'Hah akhirnya' Batin senja menghela nafas lega, setelah tubuhnya terbaring sempurna di atas ranjang, seraya mengamati Langit- langit kamar yang baru saja di tempatinya itu.
Sepi!
Itu yang saat ini dirasakannya, entahlah dirinya mendadak sangat merindukan keluarga tantenya, terlebih kakak sepupunya, viona. Padahal belum juga sehari dirinya berada disini.
"Kalo duit jajan lo abis, langsung telpon gue!"
Ucapan viona yang masih terngiang di kepalanya, membuat nya amat sangat bersyukur memiliki keluarga sehangat dan sebaik mereka.
Dari saat kedua orangtuanya meninggal, saat senja berumur sepuluh tahun sang tante senantiasa menjadi ibu pengganti buat senja. Bahkan paruh baya tersebut tak pernah sekalipun membedakan antara dirinya dengan viona yang notabenenya anak kandungnya sendiri.
Nyaman! Senja nyaman berada di rumah sang tante, bahkan dirinya tak merasakan kecanggungan dan Larangan dari semua anggota keluarga tersebut. Hanya saja hatinya selalu merasa tak enak jika dirinya harus terus menerus menumpang hidup di keluarga sang tante, dan menjadi beban. Itu sebabnya dirinya lebih memilih mencari universitas di kota lain, dan berakhir nge-kost. Intinya, Senja tak ingin selalu merepotkan dan bergantung pada keluarga sang tante.
Dirinya harus mencoba hidup mandiri bukan?!
....
Senja tersenyum se-ramah mungkin ketika matanya menangkap teman se-kost nya.
"Mau kemana?" Tanya penghuni kost yang tengah duduk di sofa ruang tengah tersebut.
Ngomong-ngomong tentang kost-an yang senja tinggali ini, bukan seperti kost-an kebanyakan di luar sana. Kost-an yang di tempati nya ini lebih ke seperti rumah minimalis, memiliki ruang tamu dan ruang tengah yang langsung terhubung tanpa batas, bahkan ruang makan dan dapur yang dibatasi dengan meja mini bar.
Kost-an nya juga terdiri dari dua lantai, enam kamar di lantai atas dan empat kamar di lantai bawah. Dan yaa satu lagi, setiap kamar nya memiliki kamar mandi di dalamnya.
Fasilitasnya lengkap banget kan?
Dan senja? Dia lebih memilih kamar yang berada di lantai bawah, alasannya? Entahlah dirinya terlalu malas kalau harus di lantai atas. Lagipula dirinya sudah nyaman dengan kamar yang baru di tempati nya itu.
"Mau ngambil air minum kak, haus" jawab senja, karena merasakan kerongkongan nya yang sedikit kering.
"Gih, ambil aja. Mau dari kulkas atau galon terserah kamu." Ucapnya.
Senja mengangguk, menanggapi perkataan kak lora. lora? Ya namanya alora gibranio dan senja baru ngetahuinya itu saat tadi mereka berkenalan. Dan ya orang yang bernama alora tersebut dua tahun lebih tua darinya, seumuran dengan kakak sepupunya viona. Itu sebabnya dirinya memanggil teman se-kost nya itu memakai embel-embel kak.
Senja kemudian berlalu menuju dapur atau ruang makan? Entahlah dirinya bingung karena ruang makan dan dapur tersebut terhubung.
"Inimah kek berasa di rumah tante, fasilitasnya lengkap semua" gumam senja, ketika tengah membasahi kerongkongan dengan air yang di ambilnya dari kulkas. Matanya menatap kagum ke peralatan dapur dan makan yang sangat amat lengkap. Kalau kata kak alora mah 'cukup bawa diri sama pakaian aja, Selebihnya ada disini LENGKAP!'
Ngomong-ngomong tentang penghuni kost, hanya baru ada tiga orang termasuk senja. Tapi kata si ibu pemilik kost katanya tadi bakal ada satu kedatangan penghuni kost lagi, katanya sih hari ini sama kayak senja.
Senja kembali melangkah menuju ruang tengah, berbarengan dengan seseorang yang baru saja datang. Tangannya menenteng kresek yang dia tak tau isinya apa.
"Sini dek duduk" ajak alora ketika melihat senja kembali dari dapur.
Sementara senja, dia hanya terdiam. Dirinya masih sedikit malu dan canggung berinteraksi dengan penghuni kost tersebut.
"Gak usah malu, sini gabung aja!" Timpal kak lea, teman kak alora sekaligus penghuni kost.
Jadi, penghuni kost itu ada alora, kalea, dan senja.
Senja tersenyum kemudian ikut mendudukkan dirinya di atas sofa, di samping alora.
"Lah, kok lo malah beli martabak keju?" Ucap alora karena pesanan nya tak sesuai. "Kok malah pilih yang keju sih" sambungnya menatap kalea masam.
"Lah kok nyalahin gue?"
"Ya terus? Gue harus salahin senja gitu?"
Senja yang namanya di sebut-sebut hanya diam, menyimak dua gadis yang dua tahun lebih tua darinya itu.
"DIH! Tadi yang nyuruh gue cepet-cepet siapa?" Tanya kalea sedikit ketus.
"Kan lo bisa tanya gue dulu lea...."
"Dih! Gue dah kirim pesan ya sama lo, tapi gak ada balesan tuh. Pas tadi lo nelpon buat titip martabak aja gak ada tuh lo sebut-sebut kudu apa toppingnya" jelas kalea. "Heran siang-siang pengen martabak, lo lagi ngidam apa gimana sih?" sambungnya terkikik geli.
Alora melotot. Sedetik kemudian menginjak kaki milik kalea membuat si empu mengaduh seketika.
"Kamu mau martabak gak dek?" Tanya alora beralih pada senja.
Senja terkesiap. "Gapapa?" Tanyanya.
"Gapapa, ambil aja" balas alora lembut.
Senja mengangguk, kemudian mengambil sepotong martabak tersebut. Melahapnya, karena jujur perutnya merasa sedikit lapar.
"Eit, lo mau ngapain?" Cegah alora pada tangan kalea yang akan mengambil martabak.
"Makanlah" balas kalea santai.
"Lo gak boleh!"
"Lah, mana bisa gitu."
"Bisa!"
"Itu pake duit gue kalo lu lupa"
"Gak peduli"
"Dek!" Panggil nya beralih pada senja.
Senja mengangkat alisnya bingung. "Kenapa kak?"
"Liat martabak lo" pinta kalea membuat senja semakin bingung. Tangannya terulur mendekatkan martabak nya ke hadapan kalea. Sedetik kemudian senja membulatkan matanya terkejut ketika kalea tiba-tiba menggigit martabak miliknya.
Plak!
"KALEAAAAA KELAKUAN!" Teriak alora sekaligus orang yang menggeplak kepala belakang milik kalea.
Kalea hanya tertawa ketika melihat wajah terkejut keduanya.
"Haha astaga maaf-maaf" ucap kalea yang masih asik tertawa.
"Nih makan!" Kesal alora. Membukam mulut kalea dengan martabak. "Gak tau malu amat lo jadi orang" sambungnya menatap kalea tajam.
"Dek!" Panggil alora.
"K-kenapa kak l-lora" tanya senja terbata, tubuhnya masih terkejut dengan kejadian tadi.
"Maafin kalea ya... Dia orangnya emang gitu"
Senja mengangguk. "Gapapa kak. Cuma tadi agak sedikit shock aja" ucapnya tertawa canggung.
"Maaf ya dek" senja kembali mengangguk menanggapi permintaan maaf kalea. "Gara-gara si lora sih, gak ngasih gue martabak" sambungnya.
Alora kembali melotot. Kenapa jadi dia yang salah.
"TERSERAH!" ucap alora acuh.
Cklekkkk
Perhatian ketiganya seketika teralih pada pintu kost yang terbuka. Menampilkan ibu pemilik kost dan eum seseorang?
"Kamu pilih aja kamar mana yang mau di tempatin" ujar si ibu pemilik kost tersebut yang di bisa dengar ketiganya.
"Makasih bu" balas seseorang tersebut.
"Lora!" Alora yang merasa terpanggil pun lantas bergegas mendekati si ibu pemilik kost.
"Kenapa bu?"
"Ini kamu tolongin dia, dia penghuni baru sama kayak senja"
Sementara orang baru tersebut terdiam sejenak, ketika ibu kost menyebutkan nama yang tak asing di pendengarannya.
Alora mengangguk patuh. Kemudian sang ibu kost berjalan meninggalkan keduanya.
"Ayok!" Ajak alora.
Seseorang tersebut mengangguk, dan ikut berjalan di belakang alora, mengikutinya.
"Senja/kathrin" gumam keduanya bersamaan ketika mereka saling berhadapan.
"Loh? Kamu kenal sama dia dek?" Tanya alora ketika melihat keduanya yang seperti saling mengenal.
"Kenal/enggak" jawab keduanya kembali berbarengan.
"Ini yang bener yang mana?" Bingung kalea dengan dua gadis yang baru di temuinya itu.
"Senja gak kenal sama dia kak" Senja angkat suara.
"Bohong kak! Kita saling kenal kok" ujar orang yang bernama kathrin tersebut. "Soalnya dia bahan gamon temen saya" sambungnya membuat ketiganya seketika terdiam melongo, tak mengerti.
Tbc...