Maaf yah kalau di part ini sedikit kasar bahasanya 🙏🙏
Di lain tempat,kini dita tengah besenda gurau dengan teman-teman seprofesinya.memang sudah menjadi sebuah kebiasaan mereka untuk mencuri-curi waktu untuk sekedar bercanda satu sama lainnya di tengah kesibukannya menjadi seorang pelayan
ada banyak hal yang mereka lakukan,ledekkan,kekonyolan bahkan tak jarang banyolan dari salah satu mereka membuat suasana seketika menjadi ramai dan menyegarkan
apalagi di saat manager restoran tempat mereka bekerja sedang tidak ada,sudah pasti itu menjadi momen yang paling membahagiakan bagi mereka
"hahahaha kau ini ada-ada saja" ucap salah satu di antara mereka dengan tertawa lepas
"dita bisakah kamu mengantarkan pesanan ini ke ruang VIP" ucap seseorang tiba-tiba masuk keruangan tempat dita dan lainnya sedang berkumpul
"loh kenapa bukan kamu saja yang mengatarkannya ra" ucap denise yang juga tengah bersama mereka
"eum ak.aku mau ke toilet nise" ucapnya merasa gugup
"benarkah?ko kamu terlihat gugup seperti itu ra?" selidik denise yang mulai menaruh kecurigaan pada ayra
dan itupun tak lepas dari pandangan teman-teman yang lain termasuk dita yang juga sedikit menaruh rasa curiga
"ya sudah biar aku saja yang mengantarnya,lagi pula ka dita baru istirahat" ucap denise menawarkan diri
"eh tap.tapi nise ini..?"
"kenapa?kita kan sama-sama bekerja di sini jadi gak salah kan kalau kita ingin membantu satu sama lain" ujar denise yang semakin curiga dengan sikap dan bicara ayra yang terlihat sangat gugup
"benar kata danise" ucap nana yang di angguki yang lainnya
"sudah gak papa nise,biar aku saja yang mengantarnya" sahut dita akhirnya,dirinya tak ingin terjadi keributan hanya karena masalah ini,dia juga tak ingin membuat tamu merasa kecewa karena ketidakprofesionalnya dalam bekerja,yang ada akan menjadi masalah nantinya
"tapi ka?"
"tak apa nis,aku saja" ucap dita sambil tersenyum
sejujurnya dita juga merasa curiga di tambah perasaannya kini juga tiba-tiba merasa tak enak,seperti ada sesuatu yang membuatnya terasa sesak
tapi demi tak terjadi keributan diantara para pelayan,akhirnya dia memutuskan untuk tetap mengantarkannya
"permisi..ini pesanan anda tuan" ujar dita setelah berada di ruang VIP dengan seseorang yang tengah duduk di depan dengan posisi yang membelakangi dita
"terima kasih dita sudah mau menemuiku" suara berat seseorang mampu membuat dita diam dan tak bergeming
"bisa kita bicara sebentar" ucapnya menatap dita yang masih terdiam
"eric?!jadi ini kelakuanmu ck " ucap dita dengan sikap yang berubah menjadi dingin
"bisakah kamu duduk dahulu dita,ada yang ingin aku bicarkan padamu"
"sepertinya tak ada lagi yang perlu kita bicarakan lagi sekarang karena semuanya sudah berakhir beberapa tahun yang lalu" ucap dita datar dengan tatapan yang lurus kedepan
"maaf saya sangat sibuk!jadi saya harus pergi sekarang..semoaga anda menikmati hidangan dari restoran kami tuan" tukas dita dengan tatapan amarah yang ia tahan
"saya permisi" pamit dita beranjak pergi namun langkanya terhenti saat sebuah tangan berhasil menahan lengannya,membuat dita akhirnya dengan malas membalikan badannya
"leppas..apa lagi yang anda inginkan dari saya tuan eric" ujar dita datar menghempaskan tangan yang memegang lengannya dengan kasar
"beri aku kesempatan untuk bicara padamu dit....hanya sebentar" ucap seseorang dengan memohon pada dita yang tak mau juga memandangnya
"katakan apa yang anda ingin bicarakan"
"bisakah kita duduk dulu" pinta eric memelas
"tak perlu basa-basi apa yang ingin anda katakan" ujar dita yang tak mengindahkan permintaan sang lawan bicara
"baiklah aku hanya ingin tanya,kenapa kamu berpakaian seperti ini dit" ucap eric yang sudah merasa penasaran sejak pertemuan mereka pertamakali
rasanya eric tak pernah menyangka jika dia harus bertemu dengan kondisi dita yang seperti ini
"memangnya kenapa?apakah ada yang salah dengan pekerjaanku sekarang?!" sahut dita yang merasa tersinggung dengan ucapan yang terlontar dari mulut laki-laki itu
" bu..bukan gitu maksudku dit"
"sepertinya tak ada yang perlu di bicarkan lagi..saya akan pergi sekarang" ucap dita meninggalkan eric
"dimana laki-laki itu!laki-laki kaya yang membuat kamu pergi meninggalkan aku dulu.kenapa dia membiarkan kamu berkerja seperti ini setelah dia sudah berhasil menikmati tubuhmu dita!" suara meninggi serta hinaan yang keluar dari mulut eric mampu membuat langkah dita terhenti
ada perasaan sesak yang mengerogoti dadanya kini,amarah,emosi bahkan kebencian memenuhi otaknya saat ini.
luka dan rasa sakit yang sudah berusaha ia tutupi kini malah semakin menganga hingga membuat dita tak lagi mampu membendungnya
kini dirinya berbalik menatap nyalang seseorang yang sudah menginjak harga dirinya dengan tangan yang sudah terangkat untuk memberi pelajaran pada pria yang ada di hadapannya kini
PLAK
suara tamparan kini menggema dalam ruangan yang berisi dua sejoli yang tengah memanas ini,ada rasa perih dan sakit yang tertinggal hingga meninggalkan bekas pada pipi pria tampan itu
bukan hanya sakit pada pipinya,tapi jauh lebih sakit di hatinya yang ia rasakkan kini.orang yang pernah mengisi hati dan hidupnya malah menatapanya penuh dengan rasa kebencian untuknya
"dengar baik-baik tuan erik,aku bukanlah wanita murahan yang rela mengangkang hanya untuk mendapatkan kekayaan" ucap dita dengan tatapan penuh amarah kepada eric yang merasa tak percaya akan perubahan dita kini
karena dita yang ia kenalnya dulu adalah seorang gadis yang cantik,menggemaskan dan juga selalu manja padanya
namun yang dilihatnya saat ini,tak ubahnya seperti predator yang siap menerkam mangsa yang menganggu ketenangannya
"sudah berapa kali saya bilang.saya tidak pernah tidur dengan pria manapun.APA ITU BELUM CUKUP PUAS HAH" kini dita benar benar tengah berada dalam puncak emosinya membuat eric semakin terdiam tak percaya akan sikap dita
"apakah sebegitu rendahnya kah aku di matamu ric,sampai kau tega menginjak-injak harga diriku,bahkan dulu kau menghinaku di tempat umum layaknya seeonggok sampah yang sangat menjijikan " ujar dita dengan tatapan yang tajam dengan airmata yang berusaha ia tahan sedari tadi
"kenapa?KENAPA KAMU TAK MAU MENDENGARKAN PENJELASAN AKU?KENAPA?!" teriak dita dengan tangisan yang sudah tak bisa ia tahan lagi
kini dita menarik kerah jas yang melekat di tubuh eric,meluapkan segala emosinya yang membuat penderitaannya tak berujung
"kau tau hiks aku berharap kamu mau mendengarkanku dan percaya padaku,tapi nyatanya apa hiks kau malah menuduhku sebagai seorang jalang" tangis dita pecah..dirinya sudah tak peduli lagi jikapun ini dianggap hanya pura-pura,dia hanya ingin meluapkan segala emosinya salama ini
sungguh dita merasakan sesak dan rasa sakit yang begitu mendalam
bagaimana tidak?seseorang yang seharusnya menjadi pelindungnya malah dialah yang menjadi pelaku perundungannya dulu
dita pernah sangat mencintai pria di hadapannya,bahkan dirinya sangat bergantung pada eric yang notabennya kekasihnya dulu di saat-saat masa terberatnya atas kepergian kedua orang tuanya
namun kini hanya ada amarah,kebencian dan rasa dendam yang ia tujukkan untuk pria yang pernah menjadi pelitanya dulu.hingga membuatnya selalu berharap untuk tak lagi di pertemukkan dengan laki-laki itu
"jika kau tak melakukan itu?LALU KENAPA KAMU MENGHILANG DARI HIDUPKU" ucap erik meninggi..dirnya juga tak bisa lagi menahan amarahnya yang sedari tadi ia tahan
"kenapa?kenapa dita?kenapa kamu lebih memilih pergi meninggalkan aku dengan ketidaktahuanku" ucapnya kini melemah duduk bersandar di lantai sambil menangis meluapkan segala emosi dan kesedihan yang sudah ia pendam selama bertahun-tahun
"aku mencarimu kemanapun,hanya karena aku ingin meminta penjelasanmu dan kembali bersamamu.tapi nyatanya selalu kekecewaan yang kudapat hiks"ungkap erik menangis dengan menatap dita yang juga tengah menangis sambil menyandarkan dirinya di dinding
kini hanya suara isakan yang tedengar di tengah keheningan mereka.sepertinya mereka masih menikmati dan enggan untuk membuka suaranya masing-masing
"ko ka dita belum kembali juga yaah" gumam denise yang sedari tadi mondar-mandir menunggu dita
ada rasa khawatir yang hinggap pada diri denise saat ini,dirinya takut sesuatu yang buruk tengah terjadi pada dita
"kamu kenapa nise ko kaya gelisah gitu?" tanya seseorang menganggetkan denise denga rasa ingin tahunya
"eh kamu chae,aku sedang menghawatirkan ka dita yang tak kunjung kembali chae.aku takut terjadi sesuatu padanya" jelas denise
"lah ia yaah.bukankah harusnya dita sudah kembali sejak beberapa menit yang lalu" ujar chae yang juga menyadari ketidakberadaan teman kerjanya itu
"tuh kan makanya aku gak bisa tenang sekarang" sahut denise semakin gelisah
"kaak"
Bersambung....
hay hay gimana nih part kali ini?
apakah sudah berhasil mengaduk-aduk emosi kalian?😅😅
sekarang sudah tau kan eric itu siapa?
jangan lupa like dan komen yaah.jika masih ingin tahu kelanjutan cerita ini
tentunya terimakasih juga buat kalian yang sudah mau memberikan like dan juga komen kalian di lapak ini☺☺
semoga hari kalian menyenangkan😊😊
bye..bye