HAPPY READING GUYS
JANGAN LUPA VOTE,KOMEN DAN FOLLOW MIMIN YA!!!
Walangsungsang dan rara santang bersedekap dada menatap mayang karuna dan juga daniswara yang masih terikat di sebuah tiang di halaman utama.
"bagaimana ibunda?,apakah ibunda sudah merenungkan kesalahan ibunda"ucap walangsungsang
"raka"ucap rara santang sembari mengelengkan kepalanya
"walangsungsang,rara santang"ucap mayang karuna mendecih sinis
"paman, bawa ibunda dan daniswara kepenjara bawah tanah"
"sendika nyimas"
"awas saja kau rara santang!!"geram daniswara
"sampai jumpa kembali pecundang"teriak walangsungsang kala keduanya sudah menjauh
"raka"tegur rara santang walangsungsang hanya tersenyum
Di sisi lain nyai rompang beserta sekutunya berhasil melarikan diri keduanya berhenti setelah berada cukup jauh dari kawasan istana padjajaran.
"nyai,bagaimana semua rencana kita gagal"anggasari menghela nafas dalam
"daniswara dan juga mayang karuna tertangkap"ucap prabu adiwilaga yang baru saja datang bersama kandita
"amuk marugul apa rencanamu selanjutnya"
"semua di luar rencanaku dan mayang karuna,aku tak menyangka bahwa kian santang tau penyusupan mayang karuna"
"sepertinya memang kita harus menyingkirkan kian santang terlebih dahulu"arya dirga angkat bicara setelah diam cukup lama
"kau benar raden"sahut praharsini
"menculik para bangsawan memang sangatlah susah,aku yakin setelah ini pasti akan ada pengawalan ketat yang dilakukan surawisesa"
"kau benar anggasari,rasanya tidak mungkin kita bisa menculik salah satu dari mereka"
"nenek apakah tidak ada cara lain untuk membangkitkan sekar naraya?"
"ada,tapi sekar naraya tidak akan bangkit secara sempurna raganya akan tetap mati"
"jadi maksudmu hanya sukma nya yang dapat kau bangkitkan"
"benar,tapi dia bisa meminjam raga untuk ia singgahi"
"aku bersedia meminjamkan ragaku"
"kau yakin anggasari?"
"mengapa tidak?"
"saat ragamu dipinjam oleh sekar naraya maka kuasa ragamu berada di tangan sekar naraya dan kau bisa saja terbunuh"
"tidak masalah,jika aku terbunuh kau bisa membangkitkanku,jiwaku seutuhnya adalah seorang manusia"
Nyai rompang mengangguk ia tau anggasari adalah orang yang teguh pendirian ketika ia sudah mengambil keputusan.
"baiklah,mari kita segera kembali ke padepokan"
"mari nyai"
Nyai rompang beserta sekutunya bergegas kembali kepadepokan cakrawala.
**********
Malam ini udara di istana padjajaran cukup dingin,membuat rara santang beberapa kali mengosokkan kedua tanganya.
"rayi"
"yunda"
"sedang apa kau malam-malam di taman?,kau belum beristirahat?"
"aku hanya sedang mencari udara segar saja yunda,yunda sendiri mengapa belum beristirahat?"
"entahlah aku tidak bisa tidur"ratna pamekas duduk disamping rara santang
"kau kedinginan rayi?"rara santang mengangguk
"tapi mengapa tubuhmu sangat panas?"ratna pamekas mengerutkan keningnya.
Jelas-jelas tangan rara santang saja terasa sangat panas dan rayinya malah mengatakan bahawa ia kedinginan
"tidak yunda,aku tidak merasa aku demam"
"rayi sebaiknya kita keruang pengobatan"ratna pamekas mengandeng rara santang membawanya keruang pengobatan,ini sudah cukup malam kondisi istana juga sudah tetlihat sepi, memang masih ada beberapa prajurit dan juga emban istana yang berlalu lalang.
*********
"bagaimana yunda,sudah?"
"sudah,tapi sepertinya tidak berguna rayi"
"maksudmu?"
"tusuk konde yang kau berikan tidak begitu memberikan luka untuknya,aku hanya bisa menyerangnya sedikit demi sedikit"
"tunggu"
"jadi maksud yunda,nyimas rara santang ada yang menjaga?"
"sepertinya seperti itu rayi,aku sudah mengirim teluh dan juga santet tapi hampir semua berbalik padaku,hanya ada satu yang lolos itupun hanya akan membuatnya merasa kurang sehat untuk beberapa hari kedepan"
"kau butuh apa untuk membuatnya mati?"
"mungkin helaian rambut miliknya"
"baiklah aku akan mendapatkanya untukmu"
"tidak perlu"
"kenapa?"
"jika santet ku melalui rambut gagal aku yang akan mati,jadi tidak perlu,kita bisa menggunakan tusuk konde ini saja,kita buat ia secara perlahan lahan melemah"
"ingatlah keadaan dia hanya memiliki kanuaragan setengah, setelah ia mengeluarkan pedang bidadari untuk membunuh sekar naraya"
"baiklah yunda aku mengikuti ucapanmu"renjana mengangguki ucapan adiknya dyah garwati
*********
Kian santang menutup al-quran miliknya menyimpanya di atas meja kayu di samping ranjang tempat tidurnya malam ini hawa istana cukup panas baginya.
"sepertinya malam ini,malam yang sangat tenang"ucap kian santang sembari menutup jendela wismanya
Kian santang merebahkan dirinya,menutup kedua matanya tertidur lelap untuk beberapa saat sebelum akhirnya terbangun karena mimpi buruknya.
"astagfirullah haladzim"kian santang terengah-engah
"rayi kandita"batin kian santang
"tidak mungkin"
"semoga saja ini hanya mimpi, dan bukan sebuah firasat"kian santang kembali merebahkan dirinya.
Kian santang bermimpi kandita mati terbunuh,ia tidak melihat jelas siapa pembununya yang ia lihat hanya sebuah pedang yang tak asing baginya tapi ia juga tak tau pedang siapa itu.
********
Nyai rompang membaringkan anggasari yang sudah tidak sadarkan diri bersampingan dengan sekar naraya,kemudian berjalan memutari keduanya sembari membacakan bebrapa mantra dan memercikan air dari kendi yang berada di tangannya.
Seketika langit menjadi gemuruh petir terdengar saling bersautan dengan kicauan burung gagak.
"mengapa menjadi mecekam seperti ini"
"entahlah putraku"
Seberkas cahaya hitam sangat pekat perlahan memasuki raga anggasari seiring dengan terbukanya mata anggasari.
"nyimas"daniswara segera mendekati anggasari ralat lebih tepatnya sekar naraya
"daniswara"
"kau Benar-benar bangkit nyimas?"daniswara menatap tak percaya
"jika sekar naraya mati sekali lagi, maka aku tidak akan bisa membangkitkannya lagi"
"terimakasih nyai"
"sekarang carilah sesorang yang bisa kau serap jiwa kehidupannya, dengan begitu kau akan segera pulih"
"baik nyai, sekali lagi terimakasih"
Sekar naraya bangkit berjalan meninggalkan nyai rompang dan yang lainnya.
"gusti prabu hamba akan mengikuti sekar naraya,sampurasun"
"beruntung kita sempat menyelamatkan daniswara"
"lantas bagaimana dengan mayang karuna nyimas?"
"bunda mayang karuna?,entahlah kita pikirkan esok saja aku sudah lelah menghadapi yunda rara santang begitu melelahkan aku mau beristirahat"
"ibunda mari"kandita dan juga aci putih berjalan memasuki padepokan cakrawala
"sebaiknya kita beristirahat"amuk marugul berjalan memasuki padepokan mengikuti kandita.
********
Rara santang masih kesal bagaimana bisa satu tahananya lepas hanya karena kecerobohanya.
"sudahlah nyimas,lagipula bukan salahmu"walangsungsang mengoles beberapa obat obatan pada luka sayat di tangan rara santang
"tetap saja raka seharusnya aku tidak lengah,jika aku tidak ceroboh pasti daniswara bisa tertangkap lagi"
"beristirahatlah jangan terlalu dipikirkan,raka yakin suatu hari nanti dia akan mendapatkan karma dari perbuatannya"
"sekarang beristirahatlah,lagipula kau juga sempat demam bukan"rara santang terdiam,ia teringat beberapa waktu lalu ia sempat keruang pengobatan sebelum akhirnya kembali kewismanya dan juga sekaligus melihat tawananya di bebaskan oleh kandita.
"baiklah raka, terimakasih"walangsungsang mengangguk sebelum akhirnya berjalan meninggalkan wisma rara santang.
************
Sekar Naraya dengan kobaran amarahnya terus berjalan menyusuri perkampungan entah sudah berapa orang yang ia habisi dengan cara menyerap sarpati kehidupannya
"nyimas apa kau sudah merasa lebih baik?"
"tentu saja daniswara,aku merasa kekuatanku srkarang bertambah"sekar naraya mengarahkan telapak tanganya ke arah sebuah rumah
Duar!!
Sebuah ledakan api membakar rumah salah seorang warga membuat kehebohan di sebuah wilayah perkampungan kecil.
"kita pergi dari sini"ajak sekar naraya
Keduanya melangkah meninggalkan perkampungan untuk kembali menuju padepokan cakrawala.
Titik sambung__
Halo gaiss udah tau lah ya kalo cerita ini hampir 100% karangan mimin,jadi mimin mau negasin sekali lagi cerita ini jauh dari kata sejarah mungkin nama tokoh ada yang di ambil dari sejarah tapi bukan berarti ceritanya benar benar sejarah.
Dan mimin juga mau negasin semua nama yang ada di sini dan nggak ada di film krks berarti mimin buat sendiri.
So thank you guyss🧡