اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَب
"Apabila engkau kehilangan sesuatu yang sangat engkau cintai, maka ingatlah bahwa pepohonan juga kehilangan semua daunnya dikala musim gugur dan itu agar dia mendapat daun yang lain di musim selanjutnya. Begitulah kehidupan manusia yang selalu mengalami perpindahan fasa dalam kehidupannya, kadang ada fasa yang manis dan kadang ada pula yang pahit."
Arroyyan Dylan Alfariqzi
zauji gus Dylan
karya : fadillah aulia
🦋
🦋
🦋
🦋
🦋
🦋
🦋
Sebelumnya minta maaf kalo ada kesamaan nama tokoh,latar dan alur yang faad gunain, tapi ini murni emang hasil dari pemikiran faad sendiri tanpa ada copy an dari cerita mana pun 😉
Sebelum baca follow dulu yaa 🖤🖤
jangan lupa vote & komen kekurangan dari cerita faad juga.
🔎 trailer bab cerita yang belum di publish bisa kepoin di ig :
@baksobuylat
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
ʕっ•ᴥ•ʔっʕっ•ᴥ•ʔっʕっ•ᴥ•ʔっʕっ•ᴥ•ʔっ
Jangan jadi pembaca semu, yang cuman baca doang. Tapi gak ada ninggalin vote dan komen nya.
ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ
Jangan lupa kasih saran dan tandain kalo ada typo atau kesalahan kata yang faad gunain. Biar kedepan nya bisa faad revisi jadi lebih baik lagi
༼ つ ◕‿◕ ༽つ༼ つ ◕‿◕ ༽つ༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Senin,10 Juli 2018
Hari ini, setelah penantian yang cukup lama. Akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Waktu dimana kondisi Gus Dylan sudah kembali sehat dan tak lama lagi ia sudah bisa melihat dengan mata baru nya
"Assalamualaikum mamas"
"Waalaikumussalam, kamu dari
mana aja, Humaira?"
"Habis sholat subuh lah. Emang mamas udah sholat?"
"Udah tadi"
"Hmmm, mamas tau gak?" Ujar Shakeeela kegirangan.
"Kenapa Humaira, ada apa?"
Shakeela tergelak dan berbisik di telingan Gus Dylan."Hari ini balutan di mata mamas udah bisa di buka. Sebentar lagi, mamas bisa melihat"
"Alhamdullilahirobbilalamin, kamu serius Humaira?" Balas Gus Dylan tak kalah senang.
"Iya serius. Ini Shakeela mau telfon bunda sama ayah biar ke rumah sakit. Shakeela mau kumpulin semua disini,"
Gus Dylan tersenyum dan meraba perut Shakeela."Gak sabar liat si gembul di perut kamu," lirihnya.
"Nanti kita puas-puasin USG liat si gembul di perut Shakeela," timpal Shakeela sambil mengusap-usap rambut suaminya.
"Gak sabar juga mau liat wajah kamu. Terus muroja'ah sambil liat wajah kamu, terus sholat berjamaah bareng kamu,"
"Nanti kita lakuin semua nya kayak dulu lagi ya mamas. Sebentar lagi kok, Ba'da Dzuhur tadi kata dokter"
"Kenapa gak sekarang aja
ba'da subuh?"
"Gak tau, tadi kata dokter gitu. Jadi ikutin aja deh," ujar Shakeela naik ke atas kasur Gus Dylan.
"Mau tidur lagi, hmm?"
"Iya lah, mau bobo di samping
mamas lagi"
"Sudah muroja'ah?"
Shakeela terkekeh, menggaruk tekuk lehernya yang tak gatal."Akhir-akhir ini Shakeela jarang muroja'ah. Terus hafalan nya juga mentok di juz 15"
"Hmm, katanya sayang sama hafalan nya. Kok jarang muroja'ah? Ntar hafalan nya hilang gimana?" Tanya Gus Dylan penuh penekanan.
Shakeela tergelak, mentoel hidung Gus Dylan."Asal bukan mamas yang hilang gak apa-apa deh," celetuk nya.
"Oh gitu. Ntar mamas marah gimana? Katanya mau hafal 30 juz sebelum gembul lahir?"
"Hmm iya deh, Shakeela mau muroja'ah dulu. Gak jadi bobo nya"
"Ini baru Humaira nya mamas," gemas Gus Dylan, mengacak-acak hijab yang Shakeela pakai.
"Tapi"
"Tapi apa Humaira?"
Shakeela terkekeh dan turun dari atas kasur."Tapi boong, Shakeela mau sama Rara dulu. Terus telfon bunda sama ayah biar lebih cepet kesini nya"
"Hmm, berani ya boongin mamas?" Tanya Gus Dylan penuh penekan.
"Tangkap lah kalo bisa, wlee"
"Awas aja ntar kalo mamas udah bisa liat. Mamas bakal hukum kamu!"
"Huhh ngeri nya. Hukuman apa tuchh," balas, Shakeela meledek.
"Hukuman nikmat! 5 jam sekalian."
Shakeela tertawa terbahak-bahak memegangi perutnya."Kata gembul gak boleh! Ntar kalo kepala gembul kena gimana? Jadi penyok!"
"Kena apa, hayo?" Tanya Gus Dylan, ambigu.
"Kena itu"
"Kena itu, apa?"
Shakeela geming.
"Mamas jorok ih pikiran nya"
Gus Dylan tergelak."Mending kamu makan dulu deh, biar gak ngelantur Mulu"
"Nah iya. Gembul juga katanya udah laper pengen makan bubur ayam"
"Yaudah buruan sarapan. Beli bubur ayam nya minta temenin Rara, jangan sendirian"
"Siap papa bos. Papa bos mau
makan apa?"
"Hmm, makan apa ya?" Gumam Gus Dylan memegangi dagu nya."makan kamu aja boleh gak?"
"Coba aja kalo bisa"
"Berani nya mancing. Ntar kalo orang udah kepancing kamu nya takut"
Shakeela tergelak."Udah deh Shakeela sama gembul mau otw beli bubur dulu, assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
••••••
"Assalamualaikum gus"
"Waalaikumussalam, Udin ya?"
"Nggih Gus, saya di suruh kasih bubur ayam ini sama shakeela," ujar Udin meletakkan bubur ayam di atas pangkuan Gus Dylan.
"Makasih ya Din"
"Iya sama-sama Gus"
"Hmm, makasih ya Din"
"Iya Gus, sama-sama"
"Hmm, makas-
"Gus mau apa? Nge kode terus"
Gus Dylan tergelak."Tolong panggil kan istri saya untuk suapin bubur nya. Mana mungkin saya bisa makan sendiri. Ntar yang ada bubur nya masuk ke hidung semua"
"Saya aja yang suapin Gus"
"Emang bisa?"
"Tenang Gus. Saya udah profesional," balas Udin, penuh percaya diri.
"Hmm, yasudah makasih ya Din"
"Iya Gus sama-sama." Ujar Udin, membuka bubur ayam yang sangat wangi dan keliatan enak sekali."bismillah dulu Gus"
Bismillahirrahmanirrahim Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar
Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka
Satu suapan bubur ayam tanpa di aduk masuk ke dalam mulut Gus Dylan.
"Istri saya sama istri kamu
kemana Din?"
"Pada belanja ke pasar. Katanya mau masak banyak untuk syukuran bareng anak yatim setelah Gus Dylan kembali ke rumah"
"Masyaallah. Bener emang kata
ummi kalo saya gak salah pilih istri," gumam Gus Dylan.
"Saya juga gak salah pilih istri Gus. Untung waktu itu, Gus Dylan bantu saya untuk pendekatan sama Rara,"
Gus Dylan tergelak."Makanya jangan ngincar santriwati baru kelas 12D terus," sindirnya.
"Astaghfirullah Gus, masa lalu"
"Kamu ini, untung Shakeela gak kecantol sama kamu"
"Iya Gus, bener kata orang. Kalo
jodoh gak akan ketukar"
"Hmm, istri kamu juga lagi hamil ya?"
"Alhamdulillah Gus. Usia kandungan nya juga gak jauh sama kandungan Shakeela"
"Masyaallah, bisa lah ntar kalo anak kamu cowo terus anak saya cewe, kita jodohkan?"
"Masyaallah Gus. Anak saya nanti bukan keturunan gus. Masa harus menikah dengan seorang Ning?"
"Emang sejak kapan kalo seorang Gus itu harus menikah sama seorang Ning?"
"Memang rata-rata gitu kan Gus?"
"Salah itu. Bukti nya saya sama Humaira bisa menikah walaupun dia bukan seorang Ning?"
Udin tergelak."Insyaallah Gus. Anak nya juga masih di dalam perut udah di jodohin"
"Kan persiapan Din"
"Haha iya juga Gus"
••••••
"Kowe ngerti ana kedadeyan tragis ing Jakarta"
"Wonten nopo buk? Kulo ra ngerti kabar saka Jakarta
"Ana wong wadon sing wis disuduk ing gulune sawise jinis ing hotel"
"Astagfirullahaladzim, terus wong wadon kuwi piye?"
"Kabar kasebut ujar manawa dheweke isih kritis ing rumah sakit"
Rara mengeryitkan dahi tak mengerti mendengar pembicaraan ibu-ibu pasar yang seperti nya sangat serius.
"Lo ngerti apa yang ibuk-ibuk itu ghibahin Sha?"
"Heh, mereka gak lagi ghibah."
"Kamu tau apa yang mereka bicarain?"
"Gak. Sekarang kita pulang dulu ke rumah aku, terus beres-beres sebelum Gus Dyan pulang ke rumah rumah"
"Yaudah. Tapi mangga muda nya gimana? Udah di beli emang?"
"Astagfirullah rara pikun. Kan tadi Lo sendiri yang milihin mangga muda hampir 4 kilo!"
Rara tersenyum kikuk, menepuk dahinya sendiri."Yowes ndang Bali"
Mereka berdua pun kembali masuk ke dalam mobil ayah Ardi yang sudah menunggu mereka belanja hampir 2 jam. Sampai ayah Ardi tertidur di dalam mobil.
"Astaghfirullah ayah, bangun. Ayo kita pulang," ujar Shakeela, mengagetkan ayah Ardi.
"Astagfirullahaladzim, ayah ketiduran. Lagian kalian belanjanya kelamaan," balas ayah Ardi sambil mengumpulkan separuh nyawa nya.
"Hmm, untung tadi bunda gak ikut. Kalo bunda ikut, pasti lebih lama," timpal Shakeela.
"Haduh ribet emang kalo wanita udah belanja. Kelamaan," gumam ayah Ardi, menggaruk tekuk lehernya yang tak gatal.
Sebelum mereka sampai ke rumah. Shakeela terlebih dahulu mampir ke McD untuk membeli Apple pie yang sudah lama ia idam-idamkan.
•••••
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
"Loh, kalian kok pulang? Gus Dylan sama siapa di rumah sakit?" Heran bunda Syifa.
"Gus Dylan sama suami saya bund," balas Rara.
"Oalah. Kalian balik sana ke rumah sakit. Biar bunda yang beresin"
"Tapi Shakeela mau buat dekorasi buat nyambut qiqi bund," balas Shakeela.
"Masalah rumah biar bunda yang atur. Rumah kamu juga udah bagus, rapi tinggal di hias-hias dikit aja udah perfect"
"Hmm, bunda baik banget," ujar Shakeela memeluk bunda Syifa.
Ayah Ardi berdeham."Ayah gak dipeluk juga nih?"
Shakeela tergelak dan bergantian memeluk ayah Ardi.
"Saya peluk diri sendiri aja deh," gumam Rara, memeluk diri nya sendiri.
"Utututu, bestie gue juga mau di peluk," balas Shakeela, memeluk Rara.
"First time Lo peluk gue gini," timpal Rara, merasakan pelukan Shakeela yang sangat nyaman. Karna biasanya Shakeela memeluk nya seperti ingin membunuh.
Shakeela tergelak dan menggandeng tangan Rara."Kita berdua balik ke rumah sakit dulu ya, ayah, bunda"
"Biar ayah kamu yang antar Shakeela"
Shakeela tersenyum, memperlihatkan kunci mobil ayah Ardi yang entah kapan ia ambil.
"Heh bahaya! Jangan nyetir sendiri!" Ujar bunda Syifa, marah.
"Bunda lupa?"
"Gak. Kamu keturunan Spiderman kan?"
"Nah itu tau. Bunda sama ayah jangan khawatir. Lagian rumah sakit gak jauh kok dari sini"
"Hmm, yaudah hati-hati"
"Siap buk bos! Siap pak bos!"
•••••
"Assalamualaikum calon abi-abi"
"Waalaikumussalam calon ummi-ummi"
Shakeela tergelak."Untung calon umma bukan ummi"
"Hmm, dasar umma Shakeela. Sini duduk di samping mamas," pinta Gus Dylan, menepuk-nepuk samping kasur nya.
Shakeela mengangguk dan duduk di samping Gus Dylan. Sedangkan Rara sedang bercerita keseruan nya selama di pasar bersama Udin.
"Mamas udah sholat Dzuhur?"
"Udah tadi di bantu sama Udin"
"Alhamdulillah, sebentar lagi dokter dateng kesini. Atau mamas udah gak sabar biar Shakeela panggil dokter biar gak kelamaan nunggu?"
"Gak perlu Humaira, terima kasih. Nanti juga dokter nya kesini"
"Emang mamas gak pengen cepet-cepet buat liat Shakeela gitu?"
"Pengen, pengen banget malah. Tapi kan mamas harus sabar dulu, siapa tau dokter nya masih ada urusan. Toh juga nanti bakal di buka perban nya,"
"Hmm, iya juga," gumam Shakeela, menyandarkan kepala nya di bahu Gus Dylan.
"Kalo mamas udah sehat, mamas
mau ngapain?"
"Banyak. Banyak hal yang udah kepengen banget mamas lakuin.
Salah satu yang pengen banget adalah ziarah ke makam Abi sama ummi di Bandung"
"Nanti selesai syukuran bareng anak yatim di rumah. Kita langsung ke Bandung ya. Terus kita bakal ngelakuin semua hal yang pengen mamas lakuin"
"Termasuk umroh bareng kamu?"
"Iya. Nanti kita umroh sama
gembul juga"
"Waww emejing. Kalian mau umroh?" Potong Rara.
"Oposih, emejing-emejing. Amazing yang bener bukan emejing!" Timpal Shakeela.
Rara tergelak."Kalian beneran mau umroh? Kita berdua boleh join gak?"
"Boleh banget," balas Gus Dylan.
"Ihhh mamas. Kan mamas bilang mau umroh berdua?" Bisik Shakeela.
Gus Dylan berbisik."Biar ibadah kita tambah seru kalo di lakuin bersama. Nanti Bunda sama ayah kamu gantiin haji nya ummi sama abi aja yang udah panggilan tahun depan"
"Masyallah, berarti ummi sama Abi waktu itu mau umroh bukan haji mas?"
"Hmm, tapi belum kesampaian. Allah lebih sayang dan menjemput mereka sebelum pergi berhaji"
"Allahuakbar. Kita baca alfatihah bersama-sama untuk Abi dan ummi. Semoga mereka bisa tenang di surga nya Allah," ujar Shakeela dengan air mata yang menetes.
"Aamiin"
Tok tok tok
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam dokter. Eh ada Aqisha juga," ujar Shakeela, mencubit gemas pipi Aqisha.
"Gimana keadaan nya. Apa ya saya manggil nya. Bapak atau adek. Muka pasien saya satu ini, udah umur 20 an tapi berasa masih umur 15 tahun," kekeh dokter yang berada di samping Gus Dylan.
Gus Dylan tergelak."Panggil Dylan saja dok. Saya umur nya udah mau 22 tahun, masa di katain 15 tahun"
"Hmm, lagian muka kamu masih muda dan keliatan lebih fresh. Mungkin faktor dapet istri yang
umur nya jauh lebih muda ya"
Shakeela berdeham."Umur saya udah 19 tahun ya dok. Capek saya dikatain bocil Mulu," timpal Shakeela, tak terima.
"Gimana gak dikatain bocil, kalo tinggi Lo aja 155," celetuk Rara.
"Bodoamat yang penting suami gue tinggi wleee," balas Shakeela.
"Berasa Lo doang yang punya suami. Suami gue juga tinggi, wlee," balas Rara, tak terima.
"Tinggian suami gue!"
"Suami gue lah jelas!"
"Suami gue pokoknya titik!"
"Eh udah, nanti lagi debat tentang suaminya. Sekarang kita buka perban dimana suami dek Shakeela aja ya," putus dokter.
"Bukan dek, dok." Ralat Shakeela."yang bener mbak Shakeela"
"Iya mbak iya"
"Nah gitu mantap dok"
Gus Dylan tergelak."Maklumin istri saya ya dok," gumam nya agar tak terdengar Shakeela.
"Iya saya maklum. Udah maklum banget malah"
Shakeela berdeham."Telinga
Shakeela masih berfungsi dengan baik," sindirnya.
Dokter tergelak, lalu menghela nafas nya karna lelah tertawa melihat tingkah Shakeela."Sudah siap untuk melihat lagi kan, Dylan?"
"Siap dok"
"Bismillah dulu"
Bismillahirrahmanirrahim
Satu lapis perlapis dengan sangat perlahan balutan perban pada mata Gus Dylan telah terbuka. Jantung Shakeela kini berdebar kencang dengan perasaan yang sudah campur aduk tak karuan.
Alhamdulillahirobbilalamin
"Humaira?" Kata pertama terucap dari mulut Gus Dylan saat ia membuka mata dan terlihat jelas wajah Shakeela yang mengenakan cadar berwarna putih dengan balutan pasmina berwana hitam.
Tangis semua orang seketika pecah saat menyaksikan pasutri itu tengah berpelukan dengan tangisan bahagia mereka.
"Jangan sakit-sakit lagi ya mas. Udah cukup kali ini aja," ujar Shakeela sambil menangis di dada kekar Gus Dylan.
Gus Dylan menangkupkan kedua tangan nya di pipi Shakeela. Lalu ia mencium dahi istri nya itu sedikit lama dengan rasa ketulusan cinta yang sangat teramat dalam. Semua orang yang berada di situ pun ikut bahagia dan salting melihat keromantisan pasutri ini.
oooOooo
Tbc
Lanjut gak nih? Keliatan nya sepi terus pada gak kasih vote. Kecewa banget karna udah rela begadang terus kalian pada baca tapi gak ada kasih vote sama sekali.
Sakit nya tuh di gigi.
Udah deh gamau basa basi lagi
ngantuk padahal pengen overthinking dulu
See you next time
Assalamualaikum!