Dear Leader (End)

By KeiKeiJin

25.3K 1.7K 662

Kehancuran Member Enhypen setelah Jungwon pergi dari Enhypen. Ending : 1 July 2023 More

Part 1
Part 2
Part 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13 (Yang terjadi pada Jay)
Part 14
Part 15 (02L vs Heeseung)
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21 (Heeseung and His Memory)
Bab 22
Part 24 (End??)
Part 25

Part 23

616 44 74
By KeiKeiJin

Ketiga pria tampan kini tengah berkumpul di kamar JayHoon. Mereka menatap meja yang di sana ada data-data Song Ha-rin dan Han Jin Hwan.

"Jay, bukankah kata mu pembunuh itu mentargetkan Jungwon saja? Kenapa dia mengincar Heeseung hyung?"

Jay menghela nafas, dia menatap Sunghoon dengan mata merahnya. Ya benar itu bukan Jay melainkan Jason.

"Aku juga tak tau.. berdasarkan data yang dikirim Taehyun hyung, Ha-rin hanya mengincar Jungwon bukan Heeseung hyung. Apa mungkin Jin Hwan.. suruhan Ha-rin memiliki dendam terhadap Heeseung hyung?"

"Aku tak peduli apapun itu, yang jelas itu sudah membahayakan Heeseung hyung!! Aku tak terima jika Heeseung hyung diperlakukan seperti ini"

Sunghoon dan Jason menghela nafas.

"Tenangkan dirimu, Jake.. kami sedang memikirkan motif apa yang dilakukan bajingan itu" kata Sunghoon.

"Sunghoon"

Mendengar panggilan dari Jason, Sunghoon menoleh ke arah Jason.

"Kita lakukan rencana ini besok!"

"Apa?! Bukankah itu terlalu cepat?" Jake menatap Jason dengan tatapan terkejut. Oh ayolah Jake belum siap untuk melakukan rencana itu.

"Tidak, Jay benar.. kita tak dapat menunda rencana itu lagi.. besok kita lancarkan semua rencana" kata Sunghoon.

Jake baru saja ingin membuka mulutnya untuk menolak namun Jason kembali memberikan alasan yang sialnya benar.

"Jake, kita harus melakukan rencana ini sekarang! Mumpung mereka sedang lengah! Jika kita menunggu sampai waktu yang kita tetapkan sama saja kita menunggu mereka pulih kembali dan menyusun rencana untuk menghancurkan kita" kata Jason.

Jake menatap Jason dan Sunghoon yang menatapnya juga.

"Baiklah, mari kita lakukan" kata Jake.

Jason tersenyum lalu mengusap rambut Jake.

"Anak pintar, mari bersiap-siap untuk esok" kata Jason.

"Jay, bagaimana dengan Ha-rin dan Jin Hwan?"

Jason terkekeh lalu tersenyum kepada Sunghoon.

"Kamu meragukan orang-orang suruhan ku?"

"Ah tidak kok! Aku tak meragukannya, aku hanya khawatir.. Jin Hwan bukanlah orang biasa" kata Sunghoon.

"Tenanglah otak udang.. mereka tak akan bisa kabur" kata Jason dengan senyuman manis di bibirnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jay, Sunghoon dan Jake kini telah sampai di rumah yang direncanakan akan menjadi pertumpahan darah dari pembunuh Jungwon.

"Jadi ini rumahnya?" Jake menatap rumah itu dengan tatapan terkejut.

"Sunghoon, kamu sudah menyiram area ini dengan bensin kan?" Tanya Jay.

"Apa?! Bensin buat apa?!" Kaget Jake.

"Sudah, semuanya sudah ku siram dengan bensin. Bahkan tanamannya juga ku siram" kata Sunghoon.

"Bagus" kata Jay.

Jay menatap Jake dan Sunghoon setelahnya berjalan masuk ke dalam ruangan itu diikuti oleh Jake dan Sunghoon.

"Tuan"

Jay menoleh ke arah orang yang dia perintahkan untuk menjaga pembunuh itu.

"Bawa barang-barang yang ku bawa, lalu pergilah dengan yang lain" kata Jay.

"Tapi tuan-"

"Aku tak ingin kalian tertangkap, jadi pergi sebelum semuanya terlambat" kata Jay.

"Baik Tuan"

Jay mengangguk, dia berjalan mendekati Ha-rin dengan Jin Hwan yang pingsan.

"Sunghoon, sebelum membunuh mereka.. lebih baik kita bertanya terlebih dahulu apa alasan mereka melakukan hal itu kepada kita" kata Jay.

"Oke!"

"Oh iya, pakai sarung tangan ini! Agar sidik jari mu tidak menempel di barang bukti atau terserah lah" kata Jay.

Jake dan Sunghoon mengambil sarung tangan itu dan memakainya. Sama halnya dengan Jake dan Sunghoon, Jay pun melakukan hal yang sama.

"Tuan ini barangnya!"

"Taruh itu, bangunkan mereka setelah itu pergilah"

"Baik Tuan"

Salah satu orang dis itu mengambil ember berisikan air lalu..

Byurr

Ha-rin dan Jin Hwan terbangun karena air yang disiramkan ke wajah mereka.

"Kalian sudah bangun?"

Mereka berdua menatap Jay yang baru saja bersuara.

"Pagi!! Mimpi indah?" Jake tersenyum cerah ke arah Ha-rin dan Jin Hwan.

"Kalian.. apa yang kalian lakukan?! Kenapa kami ada disini?! Kenapa kalian menculik kami?!"

"Jin Hwan, menurut mu kenapa kami menculik mu dan adik mu ini?" Tanya Jay.

"Sialan! Lepaskan kami!"

"Sunghoon" Jay memberikan kode kepada Sunghoon untuk memulai rencana ini.

Sunghoon mengangguk, dia mendekati gadis yang diikat bersama dengan Jin Hwan, Ha-rin.

"Hei manis, kenapa menangis hm?" Sunghoon mengusap rambut Ha-rin, dia menatap Ha-rin dengan lembut.

"Kumohon lepaskan Jin Hwan Oppa, dia tak bersalah. Aku yang merencanakan ini semua" kata Ha-rin dengan isakan.

Sunghoon terkekeh, dia mengangkat dagu Ha-rin agar dapat bertatapan dengan nya.

"Jangan menyentuhnya sialan!"

Bugh

Jake memukul kepala Jin Hwan dengan tongkat bisbol yang dia bawa tadi.

"Diamlah! Kamu sangat berisik" kesal Jake.

Sunghoon menatap Jake dan Jin Hwan lalu kembali menatap Ha-rin.

"Song Ha-rin, bisa jelaskan padaku apa maksud mu? Kenapa kamu membunuh Jungwon dan juga melukai Heeseung hyung?" Tanya Sunghoon dengan nada yang begitu lembut.

"A-aku" Ha-rin menatap Jin Hwan.

Jin Hwan menatap Ha-rin lalu menggelengkan kepalanya.

Sunghoon yang melihat itu tersenyum.

"Beritahu kami, Harin-ah" kata Sunghoon.

"A-aku tak bisa mengatakan nya"

Sunghoon menatap ke arah Jake yang menatapnya juga.

Bughh

"Arghh!!"

"Jin Hwan Oppa!!"

Jake kembali memukul, kali ini dia memukul di bagian wajah.

Sunghoon menarik dagu Ha-rin agar Ha-rin kembali menatapnya.

"Masih tidak mau bicara hm?"

"Tolong jangan sakiti kakak ku" kata Ha-rin dengan mata berkaca-kaca.

"Ya, kami tak akan menyakitinya jika kamu mau bicara, manis"

Ha-rin dengan mata berkaca-kaca nya menatap Jin Hwan lalu kembali menatap Sunghoon.

"Kami.. melakukan ini karena kami membenci kalian, member Enhypen"

"Begitukah? Lalu apa alasannya? Tidak mungkin kalian membenci kami tanpa alasan bukan?"

"A-aku"

"Ha-rin!!"

Sunghoon dan Ha-rin menoleh ke arah Jin Hwan.

Bughh!!

Jake kembali memukul Jin Hwan di bagian punggung.

"Bisakah kamu diam?"

Sunghoon kembali menatap Ha-rin.

"Beritahu kami"

"Aku dan Jin Hwan Oppa membenci kalian karena saat kalian masih menjadi I-land saudara Jin Hwan Oppa menjadi salah satu member dari I-land. Namun dia tereliminasi dan karena itu dia depresi dan berakhir bunuh diri."

"Apa?! Tapi itu bukan salah kami?!"

"Jay, mohon diam. Biarkan aku yang bicara" kata Sunghoon.

Sunghoon menghela nafas lalu mengangguk. Dia akan melanjutkan sesi ini.

"Lalu apa hubungannya dengan mu? Kalian bukan saudara sesungguhnya bukan? Bahkan dari marga, marga kalian berbeda. Kamu Song dan Jin Hwan Han."

"Kami memang tidak sedarah. Namun aku dan Jin Hwan Oppa sudah seperti saudara sesungguhnya."

"Lalu kamu mengusulkan untuk membunuh kami semua untuk menghibur Jin Hwan begitu?"

"Bukan.. sebenarnya aku juga memiliki dendam dengan kalian. Aku pernah mengikuti fansign kalian saat kalian baru-baru debut. Aku sangat senang dapat bertemu Jungwon, namun aku merasa sangat kesal karena Jungwon berinteraksi berlebihan dengan Jay! Kalian berdua hanya Kakak adik namun kalian bertingkah layaknya kekasih. Aku membenci itu, dan aku juga benci fans-fans yang juga mengatakan Jungwon lucu dan menggemaskan. Aku benci saat Jungwon dipuji oleh orang lain, aku benci saat mata mereka menatap Jungwon dengan binar bahagia. Aku benci itu, aku hanya ingin Jungwon menjadi milik ku dan tak ada siapapun yang bisa memilikinya. Namun karena aku tak bisa memilikinya, aku memutuskan untuk membunuhnya agar tak ada yang bisa memilikinya"

Jay mengepalkan tangannya saat mendengar penjelasan wanita itu.

"Jalang sialan, hanya karena obsesi sialan mu, kamu membunuh adik ku!!" Jay berjalan menghampiri Ha-rin, bertujuan untuk memukul wanita itu namun Sunghoon menahan tangannya.

"Jay tenanglah! Dia wanita" kata Sunghoon.

"Lepaskan! Di mata ku dia bukan wanita melainkan monster yang membunuh adik ku, aku harus membunuhnya!"

"Jay, kita akan membunuhnya nanti.. kita harus tahu informasi dari mereka terlebih dahulu" kata Sunghoon.

Jay menatap Ha-rin tajam, dia menghela nafas lalu mundur. Dia kembali duduk di sofa yang disediakan.

"Baiklah, apa hanya itu?"

Ha-rin mengangguk dengan wajah ketakutan.

"Oke, kami rasa itu sa-"

"Tunggu! Aku memiliki satu pertanyaan!"

Semuanya menoleh ke arah Jake. Jake menatap gadis itu dengan wajah datar. Hal yang mengejutkan, karena tak ada siapapun yang pernah melihat ekspresi datar dari Jake.

"Ha-rin, Song Ha-rin. Kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Oh? Mungkin saat fansign itu."

"Aniya, aku ingat! Kamu, dan Jin Hwan pernah berpura-pura menjadi Staff dan mencoba meracuni Jungwon kan?"

"Jake?" Kaget Sunghoon.

"Kapan?" Kaget Jay.

"Aku ingat dengan jelas, kalian lah yang memarahi ku karena aku tak sengaja menumpahkan minuman Jungwon." Kata Jake.

"Jake, itu kejadian kapan?" Tanya Jay.

"Sejak kapan, kalian merencanakan semua ini?" Tanya Jake.

~

"Dimana kakak-kakak kalian?!"

"Kami tak tau Heeseung hyung, mereka sudah tak ada disini sejak pagi"

"Benar kata Ni-Ki, hyung, mereka menghilang sejak pagi." Kata Sunoo.

Heeseung menghela nafas. Dimana 02L? Sial, feeling-nya sangat jelek saat ini. Dia merasa kalo 02L sedangkan melakukan sesuatu yang akan menghancurkan Enhypen.

Heeseung menatap kedua adiknya itu, dia tersenyum lalu mengusap rambut kedua adiknya itu.

"Pergi lah ke kamar kalian, jangan mengkhawatirkan kakak-kakak kalian? Hyung akan berusaha menghubungi mereka"

"Nee Heeseung hyung" kata Sunoo dan Ni-Ki serempak.

Mereka melangkah pergi menuju ke kamarnya meninggalkan Heeseung yang masih sibuk dengan handphonenya. Dia sedang berusaha menghubungi Sunghoon.

"Angkat Park Sunghoon!"

Panggilan tak terjawab. Heeseung melempar handphone itu ke sofa karena kesal, tentu saja menggunakan tangan yang tak terluka.

"Aishh sialan! Apa yang kalian lakukan?!"

~

Bughh

Bughh

Brukk

"Ini akibat nya jika kamu berani menyakiti member ku" kata Jake dengan suara dingin.

Jake menarik kembali kerah baju Jin Hwan yang baru saja terjatuh karena di dorong oleh Jake.

Jin Hwan yang keadaannya sudah babak belur pun hanya menatap Jake dengan tatapan lemah, dia terkekeh kecil seolah tak takut dengan Jake.

"Jadi ini malaikat Enhypen? Wahh aku tak tau bahwa malaikat bisa memukuli orang bahkan membunuh orang" kata Jin Hwan dengan tatapan meremehkan.

Jake tersenyum miring, tatapannya semakin tajam saat mendengar perkataan Jin Hwan.

"Benar, aku malaikat Enhypen untuk Engene. Aku malaikat yang sangat baik dan selalu membantu Engene.. tapi aku akan menjadi malaikat kematian untuk orang-orang seperti mu"

Jake mendorong tubuh Jin Hwan ke tembok, dia mengarahkan tangannya menuju leher Jin Hwan. Ya benar, dia mencekik Jin Hwan.

"Jake! Cukup! Kamu tidak mau kan dia mati begitu saja?" Sunghoon menarik Jake agar Jake menjauh dari Jin Hwan.

Wajah Jake memerah itu artinya dia menahan amarah yang begitu besar. Sunghoon yang sadar menarik bahu Jake agar Jake menghadap dirinya.

"Jake, kamu urus Ha-rin dengan Jay. Untuk Jin Hwan biar aku yang urus" kata Sunghoon.

Jake menatap Sunghoon lalu mengangguk.

Dia meninggalkan Sunghoon dan pergi menuju Jay. Jay sekarang sedang bertatapan dengan Ha-rin. Ekspresi keduanya sangat berbeda. Ha-rin dengan wajah takutnya dan Jay dengan wajah datarnya.

"Jake.. apa yang harus kita lakukan ke dia?" Tanya Jay.

"Ya kita siksa sampai mati lah Jay, memang kamu mau apa?"

Jake tersenyum lalu menyenggol bahu Jay.

"Eyyy, Jangan bilang kamu ingin mencicipi tubuhnya" kata Jake dengan tatapan meledek Jay.

"Tentu tidak! Untuk apa? Lagipula aku tak tertarik dengan bekas. Kalo kamu mau melakukan itu, lakukan saja sana! Tidak usah mengajak ku" kata Jay.

"Dih? Aku juga tak mau lah!" Kata Jake.

"Yasudah, ada ide untuk penyiksaan lebih menakutkan daripada hal-hal menjijikan itu?"

Jake terlihat berpikir lalu.. "aku punya ide!"

~

"Hyung" Heeseung tadinya sibuk mencoba menghubungi Jake pun menoleh ke arah Ni-Ki.

"Ada apa Ni-Ki-ya?"

Ni-Ki menghampiri Heeseung yang terlihat pusing mencari 02L dengan tangan yang memegang boneka beruang Sunoo.

"Hyung.. apakah kamu tak curiga dengan kamar Sunghoon hyung dan Jay hyung?"

Heeseung terdiam, kenapa dia tak kepikiran?! Kamar Sunghoon dan Jay! Tentu saja! Pasti ada sesuatu di dalam nya. Mungkin ada petunjuk mereka kemana.

"Ni-Ki-ya, bagaimana jika kita masuk ke kamar Sunghoon dan Jay?"

~

"Oh astaga, aku merasa seperti wanita bermain seperti ini Jake!"

"Oh ayolah! Ini permainan yang asik.."

Jay menaruh gunting di meja, dia menatap Jake yang sedang sibuk menjahit mulut Ha-rin. Ya kalian tidak salah baca, Jake sedang menjahit mulut Ha-rin.

"Jake, kamu tau? Aku benci saat kamu menyuruh ku untuk menggunting rambut wanita ini, kita seperti bermain salon-salonan. Kita seperti anak gadis" keluh Jay.

"Lalu kamu mau apa? Kamu, ku suruh menjahit mulutnya tak mau"

"Tidak itu menjijikan, lagipula aku tak bisa menjahit" kata Jay.

"Yasudah begini saja, bagaimana jika kamu kreasikan saja apapun yang kamu mau di tubuh wanita ini, seperti gambar? Bukankah itu bagus?"

"Baiklah, menurut ku itu bukan ide yang buruk"

Jay mengambil pisau yang sangat kecil untuk nya membuat karya. Dia mengambil tangan Ha-rin lalu mulai mengelupas kulit tangan Ha-rin.

"Jake, apa dia sudah mati?" Jay menatap Ha-rin yang matanya sudah tertutup namun kemudian kembali terbuka. Tatapannya sangat lemah. Jake ikut menatap Ha-rin.

Plakk

Jake memukul kepala Ha-rin dengan wajah kesal.
"Jangan tidur sialan, aku belum selesai menjahit." Kesal Jake.

Jay menatap Jake kaget, sejak kapan teman seumurannya itu kejam seperti ini?

"Jake! Jay! Apa yang kalian lakukan?" Tanya Sunghoon.

Jake dan Jay sama-sama menoleh ke arah Sunghoon. Ah tidak perhatian mereka terfokus kepada tangan yang Sunghoon bawa.

"Apa yang kamu lakukan pada Jin Hwan?" Tanya Jay.

"Aku memotong-motong tubuhnya, ada apa? Oh ya kepalanya aku taruh di kursi. Kalo diantara kalian ingin matanya atau panca indera lainnya, ambil saja"

"Sunghoon-ah itu menjijikan! Kenapa tidak kamu bakar saja?" Jay menatap tangan yang Sunghoon bawa dengan jijik. Iuhh tangan itu membuat lantai penuh dengan darah.

"Kan kita akan membakar nya bersama-sama dengan adiknya"

Jake bertepuk tangan saat melihat hasil karyanya, dia sangat senang melihat jahitannya yang begitu rapi.

Setelahnya dia beranjak menatap sekitarnya.

"Seingat ku ruangan ini sangat bersih tadi.. kenapa jadi kotor sekali?" Jake menatap lantai yang tadinya putih berubah menjadi warna merah.

Astaga tempat ini seperti tempat ini seperti tempat eksekusi saja.. padahal tidak banyak orang yang mereka bunuh. Baru dua orang yang mati, sudah kotor sekali tempat ini.

"Heheh maaf Jake-ah, aku tak bisa menjaga kebersihan karena bajingan itu tidak bisa diam, jadi akhirnya ya begini" kata Sunghoon.

Sunghoon menatap Ha-rin lalu tersenyum bangga.

"Wahh karya mu indah sekali Jake, aku kagum dengan mu" puji Sunghoon.

Jake lalu tersenyum bangga, Jake memang hebat!

"Jake, memang karya mu sangat bagus.. hanya saja aku merasa ada yang kurang" kata Jay.

Senyuman Jake pudar, dia menatap Jay bingung.

"Apa?"

Jay tersenyum, dia beranjak dari duduknya dengan pisau penuh darah yang dia pegang.

"Biar aku bantu"

Jleb!!

Jleb!!

"Dan yang terakhir"

Jleb!!

Sunghoon dan Jake menatap Jay terkejut. Bagaimana tidak Jay baru saja menusuk kedua mata Ha-rin dan juga dada Ha-rin, mungkin saja itu bagian Jantung Ha-rin.

"Nah! Ini sudah lebih bagus" kata Jay.

Sunghoon dan Jake bertepuk tangan pertanda kagum dengan apa yang dilakukan Jay.

"Sunghoon, siram mereka dengan bensin" perintah Jay.

Sunghoon mengangguk, tangan yang dia pegang sejak tadi dia taruh di sebelah Ha-rin.

Sunghoon mengambil bensin yang dia taruh di depan pintu rumah lalu dia siramkan ke potongan tubuh Jin Hwan dan juga tubuh Ha-rin.

"Lepaskan sarung tangan kalian, kita tak mungkin membawa sarung tangan ini ke dorm kan?" Kata Sunghoon.

Jay dan Jake mengangguk, mereka melepaskan sarung tangan mereka. Sama dengan Jay dan Jake, Sunghoon juga melepas sarung tangannya. Mereka meninggalkannya di meja sebelah Ha-rin.

"Ayok keluar!" Kata Sunghoon.

Sunghoon, Jay dan Jake kini sudah berada di luar rumah. Sunghoon mengangkat korek api yang sudah menyala di tangannya lalu melempar korek api itu ke genangan bensin.

Tidak butuh waktu lama, api membesar dan mulai membakar rumah itu.

"Sudah selesai" kata Jay dengan senyuman di bibirnya.

~

"Berita terkini, terjadi kebakaran rumah di jalan xxxxx di Seoul. Diduga kebakaran ini di sengaja.

Beberapa warga di daerah itu mengakui bahwa mereka mendengar teriakan wanita di rumah itu sebelum kebakaran terjadi. Dan saat polisi mengecek cctv di sekitar rumah tersebut mereka menemukan 3 pria yang keluar dari rumah itu. Mereka bertiga dinyatakan pelaku dari kebakaran tersebut.
Namun polisi mengatakan bahwa mereka menangkap wajah dari ketiga pria itu.

Ketiga pria itu adalah Jay, Jake dan Sunghoon Enhypen"

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

270K 19.9K 99
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...
ANTAGONIS By Valt

Fanfiction

455K 51.4K 23
Justin tidak tahu menahu, tiba-tiba saja dirinya mengalami kecelakaan saat pertama kali belajar mengendarai motor. Akibat kecelakaan itu ia kehilanga...
341K 29.5K 34
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...
80.3K 10.4K 29
WARNING : BxB, YAOI, M-PREG JENO x RENJUN ========================== Kisah asmaranya selalu berakhir rumit. Sekarang Renjun sudah menyerah, terserah...