You Belong With Me
Lee Heeseung x Park Sunghoon
🥀
WARN! LONG CHAPTER‼️
Tarikan kuat yang seakan tak berarah itu sukses membuat Sunghoon semakin gugup, ketika nyatanya bilik kamar mandilah yang dituju oleh si pemuda Lee itu.
"Heeseung! Lepas!" ujarnya disertai dengan sedikit rontaan kecil pada lengannya.
Braakkk
Namun sedikit pun Heeseung tak menggubris perkataan Sunghoon. Terlihat beberapa anak lelaki yang berjingkat terkejut ketika pintu kamar mandi didobrak,mereka tampak ingin marah namun tidak jadi ketika melihat Heeseung yang seperti ingin membunuh orang.
"Keluar!" perkataan singkat,padat dan jelas itu sudah mampu untuk membuat kamar mandi mendadak sepi.
Heeseung menarik Sunghoon ke salah satu bilik paling pojok.
Klikk
Terkunci.
"Heeseung! Aku mohon! Lepasin! Habis ini bel masuk!" Sunghoon masih tak menyerah. Ia terus meronta.
Heeseung juga sama,tak ada niatan untuk melepaskan cengkeramannya pada lengan Sunghoon. Pemuda Lee itu terlihat mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
Tuuttt...
"Napa,Hee?" Sunghoon yakin itu adalah suara Jake.
"Ijinin gue sama Sunghoon,gak masuk kelas."
"Mau ngapain lo? Ijinnya gimana?"
"Bukan urusan lo! Alasannya terserah lo aja."
Tutttt...
(* Font Italic itu POV nya Jake di telepon)
Setelah itu Heeseung mematikan ponselnya.
Sunghoon hendak berbicara sekali lagi, "Hee-"
"Lepas baju lo!"
Namun ucapan Heeseung barusan membuat Sunghoon membelalakkan matanya.
"Tunggu! Ke-kenapa? Nggak! Maaf,Hee! Tapi tolong biarin aku keluar!" Sunghoon menatap tepat ke dalam manik kelabu si pemuda Lee.
"Lo lepas sendiri,atau gue yang lepasin!?" ancam Heeseung tidak mendengarkan permohonan Sunghoon.
"Enggak! Kenapa harus dilepas!?" tanya Sunghoon mencoba berani.
Padahal sejak tadi kakinya sudah gemetar,ia takut jika tiba-tiba saja Heeseung melakukan sesuatu diluar nalar.
"Lepas,Park Sunghoon!" paksa Heeseung.
"Nggak! Kenapa ha-"
"SERAGAM LO KOTOR! DAN GUE NGGAK SUKA BEKAS TANGAN MEREKA WAKTU PEGANG-PEGANG BADAN LO KAYAK TADI! puas!?" potong Heeseung dengan suara yang keras.
Tubuh Sunghoon bergetar ketakutan. Aura Heeseung semakin terasa mencekam.
"Maa-maaf...tap-tapi aku bersihin sendiri aja." gumam Sunghoon.
Nafas Heeseung terengah. Ia memandang tajam kearah Sunghoon yang menunduk kaku.
"Aarrghhh!! Bajingan!" setelah teriakan itu, terdengar suara braakk yang cukup keras karena Heeseung memukul pintu bilik kamar mandi.
Heeseung frustasi kepada dirinya sendiri yang selalu lemah jika Sunghoon sudah mulai menangis dengan tubuh bergetar seperti saat ini.
Ia memaksa Sunghoon untuk duduk di atas closet dan mengambil jet shower di samping closet.
Sssrrhhss!
Lalu mulai menyalakan jet shower itu hingga membasahi tubuh Sunghoon seluruhnya.
"Aaahhh!! Heesswhh! Berhenti!! Hah!! Heess-" tangan Sunghoon mengusap wajahnya sendiri berkali-kali dan sesekali memukul-mukul kearah Heeseung yang tetap diam pada posisinya.
"Nggakhh-hahh!! Hweesweung! Ber-henti!" pekik Sunghoon kacau karena wajahnya beberapa tersemprot aliran jet shower.
Satu tangan Heeseung mengusap kepala serta badan Sunghoon yang kotor,hingga ia tak sadar baju sekolah Sunghoon sudah basah kuyup.
Ia terdiam sejenak,lalu lama-kelamaan aliran jet shower itu semakin mengecil dan berhenti. Ada satu yang menjadi fokusnya saat ini-
-Sunghoon dengan nafas tersengal, kulitnya yang putih pucat, keadaan basah kuyup dengan rambutnya yang acak-acakan, serta seragamnya yang menerawang lekuk tubuh rampingnya.
Holy Shit! Apa-apaan dengan pikiran Heeseung sekarang?
Tapi sialnya,ia horny.
๑๑๑๑๑
Pernah denger kalo angka 13 tuh angka keramat? Nahh this chapter will be like that! -author
️⚠️ Warning! Mentioning about Sexual Content/NSFW,ada beberapa basa-basi juga ⚠️
Sejujurnya Heeseung sudah mencoba menahan sejak ia menyadari keadaan Sunghoon tadi. Tapi, Fuck that's shit,he's out!
He just wanted to touch Sunghoon's body!
"Heeseu-Aaahh!!" panggilan Sunghoon terpotong ketika dengan tiba-tiba Heeseung menarik seragamnya hingga robek.
Seragam tipis dan basah itu Heeseung buang ke lantai kamar mandi begitu saja. Hawa dingin langsung menusuk kulit putih pucat Sunghoon.
Mata kelabu Heeseung semakin memunculkan kilatan berbahaya-yang menurut Sunghoon-itu seperti Heeseung akan melahapnya hidup-hidup.
Nope.
Tubuhnya yang tadinya terduduk kaku diatas closet dengan sekali gerakan kini ia sudah berganti menjadi duduk diatas pangkuan Heeseung. Jadi posisinya saat ini, Heeseung yang duduk diatas closet dan Sunghoon diatas pangkuan Heeseung.
Hoon,rasanya duduk di pangkuan 'duta pangku' gimana ya? Gue pengen,ehh -abaikan author ;)
"Heeseung!" pekiknya. Ia dengan spontan mencengkram bahu tegap pemuda Lee itu.
Tak menunggu lama, Heeseung langsung menyerang leher dan dada milik Sunghoon.
"Aaffhmm!! Aahh! Lee-Heeseungg!! Acckkh!" racaunya ketika ia merasakan sebuah gigitan di kulit putihnya.
Bahkan tanda yang dibuat oleh Heeseung beberapa hari lalu belum hilang. Kini tubuhnya sudah dipastikan dipenuhi bercak merah lagi.
Sasaran Heeseung berlanjut ke puting kemerahan milik Sunghoon. Beberapa kali ia menyedot kuat di area itu, seakan-akan puting itu bisa mengeluarkan susu.
"Nggahhkk!! Aahhh-eeufmhh!! Ya Tuhan! Lee Hees-ehmmhh!!" spontan tangan Heeseung langsung menutup mulut Sunghoon.
"Tahan desahan lo! Lo gak mau kalo apa yang kita lakuin ini ketauan 'kan?" peringat Heeseung.
Sunghoon menggeleng, "Heeseung,aku mohon...i-ini udah terlalu jauh..aku nggak mau,Hee-"
Cupp
Satu kecupan dibibir itu berhasil mendarat dan menghentikan perkataan Sunghoon.
"Diem, percaya sama gue, ngerti?" ujar si pemuda Lee,namun Sunghoon masih diam tidak menjawab.
Bagaimana mungkin ia bisa percaya pada Heeseung? Ya Tuhan,kenapa jadi seperti ini? Sejak kapan Heeseung jadi suka menyentuh tubuhnya?
"Aaahhmmhh!" karena tak kunjung menjawab, Heeseung meremas pinggang ramping Sunghoon dengan gemas.
"Ngerti nggak?" Tanya Heeseung sekali lagi, tangannya bergerak menyingkirkan beberapa untaian rambut di wajah putih Sunghoon.
Sunghoon mengangguk ragu. Ia tidak bisa lepas dari sini. Yang ia pikirkan-tidak mungkin Heeseung akan berbuat lebih jauh kan? Maksudnya seperti sesuatu yang lebih eksplisit?
Namun nyatanya, setelah melihat anggukan Sunghoon, sudut bibir Heeseung naik, "Nice..." gumam pemuda Lee itu kemudian.
Merasa mendapat lampu hijau,dengan tenang ia melanjutkan kegiatannya menikmati setiap inci tubuh Sunghoon.
Bahkan tanpa ragu,ia menjilati tubuh Sunghoon dari tulang selangka hingga pinggang Sunghoon tanpa terputus.
"Manis." ujarnya.
Sementara bibir dan lidahnya kembali fokus di puting si pemuda Park,Tangan Heeseung mulai melucuti celana Sunghoon.
"Ngghhh!! Nggakhh!! Haahhh! Heeshheunghh! Ja-ahh! Jangan!" sekuat mungkin Sunghoon mencoba berbicara. Tangannya bahkan tanpa sadar meremas bahu serta rambut Heeseung secara acak, karena setiap ia membuka mulut,hanya suara desahan saja yang keluar.
Mulut Heeseung tetap menyedot puting kanannya dengan kuat dan puting kirinya di remas tidak manusiawi oleh tangan si pemuda Lee itu.
Sunghoon nyaris gila sekarang!
Tubuhnya membusung dan melengkung, lalu meronta ke segala arah karena stimulasi yang Heeseung berikan. Pemuda Lee itu benar-benar seperti profesional dalam hal sex.
Mendengar desahan Sunghoon yang semakin kacau, Heeseung melepaskan mulutnya dari acara 'menyusu' tadi.
"Tahan desahan lo bisa nggak sih?" kesalnya.
Sunghoon jujur menggeleng, "Udah,Hee...jangan gini. Aku-aku nggak bisa. Aku mohon udah." lirihnya.
Kedua tangannya turun meremas bahu Heeseung yang masih terlapisi seragam. Seketika Sunghoon menatap nanar ke arah dirinya sendiri, Lihat! ia sudah nyaris telanjang bulat. Bahkan ia tidak sadar celana seragamnya sudah hampir terlepas dari kakinya.
"Lo udah tegang gini, yakin minta berhenti? Sekalipun lo minta berhenti juga gak bakal gue kasih-" Heeseung tiba-tiba menarik pinggang Sunghoon kedepan, membuat tubuh kedua benar-benar menempel.
"-karena gara-gara lo gue juga ikutan tegang. Dan gimanapun caranya,gue harus nuntasin ini sama lo!"
Setelah perkataan si pemuda Lee itu selesai, celana Sunghoon sudah benar-benar lepas dari tubuhnya. Kini tubuh putih pucat itu sudah telanjang bulat sepenuhnya dihadapan Heeseung.
"God! You're so fucking beautiful!" gumam Heeseung.
Kenapa tidak dari dulu ia jamah tubuh ini? Dan bodohnya ia malah menggores banyak cacat diatas karya sempurna dari Tuhan yang satu ini.
Tangan Sunghoon dengan panik menutupi beberapa bagian tubuhnya, khususnya bagian bawah. Dan hal itu membuat Heeseung terkekeh. Ia mengecup pelan dada Sunghoon yang dimana-ada sebuah bekas jahitan melintang-yang masih tak ia ketahui itu bekas jahitan apa.
"Gausah ditutupin gitu,lepas." titahnya pada Sunghoon.
Sunghoon menggeleng, wajahnya yang tadinya masih putih pucat kini mulai dihampiri oleh rona kemerahan. Ya,tapi mau bagaimana lagi, bayangkan saja kau telanjang di depan orang yang jelas-jelas membenci dirimu?
"Hee...aku mohon,udah ya?" Sunghoon berujar pelan.
Heeseung menggeleng,mencoba berbicara dengan lembut, "Gue bilang apa? Percaya sama gue." Setelah itu tangannya bergerak pelan menarik tangan Sunghoon yang tengah menutupi penisnya sendiri.
"Gue minta lagi sama lo, setelah ini jangan ngehindarin gue kayak dulu,bisa?" ia berujar dengan menatap tepat kedalam mata teduh Sunghoon, tangannya mengusap pelan punggung telanjang Sunghoon.
"Aku...takut." ujar Sunghoon hati-hati.
"Ngapain takut? Lo bakal ngerasain perasaan yang gak pernah lo bayangin. Lo diem aja,gue yang gerak. Kalo sakit jangan gigit bibir lo, langsung gigit pundak gue aja,sekeras yang lo mau,gue janji gak bakal marah. Intinya cuma satu, jangan desah keras-keras oke? Gue nggak mau kita ketauan, terus ketangkep BK dan ujung-ujungnya beasiswa lo terancam." entah kenapa Sunghoon tersihir dan terhanyut kedalam perkataan Heeseung yang terlihat meyakinkan.
"So, gue mulai." belum sempat Sunghoon membalas,ia merasa tubuhnya kembali dicumbu dan ada 2 telapak tangan yang kini meremas bongkahan pantatnya.
"Hee...eehnnnhh!" mulai lagi.
Kenapa Sunghoon selemah ini? Ia tidak bodoh untuk menyadari apa yang akan Heeseung lakukan kepadanya. Tapi ia tidak bisa menolak Heeseung. Kenapa?
Tubuhnya melengkung ke ke depan dan matanya terpejam. Tangannya kembali meremas bahu Heeseung kuat-kuat sampai seragam yang masih Heeseung pakai menjadi kusut. Bibirnya ia gigit sendiri dengan cukup keras, ketika ia merasakan sebuah jari memasuki lubang senggamanya dibawah sana.
"Ya Tuhan!! Ahhh!! Lee-Ehhnnhh!!"
Jari panjang yang cukup kasar itu mulai bergerak, mengaduk-aduk bagian dalam dari lubangnya dibawah sana.
"Heeseunghh!! Aahhh!! Engghhhh! Ehhffmm!"
"Park Sunghoon,heyy...udah gue bilang jangan gigit bibir lo." sampai akhirnya suara lembut Heeseung menyadarkannya dari euforia yang baru ia alami.
"Nggaahhkk-ehmmhh...nggak nyaman rasanya..." Sunghoon mencicit pelan.
Heeseung lagi-lagi terkekeh, Sunghoon sangat lugu ternyata.
"Ahahaha...ya iya, orang belum sampe ke intinya,masih pembukaan ini." canda Heeseung kemudian.
Sunghoon tertegun sejenak melihat candaan ringan Heeseung barusan dan senyum lembut yang terpatri di wajah pemuda itu.
Heeseung mengeluarkan jarinya yang sebelumnya ada didalam lubang Sunghoon dan ia menarik tengkuk pemuda Park itu agar mendekat ke wajahnya,lalu ia lumat perlahan bibir Sunghoon yang tidak terlalu lembut dan terasa dingin itu.
Namun bibir itu sudah ia klaim sebagai addicted bagi lidahnya. Benar-benar candu!
Setelah dirasa Sunghoon agak tenang,ia melepaskan tautan bibir itu. Untaian benang saliva tercipta diantara kedua mulut pemuda itu. Tangan Heeseung mulai bergerak melepas jas luaran serta seragam sekolah yang masih terpasang ditubuhnya. Sekarang ia bertelanjang dada.
Sunghoon memejamkan mata dengan wajah yang memerah cantik ketika ia disuguhi pemandangan itu. Oh Tuhan, kenapa Sunghoon merasa malu melihat tubuh Heeseung?
Sial! Sedangkan Heeseung bisa gila dengan ciptaan Tuhan yang satu ini! His swear to God! Sunghoon sangat cantik sekarang!
"Hoon, buka mata lo,liat gue. Inget apa yang gue bilang. Gue tau ini pertama kalinya buat lo,jadi kalo sakit langsung gigit pundak gue aja,jangan bikin bibir lo sakit apalagi berdarah." Sunghoon akhirnya membuka mata dan terlarut dalam tatapan tajam Heeseung.
Kepala pemuda Park itu spontan mengangguk.
"Gue langsung masuk atau mau foreplay lagi?" tawar Heeseung disertai tawa kecilnya yang dengan renyah mengalun menggoda Sunghoon.
"Fo-foreplay? Itu kita ngapain?" tanya Sunghoon yang masih asing dengan istilah itu.
Ya Tuhan, perut Heeseung rasanya tergelitik. Sunghoon benar-benar polos!
Heeseung tersenyum jahil dan menjawab, "Foreplay tuh kayak gini..." bersamaan dengan 2 jemarinya yang mulai nakal kembali menyusup ke lubang senggama Sunghoon.
Nyaris Sunghoon berteriak,namun sebelah tangan Heeseung dengan cepat menarik kepala Sunghoon agar terbenam di pundaknya.
Keeeuutttt!!
Sial! Ia baru sadar gigi taring Sunghoon memang sedikit runcing. Kulitnya serasa terkoyak perih,namun itu lebih baik daripada melihat Sunghoon yang kesakitan mengigit bibirnya sendiri.
"Heeseung...aarrhh! Eeemmhh! Ya-Eunghh!!Tuhan-aaffmhh!" desahnya semakin kacau ketika Heeseung dengan nekat menambah 1 jari lagi dan mempercepat gerakan jarinya didalam lubang sempit si pemuda Park. Sialan! Rasanya 3 jari Heeseung saat ini diremas kuat oleh lubang Sunghoon.
"Jangan keras-keras..." bisik Heeseung pelan tepat ditelinga Sunghoon. Dan Sunghoon hanya menggeleng acak. Kesadarannya menipis.
1 menit berlalu dan akhirnya Sunghoon mencapai klimaksnya. Ia memuncratkan cairan putihnya hingga mengenai perut Heeseung.
"Ahhh...hah-hikss-aahh!! Maaf...hikss...maaf!" Sunghoon merasa malu sekaligus menyesal mengotori tubuh Heeseung dengan cairan sperma miliknya.
Mendengar isakan keluar dari mulut Sunghoon, Heeseung mendadak panik. Apa ia terlalu kasar tadi? Tapi sungguh! Heyy! Itu masih jemarinya! Belum penisnya!
Frontal!
"Sunghoon? Lo ngapain nangis? Heyy? Gue kasar banget ya? Perih? Apa gimana?" tanya pemuda Lee itu bertubi-tubi.
Sunghoon menggeleng, "Badan kamu,ko-kotor." wajah cantik yang kian memerah itu mulai mengeluarkan buliran bening dari matanya.
Oh God!
Heeseung menggeleng,ia menempelkan dahinya dengan dahi Sunghoon.
"Cantik,heyy-dengerin gue...gue nggak marah. Gue tau apa yang gue lakuin, hal kayak gini udah jadi resiko. Berhenti nangis,ya?" ujar Heeseung lembut.
Rasanya ia sendiri lupa apa ia pernah berperilaku selembut ini atau tidak sebelumnya?
Tangannya menghapus lelehan air mata Sunghoon dan memeluk tubuh ramping dipangkuannya itu dengan lembut.
"Udah ya nangisnya? Gue udah nggak bisa nahan,Hoon. Sakit banget 'punya' gue!" Heeseung terkekeh ketika mengucapkan kalimat terakhir itu.
Maksud Heeseung 'punya gue' itu kalian paham 'kan dia lagi ngomongin apa? -author
Dengan sabar Heeseung menunggu Sunghoon sampai tenang. Setelah dirasa pemuda Park itu cukup tenang, Heeseung mulai melepas celananya sendiri sampai sebatas lutut.
"Udah mau masuk jam istirahat kedua,bentar lagi pasti rame...gue minta tolong tahan desahan lo,biar cepet." ujar Heeseung sembari sibuk melepas dalaman yang ia kenakan.
Ketika ereksinya keluar dari celana, itu benar-benar sudah mengeras seakan berdiri tegak melawan gravitasi. Sunghoon gemetar diseluruh badan melihat ereksi milik Heeseung, kakinya tiba-tiba lemas hingga ia rasa ia tidak bisa berdiri nanti.
Apa mungkin benda itu yang akan memasuki lubang pantatnya? Ya Tuhan! Sunghoon mau lari rasanya!
Sunghoon juga melirik pundak Heeseung yang mengeluarkan darah dan tercetak bekas giginya di beberapa bagian. Ia merinding. Jika ia mengigit disana lagi,itu akan sangat sakit. Heeseung juga bisa terkena infeksi!
"Nggak usah pikirin macem-macem,gue bisa suntik infeksi pulang nanti. Yang penting jangan gigit bibir lo buat nahan sakit ataupun buat nahan desahan." sahut Heeseung tiba-tiba.
Tubuh Sunghoon meremang tidak jelas mendengar bagaimana Heeseung mengetahui pikirannya.
Cupp!
Ciuman itu sebagai awalan, sebelum tubuhnya diangkat sedikit oleh Heeseung. Hingga pelan-pelan namun pasti,ada sesuatu yang lain menerobos masuk ke dalam lubang senggamanya dibawah sana.
"Shittt!!!" umpat Heeseung ketika merasa kepala penisnya masuk kedalam lubang Sunghoon yang masih sempit.
(*Untuk penggunaan kata 'ereksi' dan 'penis' itu sama aja ya guys)
Sedangkan Sunghoon tangannya meraup punggung Heeseung,mencakarnya, dan mulutnya mau tak mau mengigit pundak Heeseung lagi.
Aaaahhh sial! Tubuh Heeseung rasanya perih dimana-mana. Tapi ia sadar, seharusnya Sunghoon merasa lebih sakit darinya bukan?
"Eehhmmh,Hoon!! Bentar! gigit aja pundak gue yang kuat,gue mau langsung masukin semuanya aja,biar lo gak ngerasa sakit lama-lama, ya?" ujarnya pada Sunghoon yang saat ini kembali menangis kesakitan. Tubuh Sunghoon juga bergetar hebat.
Padahal masih seperempat dari penisnya yang masuk.
Dirasa Sunghoon mengangguk kecil, Heeseung menghela nafas, tangannya mengelus kepala belakang Sunghoon dan akhirnya memasukkan semua ereksinya dengan paksa di tubuh Sunghoon.
"Eeeehnnnnnhhhh!!" teriak Sunghoon tertahan.
Giginya benar-benar terbenam di pundak Heeseung sampai ia bisa merasakan darah Heeseung mengalir masuk ke mulutnya. Sepertinya ia mengoyak daging pundak Heeseung!
Sedangkan Heeseung memejamkan matanya kuat-kuat dan mencengkram pinggang Sunghoon dengan sedikit erat.
Sial! Gigitan Sunghoon sakit bukan main rasanya!
Namun akhirnya penis Heeseung sepenuhnya berhasil masuk ke dalam tubuh Sunghoon. Ia bisa melihat perut Sunghoon yang menonjol,seakan ereksi miliknya itu menusuk sampai kedalam sana.
Heeseung diam sebentar,mengelus punggung Sunghoon dengan sayang dan mengecupi bahu putih Sunghoon dengan tenang. Gigitan Sunghoon di pundaknya juga sedikit mengendur.
"Sunghoon...cantik,hey, udah tenang?" Tanyanya. Ia sesekali mendesis karena merasa ereksinya semakin membesar dan terjepit di dalam lubang senggama Sunghoon.
Ia ingin bergerak, Tuhan! Rasanya ia ingin menghancurkan tubuh ramping Sunghoon yang ada dipangkuannya ini. Tapi ia tidak tega :(
"Hee-hikss... Heeseung,sakit. Aku-aku nggak kuat. Aku nggak mau. Udah-hikss-berhenti." racau Sunghoon lemah.
Astaga. Ini dia harus bagaimana? Penisnya juga tersiksa di dalam sana. Ya Tuhan! Park Sunghoon ini lugu sekali dalam kegiatan seksual.
"I-iya,oke. Aku diem aja dulu." jawab Heeseung sabar dan tanpa sadar.
Tidak ada yang terjadi setelah itu, Heeseung dengan gemas memejamkan matanya kuat-kuat,menahan rasa sakit di ereksinya sendiri karena tidak kunjung mendapat pelepasan, ia mengigit bibirnya sendiri ketika Sunghoon dengan lancang malah bergerak-gerak pelan di atas pangkuannya dan sesekali mengetatkan lubang senggamanya.
Fuck! Heeseung benar-benar bisa gila jika seperti ini terus!
Sedangkan Sunghoon masih terisak,ia berniat memajukan tubuhnya dan memeluk tubuh Heeseung dengan erat. Namun ia tidak sadar bahwa gerakannya sebenarnya menyiksa Heeseung.
"Sunghoon? Udah tenang? Apa masih sakit?" tanya Heeseung. Ada sedikit nada tidak sabar di dalam pertanyaan pemuda Lee itu.
Diam. Sunghoon tidak mau menjawab.
"Park? Aku gerak ya? Sakit banget ini 'punya' aku didalem." tanya Heeseung nyaris memohon.
Tunggu! Ini bukan Heeseung sama sekali! ia seharusnya bisa bergerak tanpa menunggu kesiapan Sunghoon,entah Sunghoon akan menangis kesakitan juga ia seharusnya tidak peduli. Tapi-Aarrhhh sialan! Ia tidak tega melakukan itu!
Namun Sunghoon malah menggeleng mendengar pertanyaan Heeseung tadi.
Astaga Tuhan!! Ini sudah 10 menit, Heeseung harus bagaimana? Ia frustasi! Ia butuh pelepasan!
"Aku pelan-pelan. Tapi plisss, biarin aku gerak ya? Ini sakit banget sumpah." tawar Heeseung mencoba membujuk Sunghoon dengan nada lembutnya.
"Sakit,Hee..." rengek Sunghoon sembari menggeleng kecil.
"Nggak sayangg...aku pelan-pelan,ya? kalo sakit gigit aja pundak aku lagi. Ini udah bel istirahat,kita harus cepet selesaiin ini,ya cantik? Aku gerak ya?" bujuk Heeseung.
Dan akhirnya!! Setelah sekian purnama-SUNGHOON MENGANGGUK!
Heeseung terlampau senang,ia langsung menubrukan bibirnya ke bibir gemetar milik Sunghoon dan melumatnya dengan kuat berharap mengalihkan rasa sakit Sunghoon. Akhirnya Heeseung mulai bergerak perlahan.
Gerakan itu membuat tubuh Sunghoon terlonjak naik-turun. Cakaran di punggung Heeseung kembali terbentuk.
Dapat Heeseung rasakan Sunghoon menggigit bibirnya didalam ciuman mereka. Biarlah! Ia tidak peduli. Yang penting Sunghoon tidak kesakitan.
(*Ini maksudnya pas masih ciuman, bibir Heeseung tuh digigit sama Sunghoon buat nahan sakit)
Ciuman itu terlepas,kepala Sunghoon kembali tertanam di ceruk leher Heeseung, seiring dengan tubuhnya yang semakin terlonjak karena pergerakan si pemuda Lee yang semakin cepat.
"Eehhnnhh!! Ehmmhh!" hanya sebatas itu desahan yang bisa Sunghoon keluarkan, karena demi apapun,ia mulai panik ketika banyak langkah kaki yang terdengar didepan kamar mandi.
Ini sudah istirahat kedua!
"Park Sunghoon! Arhh! Shit!" racau Heeseung.
"Ehmmhh!! Enghhh!!" desahan Sunghoon juga kembali terdengar.
Dan tidak lama, Heeseung terdiam sebentar merasakan sesuatu kembali menyembur diatas perutnya. Ah! Sunghoon keluar lagi,untuk yang kedua kalinya.
Heeseung tidak terlalu peduli. Ia melanjutkan gerakannya dengan kecepatan yang mulai naik. Pinggang Sunghoon ia pegang dan ia naik-turunkan berlawanan arah dengan pergerakan tubuhnya yang sedang mencari pelepasan.
Keduanya sama-sama menahan desahan mereka akibat gerakan Heeseung. Meski bunyi benturan kulit antar kulit tidak bisa dihindari.
Heeseung semakin brutal mempercepat gerakannya ketika ia rasa ia sudah hampir sampai pada bagian klimaks dari adegan persetubuhan ini.
Ditariknya kepala Sunghoon yang terbenam di ceruk lehernya,lalu ia membawa Sunghoon untuk kembali berciuman intens dengannya.
Sebelum akhirnya ia mencapai puncaknya.
"Eehmmhhh!"
"Aarrghh! Fuckhh, Park Sunghoon!"
Finally! Ia keluar di dalam tubuh Sunghoon.
Nafasnya terengah ketika ia melepaskan ciumannya dari Sunghoon. Dan detik itu juga Sunghoon langsung ambruk di atas tubuhnya.
"Sunghoon!"
P.s : bentar guys-
ANJIMMM!! GUE NGETIK APAAN,BAJING!! ASTAGHFIRULLAH! UKHTI KEK GUE HARUSNYA GAK NGETIK GINIAN!! SORRY BANGETT GUYSSS!! KALO ADEGANNYA GAK SE-HOT CERITA LAIN..GUE GAK BISA!! HUWEEHHH!!
Oke udah. Cuma itu sih yang mau gue ucapin. Heuheuheu..udah ya,ini udah 3000 kata lebih, tangan gue capek!
Btw,ada yang nyadar something gak? Ada yang berubah dari Heeseung🫢 kalo ada yang nyadar,gue kasih bonus 1 chapter lagi ☺️ 👉🏼
Andd plisss! Wattpad ngeselin banget anjir! Gue revisi chapter ini udah ada 10x kek nya!!!
See you,gayss!!
Tbc!