FAKE STEP BROTHER🔞[NCT 127 N...

By yourhalupartner

274K 4.1K 1.3K

[TAMAT] Kisah Kanaya dan tiga saudara tiri palsunya. Tristan si posesif, Calvin si romatis dan si manja Kansa... More

00|| 3 Saudara Tiri Palsu
01|| Sex Education
02|| Quality Time
03|| Teman Baru
04|| Rosa
05|| Calvin Sugar Daddy
06|| Aidan, Kia dan Cinta Sendiri
07|| Kirana, Kansa dan Cinta Monyet
08|| Abang Tristan
09|| Sisi Lain Arkana
10|| Posesif
11|| Bali Make Me Love You 1
12|| Bali Make Me Love You 2
13||Bali Make Me Love You 3
14||Bali Make Me Hate You
15|| Goodbye Bali Welcome My Love
16||Video Porno Dan Patah Hati
17|| Mama Naya Kansa's Mine
18|| Bad Boy Be Soft Boy
19|| Seamin Tak Seiman
20|| Arkana, Maafin Aku
21|| Positif?
23|| Kanaya Dan Enam Laki-Laki Dibelakangnya
24|| Arkana Dan Beban Hidupnya
25|| Hanya Milik Ketiga Kakak Tirinya
26|| A Night With Jovan
27|| Nikah Yuk!
28|| Foursome For Some Love
29|| Foursome For Some Love 2
30|| Kansa Kirana
31|| Kansa Kirana 2
32|| Rahasia Yang Terbongkar
33|| Good Bye My Love
34|| Kenyataan Dan Hati Yang Patah 1
35|| Kenyataan Dan Hati Yang Patah 2
36|| Kenyataan Dan Hati Yang Patah 3
37|| Dia, Laki-Laki Yang Selalu Mengalah
38|| Demi Kanaya
39|| Happy Ending?
40|| Akhirnya
⚠️26 PRINCE VS ME

22|| Positif? 2

3.3K 81 25
By yourhalupartner



"Naya liat abang" perintah Tristan pada Kanaya sambil mengangkat kepalanya agar ia membalas tatapan Tristan yang begitu dalam "jangan takut, kita pasti tanggung jawab".

Mendengar perkataan Tristan, Kanaya bukannya tenang malah langsung menautkan kedua alisnya "Kita?! Kalian bertiga? Mana bisa?" Ya tak salah jika Kanaya tampak tak terima, bagaimana bisa ketiga laki-laki itu sama-sama bertanggung jawab untuk kehamilan Kanaya.

Tristan lantas mengusap kepala Kanaya dengan sorot matanya yang seakan terus berusaha untuk menenangkan gadis itu "Abang yang bakal nikahin kamu Nay".

Kedua bola mata Kanaya lantas melebar karena tak menyangka dengan apa yang baru saja Tristan katakan padanya. Dari caranya menatap Kanaya, Tristan sepertinya sangat serius dengan perkataannya kali ini.

Tak hanya Kanaya, kedua adiknya juga dengan cepat melemparkan pandangannya pada Tristan yang sekarang masih asik mengusap kepala Kanaya dengan kedua tangannya.

"Bangg!!" Tentu saja Kansa tak terima karena baru beberapa minggu yang lalu ia mengatakan kalau dirinya akan menikahi Kanaya.

Sedangkan Kanaya hanya diam dengan pandangannya yang seketika kosong. Ia langsung teringat pada kekasihnya, Arkana. Bagaimana hubungannya dengan Arkana jika ia tiba-tiba menikah dengan Tristan? Kanaya juga tak mau jika harus berpisah dengan Arkana sekarang, ia sudah benar-benar jatuh hati pada laki-laki yang senyumannya membawa kedamaian itu.

"Emang siapa lagi yang mau tanggung jawab. Calvin? Dia gak bakal mau nikah sama cewe yang udah disentuh orang, apalagi yang nyentuh saudara-saudaranya sendiri" Tristan berbicara seperti ini karena ia memang sudah hafal betul pada sifat adiknya yang satu itu. Calvin sedari dulu memang tak pernah sudi jika harus menjalani hubungan serius dengan seorang gadis yang pernah disentuh orang lain selain dirinya.

Kanaya lantas menoleh dengan tatapan tajam pada Calvin, seakan mempertanyakan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Tristan "gak gitu Naya, kalo sama kamu—" Calvin dengan cepat bersuara, tapi ketika ia mulai menjelaskan, Kansa malah langsung menyahut pembicaraannya.

"Tapi kan bang—"

"Kansa yang mau nikahin Naya? Mau dikasih makan apa Naya sama bayinya? Lo aja belum lulus kuliah" Kansa yang sedari tadi terus berusaha menentang keputusan Tristan, seketika langsung bungkam. Ia sadar kalau faktanya memang benar seperti itu, Kansa tak bisa menjamin kehidupan Kanaya jika gadis itu menikah dengannya sekarang.

"Biar abang yang bertanggung jawab atas Naya dan bayinya. Lagian kan kalo abang nikah sama Naya, si tua bangka itu gak mungkin bisa nikahin mamanya Naya" selama ini orang tua mereka kan memang hanya kumpul kebo tanpa ada status yang jelas. Jadi sah-sah saja menurut hukum jika Tristan menikahi Kanaya.

"Terus jelasinnya ke orang-orang gimana? Selama ini kita kan udah boong sama mereka semua" kali ini Calvin yang berbicara. Anak paling cerdas dirumah ini pun juga angkat tangan jika disuruh menjelaskan kepada orang-orang tentang hubungan mereka yang rumit dan penuh kebohongan ini.

"Gak perlu ada penjelasan. Abang bakal bawa Naya pergi yang jauh" jawab Tristan dengan santainya. Jika Calvin adalah yang paling cerdas dirumah ini, maka Tristan adalah yang paling tajir mlintir diantara dua saudaranya. Diusianya yang masih terbilang muda, ia sudah mempunyai hak milik atas dua club malam yang cukup terkenal di Jakarta.

Mendengar perdebatan tiga bersaudara yang seakan tak ada ujungnya, Kanaya rasanya semakin tertekan. Apalagi bayangan akan kehilangan Arkana seakan terus berputar-putar diotaknya, hingga membuat kepalanya yang sejak tadi memang sudah pening, kini terasa seperti akan meledak.

"Stopp!!" Teriak Kanaya sambil menutup kedua telinganya "Kenapa pada langsung bahas nikah sih? Ini aja belum pasti hamil apa enggaknya".

"Yaudah, Naya priksa dulu yah ke dokter kandungan" Calvin menawarkan dengan nada lembutnya, namun dengan cepat Kanaya menolak "Gak! Gamauu! Nanti kalo ada yang tau gimana?".

"Terus mau gimana lagi Nay?" Tanya Kansa yang sangat frustasi karena Kanaya akan dinikahi oleh Tristan dan ia juga sudah bosan mendengar Kanaya yang sedari tadi terus mengulang kata 'gamau'.

"Cek pake testpack dulu aja kak" jawab Kanaya sambil menatap ketiga laki-laki itu bergantian.

Kansa dan Tristan langsung mengangguk setuju, tapi Calvin tampaknya masih mempertimbangkan sesuatu "Belinya harus ditempat yang jauh, kalau Naya gak mau ada yang tau".

"Si paling berpengalaman" sindir Tristan sambil melirik Calvin yang baru saja berbicara.

"Yaudah ayo aku anter beli testpacknya Nay".

"Gak boleh! Bisa dikira korban pergaulan bebas diusia dini kalo Kanaya sama Kansa yang beli. Biar sama abang aja" Tristan dengan tegas menolak tawaran Kansa. Yah ada benarnya juga sih, karena di mata Tristan, Kansa dan Kanaya memang terlihat masih seperti bocah.

"Lo nanti dikira pedofil bang, om-om ngehamilin bocah" gumam Kansa yang lagi-lagi tak terima karena Tristan seakan terus ingin merebut Kanaya darinya.

*******

Kanaya akhirnya pergi bersama Tristan. Mereka memutuskan untuk membeli testpack di Bandung, jauh bukan? Yah memang untuk hal seperti ini harus ada perjuangannya.

Setelah sampai di salah satu minimarket, Kanaya langsung menuju rak obat untuk mengambil testpack dan segera membawanya ke kasir tanpa ada ritual memutari minimarket tujuh kali seperti biasanya. Sedangkan Tristan terlihat masih sibuk memilih minuman kaleng dilemari pendingin, ia sepertinya sudah haus sekali karena terus mengoceh sepanjang perjalanan padahal Kanaya tak mendengarkannya sama sekali.

Tentu saja karena sedari tadi Kanaya terus memikirkan Arkana. Ia benar-benar tak sanggup jika harus melepaskan Arkana. Kanaya bahkan sempat mempunyai rencana buruk untuk meminta Arkana saja yang menikahinya jika ia memang benar-benar hamil. Tapi bagaimana bisa? Mereka berdua kan tak pernah melakukan apapun selain berciuman. Mana ada hanya dengan berciuman bisa hamil?.

Gadis berambut panjang yang baru saja meletakkan box testpack dimeja kasir itu berhasil menarik perhatian pegawai yang sedang menjaga minimarket. Laki-laki yang sepertinya seumuran dengan Tristan itu lantas menatap box testpack selama beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya untuk menilik wajah Kanaya lamat-lamat.

"Ngapain liatin istri gue kaya gitu?" Ujar Tristan dengan nada tegasnya sambil meletakkan minumannya di meja kasir.

Perkataan Tristan berhasil membuat Kanaya dan pegawai mini market sama-sama terbelalak karena terkejut "oh istrinya A. Cantik yah, masih muda" ujar pegawai minimarket sambil tersenyum ramah, sedangkan Tristan masih tetap saja memempertahankan tatapan tajamnya.

"Yah jelas istri gue cantik, kan gue ganteng".

"Iya juga sih hehe. Tapi mukanya juga agak mirip A, tadi saya kira adeknya. Eh ternyata istrinya, berarti beneran jodoh kalo mukanya mirip".

Tristan langasung tersenyum tipis setelah mendengar perkataan pegawai minimarket. Tatapan tajamnya juga perlahan memudar menjadi mata yang berbinar indah. Sedangkan Kanaya hanya bisa mendongak sambil melemparkan tatapan aneh yang sulit diartikan pada kakak tiri palsunya itu.

Mereka berdua lalu pergi ke pom bensin terdekat karena Tristan harus mengisi bahan bakar mobil mewahnya terlebih dahulu. Kanaya pun segera turun dari mobil dan berlari kecil menuju toilet pom bensin untuk mengecek kehamilannya dengan testpack. Ia tak sabar untuk segera memastikan semua ketakutan ini.

"Kenapa Nay? seneng banget keliatannya" Tanya Tristan ketika melihat Kanaya kembali kedalam mobil dengan wajahnya yang begitu sumringah. Tak dapat dipungkiri, senyuman cerah gadis berambut hitam panjang yang kini sedang diikat tinggi itu berhasil membuat Tristan ikut tersenyum, meskipun ia tak tau apa yang membuat Kanaya sebahagia ini.

"Aku gak hamil" jawab Kanaya sambil menunjukkan testpack dengan satu garis yang berarti negatif.

Senyuman lebar Tristan seketika luntur, pupus sudah harapannya untuk menikahi Kanaya. Sedangkan Kanaya tentu saja sangat bahagia karena ternyata ia tak harus meninggalkan Arkana.

Dua orang yang tengah berada didalam mobil yang sama itu kini menampilkan raut wajah yang begitu berbeda. Tak seperti saat berangkat tadi, di perjalanan pulang Tristan tak berbicara sepatah katapun, ia terus diam karena sedang berusaha menyimpan kekecewaanya sendiri.

PEJANTAN TANGGUH

Kanaya
Negatif🥳🥳

18.55

Kansa
Yeayyy
Naya gak jadi nikah😙
18.56

——o0o——

Hari ini Kanaya kembali pergi ke kampus setelah tiga hari tak masuk karena harus beristirahat dirumah. Kanaya ternyata mengalami darah rendah jadi ia merasa mual dan sering kliyengan. Dan kenapa bisa telat menstruasi? Kanaya pun tak tau. Tapi untungnya setelah dipriksakan semuanya ternyata baik-baik saja.

"Kak Arkana!!" Teriak Kanaya ketika ia tak sengaja melihat Arkana sedang berjalan sendirian melewati lorong kampus.

Arkana pun dengan cepat menoleh lalu berlari untuk menghampiri kekasihnya yang tengah berdiri sendirian diparkiran kampus.

"Naya kamu—" belum selesai Arkana berbicara untuk menanyakan kondisi Kanaya, gadis itu kini sudah memeluk tubuhnya rapat-rapat. Tak dapat dipungkiri, selama tiga hari kemarin Kanaya sangat merindukan Arkana.

Kanaya sebenarnya tak butuh obat untuk sembuh, karena nyatanya mendekap seorang Arkana seperti ini selalu berhasil membuatnya merasa lebih baik dan damai. Pusing, pening, mual dan kliyengan hilang dalam sekejap. Untung saja hari ini Kansa sedang tak datang ke kampus, jadi Kanaya dapat memeluk Arkana sepuasnya tanpa takut kakak tiri palsunya itu terbakar cemburu.

"Aku kangen banget sama kamu Nay. Maaf yah gak bisa jengukin kamu, aku baru balik dari Singapore tadi pagi" ujar Arkana sambil membalas pelukan Kanaya dan membelai kepalanya dengan lembut.

Kanaya hanya mengangguk sambil menyamankan kepalanya untuk bersandar di dada yang bidang itu. Rasanya nyaman sekali berada didekapan Arkana. Aroma tubuhnya yang wangi, belaian lembutnya dan kehangatan yang diberikannya pada Kanaya membuat gadis itu seakan tak mau melepaskan pelukannya.

"Gue cuma mau ambil motor, gak ngeliat apa-apa" yang kali ini berbicara adalah Aidan. Ia dengan tenangnya berjalan melewati dua sejoli yang masih berpelukan erat itu. Yah salah mereka sendiri berpelukan ditempat umum, jadi siap tak siap mereka harus jadi tontonan siapapun yang datang ke parkiran kampus.

Kanaya lantas melepaskan pelukannya padahal Arkana sepertinya masih nyaman dengan posisinya "tenang gue gak bakal aduin ke Kansa dan abang-abang dirumah, lanjutin aja" ujar Aidan sambil memakai helm bogo berwarna abu-abu miliknya.

Kanaya tak menyangka kalau Laki-laki tengil yang selalu berbicara tanpa dipilah itu ternyata bisa sepengertian ini. Atau mungkin Aidan bersikap seperti ini karena ia sadar kalau Kanaya selama ini juga telah menyimpan rahasia tentang perjodohannya dengan Kia dan sedikitpun Kanaya tak pernah membuka mulut pada sahabat-sahabat lainnya.

"Kamu masih ada kelas apa mau langsung pulang sayang?".

Kanaya membeku rasanya setelah mendengar pertanyaan Arkana dengan suara beratnya dan juga caranya memanggil Kanaya yang kini telah berubah "Hmm? Langsung pulang— sayang" jawabnya dengan begitu kaku karena ini pertama kalinya Kanaya memanggil Arkana dengan sebutan 'sayang' secara langsung.

Arkana lantas tersenyum lebar menampakkan giginya yang berbaris rapih sambil mengusap lembut pucuk kepala Kanaya, sedangkan tangan kanannya sedari tadi masih setia merangkul tubuh kekasihnya dari samping "aku anter yah sayang? Kamu mau makan dulu atau nggak jalan-jalan dulu?".

"Kemana aja asalkan sama kamu— sayang" ternyata nama panggilan yang biasanya terdengar sangat alay ditelinga Kanaya, kini terdengar lebih indah ketika panggilan itu keluar dari mulut Arkana.

Mereka berdua lalu menghabiskan waktu besama. Seperti pasangan pada umunya, tujuan mereka siang ini adalah menonton film yang baru tayang di bioskop dan juga makan siang disalah satu cafe yang viral akhir-akhir ini.

Saat bersama Arkana, Kanaya selalu dimanjakan bak  tuan putri, disayang dan dijaga sepenuh hati. Kakak-kakaknya memang selama ini juga memperlakukan Kanaya seperti itu, tapi entah saat bersama Arkana rasanya sangat jauh berbeda.

——o0o——

Langit sudah mulai gelap. Kanaya, Kansa, Tristan dan Calvin sedang sibuk bersiap-siap dikamarnya masing-masing. kebetulan malam ini mereka semua mendapat undangan untuk datang ke pesta pernikahan Aurora Calia Wilson, kakak kandung dari Rakka.

"Nay udah siap belum?" Tanya Kansa dengan kepalanya yang mengintip di pintu kamar Kanaya.

Kanaya yang ternyata sedang dalam kondisi setengah telanjang lantas reflek menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dadanya yang tak tertutup apapun "kak! Aku lagi ganti bajuu!!".

Tapi bukannya keluar ataupun mengalihkan pandangannya, Kansa malah melangkah masuk kedalam kamar Kanaya sambil tersenyum lebar hingga kedua matanya hilang "kak Kansa keluar gak!" Kesal Kanaya sambil mendorong tubuh Kansa untuk keluar dari kamarnya.

Kansa dengan cepat meraih tangan kanan Kanaya lalu mengangkatnya keatas, hingga kini sudah tak ada lagi yang menutupi payudara sintal milik Kanaya. Pandangan Kansa jelas langsung tertuju pada dua gundukan indah yang tampak kencang dan mulus itu.

"Kak Kansa ihh" ujar Kanaya sambil berusaha melepaskan tangannya dan menutup kembali payudaranya.

"Aku cuma mau ngingetin kamu Nay. Gak akan ada yang bisa memiliki kamu seutuhnya selain aku" Kansa berbicara dengan sorot matanya yang terlihat begitu serius. Tangannya kini juga mulai naik untuk menyelipkan rambut Kanaya kebelakang telinganya lalu mengusap juga pelipisnya.

Mendengar perkataan Kansa yang terdengar lebih seperti ancaman, Kanaya hanya bisa mematung sambil membalas tatapan Kansa yang begitu tajam. Apa mungkin Kansa telah mengetahui hubungannya dengan Arkana? Atau Kansa mengatakan ini karena Kanaya hampir dinikahi oleh Tristan beberapa hari yang lalu? Kanaya benar-benar tak mengerti apa maksud dari perkataan kakak tiri palsunya itu, yang jelas tatapan Kansa bahkan berhasil membuat tubuhnya gemetar ketakutan.

Kalo yang natap modelan begini sih dijamin langsung mleyot😂

Gimana ini? Baiknya Kanaya sama Kansa atau Arkana, atau sama Tristan aja, ehh tapi Yesa boleh juga😝

Terimakasih banyak buat yang udah setia membaca sampai bab ini🫶🏻❤️
Jangan lupa vote yah🫶🏻
Sorry banget aku telat up nya

Don't skip meal and stay health, love you all❤️

Continue Reading

You'll Also Like

139K 16.6K 38
Arabella, seorang model cantik yang harus merelakan karirnya jatuh setelah dirinya hamil. Sialnya lagi, pria yang menghamilinya malah menguras habis...
1.5M 42.6K 43
[On Going] [SLOW UPDATE] WARNING!!! ⚠️🔞 [NC 21+] Gue kira lo cowok baik karena selalu diem di perpustakaan setiap jam istirahat siang buat belajar...
171K 19.8K 56
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
175K 3.7K 9
HANYA FIKTIF GAK SUKA BISA BLOCK/SKIP "Gue dijebak, tapi kenapa gue suka" - Ji Daera "Kamu itu candu" - Renjun This out Random member of NCT 21+++