Happy Reading.
.
.
.
Kenzi meraba raba tempat di sampingnya mencari seseorang yang biasanya tidur di sana sembari memeluk dirinya.
Membuka mata perlahan lalu duduk sembari mengucek matanya, dan melihat ke samping.
Lagi lagi tak ada orang, Arjuna sudah 8hari tak pulang dan sama sekali tidak mengabari Kenzi.
Bangkit dari tidurnya dan bersiap siap berangkat ke sekolah sendiri.
Ketika sudah selesai, ia pun langsung pergi keluar dan mencegat salah satu taksi untuk mengantarnya pergi sekolah.
Saat ini, dia benar benar tidak mood untuk berdesak desakan di atas angkot. Sungguh.
Ketika sudah sampai, banyak siswa yang sudah mulai berdatangan.
Turun dari taksi, membayar dan langsung masuk ke dalam gerbang.
Di perjalanan, dia melihat Arjuna yang berjalan bersama teman temannya ketika berselisih dengannya tak sekalipun Arjuna menengok.
Aneh.
Apakah pria itu membenci nya? Tapi kenapa?.
Berusaha berfikir positif ia pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Ketiak sudah sampai, Kenzi langsung duduk di bangkunya sampai akhirnya bel tanda masuk sekolah pun berbunyi.
Dan di saat itu lah, siswa di kelasnya pun masuk, begitu pula dengan Arjuna.
Kenzi menatap ke arah mata Arjuna tapi pria itu hanya menatapnya dengan dingin.
"KA Tukeran." Ucap Arjuna kepada Friska yang saat ini duduk di belakang dengan Laura.
Kenzi tercenung, apa maksudnya?.
Friska menatap Arjuna tak mengerti, setelah itu ia melihat ke arah Laura.
Laura hanya tersenyum malu malu.
"Minggir ka, gue mau duduk bareng PACAR gue." Ucapnya lagi dengan menekankan kata 'pacar' pada kalimatnya.
Kenzi hanya diam, sembari melihat ke arah bukunya dan meremas pulpen nya erat.
"Beneran la?."tanya Friska ke Laura.
Laura menganggukkan kepalanya, sedangkan Friska membulatkan matanya sempurna.
Bangkit dari duduknya."ikut Gue bntr La."
Friska pun langsung pergi menuju keluar dari kelas dan Diikuti oleh Laura di belakang.
Arjuna diam, mengerutkan dahinya bingung lalu menatap ke sekeliling dimana teman temannya juga ikut diam.
Dan beberapa saat kemudian, satu persatu teman temannya pun keluar dari kelas tersebut.
Kenzi hanya diam, sedangkan Arjuna juga diam sembari menatap punggung Kenzi.
Berjalan ke kursi yang berada di dekat jendela, lalu setelah itu menduduki dirinya sembari menopang dagu, ia pun melihat keluar.
Ntah lah, perilaku Teman sekelasnya sungguh sangat aneh.
Dan lebih anehnya lagi, ia tidak tahu kenapa teman temannya itu seperti itu.
"Kapan pulang?."
Suara yang tiba tiba terdengar membuat Arjuna menatap punggung Kenzi yang masih menghadap ke depan tanpa melihat ke arahnya.
Setelah itu, di kembali melihat keluar lagi.
"Belum tau."jawab nya singkat.
"Ooh."
Tak ada pembicaraan lagi, lagi lagi mereka berdua diam. Kelas yang biasanya ramai kini sangat sepi.
"Enak dong bisa pulang malam terus akhir akhir ini?." Ucap Arjuna yang tiba tiba bicara dengan nada menyindir ke arah Kenzi.
"Kenapa?."
"Gue nggak di rumah, dan Lo Bisa ngadate tiap Saat sama pacar Lo itu, Kan enak."
"Nggak juga."
"Ah merendah, Trus gimana hubungan Lo? Lancar? Ah lancar nggak sih, yakali nggak lancar."
"Hubungan ya? Haha."
Arjuna menatap Kenzi bingung, tak mengerti suara rendah dan kekehan pilu yang terdengar aneh itu.
"Ada apa?."
"Kalau soal hubungan, Gue punya. Sama laki laki yang membuat Gue jadi seorang istri, tapi lepas tanggung jawab."
"Kita nggak ngomongin itu, Kita lagi Bicarain Hubungan Lo sama pacar Lo itu."
Kenzi mengangguk, terlihat dari kepala belakang yang memiliki pergerakan.
"Gue nggak punya pacar."
"Nggak punya pacar? Ahh Lo di gantung ya? Kasian banget dong kalau gitu."
"Iya kasian banget."balasnya.
"Lo udah makan?."lanjutnya.
"Belum."
"Kenapa? Nggak di kasih Makan sama pacar Lo?."
Tak ada jawaban, tetapi Arjuna malah mendekat, dan duduk di samping kursi Kenzi.
"Enggak."
Suara pelan yang tiba tiba berada di dekat telinganya membuat Kenzi kaget.
Jantungnya berdegup kencang karena itu.
"Setan!."
Arjuna tergelak, melihat ekspresi terkejut Kenzi membuat semangatnya terlonjak naik, Sudah beberapa Hari tak bersama Kenzi, Dia akui. Sungguh hari yang sangat menyiksa.
"Ketawa lo!."
Di sela sela tawanya ia pun mengangguk, dan memeluk Kenzi tiba tiba.
"Kangen, kangen banget."ucapnya membenamkan Kepala Kenzi ke dada bidangnya.
"Sok sok an kabur."
"Gue pengecut banget ya?."
"Banget , Dari dulu."
"Haha, tapi Bab, Lo beneran nggak pacaran sama dia kan bab?."
Kenzi menggeleng."enggak, Sekarang dia jadi Abang gue."
"Hmmm, Gitu. Nanti kalau ada masalah kedepannya, Lo akan ninggalin gue nggak bab?."
"Mungkin."
Arjuna membulatkan matanya sempurna, dan melepaskan pelukan itu dengan paksa.
Menatap Kenzi tajam seolah olah bahwa itu nggak akan pernah ia bolehkan.
Sekarang Kenzi yang tergelak."becanda doang."
"Jangan bikin gue takut dong."
Kenzi menyunggingkan senyumnya."oh, Lo juga bisa takut?."
"Bacot Lo."
Kenzi meraba pipi tirus Arjuna dan meraba kelopak matanya dengan jempol miliknya.
Mendekatkan Wajahnya dan mengecup kedua kelopak mata Arjuna lembut dan singkat.
Chup.
Chup.
Lalu ia menjauhkan wajahnya lagi.
"Jelek banget, Nggak tidur?."
Arjuna menggeleng."nggak bisa."
"Emang kemana?."
"Hotel."
Kenzi mengangguk, "mau pulang?."
"Bolos dong, Lo ikut?."
Kenzi menganggukkan kepalanya dan membereskan Kembali alat tulisnya.
Sedangkan di luar ruangan, dua pasang mata sedang menatap mereka dari jendela.
"Liat tuh, Mata Lo buta?."
Laura menatap Friska meminta penjelasan.
"Nggak mungkin Lo nggak ngerti, tapi biar gue perjelas, supaya Lo lebih faham."
Friska menyandarkan kepalnya di dinding dan menatap lurus kedepan.
"Hubungan mereka bukan sekedar Teman dari kecil, dari dulu, Gue dan semua anak Kelas itu faham, mereka masing masing punya perasaan, Tapi mungkin hanya salah satu dari mereka yang sadar akan perasaanya sendiri, tapi satunya lagi engga, walaupun di mata kita, teman sekelas mereka tahu, bahwa mereka saling suka ah, tidak, bahkan saling mencintai."
Friska berhenti dan menatap Laura."menurut Lo, pihak siapa yang sadar akan perasaanya?."
Laura menatap ke dalam lagi, dan kembali melihat Friska."Kenzi."
Friska mengangguk."menurut Lo, udah berapa sakit yang dia derita selama ini? Melihat orang yang dia sukai berjalan bergandengan dengan orang lain bertahun tahun, Lo tega?."
Friska menegakkan tubuhnya lurus lurus dan menatap kedepan, memegang bahu Laura yang terdiam.
"Jangan jadi antagonis di cerita mereka."
Setelah mengatakan itu, Friska pergi meninggalkan Laura yang masih diam di tempat.
•
"Buk buk, hari ini kita belajar di luar ya buk, tau nggak buk, kita bosen di kelas Mulu,.kali kali di luar lah buk, di taman belakang gitu."ucap Ical yang notabennya ketua kelas sedang membujuk Guru Bahasa Indonesia nya itu.
Dela menatap murid muridnya bingung, bukan hanya ketua kelas, melainkan Semua siswa di kelas tempat ia mengajar saat ini berada di sini.
"Iya Buk, outdoor buk, biar lebih milenial Gituu." Ucap salah satu dari mereka.
"Emang ada apa di kelas? Tumben banget."
"Itu buk, ada Kadal kawin." Celetuk Giant tiba tiba.
"Nah bener tuh buk, kadalnya tadi berantem, kita takut ganggu, yaudah. Yuk buk ke taman belakang, dari pada liat kadal, mending liat kupu kupu kan. HAHA."
Dela menatap Giant, lagi lagi ia bingung.
"Nggak usah di fikirin Buk, Ke taman belakang aja yuk."ucap Nana yang menarik tangan Dela dengan paksa membelok ke taman belakang.
TBC
HAI