Di sofa ruang tamu Irene dan Suho sedang berbincang
Terdengar suara bell masuk
"Asalamualaikum"
Suho hendak berdiri tetapi Irene menahannya "Biar gue aja"
Irene membuka pintu
"Waalaikumsalam"
"Bundaa, Oma, Opa" Teriak Irene
"Hai sayang" Bunda memeluk Irene, bergantian dengan Oma dan Opa
"Oma, opa gimana kabarnya?" tanya Irene
"Baik sayang..kamu jadi cantik banget sih, Oma pangling sama kamu"
"Khemm, kita ga di suruh masuk?" sindir Opa
"Eh iya opa maaf, masuk yuk" ajak Irene
Ketiga orang yang baru saja datang memasuki rumah Suho dan Irene
"Suho mana?" tanya Bunda
"Ada, itu" Irene menunjuk ruang tamu
"Beneran sibuk atau pura-pura sibuk nih" sindir Opa
Suho menoleh ke sumber suara dan menghampiri mereka
"Oma, Opa"
Suho memberi salam kepada Oma dan Opa
"Kamu agak gemukan ya sekarang" ucap Oma
"Iya lah kan udah bahagia punya istri cantik kaya Irene" jawab Opa
"Opa bisa aja" ucap Irene dengan cengir kudanya
Mereka duduk di sofa ruang tamu dan tak lama kemudian Bi Lastri menyuguhkan secangkir teh panas
"Makasih ya bi" ucap Oma
"Siap nyonya" jawab Bi Lastri sopan, dan berjalan kembali ke dapur
"Gimana bulan madu kalian kemarin?" tanya Bunda
"H-hah? apa bunda?" Suho sedang fokus dengan laptopnya
"Kalo lagi kumpul, jangan asik sendiri" bisik Irene
"Iyaa ini, tadi tanggung" Suho menutup laptopnya
"Gimana bunda?" tanya Suho
"Bulan madu kamu gimana?"
"Aman lahh" jawab Suho
"Cucu bunda dalam proses kan?" ucap bunda membuat Suho dan Irene saling menatap
"Oma juga pengin banget punya cicit loh" susul Oma
Belum sempat terjawab, Bunda sudah mengajukan pertanyaan lainnya
"Oh iya, kata Suho kamu masuk angin sayang?" Bunda menatap Irene khawatir
"Iya bunda tapi udah minum jamu buatan Bi Yumi kok, udah enakan sekarang" jawab Irene
"Kamu tuh! kurang merhatiin istri kamu!" Opa menyalahkan Suho
"Masuk angin opa, bukan kurang merhatiin" jawab Suho
"Iya tetep aja kamu yang kurang jaga istri kamu, masa bisa sampe sakit" ucap Opa
"Bener tuh kata opa" susul Bunda
"Iyadeh iyaa disini tahta tertinggi jatuh ke menantu" ucap Suho pasrah
"Oh iya, ini oma bawain masakan special buat kalian" Oma menyodorkan wadah yang berukuran lumayan besar
"Tuh kan udah gue bilang, pasti oma bawa masakan" Suho melirik istrinya
"Makasih ya oma" ucap Irene
"Sama-sama sayang" jawab Oma
Bunda melirik jam tangannya
"Sekarang mah?" tanya Bunda kepada Oma
"Yaudah yuk" jawab Oma
"Yaudah yuk apanya nih" tanya Suho
"Jangan bilang mau pergi" lanjutnya
"Oma sama opa mau ke rumah sakit njengukin temen abis operasi" ucap Oma
"Sekarang banget oma?" tanya Irene
"Iya sayang soalnya udah janji sama temen yang lain" jawab Oma
"Bunda juga?" tanya Suho
"Bunda mau arisan"
"Astagfirullah buun, gabisa di pending?"
"Enggak lah!"
"Yaudah kalo gitu bunda pergi ya" Bunda bangkit dari duduknya disusul dengan Oma dan Opa
"Besok masih banyak waktu, oma bisa kesini lagi, kalo ga kalian yang ke rumah oma" ucap Oma
"Masakan oma di makan, abisin!" pesan Opa
"Siap opa" Suho memberi hormat
"Maaf ya sayang cuma mampir sebentar" Oma mengelus pundak Irene
"Gapapa oma" jawab Irene tersenyum
Setelah itu Suho dan Irene mengantar Bunda, Oma&Opa keluar rumah
•••
"Mau makan siang sekarang?" tanya Irene berjalan membawa masakan oma ke dapur diikuti Suho
"Nggak ah nanti aja"
"Terus ngapain ngikutin ke dapur"
"Mau ngawal lo biar aman"
Irene membalikkan badannya
"Sehat?"
"Alhamdulillah rin"
Irene melanjutkan jalannya sampai di dapur dan meletakkan makanan pemberian oma di atas meja
"Bi ini oma masakin banyak, bibi sama yang lain ambil aja ya kalo mau" ucap Irene kepada Bi Yumi
"Siap non"
"Makasih ya bi, jamunya manjur" Irene tersenyum mengacungkan ibu jarinya
"Syukurlah kalau begitu" ucap Bi Yumi lega
"Kalo gitu Irene tinggal ya bi"
"Iya non"
Irene hendak melangkahkan kakinya
"Lo ngapain dari tadi mbuntutin gue?"
"Gapapa"
"Stresss" Irene berjalan menuju kamarnya diikuti dengan Suho
Sesampainya di kamar
"Lo ngapain sih ngikutin gue mulu?" Irene meninggikan nadanya
"Mau minta ijin"
"Ijin apa? nikah lagi?" Irene menatap suaminya
"Astagfirullah, tapi kalo boleh gaskeun"
"Gila lo!"
"Lo yang gila"
"Y" Irene mengambil ponselnya dari meja
"Mau kumpul sama kai, pulangnya nanti malem boleh yak?"
Irene menatap suaminya
"Pelit" ucap Suho
"Belum di jawab astagfirullah" Irene mengelus dadanya
"Pasti gaboleh"
"Udah tau, pake nanya"
"Kan pelit"
"Ngapain kumpul sampe pulang malem?"
"Yaa biasalah, sekali doang"
"Gak! besok kan ke kantor"
"Iya tau tapi nggak ngaruh lah"
"Ngaruh lah kan jadi begadang, bisa bangun kesiangan terus telat"
"Telat gapapa, bos mah bebas"
"Terserah lo deh!"
"Boleh?"
"Boleh" jawab Irene singkat
"Serius? demi apa?" Suho heran dengan Irene yang memberinya izin dengan mudahnya
"Serius, mau pulang malem kan?"
Suho mengangguk
"Nah bagus, soalnya nanti malem gue pergi sama wendy"
"Lahh? kemana?"
"Ke pasar malem"
"Mana ada pasar malem"
"Ada, buktinya Wendy ngajak gue"
"Kalo gitu, gue ikut"
"Katanya mau kumpul sama Kai"
"Gajadi, mending sama lo"
"Dih! jangan harap ya! gue mau sama temen-temen gue"
"Sama gue aja yaak?"
"Gamau"
"Rin plis laaaahhh"
"Apasi gajelas banget jadi orang"
"Sama gue ke pasar malemnya"
"Yakin? gajadi kumpul sama temen?" tanya Irene meyakinkan suaminya
Suho mengangguk "Oke fix nanti malem pergi sama gue"
"Semerdeka lo deh"
•••
Malam pukul 08:00
"RINNN BURUAAN ANJIRRR" teriak Suho dari dalam mobil yang sudah siap di depan rumahnya
Irene keluar dari rumah "Biasa aja gausah teriak-teriak"
"Lama!"
"Bodoamat wle" Irene masuk ke dalam mobil
"Bisa ga sih kalo mau pergi gausah makeup, gue nungguin sampe jamuran" cibir Suho
"Gue ga makeup bos"
"Terus?"
"Milih outfitnya yang lama"
"Stress cuma ke pasar malem ribet banget"
"Udah sii bacot mulu kapan berangkatnya" sewot Irene
"Iya iyaaa berangkat sekarang"
Suho menyalakan mobilnya dan melaju menuju tempat tujuan
***
Sesampainya di pasar malam Suho dan Irene jalan berdampingan
"Mana Wendy katanya kesini?" tanya Suho
"Gajadi katanya"
"Why?"
"Yo ndak tau kok tanya saia"
"Ya in lahh kasian"
Setelah beberapa langkah mereka berjalan, Irene menghentikan langkahnya membuat Suho ikut berhenti
"Ngapain berhenti?" tanya Suho
"Pengin naik itu" Irene menunjuk roller coaster
"Gila, dulu waktu SMA naik gituan juga muntah-muntah"
"Kan duluu"
"Iya dulu, tapi jangan coba-coba lagi!"
"Ayolaahh, ya? ya?" rengek Irene
"Gak! kalo mau naik silahkan sendiri, misal nanti mual-mual gue gak tanggung jawab"
"Tega!"
"Gue ga tega, makannya nyuruh lo jangan naik"
"Pelit!" Irene melanjutkan langkahnya diikuti dengan Suho
"Mau kemana?" tanya Suho
"Beli cilok" jawab Irene berhenti di depan gerobak somay
"Baca rin, Somay bukan cilok" Suho menunjuk spanduk di gerobak
"Sama aja!"
"Iyadeh iya sama" Suho pasrah
Karena antrian lumayan panjang, Irene sedikit tidak sabar
"Lama banget hm" Irene melirik suaminya
"Yang lain aja yuk" ajak Suho
"Maunya ini"
"Ya udah tunggu aja sampe beruban"
"Mang masih lama?" tanya Irene kepada penjual somay
"Sebentar neng, mau bikin 20 porsi lagi" jawab penjual somay
"Njir 20 porsi, cabut aja yuk" bisik Suho
"Gamau, kalo mau pergi yaudah sana"
Suho menghela nafasnya panjang, melihat orang-orang yang sedang antri somay
Seketika ide terlintas di benakknya
"Mang bisa buatin dulu ga? buat istri saya" tanya Suho
"Wahh mas ini juga yang lain antri dari tadi" jawab penjual somay
"Iyaa sabar dong, kita juga dari tadi" ucap salah satu pembeli yang sedang mengantri
"T-tapi istri saya lagi ngidam mang, udah pengin banget soalnya"
Irene mengerutkan alisnya mendengar ucapan suaminya
"Pinter juga suami gue" monolog Irene
"Yaudah sayang, kalo ga di jualin sekarang gausah beli gapapa kok, paling nanti ileran anak kita" Irene mengikuti drama suaminya, berlagak seperti wanita hamil yang memegangi perutnya
Mendengar itu penjual somay respect kepada sepasang suami istri di depannya
"Yaudah kalo gitu saya buatin sekarang"
"Yang lain, ngalah dulu gapapa kan? kasian lagi hamil" tanya penjual somay kepada pembeli yang sedang mengantri
"Yaudah gapapa mang, kasian" jawab salah satu pembeli, dan pembeli lainnya ikut menyetujui
"Makasih ya pengertiannya, kalo gitu semua yang antri disini, saya yang bayar" ucap Suho kepada puluhan pembeli yang mengantri
"Wahh serius? makasih ya mas"
"Beneran? makasih ya mas"
"Makasih ya mas semoga istri dan calon anaknya sehat terus"
"Pesen sepuasnya nih?"
"Makasih ya mas, semoga rejekinya lancar terus"
Mendengar respon para pembeli yang antri Suho tersenyum
"Aamiin makasih semua doanya, mau pesen berapapun terserah, intinya saya bayar semua somay yang masih tersedia"
Mendengar itu penjual somay ikut senang
"Mau bayar semuanya mas?"
"Iya mang, yang penting istri saya dibuatin dulu"
"Oke, mau berapa neng?" tanya penjual somay kepada Irene
"50 biji tapi jangan pake sayur, ciloknya aja" jawab Irene
"Lahhh siapa yang mau makan rin?" tanya Suho
"Gue lah"
"Astaghfirullah ga bakal di makan rin, jangan kebanyakan"
"Biarin!"
Setelah beberapa menit, pesanan Irene jadi "nih neng, 50 biji"
"Makasih ya mang" Irene mengambil somay pesanannya
"Siaap neng"
"Berapa mang semuanya?" tanya Suho
"Sama yang di panci?" tanya penjual somay
"Sama semua stok yang belum di taro panci" jawab Suho
"Wah kalo itu mah banyak mas, 600 ribu"
"Nih, buat mamang semua" Suho memberikan uang 1 juta kepada penjual somay itu
"Waduh ini kebanyakan mas"
"Gapapa mang, makasih ya" ucap Suho
"Saya yang makasih mas, makasih banyak"
"Siap mang, saya pergi dulu"
***
"Puas?" tanya Suho berjalan di dekat istrinya yang sedang menusuk somay
Irene mengangguk
"Duduk dulu sini" ajak Suho melihat kursi panjang yang kosong di tengah lapangan
Suho duduk disusul dengan Irene
"Kenalin, somay 1 juta gaaiis" ucap Irene memegang somay yang di tusuk lalu memasukkan ke dalam mulutnya
"Bhahaha pake jurus hamil anjir"
"Makasih ya" ucap Irene sambil mengunyah somay di mulutnya
Mendengar itu Suho terkejut
"Lo sehat kan?" tanya Suho
Irene mengangguk "Emang kenapa?"
"Tumben makasih, biasanya juga gak pernah" sindir Suho
"Yaudah gajadi makasih"
"Ehh gabisa gitu dong"
"Ya lagian responnya gitu" ucap Irene kesal
"Yaudah ulang-ulang"
Irene menuruti suaminya
"Yaudah nih ulang"
"Makasih ya" ucap Irene
"Makasih buat?" tanya Suho
"Buat somaynya" jawab Irene
"Sama-sama sayang"
"Mau gak?" tanya Irene
Suho menggeleng
"Gamau cobain?"
"Gak ah kenyang" tolak Suho
"Yah padahal enak banget"
"Abisin kalo enak"
"Enak aja 50 biji suruh ngabisin" sewot Irene
"Lahhh?! terus kalo ga di abisin mau di apain?"
"Lo yang ngabisin lah" jawab Irene simple
"Gak gue gamau, salah siapa beli banyak banget"
"Harus mau! sayang udah di beli masa ga di makan"
"Astafghfirullah rin"
Irene tidak merespon suaminya, ia fokus memakan makanan yang ia pegang
"Gue beli minum sebentar, lo sini aja" Suho berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Irene
Setelah 10 menit, Suho kembali dengan sebotol air mineral
"Beli minum apa tidur! lama banget" sewot Irene
"10 menit doang yaallah" Suho membuka tutup botolnya dan memberikan kepada Irene
Irene meminum air mineral pemberian suaminya
"Udah makannya?" tanya Suho
"Nih abisin sisa 10" Irene memberikan sisa somaynya kepada Suho
"Buset, lo makan 40?" tanya Suho terkejut
Irene mengangguk
"Liat aja, satu biji juga kecil banget"
"Yaiyaa tapi 40 banyak banget rin, perut lo aman?"
"Amaan lahh"
"Mau heran tapi Irene"
"Yuk pulang" ajak Irene
"Bentar mau ngabisin ini dulu" Suho memakan 10 biji somay yang tersisa
"Tadi sok-soan nolak"
"Sayang rin 10 doang daripada di buang"
"Yaudah buruan"
Setelah menghabiskan 10 biji somay, Suho dan Irene berjalan kembali ke mobil
"Ke pasar malem cuma buat somay?" tanya Suho yang sedang mengemudi mobilnya
"Iya" jawab wanita yang duduk di sebelahnya
"ASTAGHFIRULLAH RIN GUE LUPAAA" Suho meninggikan nadanya dan melirik istrinya
"Apa?"
"Lo kan alergi kacang!" ucap Suho
"Hah? ya terus?"
"Somay kan sambelnya pake kacang" jelas Suho
"H-hh-hah iyaa bener, terus gimana, gue lupaaa" Irene panik
Sejak kecil Irene memang alergi dengan kacang, dan Suho mengetahuinya karena sudah berteman sejak kecil
Suho menambah kecepatan mobilnya
"Gue mampir apotik beli obat"
"Tapi gue gapapa deh" Irene membuka kamera di ponselnya dan memperhatikan lehernya dengan kamera depan
"Biasanya kan merah semua" lanjutnya
"Belum rin, pasti bentar lagi"
Sesampainya di depan apotik Suho menghentikan mobilnya lalu turun dan lari untuk membeli obat alergi
•••
Klik bintang yukk!
Biar apaa???
Biar berwarnaaa!
Makasih❤