HWA GI-SSI (END)

By firma_afika

7.3K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... More

Pengenalan Tokoh
1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate
21. (Masa Lalu) Pencegatan
23. (Masa Lalu) Menginap 2
24. (Masa Lalu) Kencan bertiga
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
40. Penjebakan (2)
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
48. Kembali Ke Korea
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

22. (Masa Lalu) Menginap

79 26 3
By firma_afika


#Day22 

clue

#jakal

Jakal adalah: mamalia omnivora kecil yang berasal dari genus Canis, genus yang anggotanya juga meliputi serigala dan anjing. Kata jakal telah digunakan selama bertahun-tahun untuk menyebut tiga spesies dari genus Canis yaitu jakal punggung hitam, jakal sisi bergaris, dan jakal emas. Seluruh spesies jakal tersebar di Afrika kecuali jakal emas yang tersebar di wilayah Eurasia.

***

Hari sudah gelap ketika Shin Woo pulang ke rumah dan seperti biasa dia hanya menemukan kesunyian di sana. Jika dulu ada Ibu yang selalu  menyambut kedatangannya dengan senyuman tapi sekarang semua sudah berubah, apa lagi setelah sosok itu sudah digantikan dengan seseorang, rasa kosong di dalam hati Shin Woo tak kunjung jua terpenuhi bahkan kekosongan itu semakin lama malah berubah menjadi kebencian pada ibu tirinya, pada ayahnya dan khususnya pada Jae Han saudara tirinya.

Kebencian Shin Woo pada Jae Han seumpama bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Saat kakinya melangkah memasuki ruang tamu, ayahnya yaitu Go In Wook sudah berada di ruang tamu. Aura diktator seorang pemimpin tergambar jelas dari wajahnya walaupun sudah banyak kerutan di wajah itu tetap tidak bisa dipungkiri In Wok adalah lelaki yang berwibawa dan juga tampan.

Tapi Shin Woo hanya berjalan melewati ayahnya tanpa menyapa. 

"Kau tidak menyapa ayahmu terlebih dahulu ketika datang? itu tidak sopan." ucapan tersebut membuat Shin Woo membalikkan badan dan menatap pria dengan setelan jas formal tengah berdiri dan berjalan ke arahnya.

"Appa, selamat malam." Shin berucap setengah terpaksa.

"Hanya itu? perlu atau tidak perlu kau menyapaku tapi setidaknya kau harus menghormati aku sebagai ayahmu." tegas In Wook.

Shin Woo tidak menjawab dia hanya tidak ingin urusan ini jadi lebih panjang dan ingin segera masuk ke kamarnya.

"Sayang, jangan terlalu keras pada Shin Woo, mungkin dia lelah makanya tidak melihatmu ketika masuk," ucap wanita paruh baya yang berjalan di tangga. Dia adalah Choon Hee ibu dari Jae Han, sekarang menyandang status sebagai istri dari pengusaha Go in wook dan menjadi ibu tiri seorang Go Shin Woo.

Di usianya yang tidak muda lagi,  Choon Hee tetap cantik dan elegan, tutur katanya pun sangat ramah dan berkelas. Tapi sosok ini lah yang dibenci Shin Woo sejak beberapa tahun yang lalu. Tidak, lebih tepatnya sejak ayahnya menikah dengannya setelah ibunya meninggal. 

Wanita yang baru turun tangga itu menatap Shin Woo yang kini terlihat berantakan bahkan ada sedikit bekas pukulan di pipinya, "Ada apa dengan wajahmu, apa kau berkelahi?" Choon Hee hendak menggapai wajah Shin Woo, tapi Shin Woo membuang muka, dia menghindar dari sentuhan wanita yang ia benci.

Shin Woo menatap dingin. "Tidak usah ikut campur, ini bukan urusanmu," tanggap Shin Woo sinis.

"Shin Woo, tidak semestinya kau berkata begitu pada ibumu!" bentak In Wook.

"Dia bukan ibuku!" teriak Shin Woo.

"Ya, dia memang bukan ibumu, tapi tidak sepantasnya kau bicara begitu pada ibuku!" tiba-tiba Jae Han datang dan ikut berteriak di ambang pintu lalu berjalan cepat ke arah Shin Woo.

"Jae Han, hentikan," ucap Choon Hee berusaha menahan Jae Han.

Ketegangan memenuhi ruangan ketika dua orang yang tak ada kaitan darah harus tinggal serumah dan terpaksa menjadi adik kakak karena ikatan perkawinan kedua orang tua dan entah dari mana rasa benci di antara mereka menjalar semakin kuat seiring berjalannya waktu.

"Memangnya aku salah hah? dia memang bukan ibuku!" Mata Shin Woo memandang nyalang menantang pada Jae Han.

"Shin Woo, cukup! dia memang bukan ibu kandungmu tapi yang dikatakan Jae Han memang benar tidak sepantasnya kau berkata kasar seperti itu padanya." tegas In Wook panjang lebar.

Bukannya tambah tenang, hati Shin Woo semakin terbakar amarah menurutnya ayahnya itu selalu membela Jae Han si berandal itu. "Ya! aku yang salah dan Jae Han yang benar, kalian semua sama saja, menyebalkan." Shin Woo berjalan gusar dan sengaja menabrakkan bahunya pada Jae Han. 

Jae Han pun mundur beberapa langkah dia ingin melawan tapi melihat ibunya yang menggeleng pelan dia urung melakukannya.

"Shin Woo kau mau kemana?" tanya Choon Hee khawatir.

Shin Woo tidak menjawab dia melenggang pergi keluar dari rumah mewah namun bak neraka baginya.

"Sudah biarkan saja dia," ucap In Wook.

"Tapi dia … aku khawatir dia pergi dengan keadaan marah, ini tidak baik, Jae Han ku harus menyusulnya." pinta Choon Hee pada putranya

Shin Woo menghidupkan motor dan melanju kencang keluar dari halaman besar keluarga Go. Dia dengan emosi yang meluap melaju di jalan raya tak tentu arah, "Shibal! Saekkiaaaa!" pekik Shin Woo namun suaranya teredam oleh helm yang terpasang.

***

Pukul 10 malam Hwa Gi sudah selesai dengan tugasnya bekerja di toserba, saat ini dia berjalan santai untuk pulang dan di tangannya terdapat kantong kresek berisi mie cup yang hampir kadaluarsa, menurut tanggal yang tertera tiga hari lagi mie cup ini akan kadaluarsa dan itu dia dapatkan gratis dari toko. Menurut Hwa Gi dari pada terbuang sia-sia lebih baik mie ini masuk ke perutnya. Perutnya ini sudah tahan banting jadi tidak perlu takut pada mie yang hampir kadaluarsa.

Saat asyik memilih-milih mie rasa apa yang akan dimakan ketika tiba di rumah, Hwa Gi terkejut saat seseorang memanggil namanya.

"Hwa Gi!" 

"Kamchagiya! (astagaaa)" Hwa Gi terkejut bukan main, jantungnya terasa melompat dari tempatnya.

Orang itu berdiri di bawah lampu jalanan yang kadang mati kadang hidup mungkin telah terjadi konsleting pada lampu sehingga dia tidak nampak jelas melihat wajahnya. Jarak Hwa Gi dan orang itu hampir seratus meter dan perawakannya agak familiar bagi Hwa Gi, tapi karena insiden pencegatan tadi siang, dia merasa sedikit takut untuk mendekat.

"Si … siapa?" tanya Hwa Gi sedikit gagap. Dia siap mengambil langkah seribu jika orang di depannya ini lari dan menangkapnya.

"Aku Shin Woo." sahut orang itu, dia semakin berjalan mendekat dan raut wajahnya juga mulai terlihat. Shin Woo masih mengenakan seragam yang sama saat tadi siang dan dia terlihat berantakan.

"Shin Wo-ssi? apa yang kau lakukan di sini?" Hwa gi tanpa ragu berjalan mendekat.

"Entahlah, aku tiba-tiba ingin ke sini." Shin Woo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal merasa salah tingkah, dia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba motornya bisa singgah ke sini. 

Melihat tampilan Shin Woo yang kacau dan berkeliaran di jalan, Hwa Gi tahu pasti ada yang tidak beres terjadi pada Shin Woo, tapi dia tidak berani bertanya lebih jauh.

"Hwa Gi apa boleh malam ini aku menginap di rumahmu?" tanya Shin Woo tanpa basa-basi. Sebenarnya dia bisa saja menyewa kamar hotel untuk bermalam tapi sekarang Shin Woo bukan hanya butuh tempat untuk tidur tapi juga butuh seorang teman.

Hwa Gi melongo. "A-apa? kau mau menginap di rumahku?"

"Tidak boleh ya? yasudah tidak apa-apa." Shin Woo segera berbalik untuk menuju motornya.

"Tidak, bukan begitu hanya saja kita tidak bisa lewat jalan gang ini jika membawa motor, jadi kita harus lewat jalan memutar untuk membawa motor ini ke rumahku," jelas Hwa Gi.

Kendaraan tidak bisa melewati jalan yang biasa Hwa Gi tempuh setiap hari selain sempit itu juga karena struktur tanah yang menanjak dengan beberapa anak tangga, tapi jika melewati jalan ini dengan jalan kaki akan lebih cepat tiba ke jalan raya.

"Benarkah? kalau begitu ayo naik," perintah Shin Woo.

Hwa Gi menuruti saja dan setelah lima belas menit berkendara mengambil jalan memutar, akhirnya mereka tiba di rumah sederhana milik Hwa Gi. Dia bersyukur karena ayahnya tidak ada malam ini jadi dia bisa langsung membawa masuk Shin Woo ke rumahnya.

"Maaf, tapi rumahku kecil," ucap Hwa Gi saat membuka pintu rumahnya. 

Rumah Hwa Gi memang kecil, tapi terbilang rapi dan bersih. Ada dua kamar dan ruang tamu yang bisa berubah fungsi menjadi ruang makan, tidak ada sofa, hanya ada meja rendah yang pastinya digunakan saat makan dan di lantai tergelar karpet berbulu hangat yang nyaman. Di sudut juga ada sebuah televisi berukuran sedang tertempel di dinding dan letaknya juga tidak terlalu tinggi. 

Shin Woo langsung berbaring di karpet berbulu hangat, "Ah, ini nyaman," ucap Shin Woo, ternyata pergi ke rumah Hwa Gi adalah keputusan yang tepat, otaknya terasa lebih fresh dengan suasana yang baru ini.

"Emm … Shin Woo aku ingin mandi dulu, kau istirahat saja, kalau mau sesuatu, dapur ada di sana dan lemari pendingin juga ada di sana," tunjuk Hwa Gi pada ruang paling ujung dan itu terhalang oleh dinding tembok, pintunya pun unik tak ada daun pintunya.

Sebelum Hwa Gi pergi mandi dia masih sempat meletakkan kipas angin di dekat Shin Woo sambil tertawa hambar dia berkata," Mianhae, rumahku tidak memiliki AC hanya ada ini hehe."

"Tidak apa, lagipula ini musim dingin. AC juga tidak berguna di cuaca seperti ini." 

"Iya benar juga." Hwa Gi lantas ingin pergi ke kamar mandi.

"Apa kau tinggal sendiri?" tanya Shin Woo.

"Tidak, aku tinggal bersama ayahku, tapi mungkin malam ini dia tidak pulang karena pekerjaan." Hwa Gi jelas saja berbohong, padahal dia juga tidak tahu ayahnya ada di mana dan apa yang sedang ayahnya lakukan. Tapi kemungkinan besar ayahnya sedang mabuk dan bersenang-senang dengan wanita bayaran.

Setelah Hwa Gi mandi, Shin Woo juga membersihkan diri dan sekarang dia memakai hoodie dan celana milik ayah Hwa Gi itu karena size pakain Hwa Gi tidak cocok untuk Shin Woo, terlalu sempit.

Hwa Gi dan Shin Woo kini duduk menonton TV sembari makan malam dengan mie cup yang dibawa Hwa Gi dari toserba. Hwa Gi tak ada persiapan untuk menyambut tamu secara tiba-tiba.

Shin Woo sesekali mengganti channel TV dan berakhir pada acara tentang hewan-hewan langka. Narator di televisi menyebutkan hewan bernama Jakal. Shin Woo semakin fokus pada gambar yang menayangkan hewan yang disebut Jakal itu. 

"Eh, Jakal mirip seperti serigala tapi tubuhnya seperti anjing ya?" gumam Hwa Gi, sambil memakan mienya.

"Apa hewan ini ada di Korea? aku jadi ingin melihatnya secara langsung," celetuk Shin Woo.

"Mungkin ada, di kebun binatang, entah lah, aku juga tidak tahu." Hwa Gi mengedikkan bahunya.

"Bagaimana kalau besok kita pergi?" Shin Woo menatap Hwa Gi dengan mata yang berbinar.

"Pe - pergi kemana?"

"Kebun binatang atau taman hiburan," usul Shin Woo.

Hwa Gi tercengang. "Kenapa seperti anak TK? Yak! apa kau ingin bolos sekolah?" 

"Huh, aku malas sekolah." Shin Woo meletakkan remotnya lalu berbaring di karpet berbulu dengan wajah cemberut.

TBC
















Continue Reading

You'll Also Like

80K 3.1K 38
Tentang Arsya anak bungsu maheswara yang tidak tau alasan kakak laki-laki nya yang sangat membencinya. Ingin tau lebih lanjut ceritanya, langsung ba...
1.1M 21.3K 6
Chiko harus jadi pengasuh untuk mas-mas yang mengalami keterbelakangan mental alias Tunagrahita. Mas-mas itu sudah dewasa secara fisik, normal secara...
129K 10.5K 49
Habis nikah langsung kabur ke Bali sama pacar? JANGAN YA DEK YA!! Salsabila Adhikara Rusli yang dijodohkan dengan Ronald Arulian Wijaya langsung berl...
270K 20.1K 22
𝐓𝐢𝐭𝐥𝐞 : 𝐈𝐧 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞 𝐑𝐚𝐭𝐞 : 𝐌 𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 : 𝐣𝐬𝐮𝐡𝐞𝐥𝐥 𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 : Dengan segala drama dalam hidup, tidak ada satupun ha...