Suka? Ya vote!
Suka? Ya tembak, diem-diem bae.くコ:彡
.
.
Keyra menatap buku paket dan guru yang ada didepan kelas secara bergantian. Salah masuk kelas nih, masak anak Pemasaran masuk kelas IPS.
Nyambung sih dikit.
"Lo kenapa? Masih sakit?" Tanya gadis disampingnya dengan raut wajah khawatir.
Keyra segera mengangguk cepat, untung perban di kepalanya belum di copot. Bisalah buat alesan, pas banget bibirnya lagi pucat beuh emang JOSS!
Gadis berambut pirang itu, Youra Alisha Zerym. Sepupu Keyra yang terpisah sejak lulus SMP.
"Buk, Keyra sakit, kepalanya keluar darah lagi. Boleh izin ke UKS?" Tanya Youra yang langsung mendapatkan persetujuan tanpa pikir panjang.
"Minta bantuin Buk Rina, kalau nggak ada minta bantuan anak PMR yang lagi tugas," sahut guru itu dengan nada cemas.
"Mau gue bantuin?" Tawar seorang pemuda bernama Andrean.
Youra segera mengangguk, ia mana kuat memapah Keyra sendirian. Kalo Keyra pingsan mampus Youra nanti. Bocil maung ini biarpun bantet berat badannya nggak kaleng-kaleng.
Begitu sampai di uks, Youra langsung ribut memanggil guru penjaga. Melihat Keyra yang hampir pingsan itu membuat Youra kalang kabut.
"Ibuk! Buk! Tolong temen saya sekarat buk! Mau mati dia buk!"
"Pala lo peang, masih hidup gue!" Sungut Keyra, orang cuma kating gini kok. Kayaknya cocok buat ikut casting film.
Film azab.
Youra tertawa kikuk lalu membantu Andrean membaringkan Keyra di kasur UKS. Duh, mata Keyra jadi ngantuk kalo tidur di kasur pasien kaya gini.
"Anak pmr yang tugas mana sih? Buk Rina juga nggak ada lagi," gerutu Youra.
"Gue pamit ke kelas, mending lo tungguin Keyra disini. Nanti gue yang izinin sama guru, kasian anak orang mampus nanti," saran Andrean yang langsung mendapatkan cubitan di perutnya.
"Ngadi-ngadi lo, gue slepet kurus lo nanti," hardik Keyra.
"Kecil-kecil tenaga lo kuat juga ya," kata Andrean sambil mengusap-usap perutnya yang baru saja di cubit oleh Keyra. Siaga satu nih kalo Keyra ngamuk, bisa jadi peyek dia.
Keheningan menyelimuti kedua gadis berbeda kepala itu, Keyra sibuk menjelajahi pikirannya sendiri sedangkan Youra sibuk mengusap-usap kepala Keyra sambil bermain ponsel.
Katanya kalo nggak di usap-usap bisa makin sekarat.
"Buk Rina ternyata lagi izin, pantesan nggak ada disini," celetuk Youra.
"Key? Keyra?" Panggil Youra sambil menoel-noel pipi Keyra beberapa kali, "si bocah malah tidur, ganti perbannya kek mana lagi? Mana gue takut darah."
Sayup-sayup terdengar suara keributan dari luar UKS yang mengusik ketenangan Keyra. Karena kesal sepupunya terusik, Youra langsung keluar dan bersiap melayangkan ocehannya.
"Bacot bener! Kaga tau anak piyik gue sekarat ha?!" bentak Youra dengan nada ketus.
"Kak You? Kak Key mana?"
"Ada didalem, luka di kepalanya keluar darah terus ngeluh pusing sakit gitu, gue nggak berani buka perbannya," jawab Youra ketus.
Gadis itu menatap sinis dua pemuda yang datang bersama Aiden, sedangkan yang ditatap hanya acuh tak acuh.
"Nah, Bang Pian sama Bang Gilang tolong bantuin kakak gue. Kasian kalo dia mampus nanti yang ngajak gue main futsal siapa?" Aiden langsung menarik kedua pemuda yang dia bawa secara paksa itu masuk ke dalam UKS.
Setelah menerima pesan Youra kalau kakaknya kambuh, Aiden kalang kabut dan langsung narik kakak kelasnya yang menjabat sebagai wakil dan ketua PMR.
Kebetulan Aiden juga kenal Deket sama mereka.
"Jangan berisik, dia baru bisa tidur. Dari tadi dia ngeluh sakit kasian gue," pesan Youra yang mengikuti ketiga pemuda itu dari belakang.
Alvian Jazziel Dharmawan, ketua PMR sekaligus salah satu anggota volley terbaik Alexander school. Citranya sebagai murid pintar, berprestasi berhasil membuatnya menjadi anak kesayangan guru.
Ditambah wajah tampan yang menjadi penyempurnanya, ia memiliki banyak fans atau penggemar.
Gilang Dirgantara, remaja yang menjadi fans fanatik susu kedelai itu adalah wakil ketua PMR. Tidak seperti Alvian yang pintar disemua bidang, Gilang hanya menonjol dibagian non akademik saja.
"Aiden jangan berisik, gue sumpel mulut lo pake kresek nanti." Youra membekap mulut Aiden yang hendak mengeluarkan suara cemprengnya.
Alvian menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sepupu itu, ia llau beralih menatap gadis yang tertidur di brankar dengan nyenyak.
Ia mengernyit heran, entah dorongan dari mana Alvian menyingkirkan anak-anak rambut yang menutupi wajah Keyra sedari tadi.
"Dia ..."
"Kenapa, bang?" tanya Aiden penasaran saat melihat raut wajah aneh Alvian.
Gilang yang mengerti langsung bertanya kepada Aiden sambil mencari kotak obat-obatan, "Dia pacar lo, Den?" tanya Gilang yang masih sibuk membuka lemari.
Alvian menatap tajam Gilang, bisa-bisanya.
"Siapa? Kak Key? Dia kakak gue kali, mana mungkin pacaran. Tapi kalo bisa gebet ah~" jawab Aiden sambil mencubit pipi Keyra gemas.
"Jangan di cubit!" Youra memukul tangan Aiden dengan keras.
"Dia ... Kenapa? Kecelakaan?" Tanya Alvian hati-hati.
"Kecelakaan di kamar mandi, palanya kepentok bak mandi terus nggak bangun-bangun seminggu dirumah sakit," jawab Aiden lesu, mengingat wajah Keyra yang pucat dan kurus membuat hatinya sakit.
Dasar goblok! Cuma mandi aja bisa kepeleset pikir Aiden.
"Kepentok kamar mandi bisa sampe segitunya? Beh .... Beh," sahut Youra yang tengah bersembunyi dibalik tubuh Aiden.
"Itulah, mama aja sampenkaget pas lihat kepala kakak keluar banyak darah. Pokoknya kakak hampir kehabisan darah gara-gara itu," kata Aiden dengan nada heboh.
"Terus langsung dibawa kerumah sakit?" Tanya Gilang.
"Nggak! Dibawa ke bengkel. Yaiyalah, masih nanya, Bang Gilang ini nggak sekolah ya?" sewot Aiden.
"Enak aja, gue jahit mulut lo lama-lama."
"Jahit nah ... Nah jahit kalo berani, nah nah!" Aiden memonyongkan bibirnya kearah Gilang yang sudah kesal.
"Berisik, Ai. Kepala kakak perih sakit kamu berisik mau pecah ini jadinya."
Gilang dan Aiden menghentikan kegiatan debatnya dan menatap Keyra yang sudah membuka mata dan menatap Aiden dengan tatapan tajam.
"Mereka siapa?" Tanya Keyra bingung.
"Ini Bang Gilang, yang ngobatin kakak ini namanya Bang Alvian," jawab Aiden seraya memperkenalkan kedua seniornya.
Kedua pemuda itu tersenyum kearah Keyra dan dibalas senyuman manis oleh Keyra.
"Key, lo masa lupa sama Gilang sama Aiden?" Tanya Youra yang kini duduk di brankar Keyra tanpa permisi.
"Siapa mereka? Emang kita dulu temen?" Tanya Keyra bingung, ia tak ingat dan tak tau jika pemilik tubuh pernah berteman dengan tokoh utama pria si Alvian.
"Udah lama juga, nggak perlu di ingat kali," ujar Gilang memecahkan kecanggungan diantara mereka.
'Dia gay kan? Hestia udah kesini belom ya?'
[Sudah master! Tapi mereka belum dekat, maksudnya pertemuan mereka belum terjadi saat ini.]
"Allahuakbar!" Keyra memegang dadanya kaget saat hologram berwarna biru tiba-tiba muncul di depan wajahnya.
"Yik, Piyik lo kenapa?" Tanya Youra panik.
"Panggilin tukang rukiyah tolong! Kakak gue kesurupan!"
"Lo kalo bukan adek gue udah gue jual lo dipasar loak!"
"Mana ada yang mampu beli aku? Nggak lepel bye!"
"Kite lihat aja nanti."