Yukk enjoy guys:)
°•°
Pagi menyapa, cahaya mentari yang bersinar terang dan bias cahayanya menembus gorden jendela, membuat tidur seorang Kalea terganggu.
Melenguh pelan, gadis itu mulai membuka matanya, mengerjap pelan setelahnya mata cantik itu terbuka sempurna.
"Jam delapan." gumam Kalea sambil melirik jam di ponselnya.
Pandangannya mengedar, dan berhenti tepat di satu objek yang tertidur disampingnya. Dengan posisi telungkup dan punggung yang terekspos bebas tanpa pakaian.
"Hah?! Navin? Bajunya?" kaget Kalea.
Buru-buru, gadis itu mengecek kondisi pakaiannya. Masih utuh dan lengkap. Dan Kalea bisa bernapas lega.
"Semalem tuh gak kejadian apa-apa, kan?" bingungnya.
Kemudian Ingatannya kembali melayang ke kejadian semalam.
Flashback
Kemudian Navin mendekatkan wajahnya kearah telinga Kalea, "Wanna try?" tanya nya sensual sambil mengecup daun telinga Kalea.
"Dasar setan mesum!" Kalea memukul keras punggung Navin. Siempu mengaduh sakit kemudian menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Kalea.
"Sialan lo! Lo bilang lo gak nafsu sama badan rata gue. Ini malah ngajakin gue untuk berbuat yang iya-iya!" cerocos Kalea.
Navin berdecih mendengarnya, "Testimoni aja, barangkali gue bisa bantu buat bagian tubuh lo menonjol di tempat-tempat tertentu."
"Ihh sialan, lo! Dasar setan mesum!" Kalea memukuli Navin dengan bantal guling.
"Oke-oke, stop it!" Navin menahan guling yang kembali akan Kalea layangkan kearahnya.
"Tidur!" tegas Navin.
Tanpa menunggu jawaban Kalea, Navin malah membuka kaosnya. Dan lagi-lagi, Kalea dibuat melotot kaget.
"HUSBAND! KENAPA BUKA BAJU?!"
"Jangan teriak, Lea! Ini kebiasaan gue. Gue gak bisa tidur pake baju. Jadi lo harus biasain liat gue shirtless tiap tidur."
"Cepet tidur!" suruh Navin lagi.
Kalea tanpa banyak bicara menurut, dengan segera kembali berbaring dengan posisi memunggungi Navin. Pipi Kalea memerah, dirinya dibuat tidak fokus oleh otot-otot lengan Navin yang menonjol. Ditambah dengan perut kotak-kotak lelaki itu.
"Stop Le, tidur-tidur!"
Flashback end.
"Emang sialan banget setan yang satu ini. Udah ganteng, ternyata lebih menggoda dari Jefri." gumam Kalea sambil menatap punggung polos milik Navin.
Daripada membiarkan pikirannya semakin kemana-mana, Kalea memilih untuk bangun dan mandi.
Sekitar dua puluh menit, Kalea sudah selesai dengan acara mandinya. Keluar dari kamar mandi hanya dengan bathrobe bertepatan juga dengan Navin yang baru membuka matanya.
"Pemandangan pagi yang indah." celetuk Navin.
"Mata lo!" tegur Kalea saat Navin menatap nya intens dari atas hingga bawah.
Navin terkekeh, "Masak sarapan sana, gue mau mandi." suruh Navin.
"Gue gak bisa masak!" jawab Kalea jujur.
"Udah gue duga. Ya udah, rapihin tempat tidur aja."
"Seenak jidat banget nyuruh-nyuruh, gue bukan babu ya disini!"
"Tapi itu kewajiban lo sebagai seorang istri." balas Navin cuek.
"Ya ya ya, apa kata lo aja." pasrah Kalea sambil berlalu masuk kedalam walk in closet.
"Lea, hari ini gue mau ketemu temen lama." teriak Navin memberi tahu.
"IKUT!!" balas Kalea ikutan teriak.
Didalam walk in closet, merasa tidak ada jawaban dari Navin, buru-buru Kalea berjalan keluar.
"Husband, ikut ya." pinta Kalea sambil menghadang Navin yang akan berjalan masuk kedalam kamar mandi.
"Ngga!"
"Ihh ikut." rengek Kalea sambil memegang tangan Navin.
"Ngga, gue bilang ngga tetep ngga."
Kalea melepaskan pegangan nya, dengan muka cemberut gadis itu berucap, "Gue cuma mau ikut, gue bosen di apartemen."
"Silakan lo pergi main sama temen lo. Gak perlu ikut-ikut gue."
"Boleh?"
"Gue gak pernah larang. Silakan aja."
Setelah mengucapkan itu, Navin masuk kedalam kamar mandi.
°•°
"Gue ke rumah temen gue naik apa?" tanya Kalea sambil cemberut.
Sudah rapi dengan skirt jeans diatas lutut, juga crop tee, Kalea memandang Navin dengan bibir mengerucut.
"Gue anterin." ucap Navin sambil mendongak. Lelaki itu baru selesai mengikat tali sepatunya.
"Pulang nya, dijemput?"
"Iya."
"Tapi gue mau kerumah mama, ambil mobil."
"Iya bawel, banyak mau banget."
"Suka-suka gue. Ya udah, yuk berangkat." ajak Kalea.
Navin berdiri, kemudian berjalan lebih dulu keluar dari apartemen menuju basement.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Giselle, Kalea tidak berhenti mengoceh. Navin bahkan dibuat jengah sendiri oleh kelakuan istrinya.
'Banyakin stok sabarnya, Vin. Nikah baru sehari.' batin Navin.
Saat sampai di depan rumah Giselle, Navin langsung menyuruh Kalea untuk turun karena dirinya buru-buru.
"Thank you, husband. Gue main dulu ya."
"Jam lima gue jemput."
"Ihh kok masih sore, jam sembilan deh." protes Kalea.
"Ngga ada jam sembilan. Jam lima harus pulang."
"Mengekang!" ketus Kalea.
Navin mana peduli, "Nih, pake semau lo." Navin memberikan kartu berwarna hitam pada Kalea.
"Black card, but makasih dan maaf gue gak butuh. Kartu dari papa juga isinya banyak."
"Semua kartu yang papa kasih, udah gue suruh blokir. Semua kebutuhan lo, sekarang gue yang tanggung."
"Blokir?" tanya Kalea.
"Hmm, udah cepet nih ambil."
"Ya udah, makasih."
"Hmm."
Kalea keluar dari mobil Navin, dan setelah itu Navin langsung kembali melajukan mobilnya menuju cafe dimana dirinya janjian bersama sahabat lamanya.
Sedangkan Kalea, gadis itu buru-buru masuk kedalam rumah Giselle.
"Annyeong, bestie!!" teriak Kalea.
Giselle yang tengah menikmati waktu weekend nya dengan santai langsung mendelik sebal.
"Gi, jalan yuk." ajak Kalea sambil duduk di samping Giselle yang tengah menonton televisi.
"Mager, Le. Lagian, lo baru abis married gak capek?" tanya Giselle.
"Capek kenapa, acara nikahan gue juga cuma pemberkatan doang."
"Ayolah, Gi. Mumpung gue dikasih ini secara cuma-cuma." bujuk Kalea sambil memamerkan black card yang Navin berikan.
"Wahh, anjir! Suami lo bener-bener tajir ya, Le?"
Kalea mengangguk takjim, "Begitulah sekiranya, Gi."
"Oke, gue mau siap-siap dulu. Lo tunggu di sini."
Kalea mengangkat jempol nya, dengan gerakan kilat Giselle berlari menuju kamarnya.
Sekitar sepuluh menit, Giselle sudah keluar dari kamar dengan pakaian casual nya.
Kedua gadis itu pun pergi menggunakan mobil Giselle.
"Enaknya kemana ya, Le?" tanya Giselle sambil menyetir.
"Makan, nonton, belanja. Terus ke bar." jawab Kalea santai.
"Bar?"
"Hmm.. Udah lama ngga kan, Gi. Kangen sama Azelle juga gue."
"Ya udah boleh deh."
Dan sesuai rencana, mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk makan, nonton, juga berbelanja. Kedua gadis itu lupa waktu, hingga tepat pukul lima sore, Kalea dan Giselle baru akan otw menuju bar milik sahabat mereka.
"Suami lo gak akan marah kan, Le?" tanya Giselle memastikan.
Kalea yang hendak keluar mengurungkan niatnya, "Aman, lagian juga kalo dia gak kasih izin gue bakal tetep maksa. Ini hidup gue, Gi. Dia cuma orang baru."
"Tapi dia suami lo."
"I know. But gue gak suka kalo hidup bebas gue dikekang. Jadi, ayo masuk."
Giselle menurut, dan keduanya berjalan masuk kedalam bar.
Sampai di dalam, mereka langsung disambut oleh Azelle, sahabat mereka.
"Ihhh kangennn!" Azelle langsung memeluk Kalea dan Giselle secara bergantian.
"Kangen juga!" balas Kalea.
"Lama gak kesini, eh tapi gue juga jarang kesini sih. Lebih sering dikelola sama papa." ucap Azelle.
"Kita masih sekolah, kesini kalo lagi suntuk aja." balas Giselle.
Ketiganya duduk, dan mengobrol banyak hal.
"Sayang banget, Rea ga ikut." kata Kalea.
"Rea ikut cowoknya." beritahu Azelle.
"Kemana?" tanya Giselle.
"Ikut ketemu temen lama cowoknya. Baru pindah dari Amerika katanya, jadi Rea ikut."
Kalea dan Giselle mengangguk. Ketiganya larut dalam obrolan. Bahkan mereka sampai lupa waktu. Jam sudah menunjuk ke angka tujuh.
"Le, pulang yuk. Besok sekolah." ajak Giselle.
Kalea melihat jam di ponselnya, dan seketika matanya terbelalak, sudah dia jam terlewat dari perjanjian yang dia dan Navin sepakati.
"Yuk buru, Gi. Husband gue ngamuk ntar."
"Wait, husband? Lo ngaco ah!" kata Azelle.
"Gue cerita ntar, gue pulang dulu. Ayo Gi, bye Zel." Kalea menarik tangan Giselle kemudian langsung pergi begitu saja.
"Mati gue! Jangan sampe baru nikah sehari udah jadi janda!" gumam Kalea.
°•°
To be continued
Next?
See you
___
Published 26.5.23
RaniiShintiaaaa