Straight to My Heart [ChanBae...

By Virgo_Takao14

7K 630 13

END Byun Baekhyun, Ketua OSIS EXO High School yang terkenal tegas dan disiplin berhasil dibuat kelelahan oleh... More

Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 25
Extra Chapter 1
Extra Chapter 2
Extra Chapter 3
Extra Chapter 4
Extra Chapter 5
Extra Chapter 6

Chapter 23

180 14 0
By Virgo_Takao14

Ini mungkin pertama kalinya Baekhyun tidak mengusir Chanyeol yang datang ke rumahnya. Tentu saja, karena Baekhyun sendirilah yang menawarkan Chanyeol untuk pulang bersama. Ia bahkan mengajak Chanyeol untuk singgah sebentar, tapi Chanyeol menolak, ia harus segera pulang karena kakek dan neneknya datang malam ini. Namun itu tidak mencegah Chanyeol untuk menghabiskan waktu sedikit lebih lama bersama Baekhyun. Ia sengaja mencari topik pembicaraan yang panjang agar Baekhyun tidak segera masuk ke rumahnya.

Baekhyun tertawa ringan mendengar candaan dan cerita Chanyeol. "Terima kasih karena telah mengantarku," ucapnya setelah Chanyeol menyelesaikan ceritanya.

"Dan terima kasih karena membiarkanku mengantarmu pulang," balasnya. Ia kemudian diserang rasa penasaran dan bertanya. "Tapi tumben... bukan tumben, ini pertama kalinya kau memintaku untuk pulang bersama. Apa ini artinya aku sudah mendapatkan lampu hijau?"

Baekhyun menggeleng. "Tidak semudah itu. Aku mengajakmu pulang bersama karena aku ingin melihat apakah aku harus menerimamu atau tidak," jawab Baekhyun membuat Chanyeol kecewa. Namun Chanyeol tidak pernah tau apakah yang dikatakan Baekhyun itu benar atau tidak.

"Kalau begitu aku masuk dulu," kata Baekhyun. Tangannya bergerak dengan canggung. Ia ingin melambaikan tangan, tapi ia sendiri merasa aneh jika melakukannya.

Chanyeol terkekeh gemas dengan tingkah yang masih malu-malu itu. Ia melambaikan tangannya dengan bersemangat. "Aku pulang dulu, bye bye!" pamitnya dan segera berbalik meninggalkan Baekhyun. Namun, baru mengambil beberapa langkah, Chanyeol kembali dan berlari menuju Baekhyun. Sebelum Baekhyun sempat bertanya alasannya kembali, Chanyeol sudah lebih dahulu mencium pipinya. "Good bam, Baekhyunie!" katanya dengan sebuah senyum lebar dan langsung pergi sebelum Baekhyun tersadar dari keterkejutannya dan menendangnya.

Setelah Chanyeol jauh, barulah Baekhyun menyadari sepenuhnya apa yang baru saja terjadi. Wajahnya memerah seketika. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada orang yang melihat. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar tidak karuan. Baekhyun pun langsung berlari masuk ke rumah, melompat ke kasurnya, menutup wajahnya dengan bantal, dan mengutuk Chanyeol berkali-kali. Mungkin malam ini Baekhyun tidak bisa tidur tanpa memimpikan pemuda tinggi itu.

.

"Hari terakhir festival! Ayo semua tetap semangat!" Chanyeol menepuk punggung junior-junior OSIS lainnya yang sedang mengurus beberapa hal di belakang panggung. Ia bahkan dengan bersemangat menyapa semua orang yang dilaluinya.

"Dia kenapa sih?" tanya Kyungsoo pada Baekhyun. Ia tahu kalau Chanyeol adalah orang yang ceria dan bersemangat, tapi pagi ini Chanyeol sepuluh kali lebih ribut dari biasanya.

Baekhyun mengangkat bahu. "Entahlah. Mungkin dia senang karena tidak perlu lagi mengurus festival," jawab Baekhyun tidak peduli.

Jujur saja, Baekhyun bisa menebak kenapa Chanyeol begitu bersemangat hari ini. Jelas karena ini adalah hari dimana Baekhyun akan memberikan jawabannya. Namun, bukan berarti Baekhyun akan memberikan jawaban sekarang juga. Sedari pagi, ia malah menghindari Chanyeol dan berkali-kali mengatakan bahwa ia akan memberitahunya nanti. Bukan, Baekhyun bukannya belum yakin dengan perasaannya, tapi ia tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Baekhyun buruk dalam merangkai kata-kata, apalagi kalau ia harus bicara pada Chanyeol yang telah ia tolak berkali-kali.

"Baekhyun-ah," panggil Chanyeol membuat Baekhyun menoleh.

Baekhyun baru saja akan melarikan diri, tapi Chanyeol sudah lebih dahulu merangkulnya—menahannya untuk pergi. "Apa?"

"Ayo kita ke atap sekolah."

"Dilarang ke atap sekolah selama festival berlangsung."

"Kita ke sana di hari pertama festival."

"Kau memaksa, aku tidak punya pilihan."

Chanyeol mencoba membalas kembali, tapi Baekhyun sudah lebih dahulu bicara.

"Kalau kau masih mencoba untuk ke sana, jangan harap aku bisa menahan diriku untuk tidak melemparmu ke bawah."

Hal itu mau tidak mau membuat Chanyeol menyerah mengajak Baekhyun ke atap. "Kalau begitu kita ke lapangan saja deh," ajak Chanyeol pada akhirnya.

"Kenapa aku harus ikut denganmu?"

Chanyeol tersenyum dan menundukkan kepalanya. Ia berbisik. "Karena hari ini adalah hari kita resmi berkencan."

Baekhyun mendengus. "Kau bicara seolah-olah tau apa yang akan aku katakan."

Chanyeol hanya mengangkat bahu dan tersenyum. "Anggap saja seperti itu," balasnya dan segera membawa Baekhyun ke lapangan.

Baekhyun mau tidak mau hanya bisa mengikuti ke mana Chanyeol membawanya. Pertunjukan musik yang tengah menghibur membuat Chanyeol mengajak Baekhyun untuk ikut menikmatinya. Meskipun Chanyeol tahu kalau Baekhyun tidak terlalu suka berdiri di tengah keramaian begini, tapi dia tetap mengajaknya melompat dan bernyanyi bersama. Rasa puas muncul saat melihat Baekhyun yang pada akhirnya ikut bernyanyi dengan senyum di wajahnya.

Setelah lagu berakhir, Baekhyun mengajak Chanyeol untuk mencari minum terlebih dahulu. Keduanya langsung pergi menuju stand yang menjual minuman. Chanyeol dan Baekhyun kemudian lanjut berjalan melewati stand-stand yang begitu ramai oleh pelanggan.

Setelah hanya berjalan dengan jus di tangan, Chanyeol dan Baekhyun memilih untuk duduk di kursi taman. Keduanya memandang ke arah lapangan yang begitu ramai.

"Senang rasanya mengingat bahwa kita tidak perlu lagi repot kesana kemari memastikan bahwa festival berjalan dengan lancar," Baekhyun menghembuskan napas dengan santai. "Satu tugas selesai."

"Katakan hal itu setelah festival benar-benar sudah berakhir," kata Chanyeol, "kau tidak tau apa yang akan terjadi semenit kedepan."

"Apa kau berharap ada sebuah kecelakaan yang terjadi?"

"Tentu saja tidak," sangkal Chanyeol. "Aku hanya ingin bilang kalau masih ada beberapa jam lagi hingga tanggung jawab kita benar-benar selesai."

Baekhyun menaikkan alisnya dan mendengus. "Tidak kusangka kata-kata itu keluar dari mulut orang yang cari alasan saat datang terlambat di rapat pertama festival."

Chanyeol berpura-pura kesal karena perkataan Baekhyun. Jujur saja, dia senang karena bisa terus bercanda dengan Baekhyun seperti ini.

Melanjutkan obrolan mereka, tiba-tiba seorang siswi datang dan menginterupsi. Gadis berambut pendek itu tampak malu-malu saat mendekati Chanyeol dan Baekhyun.

"Erm, Chanyeol sunbae," panggilnya dengan suara pelan.

"Ya?" balas chanyeol yang kemudian berdiri.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanyanya dengan malu-malu.

Chanyeol mengangguk. "Hm, tentu saja," jawabnya, tapi ketika gadis itu melirik ke arah Baekhyun, Chanyeol tau bahwa ia tidak nyaman dengan kehadiran Baekhyun.

Baekhyun pun juga menyadarinya. Ia segera mengangguk dan berdiri. "Kalian bisa bicara, aku akan menjauh," ucapnya dan kemudian pergi meninggalkan Chanyeol dengan gadis tersebut. Walaupun sebenarnya ia sangat tidak ingin beranjak sedikit pun dari sisi Chanyeol.

Chanyeol menatap kepergian Baekhyun. Ia mau saja menahan Baekhyun, tapi sepertinya gadis di depannya ini ingin membicarakan sesuatu hal yang penting.

"Jadi, kau mau bicara tentang apa?" tanya Chanyeol.

"Ah, sebelumnya, namaku Kim Minjeong. Aku juga dari SM High School, dan..." gadis bernama Minjeong itu berpikir apa lagi yang harus ia katakan.

"Kau yang menjadi juara pertama solo song bulan lalu, kan?"

"Eh? I-iya," balas Minjeong. Ia terkejut dan sedikit merasa senang karena Chanyeol mengenalnya.

"Aku..." Minjeong menggigit bibir bawahnya. Ia menarik napas untuk lanjut berbicara. "... menyukai sunbae," lanjutnya yang akhirnya menatap Chanyeol tepat ke matanya.

Chanyeol sebenarnya tidak begitu terkejut dengan pengakuan Minjeong. Saat gadis itu berharap Baekhyun meninggalkan mereka berdua, Chanyeol sudah mengantisipasi adegan ala drama ini. Chanyeol mengangguk. "Dan, kau ingin kita berkencan?"

Minjeong mengangguk dengan malu-malu.

Chanyeol menghela napas. Ia tersenyum dengan lembut. "Aku rasa orang-orang di drama selalu mulai dengan berkata 'maaf'," Chanyeol bisa melihat kesedihan dan kekecewaan di wajah Minjeong walaupun gadis itu menundukkan pandangannya. "Aku senang mengetahui seseorang menyukaiku, tapi sayangnya aku tidak bisa menerima perasaanmu."

"Apa sunbae menyukai orang lain?"

Chanyeol mengangguk dengan pasti. "Um, aku menyukai seseorang."

Minjeong menghela napas dan tersenyum tipis. "Gadis itu beruntung sekali," ucapnya mencoba menyembunyikan kesedihannya.

Chanyeol hanya bisa menaikkan alisnya mendengar perkataan Minjeong. Ia tidak bisa menyetujui perkataannya dan tidak tau juga bagaimana caranya menyangkal.

Melihat reaksi canggung Chanyeol, Minjeong merasa bahwa perkataannya salah. Ia tiba-tiba teringat akan sesuatu. Minjeong menggeleng menyangkal apa yang baru saja ia pikirkan. "Apa rumor itu memang benar?" tanyanya berbisik, tapi sayangnya Chanyeol mendengar perkataannya.

"Rumor apa?" tanya Chanyeol penasaran. "Aku memang tidak begitu peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang kepadaku, tapi aku harus memastikan bahwa rumor itu tidak akan merusak nama baikku, kan?" kata Chanyeol meminta Minjeong untuk bicara.

Minjeong berpikir lama, apakah ia benar-benar harus mengatakannya atau tidak.

"Kau sendiri juga pasti penasaran apakah rumor itu benar atau tidak, kan?"

Minjeong akhirnya menjelaskan. "Ini bukan gosip besar yang dibicarakan oleh semua orang di sekolah, tapi beberapa orang membicarakannya. Mereka membicarakan tentang sunbae, kalau sunbae itu... gay," Minjeong melirik Chanyeol setelah menyelesaikan perkataanya.

Hanya diam, Chanyeol tidak memberikan reaksi langsung. Ia hanya mengangguk kecil saat Minjeong masih menunggu konfirmasi darinya. "Aku tidak pernah menyebut bahwa diriku gay. Orang-orang yang pernah kusukai semuanya perempuan, mantan pacarku juga semuanya perempuan. Tapi, sekarang aku jatuh cinta pada seorang laki-laki."

"Eh?"

"Dan aku menyukainya bukan karena dia sama denganku, tapi karena itu adalah dia."

Chanyeol bisa melihat dengan jelas kalau Minjeong tidak begitu mengerti maksud perkataannya. Chanyeol mengangkat bahu dan tersenyum. "Kita tidak pernah tau pada siapa kita akan jatuh cinta, kan? Aku sendiri tidak pernah menyangka kalau aku akan berjuang sekeras ini untuk mendapatkan hati seorang laki-laki. Aku bahkan tidak tau kapan pastinya aku menyukainya, aku hanya tau begitu saja bahwa aku harus memilikinya."

Minjeong hanya mendengarkan dalam diam. Ia tidak bisa memotong karena melihat Chanyeol berbicara dengan senyum yang begitu tulus. Mudah baginya untuk melihat sorot mata Chanyeol penuh dengan kasih sayang saat pemuda itu tengah membicarakan orang yang disukainya.

"Aku sebenarnya sering beetanya-tanya pada diriku sendiri, kenapa bisa aku menyukainya? Kami hanya dua orang yang memiliki kepribadian berbeda. Kami tidak punya banyak kesamaan yang menyatukan kami seperti pasangan-pasangan lainnya. Dan dia bahkan tidak menyukai kehadiranku saat pertama kali kami bertemu," Chanyeol tertawa pelan saat mengingat momen pertemuan pertamanya dengan Baekhyun. "Aku rasa sikap keras kepalanya lah yang membuatku masih terus mengejarnya hingga sekarang. Semakin dia mengusirku, semakin aku ingin mendekat padanya."

Minjeong ikut tertawa. Meskipun ia tidak tau siapa orang yang sedang mereka bicarakan, tetap saja ia terbawa suasana.

"Jujur saja, dia agak menyebalkan. Dia selalu mengomel seperti ibuku. Selalu saja marah, tapi hanya padaku. Kakiku bahkan sampai mati rasa karena dia begitu sering menendangku. Sungguh orang yang seharusnya tidak pernah kumasukkan dalam list orang yang kusukai," kata Chanyeol tanpa menyembunyikan apa pun.

"Tapi karena itulah aku menyukainya," sambung Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap ke langit. "Dia yang keras kepala dan sok kuat itu berhasil memikatku. Aku ingin mengenalnya lebih jauh. Aku ingin tau cerita dibalik wajah manis nan serius itu. Dan setelah aku mulai mengenal siapa dia, aku jadi begitu ingin melindunginya." Satu lagi adegan dari masa lalu datang. Saat Baekhyun bercerita dengan wajah yang tak pernah Chanyeol lihat sebelumnya, tentang masa lalunya. "Aku akan melindunginya dan menjaga senyum di wajahnya," Chanyeol tersenyum, dan wajahnya begitu serius. Semua akan percaya kalau ia akan menepati perkataannya.

Chanyeol menurunkan pandangannya dari langit dan kembali menatap Minjeong. "Maaf, aku jadi cerita panjang lebar begini."

Minjeong menggeleng. "Tidak apa-apa, aku senang mendengarnya. Dan sekarang aku jadi tau kalau tidak ada kesempatan sedikit pun untukku, dan untuk orang lain," katanya dan tertawa pelan. "Aku bisa melihat kalau sunbae sangat menyukainya. Kuharap aku juga bisa menemukan seseorang yang membuatku jatuh cinta karena itu adalah dia."

Chanyeol mengangguk. "Dan kuharap dia langsung menerimamu. Kau tau, aku sebenarnya sudah berkali-kali dia tolak."

Minjeong kembali tertawa. Ia kemudian mengangguk dan tersenyum. "Kalau begitu sebaiknya aku pergi, aku sudah tidak punya keperluan apa-apa lagi di sini. Terima kasih karena membuatku merasa lebih baik meskipun baru saja ditolak," katanya sambil bercanda. "Sunbae, semoga kau beruntung dengannya. Aku yakin dia akan menerima pria baik sepertimu," dan setelah membungkuk sekilas, Minjeong akhirnya meninggalkan Chanyeol.

Chanyeol melambaikan tangannya saat gadis itu mulai menjauh. Ia menghela napas dan tersenyum. Chanyeol kemudian melangkahkan kakinya, mencari Baekhyun yang tadi meninggalkannya berdua dengan Minjeong.

Chanyeol menemukan Baekhyun sedang berdiri menyender di sebuah pohon sambil memainkan ponselnya. Ia segera menghampiri Baekhyun dengan girang.

Baekhyun menoleh saat Chanyeol sudah berdiri di depannya. Ia kemudian menyimpan ponselnya di saku. "Ayo kita kembali ke belakang panggung, ada beberapa hal yang harus diurus," katanya dan berjalan mendahului Chanyeol.

"Tunggu, jangan tinggalkan aku dong," keluh Chanyeol karena Baekhyun berjalan dengan cepat.

Setelah berhasil menyusul Baekhyun dan berjalan di sampingnya, Chanyeol menyikut Baekhyun. "Kau tidak penasaran dengan apa yang kami bicarakan?"

"Tidak."

"Kenapa juga aku bertanya?" gumam Chanyeol sedikit kesal. Ia kembali menoleh ke arah Baekhyun yang hanya menatap lurus ke dapan dan tidak bicara apa-apa lagi. "Apa kau tidak mau tau karena cemburu?"

Baekhyun seketika menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah Chanyeol dengan wajah datarnya. "Tentu saja tidak, bodoh," dan ia kembali berjalan mendahului Chanyeol tanpa menoleh lagi.

Chanyeol mendengus dan tersenyum menatap punggung Baekhyun yang menjauh. "Bilang 'iya' saja apa susahnya, sih," ia segera menyusul Baekhyun dan merangkulnya meskipun pemuda itu terus saja menepis tangannya.

.

.

TBC

.

.


.

A/N

Hohohohohooooo bentar lagi Baekhyun bakal kasih jawabannya nih :"

Makasih buat yang udah mampir dan selalu nungguin cerita ini^^ jumpa lagi minggu depan^^

See you!

Virgo

Continue Reading

You'll Also Like

500K 52.8K 41
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.
300K 31K 56
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
527K 30.3K 28
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
228K 23.2K 44
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...