Tak perlu terlalu digenggam
Karna dia akan menggores tanganmu jika genggamanmu terlalu kuat
~Rumah Biru~
Di hari Jum'at ini Navi hanya mengajar 2 jam pelajaran karna santri akan pulang jam setengah 11 siang
Namun sedari mengajar fikirannya tak fokus, badannya disini tapi fikirannya di Jakarta
Bukan soal orang tuanya tapi soal perempuan yg dia anggap kakaknya sendiri
Sebisa mungkin dia tak ingin ikut campur rumah tangga Fatimah seperti perintah suaminya namun semalam Ning Naya menceritakan hal yg kurang mengenakan tentang Fatimah
Ning Naya Bisa disebut sebagai sepupu Gus Manaf tapi ndak kandung
Kakeknya Gus Manaf punya adik perempuan yg merupakan nenek dari Naya
Sementara Kakeknya Gus Manaf pun punya sepupu bernama Kyai Amrullah yg merupakan Kakek dari Navi dan Adzam
Jadi Navi, Manaf dan Naya itu sepupuan
Kalau kata orang jawa namanya Tunggal Buyut / satu buyut
Dan Ning Naya kemarin main ke Pondoknya Gus Manaf, disitu dia melihat dan mendengar jika Ning Fatim berantem dengan Gus Manaf dan membawa namanya
Mereka memang tak tinggal dindalem, mereka mendapat rumah sendiri dan kala itu Ning Naya ingin menyambangi Ning Fatim dan terdengar kegaduhan itu
Navi menghembuskan nafas beratnya lalu menyudahi jam pelajarannya karna sudah bel pulang
Navi pulang ke Ndalem dengan suasana hati yg kurang mengenakkan
Setiap jum'at memang dia tak langsung pulang kerumah, menunggu suaminya pulang Jum'attan dulu di Masjid besar / Masjid Bannat karna biasanya di hari Jum'at banyak Santri yg disambang
Navi masuk Ndalem dengan uluk salam dan tak ada jawaban, dia langsung masuk ke kamar dan menyandarkan kepalanya di shofa
Rasa bersalah sungguh menggerogoti hatinya, apa dia harus datang kesana, menyelesaikkan ini ?
Ini ada sangkut pautnya dengan dirinya
Apa abahnya sudah tau tentang ini ?
Tanpa terasa lamunannya benar benar membuatnya tak sadar bahwa suaminya sudah pulang
Arash duduk disamping Navi, masih ada waktu 1 jam untuknya beristirahat sebelum berangkat jum'atan ke Masjid
"Suraya" panggil lembut Aras sembari mengusap lengan Navi
Lamunan Navi Buyar seketika mendengarnya, dia langsung menyalami suaminya yg sudah ada disampingnya
"Kenapa ?"
Navi hanya tersenyum dan menggeleng
"Mas masih jadi tempat ceritanya Suraya kan ?"
Navi tak bisa menahan air matanya, sudah dibilang kalau bumil ini sangat sensitif
Dia langsung memeluk suaminya dan menangis didalam dekapannya
Arash langsung membalas pelukannya,waktu 1 jam sepertinya tak cukup untuk istrinya cericerita jadinya dia hanya menenangkan istrinya hingga 15 menit dan Navi langsung menyuruh Arash untuk mandi karna harus sholat Jumat
**************
Sepulang Sholat Jum'at, Arash mengajak Navi langsung pulang karna umi dan Abah pun sedang tak di Ndalem, sedang di Pondoknya Budhe Zuhro
Sampai dirumah, Arash dan Navi duduk di teras samping dimana banyak tanaman bunga yg masih kecil kecil yg Navi tanam beberapa waktu lalu
"Suraya mau cerita ?"
"Navi bingung mas, Navi kasihan sama Mba Fatim tapi Navi bingung harus nolongnya gimana ?"
"Suraya dapat berita yang bagaimana ?"
"Dapet cerita dari Mba Naya katanya Gus Manaf dan Ning Fatim berantem terus mas"
"Suraya, Gus Manaf itu bukan orang sembarangan, Kelas keimanannya tinggi, Dia Hafidz Quran, dia Ahli Fiqih, jadi kamu gak usah khawatir, dia tau bagaimana cara mengistimewakan istrinya nanti suatu hari, sekarang memang dia belum terbiasa dengan keberadaan Fatimah, Fatimah pun bukan wanita sembarang Sayang, Keikhlasannya sangat terkenal di pondok ini, Ahlul Khidmah yg langsung dipilih oleh Umi untuk menjadi Ustadzah, tidak mendaftar, keduanya hanya sedang Allah uji, sedang Allah coba keimanannya dan insyaAllah akan Allah angkat derajatnya, jangan khawatir yah"
Arash menggenggam tangan Navi, dia pun sudah mendengar berita itu, keduanya memang bertengkar hebat saat Manaf Masih diam diam menyimpan foto Navi, Fatimah mengetahuinya dan langsung menyobeknya itu membuat amarah Manaf kembali meluap
Mungkin Navi belum tau bahkan semoga tidak tahu bahwa Fatimah meminta dipulangkan ke Abahnya, Manaf meminta Fatimah dengan cara baik maka harus memulangkan dengan baik
Namun belum ada jawaban dari Manaf
Arash diam diam 5 hari lalu pergi ke Jakarta menemui Manaf, mau bagaimanapun ini menyangkut istrinya, Manaf harus melupakan istrinya dan Arash harus tegas akan hal itu dan hanya dijawab "Saya Usahakan"
Arash memaklumi sikap kawannya itu yg memang keras kepala, namun dia juga penuh perhatian, dibalik keras kepalanya ada hal yg tak terduga lewat kelembutannya
"Apa kita harus kesana mas ? Bilang ke Mba Fatim dan gus Manaf"
"Gak perlu yah sayang, malah makin ruwet nanti, Suraya bantu doa saja semoga mereka berdua bisa kuat menghadapi ujian ini, mereka gak akan pisah kok karna iman mereka gak setipis itu"
"Tapi aku kepikiran Mba Fatim terus mas, dia ngblok aku, aku pengin ketemu, aku pengin peluk dia"
"InsyaAllah suatu hari, persahabatan kalian akan kembali seperti semula kok, gak lama lagi Suraya"
"Semoga yah mas"
"Iya Suraya"
*****************
Maaf yah beberapa hari gak up krna kepikiran terus pengin bikin Cerita Gus Manaf tpi bingung krna konfliknya cuma itu
Menurut kalian
Bikin gak ?