Semenjak berpacaran secara resmi dengan Geisha beberapa hari lalu, Mahen benar-benar bucin secara ugal-ugalan. Entah di sekolah, di rumah, ataupun di tempat umum seperti sekarang, Mahen akan selalu menunjukkan afeksinya pada Geisha.
Jujur saja Geisha sih curiga Mahen love bombing, tapi kita lihat saja nanti.
Semoga sih engga...
"He didn't know that the girl who had always been by his side had feelings for him. And he didn't know that every night, Jessie would always think about him. Thinking of all kinds of possibilities. Will they ever be together? Or will everything only exist in Jessie's dreams?"
Mahen mendengarkan dengan seksama Geisha yang membacakan novelnya.
"One thing is for sure, Jessie will always love Peter even though he's too stupid. All the follies, all the flaws, and all the faults that Peter had, was fully accepted by Jessie. She's so stupid right? How can someone accept everything when they are not even a lover?"
Kemudian Geisha tersenyum membaca kalimat selanjutnya "But that's how love works. It could be so stupid."
"Uuuu... Aku suka bagian terakhirnya" Ucap Mahen sambil tersenyum tanpa melepas pandangannya dari Geisha sama sekali
Geisha mengangguk setuju "Tapi kadang cinta emang bikin bodoh sih... Buktinya kita ke Ancol naik KRL padahal bisa naik mobil?"
Mahen tertawa, kemudian menggenggam tangan Geisha "Aku tuh pengen banget naik KRL sama kamu tau"
"Kenapa?" Geisha bertanya dengan alis terangkat
"Kayaknya seru aja. Tau ga sih, tadi Kinara ngambek gara-gara aku ke Ancol sama kamu bukan sama dia" ucap Mahen sambil tertawa
"Harusnya ajak aja tauuu" Ucap Geisha
"Kamu mau aku ngajak Kinara? Di first date kita?" Tanya Mahen dengan sedikit penekanan
"Ga first date juga ga sih??"
"First date jadi pacar beneran kan baru sekarang?" Mahen merangkul tubuh Geisha dengan alis terangkat
Karenanya Geisha tertawa malu. Kalo diingat-ingat lucu juga mereka sekarang bisa pacaran beneran.
Kadang memang rencana Tuhan itu sulit diterima akal manusia.
Setelah mereka turun dari kereta, mereka melanjutkan perjalanan menuju Ancol dengan Transjakarta.
Mahen tidak pernah melepas genggaman tangannya untuk waktu yang lama. Alasannya sih takut Geisha hilang, padahal ia seperti punya kesenangan tersendiri jika tangannya tidak kosong.
Selagi punya pacar, kenapa Mahen harus ga gandengan?
Hal yang mereka lakukan sampai jauh-jauh ke Ancol tidak jauh dari makan.
Kalau kata Laskar, makan bareng sama orang yang disayang itu feel-nya beda! Jangan tanya kenapa Laskar tau padahal pernah suka sama cewek real aja ga pernah!
"Booking atas nama Mahendra Irenatan ada di meja sebelah sana. Mari saya antar" Ucap seorang wanita yang menyambut mereka di sana.
Mahen dan Geisha mengekor wanita itu hingga mereka sampai di salah satu meja yang memiliki pemandangan pantai terbaik.
Mahen segera menarik kursi untuk Geisha agar gadis itu bisa langsung duduk dengan nyaman.
Setelahnya Mahen duduk di hadapan gadis itu. Menyodorkan menu di sana dan memesan pesanan mereka yang Mahen pastikan tidak ada udangnya.
"Coba aja aku bawa baju renang" Gumam Geisha
"Kapan-kapan kita ke sini lagi aja. Siang-siang gini juga ga sehat buat kulit kalau berenang" Ucap Mahen yang lagi-lagi langsung mencari tangan Geisha untuk ia genggam
Di tengah obrolan kecil mereka, seseorang datang dan langsung membuat kedua orang itu menoleh dengan terkejut.
"Loh? Nana?" Mahen membulatkan matanya
Nalendra lebih terkejut lagi. Ia sedikit gelagapan ketika melihat Mahen di sana.
"Ini pacar lo?" Tanya Mahen, terarah pada gadis yang duduk di meja sebelah.
Nalendra melirik Geisha sejenak, sebelum akhirnya menjawab Mahen pelan "I-iya bang."
"Wah... Kebetulan banget bisa ketemu di sini! Mau gabung ga?" Tanya Mahen
Wajah Geisha sudah berubah masam. Ia sungguh siap menendang selangkangan Nalendra saat ini juga.
"O-oh... Ga usah bang. Ini juga mau cabut, ya kan?" Nalen menoleh ke arah perempuan di mejanya
Geisha memandang perempuan itu tajam.
Berani-beraninya Nalendra selingkuh?!
"Ohhh oke-oke~ eh gue ke toilet dulu ya! Cha, aku ke toilet dulu sebentar gapapa kan?" Ucap Mahen
Geisha cuma mengangguk dan mempersilahkan Mahen yang langsung pergi setelah memberi tepukan dua kali di bahu Nalendra.
Setelah Mahen pergi, Nalen buru-buru membereskan barang-barangnya.
"Halo Nar"
Nalen memejamkan matanya kuat-kuat ketika mendengar suara Geisha. Ia menoleh ke arah gadis itu yang memegang ponsel di telinganya.
"Engga gapapaaaa~ Eh gue mau tanya deh, cowok lo lagi di mana ya?" Geisha menatap Nalendra dengan alis terangkat
Nalen menarik nafas sejenak, sebelum menyeret Geisha menjauh dari sana.
"WOY?! LO GILA YA?!" Pekik Geisha ketika Nalendra menyeretnya keluar dari restoran.
Dengan cepat Nalendra merampas ponsel Geisha. Ternyata gadis itu cuma pura-pura menelfon Kinara.
Nalen menghela nafasnya, kemudian mengembalikan ponsel tersebut pada Geisha.
"Itu tadi siapa?!" Tanya Geisha dengan tatapan menyalak
"Bukan urusan lo." Nalen menjawab singkat, ia hampir kembali masuk ke dalam restoran tetapi Geisha menahan lengannya
Nalen menepisnya dengan mudah, tentu saja.
"Tadi cewek yang di dalem siapa?!" Tanya Geisha lagi
Nalen menghela nafas "Cewek gue."
"Terus Kinara?" Geisha mengerutkan dahinya tak mengerti
"Cewek gue juga." Jawab Nalen tanpa beban
"Anjing ya lo..."
Mendengar itu, Nalen mendengus. Kemudian ia menaikkan satu alisnya.
"Well, ga semua orang seberuntung lo punya pacar yang setia kan? Salah Kinara lah, ngapain suka sama gue duluan?" Tanya Nalen sambil mengerdikkan bahunya
"Kalau tau kelakuan lo kayak gini, dari awal Kinara ga akan mau sama lo!" Geisha mendorong bahu Nalendra
Lelaki itu menarik satu sudut bibirnya "A... Really?" Setelahnya Nalendra menekan bahu Geisha dengan telunjuknya sebelum ia mendorongnya pelan "Kinara itu hopeless romantic, Sha. Gue cuma bikin dia seneng aja loh selama ini? Lo ga mikirin gue kah? Apakah gue seneng atau engga?"
"Bajingan kayak lo tau apa sih soal bahagia sama orang lain?! Lo pacaran cuma buat main-main, sementara Kinara beneran suka sama lo! Punya hati ga sih lo?!" Bentak Geisha
Nalendra tidak menanggapi. Hatinya sedikit tercubit mendengar penuturan Geisha.
Tetapi orang lain tidak perlu tau alasannya seperti ini. Mereka cukup tau bahwa Nalendra Lesmana adalah bajingan sejati yang sukanya menyakiti perempuan.
"Emang lo lupa kalau Kinara itu adeknya Kak Mahen?! Kalau dia tau—"
"Dia ga boleh tau." Ucap Nalendra
"I'll tell him." Geisha mengepalkan tangannya
"Tell him then? I dare you." Nalendra menatap Geisha dengan alis terangkat, menantang gadis itu secara terang-terangan.
Ucapan Nalendra membuat Geisha terdiam. Sejujurnya jika ia memberitahu masalah ini pada Mahen secara langsung, boleh jadi ia akan merusak pertemanan mereka. Ditambah juga Geisha sudah bersumpah untuk tidak memberitahu Mahen perihal Kinara yang berpacaran dengan Nalendra.
"Lo bener bener brengsek!" Geisha berjalan melewati Nalendra dengan bahu yang sengaja ia tabrakkan
Begitu Geisha masuk, Mahen dan pacar Nalendra kelihatan sama-sama mencari keberadaan mereka berdua.
"Oh God... Kamu darimana sih??" Mahen langsung menaruh ponselnya
"Abis dari—"
"Sorry bang, tadi gue ajak ngobrol dulu cewek lu." Ucap Nalendra yang memang menyusul Geisha secepat kilat
"Ngobrolin apa?" Mahen mengerutkan dahinya
Nalen tertawa pelan "Ada pokoknya! Lo ga perlu tau, bangg" Setelahnya Nalen menepuk bahu Geisha sebelum meremasnya pelan "Ya kan, Sha?"
Geisha menahan umpatannya dan cuma pura-pura tersenyum.
Barulah setelahnya Nalendra kembali ke mejanya untuk membawa kekasihnya pulang.
"Gue cabut duluan ya, bang. Lo berdua have fun!" Nalendra melambaikan tangannya dan merangkul pacarnya keluar dari restoran.
Jujur.
Melihat makanan sebanyak ini di depan matanya tidak lagi menggiurkan.
Geisha mau muntah saking brengseknya seorang Nalendra!
"Hey..."
Geisha mendongak ketika Mahen menggenggam tangannya
"Are you okay?" Mahen bertanya pelan
Geisha tersenyum tipis "Kenapa Kak Mahen selalu nanya gitu sih?"
"Karena kamu ga akan ngasih tau aku kalau ga aku tanya..." Mahen menghela nafasnya "Kamu lagi kenapa?"
Geisha menggeleng samar "I'm okayy... Kayaknya aku lemes karena belum makan"
Mahen terkekeh pelan "Kasian banget sih? Kesannya aku bikin kamu kelaperan... Sini sini... Aaaaaa...."
Dengan senang hati Geisha menerima suapan Mahen.
"Kamu serius ga kenapa-napa sama Nalendra?" Tanya Mahen dengan alis terangkat
Geisha menggeleng "Aku sih gapapa"
"Sih?" Mahen mengerutkan dahinya
"E... Maksudnya aku gapapa." Geisha kembali menggelengkan kepalanya
Tentu saja Mahen curiga, tetapi ia memilih untuk menyimpannya sendiri karena ingin Geisha yang menyampaikannya tanpa paksaan.
"Cha"
"Hm??"
"Kapanpun kamu mau cerita sesuatu, aku pasti dengerin kok. Bukan karena aku kepo atau pengen tau banget semua hal... Tapi aku tuh suka ngedengerin kamu cerita... Soalnya aku jadi ngerasa kamu percaya sama aku." Ucap Mahen pelan
Geisha tersenyum tipis "Iya kak..."
"Tapi sekarang makan dulu sih... Biar kalau mau cerita ada tenaganya." Mahen mulai menyiapkan sendoknya untuk menyuapi Geisha lagi
Lagi-lagi Geisha pun menerima suapan Mahen
Meski Geisha akan menelan percakapannya dengan Nalendra bulat-bulat, Geisha tetap berharap bahwa Mahen akan mengetahui hal itu secepatnya.
Entah dari mulut siapa, Geisha tidak peduli. Asalkan Mahen segera tau bahwa sesuatu terjadi pada adiknya.
***
"Do you think I would cheating on you???" Mahen mengerutkan dahinya, tidak percaya atas apa yang baru saja ia dengar
Geisha terkekeh "Kan misalnyaaaa... Aku denger denger katanya cowok tuh punya banyak cara dan alasan buat selingkuh"
Mahen menggaruk dagunya "Jujur ya... Bukannya selingkuh itu ribet? I mean, aku harus bagi waktu ke dua perempuan yang beda padahal aku juga sibuk???"
"Susah nih ngomong sama manusia paling logis" Geisha menggelengkan kepalanya
"Loh? Engga dong! Dengerin nih ya... Coba kamu bayangin aku selingkuh. AKU? SELINGKUH?" Mahen menunjuk dirinya "Aku ngebayanginnya aja udah ribet! Ditambah aku harus ngumpet-ngumpet dari cewek yang super peka kayak kamu... Itu sih namanya mission impossible!"
Geisha menangkup dua pipi Mahen sambil tertawa "Iya iyaaaaaaa... Aku udah ngerti kalau Kak Mahen ga akan selingkuhhhh"
Melihat Geisha tertawa seperti ini, bertambah satu lagi hal yang ingin ia ceritakan di dalam doanya nanti.
Kereta berhenti, Geisha dan Mahen yang kebetulan duduk di kursi prioritas langsung menyerahkan tempat duduknya pada lansia dan seorang ibu yang membawa bayi.
Mahen segera berpegangan pada hand strap, sementara ia menggendong tote bag Geisha di bahunya.
"Nyampe ga?" Tanya Mahen
"Nyampe lah! Aku ga sependek itu!" Geisha mengerucutkan bibirnya, membuat Mahen gemas setengah mati tetapi harus ia tahan karena sedang di tempat umum.
Selama perjalanan, Mahen terus menatap Geisha tanpa putus. Gadis itu mengerutkan dahinya tak mengerti
"Kak Mahen kenapa sih ngeliatin terus? Main handphone aja sana" Ucap Geisha setengah bergumam
"Sayang dong punya pacar cantik tapi ga diliatin?" Mahen menaikan satu alisnya
"Please jangan jadi raja gombal." Geisha masih belum terbiasa dengan love language Mahen yang words of affirmation-nya sangat kental itu.
Mahen tertawa "Ga tau kenapa kalau lagi capek bawaannya mau muji kamu terus"
Geisha mengangkat kedua alisnya "Kak Mahen capek?"
"Lumayan. Tapi karena seru jadi aku fine fine aja" Mahen mengusak kepala Geisha
"Mau cari tempat duduk ga?" Geisha jadi khawatir karena jarang melihat Mahen kelelahan
Geisha mulai celingak-celinguk untuk mencari kursi kosong di gerbong itu. Tetapi terlalu penuh.
"Mau cari di gerbong lain ga?" Tawar Geisha lagi
Bukannya menjawab, Mahen malah meraih tangan Geisha yang sedari tadi menggenggam erat hand scrap, kemudian mengalungkannya pada bahunya.
Setelahnya Mahen memeluk pinggang gadis itu agar mendekat. Bertatapan dengan jarak sedekat ini dengan Mahen tentu saja tidak aman untuk jantungnya
"Kayak gini juga udah cukup kok... Ga perlu tempat duduk" Ucap Mahen yang terdengar sangat jelas meski ia setengah berbisik
Karenanya Geisha mengalihkan pandangan, terlalu salah tingkah. Tetapi keputusannya itu membuat Mahen mencari kesempatan dan mengecup pipi gadisnya sekali.
"Kak???" Geisha melotot kaget, kemudian ia menoleh ke kanan dan kiri, takut ada yang melihat
"Orang-orang pada sibuk main handphone, Chaaaa" Ucap Mahen sambil tertawa
"Tetep aja!!" Geisha mencubit pinggang Mahen dengan satu tangannya
Lelaki itu menggeliat kegelian sambil tertawa "Oke okeee sorrryyyyy"
Geisha kembali mengalungkan kedua lengannya di leher Mahen. Kemudian menatap kekasihnya itu dalam diam.
Wajah Mahen itu terlalu sempurna.
Geisha mulai menjelajahi wajah Mahen dengan jari telunjuknya, mulai dari dahinya, kedua alisnya, matanya yang membuat Mahen memejamkan mata, hidungnya, dan berakhir di bibirnya.
Mahen membuka matanya kembali, menatap Geisha yang masih mengagumi wajahnya dalam diam.
"you owe me dozens of kisses, baby." Ucap Mahen yang membuat Geisha segera menjauhkan tangannya.
"H-hah?"
"Gara-gara naik transportasi umum, aku nyium pipi kamu aja ga boleh" Ucap Mahen setengah protes
"Ya kamu mikir ajaaa"
"Kamu?" Mahen mengangkat alisnya sambil tersenyum jahil
Geisha tergagap "N-ng... Maksudku Kak Mahen... Sorry..."
Mahen menarik nafas sejenak, kemudian menatap ke pojok kanan atas, berpura-pura berfikir.
"That's not bad... Tapi aku lebih suka dipanggil kak. Bukannya aku gila hormat ya, cuma kalau kamu manggil aku kak... It's sounds cuter..." Ucap Mahen sambil tersenyum
Geisha baru mau menjawab, tetapi Mahen kembali menambahkan
"But babe sounds good tho..." Mahen menaikan satu alisnya
Karenanya Geisha tertawa, kemudian ia menggeleng "Ga mau. Alay."
"Seriously? Waktu itu kamu salting tuh?"
"Y-ya... Maksudku jangan sering-sering, nanti aku salting." Geisha menggembungkan pipinya
"Kalau kata Haikal sih larangan adalah perintah..."
"Ketua OSIS ga boleh ikut-ikutan yang kayak gituuuu"
"Ya kalo Mahen as Ketua OSIS sih emang ga boleehhh... Tapi kan di sini aku Mahen as pacar kamu." Mahen mengerdikkan bahunya
Karenanya Geisha langsung memeluk Mahen untuk menenggelamkan wajahnya di dada bidang lelaki itu.
"Terserah deh, aku ga tau mau ngomong apa lagi"
"Oh... Terserah aku kan?"
"..."
"Okay, babe"
"..."
"Babe??? Baby??? Babeeeeeee"
"Kak please stop atau aku gila beneran!"
"Hehe... Oke, babe."
***
Mahen bersiul sambil mengeringkan rambutnya. Ia turun ke lantai bawah dan menjumpai sang mama yang tengah menyiapkan camilan malam.
"Ada yang bisa kubantu ga, ma?" Tanya Mahen sambil berjalan mendekat
Irena menggeleng "Ga adaaa... Udah selesai kok. Kamu bawain aja ini ke kamar adek kamu. Dia dari sore ga mau keluar kamar... Mama khawatir dia sakit deh, mas..."
Ucapan ibunya itu membuat Mahen ikut merasa khawatir.
"Oke ma, nanti aku cek" Ucap Mahen sambil membawa mangkuk kecil berisi kue coklat buatan Irena.
Tok Tok Tok
"Dekkk??"
Tidak ada jawaban di sana
Tok Tok Tok
"Dek??? Mas masuk yaa???"
Karena tak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Mahen langsung masuk ke dalam kamar Kinara. Gadis itu tengah tidur meringkuk dengan selimut yang menutup sampai leher.
Rasa khawatir Mahen semakin besar, ia bergegas menaruh kue yang ia bawa di meja belajar. Lalu ia duduk di tepi kasur Kinara.
"Dek? Kamu sakit?" Tanya Mahen sambil memegang pelipis Kinara, tetapi yang ia jumpai malah adik perempuannya itu tengah menahan isakkan "Kamu kenapa nangis???"
Ditanya seperti itu, tangisan Kinara akhirnya pecah juga.
"Maaasssss" Kinara langsung duduk dan berhambur ke pelukan Mahen
"Kamu kenapa, dek?!" Mahen yang panik langsung memeluk Kinara erat "Mimpi buruk?"
Kinara menggeleng samar
"Terus kamu kenapa nangis???" Mahen mencoba menatap wajah adiknya, tetapi yang ia dapati adalah ekspresi terluka
Kinara kembali menggeleng
Mahen menghapus airmata Kinara, kemudian kembali memeluknya erat "That's okay... I'm here..." Berulangkali Mahen mengusap punggung adiknya agar Kinara semakin tenang.
Dan sepertinya itu berhasil karena tangisan Kinara sudah mereda.
Setelah merasa Kinara sudah mampu diajak bicara, Mahen memegang kedua bahu adik perempuannya itu.
"Kamu tau kan kamu bisa jujur sama mas kapanpun?" Tanya Mahen dengan tatapan lurus
Kinara mengangguk
"Mas janji ga akan ngomong ke siapapun... So... Whenever you're ready, just tell me everything." Ucap Mahen
Adiknya itu sedikit menunduk, merasakan kembali perih di hatinya.
"Aku... Ga cantik ya mas?"
Mahen mengerutkan dahinya "Siapa yang bilang kamu ga cantik?!"
Kinara meremas ujung piyamanya, menahan tangis yang bisa meledak kembali kapan saja.
"Y-ya... Ga ada yang bilang. Aku cuma ngerasa aku ga cantik." Ucap Kinara tanpa berani menatap Mahen
"... did someone bully you?" Lirih Mahen
"No" Kinara menggeleng
"Mending kamu jujur sekarang daripada mas harus tau dari orang lain, dek. Mas ga akan diem aja kalau ada yang nge-bully kamu!" Mahen berseru
"Ga ada yang nge-bully aku..." Kinara menggeleng
"Terus siapa yang bilang kamu ga cantik?" Mahen menaikan satu alisnya, sedikit menuntut
Kinara tentu saja tidak mampu menjawabnya. Ia justru menggeser posisi duduknya. Lalu ia menepuk sisi kasurnya yang kosong.
Mahen mengerutkan dahi, bingung.
"Aku tau aku sama Mas Mahen udah gede... Tapi please buat malem iniiiiii aja! Tidur sama aku ya mas???" Kinara memohon dengan sangat
Setelah diam beberapa detik, Mahen akhirnya menghela nafas "Oke... Geser dikit"
Menuruti perintah Mahen, Kinara langsung bergeser. Setelahnya Mahen merebahkan diri di sebelah Kinara, menatap langit-langit yang terdapat stiker bintang glow in the dark yang Kinara pasang ketika SD dulu.
"Kamu tuh cantik tau dek... Cantik banget. Orang yang bilang kamu ga cantik pasti matanya rusak deh" Gumam Mahen
Kinara yang juga tengah menatap bintang cuma bisa menghela nafasnya.
Orang cantik harusnya ga diselingkuhin mas... - Batin Kinara, meski yang ia jawab malah
"Iya mas..."
Mahen melirik ke arah adiknya.
Di mata Mahen, Kinara itu tidak tumbuh besar! Masih adik kecilnya yang dulu kemana-mana harus digandeng atau dia akan hilang saking banyak tingkahnya.
Makanya Mahen jadi se-protektif sekarang karena di matanya Kinara masih memerlukan penjagaan dirinya.
Kalau ada yang mampu membuat Mahen lupa batas emosi, mungkin jika itu menyangkut tentang Kinara.
Mahen punya batasan yang sangat jelas atas orang-orang yang ia sayang, dan jika orang lain menyenggol mereka, Mahen tidak akan tinggal diam
Tidak banyak obrolan di antara mereka, terlebih mereka memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi stress. Kinara yang memilih untuk tidur, dan Mahen yang malah bisa terjaga sepanjang malam.
Ketika melihat Kinara yang tertidur lelap, Mahen menghela nafasnya. Kemudian mengusap kepala adiknya itu sangat pelan agar tidak membangunkannya.
Merasa sedikit lega karena Kinara bisa tertidur dengan pulas, Mahen memutuskan untuk tidur juga. Setidaknya kesempatan Kinara untuk terbangun dari tidurnya itu sangat kecil.
Gadis itu tidak pernah bermimpi.
Makanya tidurnya selalu tenang.
Perlahan Mahen memejamkan matanya, menuju ketenangan dan batas kesadarannya. Hanya sedikit lagi sampai Mahen benar-benar terlelap, suara dering telfon membangunkannya.
Drrrtt... Drrrrtt....
Mahen merogoh sakunya lebih dulu, tetapi ia ingat bahwa ia tidak membawa ponsel kemari. Akhirnya ia mencari sumber suara dan menjumpai ponsel Kinara yang ditelfon oleh seseorang.
Geisha Zeyenk is calling...
Mahen mengerutkan dahi, mengapa Geisha menelfon Kinara selarut ini?
Walau Mahen tau mengangkat telfon orang lain itu tidak sopan, ia tetap menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga.
"Halo? Nar? Lo gapapa...?"
"K—"
"Jujur gue awalnya ga mau ngasih tau lo... Tapi gue ngerasa kalau gue ga ngasih tau, kesannya gue jahat sama lo..."
Mahen mengerutkan dahinya
Ada apa ini?
"Now, listen! Lo harus mutusin dia! Si Nalendra anjing itu ga pantes dapetin lo!! Gue nyesel banget tadi ga nendang tit—"
"Cha."
Geisha langsung terdiam 1.000 bahasa
"What the hell is going on...?" Ucap Mahen dengan dahi berkerut
"K-kak Mahen...? K-kok... Kak Mahen yang angkat?"
"Kinara sama Nalendra pacaran?" Mahen mengabaikan pertanyaan Geisha
"I-itu..."
"So he cheated on her?" Mahen teringat perempuan yang mereka jumpai di Ancol tadi siang
"Kak, bentar dulu—"
"Tell me... Every. single. thing. Or I'll go to your home right now!" Mahen menggerakkan giginya "or worse, I'll beat him to pieces."
Jika biasanya setiap telfon dari Geisha akan membuatnya tidur lebih nyenyak. Malam ini, sleepcall dari gadis itu membuatnya tidak tidur semalaman.
Dan Mahen bersumpah...
Nalendra akan tau akibatnya.
To Be Continued
H A I !!!
Jeng jeng jeng!!!
Apakah Nalendra akan jadi bubur beneran??? 🤫 Apakah sang buaya ini bisa bertobat? Saksikan setelah pesan-pesan berikut ini hehe
#1 From : Mahen ini kurang lebih 20 chapter ya temen-temen, tapi kisahnya Mahen sama Geisha ga akan berhenti di sini, soalnya kan—(sebagian teks hilang)
Semoga kalian ikutin terus kisahnya geng Bumantara ini sampai ke sekuel nya yaa ^^
Next ada rooftop fight! Siapakah yang bonyok duluan??? 🤫
Jangan lupa vote and comment yang banyak ya!!
#14 : [Geisha's pov] "kenapa kita ga pacaran?"
🍵-❤️: bukan tipe gue
🍵-💢: singkat, padat, dan jelas
🍵-🌚: Sukanya Kinara
🍵-🌝: ngegas dikit ga ngaruh
🍵-🐯: pelaku yg nyuruh nanya
Thank u ❤️