Mengejar Asa

By uLmaOk

139K 3.4K 126

Argani Rashif Alfariq hanyalah seorang pegawai kantor biasa yang tiba-tiba saja diminta untuk menikahi seoran... More

PROLOG
1 | Scandal
2 | Punishment
4 | The Game
5 | Married
6 | Flirting
7 | Crazier
8 | Bad mood
9 | Secret
10 | Honey
11 | Offer

3 | Broken

3.2K 287 15
By uLmaOk

Jangan lupa vote & komen ..

***

Bab 3 : Broken

***

Mereka saling mengagumi. Bertahun-tahun memilih memendam rasa meski debar dibalik dada terus mendobrak setiap bertatap muka.

Empat tahun memendam rasa yang teramat menyiksa membuat Arga memilih mengutarakannya di tahun kelima. Itu artinya nyaris satu tahun yang lalu ketika pembangunan rumah pribadinya hampir rampung.

Dia tidak ingin menjadi si pengecut, yang hanya menawarkan cinta tanpa pembuktian. Oleh karena itu, ia mengutarakan rasa yang bersemayam dibalik dada setelah memastikan bahwa ia siap membawa hubungan mereka ke dalam jenjang serius.

Siapa sangka, perasaan yang ia ungkapkan bersambut baik. Wanita yang dirinya kagumi selama ini ternyata memiliki rasa yang serupa.

Dan dua bulan lalu, ia berjanji pada sang pujaan hati akan datang membawa kedua orang tuanya ke rumah untuk melamar wanita yang teramat ia cintai.

Namun hari ini, takdir justru membawa duka ke dalam kisah mereka. Ayahnya yang katanya akan mengambil cuti supaya bisa ikut menemani, rupanya kembali hanya untuk menyampaikan kabar tak terduga.

"Maafkan Bapak, Mas. Karena kepulangan Bapak kali ini bukan untuk menemani kamu melamar Nadia, melainkan meminta keikhlasan hati kamu untuk menikahi Non Kara. Putri atasan Bapak di kota."

Sambutan kepala keluarga malam itu berhasil membuat seluruh penghuni rumah menancapkan atensi tak percaya pada keputusan sepihak yang telah diambil tanpa sepengetahuan mereka.

"Maksud Bapak apa? Kenapa Arga harus menikahi putri Pak Raden?"

Sudah dua kali atasan ayahnya datang ke rumah selama sepuluh tahun terakhir sang kepala keluarga mengabdi sebagai seorang sopir pribadi. Membuat Arga serta anggota keluarganya yang lain mengenal baik sosok Pak Raden yang dulu berbaik hati menolong ayahnya ketika hidup luntang-lantung di kota orang setelah mengalami pengurangan karyawan di perusahaan sebelumnya.

Terlebih, saat itu adik laki-lakinya sedang membutuhkan banyak biaya untuk menjalani operasi usus buntu. Bahkan Raden sampai rela datang ke rumah mereka hanya untuk membantu keluarganya saat itu. Lalu kedatangan kedua adalah saat orang tuanya mengadakan syukuran untuk khitanan adiknya.

"Mungkin kalian sudah mendengar berita bahwa Non Kara sempat diamankan kepolisian setelah diduga menggunakan obat-obatan terlarang di pesta temannya. Kenyataannya, berita itu tidak benar. Non Kara dinyatakan bersih dari obat-obatan terlarang,"

"Lalu apa hubungannya dengan pernikahan ini, Pak?"

Danar menatap putra sulungnya dengan sorot sendunya.

"Pak Raden ingin menitipkan Non Kara pada keluarga kita. Beliau menginginkan putrinya berubah dan mengharapkan Non Kara tinggal disini."

"Kalau begitu tidak perlu adanya pernikahan, Pak. Lagi pula, rumah Arga sudah jadi. Nantinya, Arga bisa tinggal disana. Dengan begitu, kedatangan putri Pak Raden tidak akan menimbulkan fitnah apapun." Arga masih berusaha membuat ayahnya mengurungkan niat menikahkan dirinya bersama wanita yang bahkan belum dikenalnya sama sekali.

Lebih dari itu, dia telah memiliki pujaan hati yang dua bulan lalu ia janjikan sebuah hubungan yang serius.

"Ini bukan persoalan fitnah, Mas. Melainkan Pak Raden sendiri yang menginginkan Mas Arga menikah dengan Non Kara. Bapak nggak enak buat nolaknya, Mas. Selama ini Pak Raden sudah banyak membantu keluarga kita. Tolong ikhlaskan Nak Nadia ya, Mas. Sebagai gantinya, menikahlah bersama Non Kara."

Dan tangis Arga pun pecah. Pria yang tidak pernah sekalipun menunjukan kerapuhan di depan orang lain, kini terisak hebat dihadapan anggota keluarganya.

Kedua adiknya juga turut menitikkan air mata, pun ibunya yang langsung memeluk tubuh sang putra dari samping.

"Andai tahu Pak Raden akan meminta balasan atas segala kebaikannya selama ini, sudah sejak lama Arga meminta Bapak keluar dari pekerjaan itu," isaknya tergugu.

"Arga mencintai Nadia, Pak. Hanya Nadia yang ingin Arga jadikan pendamping hidup. Apakah tidak ada cara lain untuk menggagalkan rencana pernikahan itu, Pak? Kami tidak saling mengenal. Lebih dari itu, keluarga kita tidak sebanding dengan keluarga Pak Raden. Arga khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan putrinya."

Karena setahunya, putri pertama Pak Raden merupakan selebgram terkenal yang sudah mulai merambah ke dalam dunia akting. Dia mengetahuinya dari adik perempuannya yang kebetulan salah satu penggemar dari putri Pak Raden.

"Setelah menikah, Pak Raden berjanji akan mencabut seluruh fasilitas Non Kara dan beliau meminta kita untuk menganggapnya sebagai menantu di rumah ini, bukan anak dari atasan Bapak. Yang itu artinya, semua kewajiban yang ada dalam diri Non Kara ada di tangan Mas Arga. Jalani semampunya saja Mas, jangan berusaha memaksa ketika keadaan kita tidak mampu melakukannya."

"Tapi Pak--"

"Selama ini Bapak nggak pernah meminta apapun darimu 'kan, Mas? Kali ini saja, Bapak minta tolong. Nikahi Non Kara, ya? Bimbing dia supaya menjadi istri yang baik. Bukan ingin Bapak bersikap egois, Bapak hanya ingin melihat Pak Raden tetap sehat."

"Maksud Bapak apa?"

Danar menghembuskan napas panjang.

"Setelah mendengar kabar penangkapan Non Kara, jantung Pak Raden sempat kambuh dan dilarikan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan keluarganya. Beliau ingin putrinya jatuh ke tangan pria yang tepat. Dan kamu adalah pria yang dipercaya Pak Raden untuk menjaga putri kesayangannya. Bapak mohon Mas, mau ya Mas Arga menikahi Non Kara?"

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Arga melihat ayahnya memohon padanya yang membuat hatinya semakin hancur berkeping-keping.

Impian tuk bersanding bersama wanita yang ia cintai harus musnah hanya karena tuntutan balas budi.

Bahu itu bergetar. Isak tangis menjadi pengiring malam kelam yang menjadi saksi bahwa hari ini kisah mereka harus usai. Mimpi yang telah mereka rangkai, kini terbang bersama angan yang tak semesta izinkan menjadi nyata.

Sepasang kekasih itu saling membagi tangis sebagai salam perpisahan. Tak ada kata yang terucap. Masing-masing dari keduanya sibuk menyelami kesedihan karena harus berpisah oleh keadaan.

"Aku akan mencoba ikhlas, Mas. Mungkin memang kita tidak berjodoh dan pernikahan kamu bersama wanita lain merupakan garis takdir yang terbaik,"

Setelah berhasil meredakan kesedihan, Nadia yang tampil cantik dalam balutan gamis sederhana, memulai pembicaraan.

Bahkan setelah mengalami patah hati yang teramat hebat, wanita itu masih mampu membagi senyum lembutnya.

"Selama ini kita terlalu sombong merencanakan masa depan tanpa menyadari bahwa dunia dan seisinya bukanlah milik kita. Dengan kata lain, akan banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Seperti yang kita alami saat ini. Ternyata rasa yang kita miliki hanyalah bumbu manis yang bersanding erat dengan pahitnya hidup."

Wanita itu menunduk bersama senyum menenangkannya.

"Kita sudahi kisah kita sampai disini ya, Mas? In Syaa Allah, apa yang kita lalui dengan ikhlas, akan membawa hal baik ke dalam hidup kita nantinya."

Arga mengangkat wajah bersama tatapan sendunya.

"Nad--"

Nadia menggeleng sabar.

"Ikhlaskan, Mas. Tanamkan dalam diri Mas, jika ini adalah takdir terbaik yang Tuhan pilihkan untuk kita. Semoga hal ini menjadi pembelajaran bagi kita bahwa berharap pada manusia hanya akan berakhir dengan kekecewaan. Untuk itu, taruhlah harapan hanya kepada Sang Pemilik Semesta supaya hati selalu dipenuhi kedamaian."

Arga memejamkan mata sejenak. Mencoba meresapi rasa sakit yang bersemayam dibalik dada.

Nadia Humaira.

Sungguh, ia sangat mencintai wanita ini yang selalu menunjukkan kesederhanaan dan kelembutannya.

Tapi mengapa takdir tak menginginkan mereka memiliki akhir bahagia?

"Aku masuk dulu ya, Mas. Nggak enak sama tetangga kalau liat kita berduaan malam-malam begini," Nadia segera bangkit dari kursi teras. "Soal Abah sama Umi, biar nanti Nadia yang urus setelah mereka pulang,"

"Apa benar ini takdir baik buat kita, Nad? Tapi Mas hanya mencintai kamu."

Nadia yang hampir tiba diambang pintu kembali menoleh bersama senyum hangatnya.

"In Syaa Allah, Mas." Ucapnya penuh ketabahan. "Hati-hati di jalan ya, Mas. Terima kasih buat kenangan indah yang sudah Mas beri. Aku masuk duluan ya, Mas?"

Arga hanya memberi anggukan tipis sebelum kembali menunduk hanya untuk menuntaskan air mata yang tak kunjung berhenti.

Setelah tiga hari berlalu, besok dia harus mulai mempersiapkan diri untuk ikut bersama ayahnya ke Jakarta dan menjalani pernikahan yang masih terasa begitu berat.

Sementara tanpa sepengetahuan Arga, dibalik pintu Nadia berjongkok sambil menutup rapat mulutnya demi menyamarkan suara isak tangis.

***

Continue Reading

You'll Also Like

Boot Camp By Gina

Teen Fiction

27.7M 1M 71
From Wattpad story to published book to a movie! Watch your favorite coming-of-age camp romance come to life on screen on August 2, 2024! After runn...
54.4M 1.3M 70
after a prank gone terribly wrong, hayden jones is sent across country to caldwell academy, a school for the bitchy, the dangerous and the rebellious...
7.3M 590 1
A tragic car wreck brings Alexis Carter to live with her aunt and cousin. When she goes to live with them she finds herself not only reminiscing old...
26.6M 1.1M 57
{FIRST BOOK IN 'THE GIRL IN THE HOODIE' SERIES} {2014-2018} A girl moved to California two years ago. No one knows what she looks like. All th...