Tak terasa waktu berlalu begitu saja. Banyak hal yang menurut Rony indah tapi tidak dengan berita yang sedang beredar di masyarakat. Pasalnya selalu ada hal-hal yang beredar di luar jalannya.
"Lama-lama gua sebel juga, apa mungkin gua cemburu??"
"Akhhhhhhhh" Ucap Rony mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa si mereka selalu beropini yang jelas itu hanya kebetulan. Ck"
"Gua harus cepet-cepet ngomong sama Nabila. Persetanan apa ini yang bikin gua gak bisa maju kemana mana. Urusan di tolak itu belakangan. " Ucap Rony prustasi.
••••
"Nab ada yang mau aku omongin"
"Apa kak" Jawab gadis itu heran.
"Aku harus ngomong serius sama kamu" Mengajak gadis itu sembari menggandengnya ketempat yang lebih sepi.
"Aku gak tau harus mulai dari mana, aku gak tau harus menyikapi perasaan aku yang semakin hari semakin gak bisa dikendalikan, aku tau aku salah, tapi aku gak bisa diam aja seolah olah semuanya baik-baik saja. Aku sayang sama kamu Nabila Wulandari. Maaf. " Ucap Rony menunduk.
"Aku gak ngerti harus ngomong apa engga sama kamu, aku takut kalau aku ngomong sama kamu malah kamu jadi ngejauh sama aku. Aku takut" Ucap Rony melihat kebawah karna tak kuat dengan air mata yang hampir jatuh.
Nabila dengan segala hal yang ada di pikirannya tidak tau apa yang harus dia ucapkan. Apa yang mesti dia jawab. Perasannya saja dia tidak tau. Bukankah tujuan dia kesini untuk membanggakan keluarganya??
"Aku gak nyuruh kamu jawab sekarang, aku sadar benteng kita terlalu tinggi. Tapi aku selalu ingat dengan ucapanmu, tidak ada yang tidak mungkin didunia ini jika do'a sudah menjalankan tugasnya. Aku yakin dengan ucapanmu itu" Memandang kembali wajah cantik gadis didepannya.
"Kaa" Ucap Nabila membalas tatapan Rony.
" Aku gak tau kalimat apa yang mesti aku ucapkan. Banyak hal yang mungkin ada di benak aku" Tunduk kepala Nabila.
Dia benar-benar bingung dengan situasi sekarang, Nabila memang merasa nyaman dengan Rony, tapi dia paham betul dengan kepercayaan mereka yang berbeda dan lagi dia kesini bukan untuk mencari cinta. Memang tidak ada yang salah dengan cinta, tapi dia ragu akan keputusan yang nantinya dia pilih.
"Kamu gak perlu jawab sekarang" Memegang wajah cantiknya dengan mata teduh seperti ada sihir dimata Rony yang membuat jantung Nabila berdetak lebih kencang melebihi biasanya.
"Aku gak akan memaksa mu, kita selesaikan dulu kompetisi ini. Tinggal 4 besar, setelah semuanya selesai aku akan tagih jawaban dari kamu. Tapi kalau kamu udah siap dengan pertanyaan dari aku, sebelum selesai Idol kamu bisa jawab. "
"Aku akan menghargai keputusan mu, jangan khawatirkan semuanya berubah. Diterima atau enggaknya aku, aku tetap jadi suport sistem kamu walaupun dari jauh". Ucap Rony panjang lebar.
"Aku belum pernah pacaran sebelumnya kak" Ucap Nabila polos.
Rony tersenyum mendengarkan gadisnya berbicara layaknya anak kecil. Mengelus sayang kepala Nabila.
"Terus kalau belum pernah kenapa?? "Ucap Rony.
"Aku takut ka Rony gak suka sama sikap kekanak-kanakan aku. Banyak orang yang bilang aku bocil juga" Memasang wajah Cemberutnya.
"Nab bisa gak kaya gitu?? Pengen cium rasanya" Ucap Rony jail.
"Ih ka Rony mh" Menutup mukanya dengan tangan-tangan mungil Nabila.
"Hahahah, kamu lucu banget si. Udah punya KTP belum?? "
"Udah, tapi belum jadi"
"Jadi udah apa belum jawabannya"
"Udah, kenapa??"
" Langsung nikah aja lah yo Nab gak usah pacar pacaran dulu. Lucu banget kamu tuh" Mencubit hidung mancingnya dibarengi dengan senyuman manis miliknya.
" Ih kak Rony, umaaaaaaa abiiiiii kak Rony nakal" Ucap Nabila menutup kembali wajahnya.
Gak bisa dipungkiri wajah Nabila memerah selayaknya tomat, detak jantungnya semakin lama semakin kencang. Kayanya mau lompat deh.
Saltingnya Nabila terlihat jelas dimata Rony. Sementara Rony sangat menikmati saltingnya gadis di depannya.
"Aku harus milikimu Nab, tunggu aku ya" Ucap hati Rony.
"Udah belum saltingnya" Membuka tangan yang menutupi wajah cantik Nabila.
"Kak Rony belum jawab aku yang tadi"
"Pertanyaan yang mana?? " Tanya Rony balik.
"Ahhhhh males, lupa terus"
"Iya iya di jawab"
Nabila memandang Rony yang mau menjawab pertanyaannya. Tapi sampai 2menit terakhir pria yang ada di depannya hanya tersenyum memandangnya.
"Kak Rony kok diem aja, katanya mau jawab pertanyaan aku" Ucap Nabila.
"Kak Rony Mahessa astaghfirullah. Udah ah aku mau pergi ke kamar" Nabila berdiri dari duduknya.
"Duduk lagi Nabila Wulandari" Memegang kedua tangannya meminta Nabila agar duduk kembali.
"Orang gak di jawab-jawab juga" Memasang mode Cemberutnya.
"Iya duduk dulu" Nabila mengikuti perintah pria itu.
"Aku jawab ya. Siapa orang yang bilang aku gak suka sama sikap kekanak-kanakan kamu?? Gak ya. Aku selalu suka sama apapun yang ada diri kamu. Camkan itu. Aku selalu kagum dengan apa yang kamu lakukan. Aku selalu bangga dengan segala hal yang kamu capai apapun itu. Jadi gak ada hal yang gak aku suka dari kamu. Kamu itu limited edition tau gak?? Kamu tuh lebih dari spesialnya martabak telur, kamu luar biasa. Mungkin kalau aku jadi kamu, aku gak tau bakalan sanggup atau enggak, aku bakalan kuat atau bahkan bakal nyerah. Intinya sapapun nanti yang menjadi pendamping kamu, dia orang yang sangat beruntung. Dan aku berharap akulah orang yang beruntung itu" Ucapnya dengan tulus dan penuh keyakinan.
Rony sendiri bingung dengan dirinya sendiri, dari kapan dia bisa merangkai kata-kata sepanjang itu. Yang paling herannya dia tidak pernah berbicara semanis itu ke orang lain. Ini pertama kalinya Rony melakukan hal hal yang mustahil dari prediksi BMKG.
Nabila yang memandang Rony penuh haru dengan kata-kata yang dia ucapkan. Rasanya begitu berbeda, mungkin banyak orang yang berkata manis kepadanya tapi kali ini berbeda.
"Sekarang kamu ngerti?? "
"Iya kak" Menebarkan senyum tulusnya.
"Goodjob" Mengusap lembut kepala Nabila.
"Kekamar sana, istirahat ya cantik. Nanti kita ngobrol lagi. Jangan banyak pikiran ya. Mau aku anterin ke depan pintu kamar?? " Ucap Rony.
"Gak usah kak"
"Yakin"
"Iya ka Rony"
"Yaudah gih, aku disini dulu bentar lagi"
"Maaf ya belum bisa jawab kak"
" Iya Nabila sayang"ledeknya Rony dengan ujung gigi rapihnya.
"Sayang sayang, jadian juga belum"
"Hahahah belum ya. Berarti bentar lagi iya dong"
Nabila langsung memukul lengan Rony yang terus terusan meledek gadis itu.
"Udah ah kekamar dulu" Ucapnya sambil melangkah ke kamarnya.
"Hati hati calon pacarnya Rony" Teriaknya.
Nabila hanya tersenyum dengan teriakan Rony tidak berniat membalasnya.
"Maaf ya kak aku belum yakin dengan perasaan aku. Aku takut kak" Batin Nabila dari langkahnya menuju kamar.
"Aku harap kamu bisa menerima aku Nab" Ucap Rony yang sedikit khawatir.
_______________________________________________________
*Semangat Rony Putra Mahessa
*Jangan Friendzone gak enak
*Makasih untuk 1rb pembaca