CONTRACT MARRIAGE

By Mysweet_strawberry

29.9K 2.4K 337

" Kau mau menikah denganku? Kita perbarui kontrak dan bayarannya." Ucap Min Yoongi. " Tidak. Aku hanya bekerj... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32 ( NC 18++ )
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 46 ( NC 21+)
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51 ( End )

Chapter 45

494 39 4
By Mysweet_strawberry

Hampir dua bulan berlalu sejak aku kembali ke Paris. Hari-hari ku lalui seperti biasa. Berangkat kuliah, pulang, saling berkabar dengan Yoongi dan sesekali menghabiskan waktu dengan Jessica.

Seperti hari ini aku dan Jessica sedang bersantai di apartemen. Ini adalah weekend dan kami sama-sama enggan untuk pergi. Kami berencana menonton drama korea sepanjang hari.

Aku membawa semangkuk ramyeon dan duduk di dekat Jessi yang sedang sibuk memperhatikan layar tv.

" Na? Kau tak salah?" Tanya Jessi terheran-heran.

" Salah apa?"

" Kita baru selesai makan setengah jam yang lalu Na." Jessi mengingatkanku karena aku yang datang dengan membawa semangkuk ramyeon.

" Hehe sepertinya aku masih lapar Jess." Ucapku kemudian duduk di sebelahnya.

" Kau mau?" Tawarku pada Jessica.

" Tidak. Untukmu saja. Perutku sudah terlalu penuh." Tolak Jessi yang tak kupedulikan. Aku langsung saja menyantap ramyeon dengan lahap sambil menonton drama yang sedang di putar di layar TV.

Setelah menghabiskan ramyeon, aku membuka kabinet dapur untuk mencari beberapa cemilan.

" Jess? Apa kau melihat cemilan yang ku beli semalam?" Tanyaku.

" Ada di sebelah kanan Na. Aku memindahkannya semalam." Jawab Jessi yang kemudian ku turuti untuk mencari di tempat yang Jessi maksudkan.

" Kau mau makan cemilan itu lagi Na?"

" Emm." Jawabku kembali menghampiri Jessica sambil memakan cemilan yang ku temukan.

" Akhir-akhir ini ku lihat kau banyak sekali makan Na."

Sejenak aku terdiam mencerna kalimat Jessi.

" Ah iya juga ya Jess. Entahlah apa karena aku stress memikirkan tugas akhir ya?" Balasku ketika menyadari apa yang di katakan Jessi barusan.

" Bisa jadi sih Na, kau kan memang ingin mempercepat kelulusan kan?"

Aku menganggukkan kepala setuju.

" Asal bukan karena hamil saja banyak makannya Na hahaha." celetuk Jessi masih fokus pada layar TV.

DEGH.

Seketika aku teringat bahwa aku sudah telat datang bulan selama dua minggu lebih. Mungkin sudah hampir 20 hari?

Tangan Jessi terulur guna mengambil cemilan yang ada di tanganku. Namun dengan cepat ku cekal tangannya dan Jessi pun menoleh.

" Wae?"

" Kau barusan bilang apa Jess?"

" Bilang apa?" Jessi malah bingung sendiri.

" Itu yang tadi tentang hamil itu."

" Ooohh..itu aku hanya bercanda. Apa kau tersinggung?"

" Bukan.. tidak."

" Lalu?"

" Memang ciri-ciri orang hamil itu makannya banyak?" Tanyaku penasaran.

" Ya tidak semua sih tapi terkadang ada yang memang makannya jadi banyak, tapi ada juga kok yang malah muntah-muntah dan tidak bisa makan. Kenapa memangnya? Kau tak mungkin sedang hamil kan Na? " Tanya Jessica yang kali ini fokus padaku.

" Aku tidak tahu Jess tapi aku memang belum mendapat tamu bulananku." Ucapku ragu.

" Hahahaha yak? Belum mendapat tamu bulanan itu bukan berarti hamil Na. Jika kau tak melakukan hubungan intim dengan pria tak mungkin juga kau hamil." Jelas Jessi sambil menertawakanku. Sayangnya kata-kata Jessi malah semakin membuatku takut.

Jessi kembali fokus pada tontonan drakor kami setelah berhasil memakan cemilan yang di ambilnya dariku.

" Tapi Jess?" Panggilku.

" Eoh kenapa?" Jawab Jessi namun netranya masih terfokus pada layar.

" Masalahnya saat aku di Korea, kami melakukannya." Jujurku pelan.

" Melakukan apa? Kami siapa?" Respon Jessi santai.

" Melakukan sesuatu, aku dan Yoongi."

Jessica menoleh padaku.

" Sesuatu apa? Katakan yang jelas Na."

Aku tak menjawab hanya menyatukan telunjuk kanan dan telunjuk kiri ku kemudian menggerakkannya.

" Apa sih Na? Katakan saja jangan pakai kode." Kesal Jessi.

" Ishh kau ini. Aku dan Yoongi sudah melakukan hubungan intim." Jawabku ikut kesal.

Jessi terdiam beberapa saat. Wajahnya terlihat shock.

" Aa..are you kidding me?"

" Kau pikir wajah takutku sekarang ini karena bercanda Jess?"

***

Sementara di Korea.
Yoongi POV

" Hoek.. Hoek...."

Aku berlari ke kamar mandi saat sedang meeting bersama Jin hyung, Taehyung dan Jungkook. Ini sudah ke tiga kalinya aku muntah saat meeting yang bahkan belum satu jam di mulai.

Aku kembali ke ruang meeting dengan keadaan lemas.

" Apa kau baik-baik saja Yoon?" Tanya Jin hyung.

"Ah kurasa aku sudah tidak bisa bilang bahwa aku baik-baik saja hyung." Ucapku kemudian duduk kembali dan menjatuhkan wajahku di meja meeting.


" Ku hitung sudah lebih dari sepuluh kali kau muntah hyung." Ucap Jungkook.

" Sebanyak itukah?" Tanyaku.

" Eoh. Sejak di rumah tadi ku lihat kau sudah muntah-muntah." Jawab Jungkook lagi.

" Apa tidak sebaiknya kau pulang saja hyung istirahat?" Kali ini Taehyung menimpali.

" Ck.. Ini kan projectku. Memang kau pikir meeting kita ini membahas apa?" Keluhku tanpa sedikitpun mengangkat kepala dari meja.

" Tapi kau bahkan membuang waktu kami Yoon jika hanya menunggumu untuk muntah dan tidur di meja." Tegur Jin hyung.

Aku langsung menegakkan badan begitu mendengar teguran Jin hyung.

" Aaa... mianhae hyung."

" Jadi kau bisa melanjutkannya atau tidak? Aku masih ada pekerjaan setelah ini."

" Kita akhiri dulu saja hyung. Aku akan istirahat sebentar di ruangan."

" Akan ku suruh Irene untuk memeriksamu."

" Hah? Irene nuna?" Tanyaku terkejut, begitupun dengan Jungkook dan Taehyung.
 
" Eoh."

Pintu ruang meeting terbuka dan muncullah perempuan cantik yang mungkin sudah lebih dari setahun ini tak bertemu.

" Annyeong." Sapanya.

" Nuna?" Panggil Jungkook antusias. Dia bahkan sampai berdiri dan berlari menghampiri Irene nuna kemudian langsung memeluknya. Jungkook memang dekat dengan istri Jin hyung itu.

" Oh hai Jungkook? Oraenmaniya (*lama tak bertemu)." Ucap Irene nuna kemudian membalas pelukan Jungkook.

" Oraenmanieyo nuna. Kapan sampai?" Tanya Jungkook saat sudah mengurai pelukannya.

" Baru saja dan langsung ke sini. Nuna belum sempat menemui eomma." Jawabnya.

" Hai nuna?" Sapa Taehyung.

" Hai Tae. Kau tambah tampan saja."

Dan saat Irene nuna menatapku aku justru merasakan mual kembali menyerang. Dan akhirnya aku segera meninggalkan mereka untuk memuntahkan isi perut yang bahkan sudah tidak ada lagi isinya.

" Hoeeekk."

" Woaa jinjja, aku bahkan seperti orang yang sedang hamil muda." Gerutuku di kamar mandi.

Setelah selesai aku keluar dan kembali ke ruang meeting.

" Sayang? Tolong periksa Yoongi. Dia sudah lebih dari sepuluh kali muntah-muntah." Ucap Jin hyung saat melihatku masuk.

Irene nuna segera mengambil sebuah tas kecil dan menyuruhku untuk duduk. Di ambilnya stetoskop dan mulai memeriksa. Dia memeriksa denyut nadi, tekanan darah dan yang lainnya.

" Tidak ada yang salah darimu. Tubuhmu juga tidak demam. Sepertinya kau baik-baik saja." Ucap Irene nuna.

" Tapi kenapa aku merasa mual nuna?"

" Apa kau banyak pikiran?"

" Mmm... hanya pekerjaan saja kurasa."

" Coba kurangi stressmu, namun jika kau merasa perlu pemeriksaan datanglah ke rumah sakit untuk lebih jelasnya."

" Geurae. Memang aku juga tidak merasa kalau aku sakit. Hmmmm.. Sepertinya sesuatu yang asam dan menyegarkan enak."

Mereka semua mengernyitkan dahi menatapku.

" Wae?"

" Kau aneh sekali hyung." Ucap Taehyung.

" Aneh bagaimana? Sudahlah aku akan istirahat sebentar. Dan Jungkook kau bisa pelajari materiku dulu kan? Besok jika aku tidak juga membaik maka kau yg harus mempresentasikan materinya untuk Jin hyung." Perintahku.

" Aish baiklah." Meski mendecak namun Jungkook mengiyakan perintahku.

***

Aku masuk ke ruang kerja dan segera menghempaskan diri di sofa yang ada di ruanganku. Tubuhku sangat lemas karena sejak pagi aku hanya memuntahkan semua isi perutku tapi bahkan aku tidak menelan apapun.

Ting.

Suara ponselku berbunyi. Dengan lemas kubuka ponsel dan segera membuka pesan.

* Yoon? Aku sudah terlambat datang bulan. Mungkinkah jika aku hamil?

Seketika bola mataku membelalak. Aku yang semula lemas tak berdaya langsung duduk dengan tegak begitu membaca pesan dari Hana.

" Mwoya?"

Aku langsung menghubungi Hana saat itu juga.

" Eoh Yoon?"

" Sayang? Apa maksudmu mengirim pesan itu eoh? Kau hamil?"

" Aku tidak tahu Yoon tapi aku merasakan perbedaan dalam diriku. Aku jadi lebih banyak makan."

" Banyak makan apakah berarti hamil Na? Bukankah wajar terkadang kita banyak makan? Kau jangan membuatku deg-degan sayang."

" Memang awalnya juga kupikir begitu tapi kata Jessi tanda kehamilan juga bisa jadi salah satu cirinya. Dan aku juga baru menghitung kalau aku sudah telat datang bulan mungkin hampir sekitar 20 harian, bahkan itu sudah mau satu bulan Yoon dan itu hampir tidak pernah terjadi sebelumnya. Eotteokke Yoon? Aku bahkan belum merampungkan studyku. Dan aku juga takut jika benar aku hamil mungkin eomma akan sangat kecewa padaku."

" Tenanglah sayang. Itu juga belum pasti kan? Cobalah kau tes dulu, barangkali kau memang terlambat datang bulan karena sebab lain."

Aku sengaja tidak menceritakan apa yang ku alami karena mungkin saja itu akan membuat Hana menjadi semakin khawatir. Padahal sejak Hana mengatakan ada kemungkinan bahwa dia hamil, aku sudah langsung merasa bahwa apa yang ku alami bisa jadi adalah sindrom couvade (*mengidam atau merasakan keluhan ibu hamil yang biasa di alami oleh seorang suami saat istrinya sedang mengandung ). Karena bahkan menurut pemeriksaan Irene nuna, aku tidak sakit apa-apa. Tapi sengaja ku sembunyikan hal itu mengingat sepertinya Hana sangat takut jika dia benar-benar hamil.

Sejujurnya aku pun takut dan khawatir. Bukan tidak ingin bertanggung jawab, tapi aku bahkan belum menikahi Hana tapi dia sudah mengandung anakku. Meskipun eomma nampaknya tidak masalah dengan kehamilan Hana tapi bagaimana dengan eommanya Hana? Ah apa yang harus kulakukan jika eommanya Hana kecewa padaku karena menghamili Hana sebelum pernikahan kami berlangsung?

Padahal kami hanya melakukannya sekali tapi tak kusangka benihku sudah tumbuh di rahimnya.

Ah mwoya apa yang kau pikirkan Min Yoongi? Hana belum tentu hamil kan?

" YAK MIN YOONGI?" Hana meneriakiku.

" Eoh sayang kenapa?"

" Kenapa diam saja eoh? Kau tidak berpikir untuk meninggalkanku karena aku hamil kan? Kau tidak berencana untuk tidak bertanggung jawab kan Yoon?"

" Hah? Apa yang kau pikirkan sayang? Tidak mungkin aku meninggalkanmu. Kita juga belum tahu kan bahwa kau hamil atau tidak? Coba tes dulu. Aku akan usahakan pergi ke Paris secepatnya. Kau jangan khawatir. Jika iya maka itu adalah anakku juga jadi mana mungkin aku meninggalkanmu dan anakku."

" Tapi aku takut Yoon. Hiks.. hiks..."

" Tenang dulu sayang. Sekarang coba kau tes atau periksakan dulu ke dokter lalu hasilnya tolong kabari aku eoh?"

" Baiklah."

" Tenanglah, aku tidak akan meninggalkanmu Na. Aku mencintaimu."

Dan sambungan telepon pun akhirnya terputus.

***

Di rumah, aku hanya rebahan di kamar sambil menunggu kabar dari Hana. Aku tak ikut makan malam keluarga meski malam ini ada Irene nuna bersama kami. Bukan tidak ingin hanya saja aku sangat khawatir menunggu kabar hasil tes kehamilan Hana. Selain itu aku juga memang terkadang masih merasa mual, namun tidak separah saat pagi. Dan parahnya aku cenderung tidak ingin makan nasi. Yang ku inginkan hanya buah-buahan segar terutama dengan rasa yang sedikit asam.

Ting.

Sebuah pesan masuk di ponselku. Buru-buru ku buka layar ponsel.

* I'm pregnant Yoongi. Apakah aku harus senang atau sedih?

Hana mengirimiku pesan lengkap dengan beberapa foto alat tes kehamilan yang semuanya menunjukkan garis dua ( positif )

Tanganku gemetar membaca pesan Hana namun tetap ku beranikan diri untuk membalasnya. Ya aku bukan menelponnya tapi membalas pesannya. Bukan tidak ingin, hanya saja aku pun masih shock dengan kabar yang bahkan sudah ku yakini sejak siang tadi.

" Padahal aku sudah yakin bahwa Hana memang hamil tapi saat melihat hasil tesnya ternyata aku juga tetap terkejut." Monologku.

Buru-buru ku ketik balasan untuk Hana agar Hana tidak semakin overthinking padaku.

* Tidak apa-apa sayang. Kita harus senang dengan kabar ini. Aku akan segera menemuimu di Paris.

* Bagaimana dengan eomma?

Hana langsung membalas dengan cepat.

* Eommaku biar jadi urusanku. Lalu untuk eommamu, kita akan bicarakan bagaimana baiknya setelah kita bertemu saja. Kau jangan banyak pikiran. Kasihan aegi.

* Kau tidak akan lari dari tanggung jawab kan Yoon?

Ku hembuskan napas kasar membaca balasan dari Hana. Dia bahkan masih meragukan keseriusanku.

* Apa seburuk itu aku di matamu sayang?

* Tidak. Aku hanya takut kau meninggalkanku.

* Tidak akan. Sudah kau istirahat saja. Aku akan langsung mengatakan pada eomma dan keluargaku.

* Baiklah.

* Saranghae.

___ bersambung ____



Yuk yang belum follow, follow authornya dulu. Jangan lupa kasih komennya ya biar authornya semangat. Komen gak bayar kok 😁


Continue Reading

You'll Also Like

328K 2.6K 4
21+ Hanna yang begitu manja, kekanak-kanakkan, bahkan nyaris tak tahu apa pun yang berbau rumah tangga dijodohkan dengan Hadrian, pria dewasa atas ke...
186K 20.2K 136
Spin off from #Defabian and Seducing Mr. Julien. Joanna Tan, seorang wanita pebisnis berusia 55 tahun yang tidak pernah memiliki keinginan untuk men...
422K 7.3K 10
AMELDA DIANTI adalah gadis ceria yang terpaksa menerima perjodohan sewaktu dia masih dikelas 3 SMU karena menjalankan amanat dari kakeknya yang sudah...
25.8K 1.1K 11
❗️WARNING❗️ STORY RATE 21+ Mengandung unsur dewasa "SILAHKAN BACA DISCLAIMER LANGSUNG"