setiap pagi, duduk dikursi Ilha sebelum pemiliknya datang" Ucap Yoojung sembari tersenyum
" Tapi aku lebih sering duduk di bangku Wootaek-ie" Ucap (name) sembari menatap meja disamping kirinya(?)
" Saat datang dia akan langsung duduk di meja dan mengajakku mengobrol" Lanjut (name) sembari menunduk
Ilha menghampiri (name) lalu mengelus kepala sang gadis
" Inhye biasa duduk di sampingku" Ucap Nara sembari menoleh ke arah samping kanannya
" Younghoon duduk disini" Ucap Youngshin
" Duduk - duduk seperti ini membuat kita merasa seperti disekolah" Ucap Soyoon
" Aku ingin kembali "
" Benar, andai aku bisa kembali ke masa lalu" Ucap Joonhee
" Aku juga " Ucap Taeman
" Kalau begitu, aku akan membuat mesin waktu" Ucap Deokjoong dgn wajah tengilnya membuat yang lain tertawa
" Apa? "
" Siapa kamu? "
" Pertama aku harus masuk KAIST. Universitas nasional Seoul? Itu akan lebih baik" Ucap Deokjoong
" Ya, memangnya berapa nilaimu? " Ucap (name)
" Bisakah jangan membicarakan nilai dulu?" Ucap Deokjoong dgn wajah suram membuat (name) terkekeh
" Aku akan membawa itu untuk kembali ke masa lalu dan mencegah orang tuaku menandatangani formulir" Ucap Soonyi
" Aku juga. Tidak akan pernah" Ucap Joonhee
" Tidak akan pernah"
" Aku akan tetap menandatangani nya" Ucap (name)
" Wae? " Ucap Yeonju membuat (name) tersenyum
" Aku tidak bisa melakukan apapun jika tidak mengikuti pelatihan dan hanya bisa berharap pada para bajingan itu" Ucap (name)
" Kau benar " Ucap Soocheol
" Hahh.. Bola - bola itu... Darimana asalnya? " Ucap Taeman
" Aku berharap benar - benar bisa kmbali ke masa lalu, aku akan memberitahu ayahku untuk menyelidiki dan menghancurkan bola - bola itu" Ucap (name)
" Teman - teman, apa yang akan kalian lakukan saat pulang? " Ucap Youngshin
" Hal pertama yang akan ku lakukan adalah berendam air panas dan membasuh diriku secara menyeluruh, aku akan merasa bersih dan segar" Ucap Bora
" Aku yakin semua kotoran akan menyumbat saluran pembuanganmu" Ejek Deokjoong
" Punyamu akan lebih buruk, kamu bahkan bisa membuat penghapus dengannya" Ucap Bora membuat yang lain tertawa dan Deokjoong yang mencium bau tubuhnya
" Kurasa, saat aku pulang, aku akan melupakan semuanya lalu tidur" Ucap Joonhee
" Aku akan memperlakukan orang tuaku dgn lebih baik tanpa terlalu kesal" Ucap Yeonju
" Aku juga" Ucap Hana membuat seluruh atensi tertuju padanya
" Aku selalu dimarahi karna karna banyak menggunakan ponselku, kini aku sadar aku bisa hidup tanpa ponsel" Lanjutnya
" Tetap saja, sekarang kau bisa hidup tanpa ponsel karna kita memang tidak memilikinya, tapi jika ponsel itu ada didepan mata memangnya kau tahan?" Ucap (name) sembari terkekeh
" Bnar juga" Ucap Hana
" Apa yang akan kau lakukan? " Ucap Youngshin pada (name)
" Aku akan pergi ke rumah sakit karna bahuku perlu perawatan" Ucap (name)
" Oh, waktunya menyuntikkan pereda nyeri" Ucap Yeonju membuat wajah (name) berubah memelas
" Aku benar - benar benci jarum suntik " Ucap (name) sembari mengalihkan pandangan nya
" Luka tembak itu lebih sakit dari ini" Ucap Yeonju sembari bersiap menyuntikan cairannya
" Tapi itu menambah sakit-akh! " Pekik (name) saat jarum suntik menembus kulitnya
" Terlihat seperti anak SD saat mendapat vaksin" Ucap Soyeon
" Sudah selesai" Ucap Ilha sembari mengelus rambut (name)
" Kita membicarakan tentang pulang... Tapi bukannya Seoul masih jauh? Aku berharap ada pintu kemana saja milik doraemon" Ucap (name) sembari menempelkan pipinya dimeja
" Bukankah memiliki kantong ajaib doraemon lebih baik?" Ucap Taeman
" Ah! Benar juga, bukankah dia punya alat untuk kembali ke masa lalu? " Ucap (name) antusias
" Ya kan? Di dalam sana banyak barang berguna!" Ucap Taeman
" Ya, kalian pikir doraemon bisa nyata?" Ucap Yoojung membuat keduanya merengut
" Youngsoo... "
" Kenapa kau mendadak menyebut nama bajingan itu?" Ucap Ilha pada (name)
" Dia tidak salah! " Ucap (name) membuat atensi tertuju padanya
" Maksudku.. Dia hanya ingin memiliki masa depan yang berbeda dari orang tuanya.. Tapi itu malah membuatnya gila" Ucap (name) sembari menunduk
" Aku tau kau merasa bersalah, tapi lihat dari sisi lain, jika kau tidak melakukannya kau akan mati dan mungkin Soyeon juga akan bernasib sama" Ucap Bora
" Benar, jangan terlalu menyalahkan dirimu" Ucap Jangsoo
" Tapi, teman - teman, luka (name) harus segera ditangani atau itu mungkin akan berbahaya" Ucap Yeonju
" Apa lukanya tidak akan kenapa² jika dibiarkan beberapa hari? Kita tidak mungkin sampai di Seoul dalam waktu singkat" Ucap Youngshin
" Aku tidak tau... (Name), apa lukamu terasa tidak nyaman atau lebih sakit? " Ucap Yeonju
" Aku ba-akh! " Ucapan (name) terpotong saat dia merasakan sakit dikepalanya
" Ya! (Name)! " Semuanya panik karna (name) terlihat sangat kesakitan
(Name) pov
Tiba - tiba saja kepalaku terasa sangat sakit, ini sinyal.. Tapi kenapa sesakit ini? Biasanya tidak
1,5 km dari sini...
Argh! Shibal!
Aku memukul - mukul kepalaku karna rasa sakit itu menyiksaku
" (Name)! "
" Ya, kau kenapa?! "
Aku mendengar pekikan teman - temanku yang panik
Seperti dalam game aku melihat layar pilihan
Bahaya - tidak
Aku tidak mengerti dan langsung memilih bahaya, insting ku mengatakan itu
Sakit kepalaku perlahan hilang.. Bola - bola itu juga menjauh
Apa yang terjadi? Apa ada yang tidak ku ketahui dari kemampuan ini?
Apa... Aku memberi mereka sinyal bahaya yang membuat mereka pergi?
Aku mengangkat kepalaku melihat teman - temanku yang terlihat sangat khawatir
" Ya! Matamu... "
Gue mau bikin cerita, nem sama anak DAS tapi versi school biasa no bola - bola 🙃