ALTERNIAMON KINGDOM || NOREN✓

By Ailvouesca

88.2K 11.1K 909

AKAN TERSEDIA DALAM BENTUK PDF Kisah antara si Pangeran buruk rupa bersama pemuda manis yang polos. Noren. s... More

κεφάλαιο ένα
Κεφάλαιο δυο
κεφάλαιο τρίτο
κεφάλαιο τέσσερα
κεφάλαιο πέντε
κεφάλαιο έκτο
κεφάλαιο έβδομο
κεφάλαιο όγδοο
κεφάλαιο ένατο
κεφάλαιο δέκατο
ενδέκατο κεφάλαιο
δωδέκατο κεφάλαιο
δέκατο τρίτο κεφάλαιο
κεφάλαιο δέκατο τέταρτο
δεκαπέντε κεφάλαια
κεφάλαιο δέκατο έβδομο
κεφάλαιο δέκατο όγδοο : END
EPILOGUE
SEASON DUA
INFO PDF ALTERNIAMON KINGDOM
SEDIKIT SPOILER!

δέκατο έκτο κεφάλαιο

2.8K 385 5
By Ailvouesca










Titik balik ketika kamu sedang jatuh cinta adalah merasakan betapa sesak dan sakitnya menahan semua rasa yang menggebu datang meminta temu saat jarak terbentang begitu jauh dengan sang terkasih. Bagaimana otak dan hati mu terus memanggil nama pujaan mu dengan sebuah rasa ingin mendekap dan membubuhkan sebuah kecupan sayang bersama untaian kata cinta yang sangat tulus dalam hati mu. Bukankah jatuh cinta itu indah? Namun di sisi lain akan mengerikan dalam artian banyak hal, akan tetapi baginya itu tak masalah. Semua itu sudah pernah ia rasakan bahkan sampai menanti selama ratusan tahun lamanya.








Akan tetapi, rasa rindu yang semakin sesak membuatnya bergerak berlari di bawah kegelapan dengan sebuah jubah hitam besar yang menutupi seluruh badannya. Tak memakai kuda, ia hanya berlari sebisa mungkin dengan kedua kakinya, melewati terjalnya jurang hutan dan sungai kecil untuk bisa melihat bagaimana keadaan sang kekasih, karena hati tak bisa berbohong, bahwa perasaannya sedang tidak baik-baik saja saat ini, tidak, sejak mereka berpisah beberapa hari lalu saat sang pangeran kecil nya di jemput oleh seorang Duke yang datang bersama pasukan Elderscobia.








Bibirnya memang tersenyum bahkan mengucapkan kata berpisah dengan kalimat bahwa semuanya akan baik-baik saja dan ia berjanji akan bermain ke Elderscobia, namun hatinya tak bisa di bohongi, ia tak ingin namun sadar bahwa kekasihnya bukanlah orang berkasta biasa, ada tugas yang harus di emban sebagai seorang pangeran yang harus melayani rakyat nya, begitu pun dengan Jeno yang harus bekerja di bawah bayangan. Setelah menghabiskan beberapa hari dalam membaca dan memeriksa bagaimana rakyatnya hidup, Jeno akan bekerja seperti biasa, dimana setiap malam ia akan mengantarkan beberapa karung berisikan pupuk serta bibit buah-buahan dan sayuran, bekerja seorang diri tanpa ada yang membantu, itu lah tugasnya sebagai putera mahkota yang kelak akan memimpin Alterniamon suatu saat nanti.









Wujudnya memang telah berubah menjadi manusia, namun hal itu tak membuat Jeno berfikir kembali muncul dan memberikan pengumuman bahwa dirinya adalah sang pangeran yang masih hidup hingga saat ini. Berfikir secara logika, jika ia gegabah untuk muncul, tak memungkinkan rakyatnya tak percaya dan malah menuduh bahwa dirinya adalah lelaki tak waras yang mengaku sebagai keluarga bangsawan, apalagi karena masa lalu yang membuat seluruh keluarganya terbantai habis tak tersisa.








Tak mudah baginya hidup sebatang kara, apalagi dengan kondisi bak seorang monster yang selalu saja membuat manusia yang melihatnya berteriak dan berlari ketakutan. Jeno sedih, namun ia tak bisa menyalahkan orang lain atas takdir yang menimpanya, di tinggal oleh keluarga memanglah sulit apalagi di tinggal oleh sang kekasih, rasanya berkali-kali lipat lebih sulit dan sesak rasanya, ketika malam datang tanpa firasat mengambil sosok yang ia cintai tanpa sadar akibat sosok egois yang menginginkan dirinya, meninggalkan rasa penyesalan yang tak mudah di ungkapkan dalam kata. Sejak saat itu lah kehidupan nya berubah, meminta takdir pada yang di atas untuk kembali mempertemukannya dengan sosok yang ia cintai, walaupun dalam kehidupan lain dan selang ratusan tahun lamanya, harapannya terkabulkan, dia kembali walau tak mengingat semuanya namun dia masih memegang janji untuk tetap mencintai dirinya.








Di Pertemukan kembali membuat Jeno semakin mencintai, rasa takut akan kehilangan semakin jauh lebih besar di bandingkan yang sebelumnya. Maka dari itu ia ingin untuk tetap mempertahankan radar dimana sang kekasih hati berada di bawah pengawasannya, namun tak bisa karena dunia bukan hanya tentang dirinya dan sang kekasih.








Beberapa hari yang lalu Jeno sempat datang ke Elderscobia, berniat bertemu dengan Renjun namun urung ketika dirinya menemukan Renjun sedang menyamar sebagai gelandangan, tanpa perlu bertanya Jeno tau apa alasannya, dalam diam dia tersenyum, berkata dalam hati bahwa Renjun masihlah sama walaupun hadir pada tahun yang berbeda. Hingga sampai dimana Jeno melihat Renjun yang datang menolong seorang anak kecil yang tengah di paksa bekerja dan mendapatkan kekerasan, awalnya Jeno ingin mendekat, namun kembali di urungkan. Ia ingin melihat seberapa tangguhnya Renjun dalam menjaga dan membela diri.








“Dia masih sama, walaupun hidup pada tahun yang berbeda, bagaimana bisa aku tak jatuh cinta pada mu Renjun?”








Maka dengan cepat Jeno pergi setelah melihat Renjun pergi bersama para prajurit yang datang, namun sedikit bingung saat anak yang Renjun gandeng tengah menatap dirinya, dengan senyuman manis namun tatapan yang penuh arti. Tatapan yang membuat hati dan perasaannya berkecamuk risau dengan segala pemikiran tak masuk akal meresahkan diri.








Sampai dimana ia mendengar sebuah berita, bahwa Elderscobia kembali di serang oleh rakyat nya sendiri, yang entah apa alasannya Jeno pun tidak tau, yang ia harapkan hanyalah Renjun yang baik-baik saja keadaannya. Hanya Park Renjun yang kini Jeno fikirkan, tak ada yang lain.








“Ya dewa, ku mohon lindungi Park Renjun,”

















Suasana pada sore hari itu cukup sepi karena sang penghuni tengah mengerjakan tugasnya masing-masing. Ratu Seungwan telah kembali dua hari lalu setelah menyelesaikan tugasnya di negri lain bersama dengan jenderal Kun, kini sang Ratu tengah berada di kamar nya dengan beberapa tumpukan kertas mengenai permasalahan air yang di laporkan mengalami kekeringan dan krisis, bahkan di laporkan ada beberapa rakyatnya yang sakit akibat meminum air kotor.








Seungwan telah mengirimkan Renjun untuk memantau dan melihat di desa, tidak sendiri, Renjun datang bersama beberapa pasukan dan juga Duke Jaemin, sebab wilayah yang mengalami korban air kotor berada dibawah pimpinan sang Duke, awalnya pun Jaehyun ingin ikut namun di urungkan karena permintaan Renjun guna menjaga sang Ratu. Renjun tak akan tenang meninggalkan sang mama di istana tanpa orang kepercayaannya sebab jenderal Kun pun menemani atas permintaan sang ratu.








Tak butuh waktu lama agar sampai, sebab perjalanan dari istana menuju desa hanya sekitar kurang dari satu jam untuk sampai. Sesampainya mereka disana, Renjun langsung bertemu dengan kepala desa dan bertanya seberapa banyak rakyat yang kesakitan. Sang kepala desa menjawab bahwa awalnya hanya lima orang dewasa, namun seiring berjalannya waktu nyaris seluruh desa kesakitan. Renjun mengangguk mengerti dan memberikan perintah kepada setiap pengawal dan tabib menjalankan tugas yang dia berikan.








Ada lima tabib kerajaan yang Renjun bawa dan ada tiga tabib desa yang sudah lebih dahulu merawat dan menolong para korban, dan untuk para pengawal tugasnya di bagi menjadi dua, sebagian pergi mencari tanaman herbal dan sebagian pergi ke sumber air utama Elderscobia guna mengambil air nya untuk di periksa apa yang membuat para rakyat menjadi kesakitan, sebab setahu Renjun Elderscobia tak memiliki air kotor atau bahkan terkena limbah. Renjun curiga, ada sosok lain yang menyebabkan ini semua terjadi.








“Tuan Duke, bisakah kamu pergi bersama pengawal untuk memeriksa sumber utama air kita? Aku akan membantu para tabib mengobati rakyat,” ujar Renjun, menatap khawatir pada Kerumunan anak-anak yang kesakitan menjerit keras meminta sembuh.








Tentu Jaemin mengangguk, “Tentu saja pangeran, kalau begitu saya pergi, jika ada apa-apa tolong panggil saya!” seru Jaemin, berlari cepat bersama para pengawal, meninggalkan Renjun yang langsung bergerak mengobati anak-anak. Tangan lentiknya dengan telaten menumbuk beberapa tanaman herbal yang biasa di gunakan mengobati perut yang sakit, sesekali bibirnya mengucapkan kata penenang karena yang ia tangani adalah gerombolan anak kecil yang tentu tak mudah untuk di bujuk, bahkan Renjun harus menahan kesabaran saat menemukan beberapa anak yang menolak meninum herbal nya.








“Sstt... Minum, ya? Katanya kamu mau sembuh, kan?”








“TIDAK MAU! HIKS TIDAK MAU! PAHIT!!” tolak anak perempuan itu, mendorong tangan Renjun hingga membuat ramuannya tertumpah jatuh. Renjun menarik nafas panjang, ia dengan lembut mengusap perut anak perempuan itu, “Kamu tak akan sembuh bila tak minum obat nak, apakah kamu ingin sakit terus menerus?” ujarnya, yang dengan ampuh membuat anak itu berhenti memberontak, menatap sang pangeran dengan sangsi, “Apakah bisa?” monolog nya, menggemaskan.








Renjun tersenyum lembut, “Tentu, jadilah anak yang baik dengan meminum obat ini, hm? Maka dengan itu kamu lekas sembuh,” meskipun lama untuk anak itu menerima, pada akhirnya gadis kecil itu pun menerima minuman herbal racikannya lalu menidurkan anak itu dan kembali melayani anak yang lain.








Gerak gerik Renjun di lihat oleh sepasang mata yang berada di sana, lalu ia berlari sekencang mungkin untuk memberitahukan kepada sosok yang memberikannya perintah untuk mengawasi sang pangeran. Meskipun lama dan lelah, ia pada akhirnya berhasil sampai dan langsung menemui sang tuan.








“Nyonya...”








Seorang wanita yang sedang duduk seorang diri sembari menyesap teh hangat itu menoleh sekilas. Sebuah senyuman miring tercipta, “Bagaimana? Apa yang pangeran lakukan?”








“—Pangeran sedang sibuk melayani anak-anak yang sedang kesakitan, korban semakin berjatuhan banyak yang membuat pangeran semakin sibuk mengurus para korban, nyonya...”








Mendengar laporan itu membuat si wanita menyeringai, ia duduk pongah.








“Ini lah waktunya, selamat menikmati pembalasan ku, wahai yang mulia ratu dan yang mulia pangeran,”

















“Sepertinya memang di sengaja, ada seseorang yang dengan sengaja membuang limbah di danau buatan kaki gunung, memanfaatkan musim kemarau untuk tindakan tak termaafkan ini.” geram Seungwan saat meneliti hasil laporan dan setelah memeriksa kandungan air yang telah di kirimkan oleh seorang prajurit atas perintah Renjun. Seungwan menghela nafas panjang, memijat pelipisnya lalu berjalan keluar meminta rapat dadakan membahas kekacauan dan mencari dalang yang membuat kekacauan besar seperti ini.








Meskipun kejadian ini menyebabkan rakyatnya mengalami diare, namun untungnya tidak berjatuhan korban. Renjun dan para tabib telah melaksanakan tugasnya dengan baik.








Derap langkah sang Ratu dengan beberapa dayang yang mengikuti dari belakang terdengar tegas membuat para pekerja membungkuk hormat kepada sang Ratu, apalagi raut wajahnya yang terkesan datar akan permasalahan yang terjadi, terlihat menyeramkan namun juga tegas di satu sisi.








“Tolong panggilkan para petinggi kerajaan untuk segera datang ke ruang pertemuan guna membahas permasalahan yang sedang terjadi sekarang, atas perintah saya, Park Seungwan, ratu Elderscobia.” titah Seungwan kepada para datangnya.








“Baik yang mulia ratu!”








Seungwan menghela nafas panjang, “Dan tolong sebagian dari kalian buatkan minuman serta camilan, bila para petinggi telah datang, tolong sampaikan bahwa saya telah menunggu di dalam.” para dayang mengangguk, mengerjakan tugas yang telah Ratu berikan dan membiarkan Seungwan berjalan menunggu di dalam seorang diri.








Di saat pintu besar itu terbuka, terlihat sebuah ruangan besar dengan adanya meja panjang di temani banyaknya kursi pada tepi meja berbaris rapi. Dua buah kursi besar yang dikhususkan untuk kedua kasta tertinggi Seungwan duduki salah satunya, duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan, otaknya telah memikirkan semua hal yang harus di bahas pada hari itu, permasalahan ini harus segera di selesaikan dan Seungwan harus memberikan ketegasan akan hukuman bagi setiap orang yang telah melakukan pelanggaran, apalagi sampai membahayakan orang lain. Cukup bagi Seungwan untuk terus diam mengamati, bukti-bukti telah berhasil di kumpulkan dan bagi setiap pelaku yang masuk harus mendapatkan hukuman yang pantas.








Tak lama, pintu itu kembali terbuka, memperlihatkan beberapa petinggi kerajaan yang tak lagi muda membungkuk kepada sang ratu. “Salam yang mulia ratu elderscobia.” kompak mereka.








“Salam kembali tuan-tuan yang terhormat, silahkan duduk pada tempatnya masing-masing.”








Setelah semuanya duduk, Seungwan pun mendudukan bokongnya dan langsung mengatakan tujuan yang mengundang para petinggi untuk berkumpul. “Seperti apa yang kita semua Ketahui, Elderscobia tengah di landa krisis air dan hari ini saya mendapatkan laporan mengenai rakyat yang berjatuhan mengalami diare karena meminum air kotor. Saya sudah mengirim pangeran bersama pengawal dan lima tabib untuk turun ke lapangan, kemudian dua jam yang lalu saya menemukan kandungan kotor dalam air. Pertanyaan saya di sini, bhkankah sumber air dan aliran sungai yang melewati Elderscobia bersih tak terkena limbah? Bagaimana bisa saya menemukan kandungan limbah dalam air?”








Keheningan terjadi selama beberapa saat, hingga seorang lelaki yang menjabat sebagai kepala keamanan Elderscobia membuka suara, “Izin berbicara yang mulia! Bukankah kandungan limbah bisa datang dari mana saja? Sebab sumber air kita bukan hanya danau buatan yang terletak di kaki gunung melainkan juga sungai yang tentunya mengalir dari banyak negri bukan? Bisa saja limbah itu datang dari aliran negri lain, kan?”








Seungwan menyeringai, ia menggenggam tangannya di atas meja dan menatap tajam kepala keamanan itu. Dari cara bicaranya terdengar jelas getaran takut, apalagi tatapan yang seakan menghindari matanya. “Benar, tapi kandungan limbah yang saya temui berasal dari danau buatan yang terletak di kaki gunung, Seperti yang kita semua ketahui, danau buatan itu di jaga ketat dan tak mudah bagi orang lain untuk masuk tanpa izin dari kerajaan dan lagi, kandungan air sungai itu bersih. Apabila memang kotor, bukankah kita sudah mendengar tentang negri lain yang mengalami bencana yang sama seperti negri kita? Seperti apa yang tuan katakan, bahwasannya aliran air sungai bukan hanya di Elderscobia saja, benar?”








“Bagaimana bisa yang mulia yakin bahwa ada dalang di balik ini semua?” seorang pria tua lainnya yang menjabat sebagai kepala pertanian membuka suara.








“Karena ini semua terjadi secara mendadak. Kemarin saya tak mendapatkan laporan Seperti ini, namun hari ini kejadian ini terjadi begitu cepat dan bukankah Tuan Kwon mendatangi danau buatan di kaki gunung semalam? Saya mendapatkan kabar dari salah satu prajurit yang berjaga, dan prajurit itu berkata bahwa Tuan Kwon datang seorang diri tanpa prajurit. Bukankah tuan Kwon kerap berkunjung bersama prajurit? Dan biasanya tuan akan memantau pada pagi hari, bukan? Bukan pada tengah malam tanpa penerangan seorang diri?”








Pertanyaan beruntun menuntut membuat Tuan Kwon, sang kepala keamanan, seketika terkaku di tempat. Buliran keringat mulai berjatuhan, raut ketakutan jelas terlihat dan detik selanjutnya lelaki tua itu jatuh bersimpuh menghadap sang Ratu, membuat suasana seketika panas karena tuan Kwon pun mengakui kesalahannya.








“Maafkan saya yang mulia! Saya terpaksa melakukan ini kare—”








//BRAKK








“MAAFKAN HAMBA YANG MULIA! TAPI SAYA INGIN MENYAMPAIKAN BAHWA RAKYAT SEDANG MEMBERONTAK DAN BERTERIAK MURKA AKAN UJARAN YANG MENGATAKAN BAHWA PIHAK KERAJAAN SENGAJA MENGIRIMKAN RACUN UNTUK MEMBUNUH RAKYAT!”








dan terjadi kembali, sebuah pemberontakan atas tuduhan tak benar dari oknum tak bertanggung jawab yang kembali memakan korban, menyebabkan seluruh kejadian panjang terjadi dalam satu waktu. Menghantarkan sebuah kabar buruk yang membuat Renjun di landa rasa bingung, haruskah ia kembali ke kerajaan ataukah tetap bertahan mengobati para korban yang semakin berjatuhan Seperti ini?








Senin, 22 Mei 2023
18.21

Continue Reading

You'll Also Like

167K 19.3K 27
[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ] (ɴ) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ ᴀ ʜᴏᴍᴇsɪᴄᴋɴᴇss ғᴏʀ ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴡʜɪᴄʜ ʏᴏᴜ ᴄᴀɴɴᴏᴛ ʀᴇᴛᴜʀɴ, ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴡʜɪᴄʜ ᴍᴀʏʙᴇ ɴᴇᴠᴇʀ ᴡᴀs ᴛʜᴇ ɴᴏsᴛᴀʟɢɪᴀ ᴛʜᴇ ʏᴇᴀʀɴɪɴɢ ᴛʜᴇ ɢʀɪᴇғ ғᴏʀ ᴛʜ...
127K 11.8K 28
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
330K 18.4K 15
Akan kah jaemin yg notabe nya istri kedua jeno tetap pada posisinya sebagai seorang submissive setelah melihat istri pertama jeno? ⚠️BxB ⚠️Jaemren ⚠️...
144K 16K 29
Rayan sudah hampir menyerah rasanya, ia yang setiap hari selalu diganggu oleh Haga merasa frustasi dan bahkan sempat mogok sekolah. Pasalnya selalu s...