Nayeon menggandeng putrinya memasuki kawasan lingkungan sekolah. Ya, siang ini mereka akan melakukan tour sekolah untuk Jeyn seperti yang telah di agendakan.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas keamanan di sekolah itu.
"Saya telah membuat janji temu untuk melakukan tour sekolah putri saya" tutur Nayeon.
"Boleh saya lihat buktinya?"
"Ya, tentu" Nayeon pun memperlihatkan kode akses yang tersimpan di ponselnya.
"Baik. Anda boleh masuk. Sebelumnya silahkan ke meja resepsionis untuk mengambil kalung identitas pengunjung. Meja receptionis terletak di lantai dua, dari sini anda lurus nanti ada tangga menuju lantai dua" tutur petugas keamanan itu.
"Baik terimakasih"
Setelahnya mereka naik ke lantai dua. Sama seperti tadi Nayeon juga diberi pertanyaan sebelum mendapat kalung berwarna hijau yang berarti pengunjung.
"Boleh saya melihat bukti janji temu nya?" tanya petugas resepsionis.
"Ya" Nayeon mengeluarkan ponsel lalu petugas resepsionis itu menscan barcode.
"Mrs. Im Nayeon?" tanya nya untuk mengonfirmasi.
"Ya benar"
"Baik, tunggu sebentar" setelahnya petugas itu membuat panggilan dengan seseorang.
Tak lama kemudian dua orang wanita mendekati mereka. Ternyata dua orang itu adalah kepala dari primary school beserta staf penerjemah bahasa Korea. Pada saat membuat janji temu Nayeon memang ditawarkan untuk menggunakan penerjemah atau tidak, dan Nayeon memilih menggunakan penerjemah agar lebih jelas.
"Selamat datang" sapa kepala primary school sembari mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Nayeon.
"Bagaimana kalau kita ke ruanganku terlebih dulu?"
"Baik"
Sekarang mereka berada di ruangan kepala primary school, PS.
"Saya merasa senang sekali saat tau anda membuat janji pertemuan untuk tour sekolah putri anda. Ternyata anda sangat cantik jika dilihat secara langsung"
"Terimakasih"
Nayeon kira orang-orang sudah tak mengenalinya, ternyata setiap orang yang tadi di temuinya hanya bersikap profesional saat bekerja.
"What you name?" tanya kepala PS pada Ocean.
"Jaynasee"
"Hi Jaynasee"
"Hi"
"Sebelum melakukan tour kami harus mengecek syarat dasar penerimanya. Anda sudah membawa dokumen yang perlu di bawa?"
"Ya"
Nayeon mengeluarkan pasport miliknya dan Ocean beserta scan pasport milik Jungkook.
"Saat ini putriku memiliki dua kewarganegaraan, tapi saya hanya membawa pasport Koreanya"
"Baik, tapi jika mendaftar untuk penetapan tolong bawa keduanya"
"Baik"
"Selama ini keluarga anda tinggal di mana?"
"Kami menetap di New York City, USA. Tapi untuk beberapa alasan kami juga pernah tinggal di Jepang dan Dubai untuk beberapa bulan"
"Jaynasee lahir di?"
"Los Angeles, USA setelah itu dia dibesarkan di New York"
"Kalau begitu dia bisa berbahasa Inggris"
"Tentu. Dia bisa keduanya, bahasa Inggris dan Korea"
"Selamat, Jaynasee dinyatakan lolos untuk tahapan dasar. Selanjutnya ada tahapan tes. Tapi bagaimana kalau kita melakukan tour terlebih dulu?"
"Ya, baiklah"
Mereka pun keluar untuk melihat fasilitas sekolah.
Disaat melakukan tour mereka beberapa kali melihat beberapa kelas yang memiliki aktifitas out door.
"Bagaimana? Kau suka?" tanya Nayeon pada Ocean.
"Ya, mereka sepertiku" jawab Ocean. Maksudnya memiliki wajah asia.
Meskipun itu sekolah internasional tapi di sana juga banyak wajah-wajah asia. Mungkin itu bukan dari Korea tapi tetap saja berwajah Asia.
"Bagaimana dengan rasio siswa asing dan korea?"
"Disini 30% siswa beretnis Korea. Kebanyakan dari mereka adalah etnis Korea yang memiliki paspor asing atau berasal dari keluarga yang sebelumnya pernah tinggal di luar negeri selama beberapa tahun" tutur staf penerjemah itu.
"Oh... begitu" Nayeon mengangguk.
"I like the dress" tutur Ocean yang dia maksud adalah seragam sekolah.
"Apa mereka anak-anak kindergarten?" tanya Nayeon.
"Ya, semacam kindergarten. Di sekolah kami yang menggunakan seragam seperti itu adalah siswa dari Nursery hingga Year 2. Mungkin ada yang menyebutnya pre-kindergarten hingga grade 1" tutur penerjemah itu.
"Oh..."
Setelah berkeliling sekarang waktunya berkonsultasi lagi.
"Anda mencaritahu sekolah ini secara pribadi atau rekomendasi dari orang lain?"
"Saya mencaritahu sendiri. Sepertinya kalau putriku sekolah di sini dia tak akan terlalu mencolok" jawab Nayeon. Mencolok yang di maksud adalah saat dilihat dari hubungan keluarganya. Sekolah itu dikenal dengan sekolah bangsawan karena biayanya tak main-main, jadi status mereka pasti hampir sama.
Bukannya Nayeon tak mau menyekolahkan putrinya di sekolah biasa, hanya saja Nayeon tak ingin Ocean mendapatkan special treatment. Atau mungkin saja bullying dari orang-orang yang tak menyukai orangtuanya. Sekolah biasa terkadang rawan akan hal itu.
"Oh begitu. Anda telah memilih sekolah yang tepat" sahut kepala PS.
"Kami akan sedikit menjelaskan tentang sekolah kami. Sekolah kami adalah sekolah internasional yang mengacu pada kurikulum Inggris dan IB" lanjutnya.
"Untuk Year 1- Year 6, Pembelajaran kami menggunakan pendekatan lintas kulikuler yang berpusat pada anak, yang menghubungkan antara mata pelajaran kurikulum yang berbeda dan memperdalam pemahaman anak dengan memberikan kesempatan luas untuk meningkatkan pembelajaran" jelasnya.
"Ada yang ingin ditanyakan? Tentang hal lain?"
"Boleh saya tau sejauh apa privasi di sekolah ini?"
"Privasi? Setiap orang tua yang datang ke sekolah wajib menggunakan kalung identitas dan telah melakukan pengecekan. Setiap orang tua pun tak boleh berkeliling tanpa pendampingan dari staf kami. Orang tua juga dilarang memotret anak lain tanpa persetujuan dari orang tuanya. Kami juga menganjurkan para orang tua tak membagikan foto anak-anak mereka saat berada di area sekolah. Itu semua untuk privasi dan keamanan murid-murid kami"
"Jujur saja saya takut putri saya menjadi spotlight karena pekerjaan orang tuanya. Saya ingin putri saya bisa belajar dengan nyaman dan memiliki teman-teman yang tulus, bukan karena status keluarganya" Nayeon.
"Anda tenang saja, semua murid di sini akan memiliki kedudukan yang sama. Mereka tak akan menjadi sorotan karena status keluarga. Di sekolah kami juga menerapkan anti bullying dan anti rasisme. Semua ras, agama dan status sosial akan dianggap sama rata" tutur kepala PS.
"Anda pasti khawatir karena status pekerjaan anda kan? Kebetulan ada beberapa orang tua murid yang berasal dari kalangan selebriti seperti anda. Tapi anak-anak mereka bisa melakukan aktivitas normal seperti anak-anak lainnya" beliau menambahkan.
"Ah... baguslah kalau begitu"
"Lalu bagaimana? Apa anda berniat lanjut mengikuti tes untuk Jaynasee? Anda bisa membuat janji untuk melakukan tes"
"Bagaimana kalau kami melakukan tes dalam minggu ini? Pasalnya untuk saat ini status Jeyn masih bersekolah di New York. Saat ini dia sedang libur dan akan mulai kembali bersekolah senin depan. Sepertinya setelah itu tak ada waktu untuknya untuk melakukan tes di sini"
"Sekarang usia dan group berapa?"
"Usia Jeyn bulan Juni tahun ini akan berusia enam tahun. Untuk group, Jeyn sekarang di kindergarten"
"Ah berarti untuk tahun ajaran baru Jeyn bisa memasuki Year 2, Year 2 di sekolah kami setara dengan Grade 1"
"Ya, saat kami sementara tinggal di Dubai. Jeyn memang masuk si Year 1" Nayeon membenarkan.
"Kalau memang tak memiliki waktu luang kita bisa melakukan tes secara online. Kami hanya perlu berbicara dengan guru di sekolahnya untuk memberitahu keterampilan nya" ujar kepala PS.
Nayeon berpikir sejenak.
"Tapi jika anda ingin tes secara langsung di minggu ini juga bisa, tapi perlu di ingat sekolah kami tak buka di hari sabtu dan minggu"
"Kalau begitu kami akan melakukan tes di hari kamis"
"Baiklah kalau begitu"
"Tour sekolah telah berakhir" lanjutnya menuturkan.
"Terimakasih, kalau begitu kami permisi"
"Ya"
"Jeyn say bye" suruh Nayeon.
"Bye" Ocean melambaikan tangannya.
"Bye, see you next on thursday"
"Okay. Bye"
Ocean terus melambaikan tangannya sambil berjalan pergi.
"Jeyn mau mampir ke kedai ice cream?" Nayeon menawarkan.
"Ya"
"Okay, let's go"
.
.
Di rumah orang tua Nayeon.
Setelah mendengar Nayeon pulang Sana pun berkunjung ke rumah mertuanya. Meskipun dia sedang hamil besar itu tak menyurutkan niatannya untuk bertemu dengan Nayeon.
"Kenapa kau datang? Kau seharusnya tetap di rumah" Yeoah merasa cemas.
"Aku ingin bertemu dengan Nayeon. Dia juga sedang hamil tidak mungkin dia ke rumahku"
"Tapi setidaknya suruh suamimu mengantar. Jangan sendiri"
"Ngomong-ngomong Nayeon dan Jeyn sedang kemana? Aku tak mendengar suara mereka" tanya Sana.
"Pagi ini mereka di antar ke tempat tinggalnya, katanya mereka akan melakukan tour sekolah untuk Jeyn" jawab Yeoah.
"Jeyn akan sekolah di sini?" Sana kaget dan tak percaya.
"Mungkin, itu belum pasti. Karena belum pasti tolong jangan memberitahu siapa pun terutama suami Nayeon. Jungkook belum tau masalah ini"
"Ah... mereka pasti sedang memiliki masalah. Baiklah aku tak akan memberitahunya. Tapi Jeyn akan sekolah di sekolah mana?"
"Entahlah Nayeon tak memberitahu. Tapi sepertinya dekat dengan tempat tinggal mereka. Karena tadi Nayeon bilang akan ke sekolah dengan berjalan kaki"
"Mereka tinggal di RP, itu lumayan jauh dari sekolah Seora dan Sion. Berarti Nayeon tak mendaftarkan Jeyn di sekolah Seora dan Sion?" Sana.
"Ah... aku tidak tau. Itu pun belum pasti. Mereka hanya ingin melihat-lihat sekolahnya saja" Yeoah tidak tau-menau.
.
.
Kembali ke Nayeon dan Jeyn.
Sekarang mereka sudah berada di kedai ice cream. Nayeon memilih tempat duduk yang tak terlalu ramai dia juga menggunakan topi. Sambil menikmati ice cream mereka ber swafoto.
"Mama, sepertinya tadi ada orang yang pernah kulihat" Ocean memberitahu.
"Di mana?"
"Sekolah itu"
"Orang dewasa?"
"Bukan, anak kecil. Dia seperti temanku tapi aku lupa namanya" kata bocah itu.
"Mungkin hanya mirip" pikir Nayeon.
"Jeyn. Kau benar-benar ingin sekolah di sekolah tadi kan? Bukan mama yang memaksamu kan?" tanya Nayeon. Dia takut putrinya merasa terpaksa.
"Aku mau sekolah di sini karena banyak yang berwajah Asia. Di New York sedikit yang berwajah Asia"
"Tapi sekolah tadi bukan sekolah yang sama dengan kak Seora dan Sion" Nayeon menuturkan.
"Tidak apa-apa. Aku suka seragamnya"
"Okay... tapi jangan beritahu daddy dulu" pinta Nayeon.
"Okay"
"Pintar nya anak mama... baik, cantik lagi" puji Nayeon.
"Setelah ini kita ke rumah halmeoni lagi?" tanya Ocean.
"Ya, tapi sebelumnya pulang ke rumah dulu. Nanti kita di jemput harabeoji di sana"
"Oh okay"
Tak berselang lama.
"Jeyn, daddy" Nayeon menyerahkan ponsel pada putrinya saat Jungkook menghubungi.
Entahlah Nayeon sedang tak ingin berbicara dengan pria itu. Jadi biarkan putrinya yang berbicara.
"Daddy"
"Jeyn kapan kau pulang? Daddy sudah merindukanmu"
"Kapan ma?" Ocean bertanya pada Nayeon.
"Hari sabtu dari sini" jawab Nayeon pelan.
"Hari sabtu dari sini" Ocean memberitahu Jungkook.
"Oh... kau sedang apa?"
"Memakan ice cream"
"Woah... Daddy juga mau"
"Sini"
"Tidak, daddy sangat sibuk. Kau sudah shopping dengan mama?"
"Belum. Besok, dengan halmeoni juga"
"Ngomong-ngomong kau akan membawa oleh-oleh apa untuk daddy dan uncle Daniel" tanya Jungkook untuk terus membuat obrolan.
"Apa ya? Nanti aku akan membelinya di mall"
"Mama sedang apa? Daddy ingin berbicara dengan mama" tutur Jungkook.
Mendengar itu Nayeon langsung menggeleng membuat tanda tidak mau.
"Mama sedang marah karena daddy hanya mengatakan merindukan Jeyn" Ocean mengada-ada. Nayeon juga terbelalak, sejak kapan putrinya bisa membuat alasan seperti itu.
"Ya tuhan... Mama marah karena itu?" Jungkook terdengar tertawa.
Meskipun tak melihat tapi Nayeon tau kalau Jungkook tertawa hanya untuk menghibur putrinya. Seperti Nayeon, Jungkook juga sedang pusing memikirkan banyak hal. Jadi bisa dipastikan tawa itu hanya dibuat untuk kebahagiaan putri mereka.
"Ya"
"Kalau begitu beritahu mama. Daddy juga sangat merindukannya. Jadi cepatlah pulang, daddy menunggu kalian" Jungkook.
"Ya sudah. Nikmatilah ice cream nya sementara daddy akan tidur"
"Okay, bye bye daddy"
"Bye bye Jeyn"
Setelah itu panggilan berakhir.
"Daddy merindukan mama" tutur Ocean menyampaikan pesan sang ayah.
"Ya. Terimakasih" jawab Nayeon.
"Jeyn ayo kita pulang. Sepertinya sebentar lagi harabeoji akan menjenmput" Nayeon mengajak putrinya untuk pulang.
"Okay"
Mereka pun meninggalkan kedai ice cream itu.
.
.
Beralih ke keluarga Taehyung.
Pria itu buru-buru keluar dari kantor setelah mendapat kabar kalau istrinya dilarikan ke rumah sakit. Itu sangat mendadak, pasalnya tadi pagi istrinya terlihat baik-baik saja. Wanita itu bahkan masih menyiapkan sarapan.
"Apa yang terjadi?" tanyanya cemas ketika sampai di ruang rawat sang istri.
"Tenang saja, istrimu akan baik-baik saja" jawab sang ibu yang sedari tadi memang berada di sana untuk menemani menantunya.
"Menantu, bicaralah padnya" suruh wanita paruh baya itu pada sang menantu. Setelah itu dia keluar dari kamar rawat.
Sekarang di dalam kamar rawat hanya ada mereka berdua. Wanita itu melirik suaminya.
"Youi dan Yuno akan memiliki adik" tutur Mina.
"Maksudnya kau sedang hamil?" tanya Taehyung untuk memastikan.
Mina mengangguk.
"Iya, selamat untuk kalian" ujar ibu Taehyung merasa bahagia.
"Hah, aku kira kau kenapa-napa" Taehyung memeluk istrinya karena merasa lega.
"Oh iya, nanti kau yang menjemput anak-anak ya"
"Iya lah, kau kan untuk sementara ada di sini"
"Nanti malam boleh pulang kok"
"Besok saja"
"Tidak, nanti malam saja. Aku tak betah di sini"
"Baiklah kalau begitu"
.
.
Pukul 15.30 Taehyung telah standby di depan pertengahan kelas Youi dan Yuno untuk menjemput kedua anaknya.
Tahun ajaran ini anak-anaknya dipindahkan ke sekolah lain karena Mina tak ingin mendengarkan keluhan guru lain tentang anak-anaknya. Saat Yuno dan Youi bersekolah di MYDC mereka terlihat agak manja karena di sanalah tempat ibunya bekerja sekaligus yayasan milik kakeknya.
Jadi Taehyung memutuskan untuk memindahkan sekolah mereka dengan harapan tak manja di sekolah, dan itu berhasil. Hampir setahun ini kedua bocah kembar itu belajar di sekolah dengan baik.
Setelah menunggu, tak berselang lama wali kelas Youi maupun wali kelas Yuno pun mempersilahkan Taehyung untuk membawa pulang anak-anaknya.
"Appa aku mau makan burger" pinta Youi.
"Baiklah, tapi setelah itu kalian di rumah dengan nenek ya"
"Memang Appa dan Mama mau kemana?" tanya Youi yang sudah tau jika dia disuruh di rumah bersama sang nenek berarti ibu ayahnya tidak akan di rumah.
"Mama sedang kurang sehat jadi harus dirawat di rumah sakit. Dan malam ini appa akan menemaninya. Jadi nanti kalian di rumah dengan nenek. Hanya satu malam kok. Besok mama sudah pulang"
"Mama tidak sangat sakit kan?"
"Tidak, sekarang tinggal pemulihan. Besok boleh pulang
"Ya sudah tidak apa-apa"
"Aduh sekarang Youi dan Yuno sudah pintar, pengertian. Kalian sudah cocok punya seorang adik" Taehyung sedikit memberikan spoiler tentang kehamilan Mina.
🥀
Keesokan harinya.
Siang ini Nayeon dan Ocean sedang berada di pusat perbelanjaan. Mereka bersama Yeoah juga. Pada akhirnya setelah sekian lama tiga perempuan berbeda generasi itu pergi berbelanja bersama.
"Mama teddy bear" Ocean berhenti berjalan lalu menujuk tas teddy bear. Nayeon ingat dulu pernah menjanjikan, jadi dia mengajak putrinya pergi ke toko itu.
"Ya sudah ayo beli" ajak Nayeon.
Setelah sampai di toko itu Nayeon langsung menyuruh putrinya memilih.
"Mau yang mana?"
"Yang blue"
Nayeon pun mengambilkan tas teddy bear berwarna biru yang dipilih putrinya.
"Tidak mau yang lain? Halmeoni yang akan membelikannya untukmu" ujar Yeoah.
"Ini saja" jawab Ocean sambil memeluk erat tas teddy bear itu.
"Ya sudah itu saja. Ayo ke kasir untuk membayarnya" Nayeon.
Setelah membayar mereka melanjutkan untuk mengelilingi pusat perbelanjaan lagi.
"Mama rabbit. Aku mau melihatnya"
Tunjuk Ocean pada orang yang memakai kostum seperti kelinci. Sepertinya itu maskot toko untuk menarik perhatian para pengunjung.
"Ayo ayo kesana" Yeoah langsung bergegas menggandeng tangan cucunya. Nayeon yang ditinggalkan pun menyusul.
Ocean langsung meminta difoto bersama maskot itu.
"Woah... bajunya bagus-bagus. Ayo kita lihat" Yeoah mengajak Ocean masuk ke dalam toko itu.
"Jeyn, kau mau yang mana?"
"Ini, carrot"
Ocean memilih baju bergambar wortel. Apakah bocah itu sangat menyukai kelinci dan wortel?
Setelah memilih baju mereka langsung membayarnya, itu karena Ocean ingin langsung memakainya.
"Jeyn lihat ke kamera" suruh Nayeon.
Bocah itu langsung diam dan bergaya.
"Ini video, kau bisa bergerak" ujar Nayeon.
Ocean pun bergerak. Bukan gerakan bak princess atau sok imut. Bocah itu malah meliukkan badannya ke kekiri dan kekanan. Itu terlihat lucu dan menggemaskan.
"Apa itu?" tanya Nayeon sambil terkikik.
"Mama" jawab Ocean. Ternyata bocah itu sedang meniru pose Nayeon yang dilihatnya tadi malam.
Jadi semalam, sebelum tidur Ocean melihat-lihat foto di galeri ponsel Nayeon yang terdahulu. Dan dia melihat foto ibunya sedang melakukan pose meliuk.
"Kau sedang mengejek mama ya? Saat itu mama sedang membuat spoiler untuk penggemar mama" Nayeon.
Ocean hanya tertawa.
Tak lama kemudian Yeoah membawakan boneka kelinci. Nayeon yang masih merekam video pun terus merekam sang putri untuk diabadikan momen nya.
"Ini kelinci" Yeoah memberikan boneka itu dan langsung diterima Ocean dengan kegembiraan.
"Yap"
"Jeyn coba kelincinya diberi makan timun" ujar Nayeon sambil menunjuk replika timun.
"Timun? Okay okay" Ocean langsung mendekati kotak yang berisi replika buah dan sayur-sayuran.
Dia mengambil replika timun sesuai perintah ibunya. Tapi setelah itu dia melihat replika wortel kecil yang terselip diantara replika sayur dan buah. lain.
"Oh ada carrot" ujar Ocean sembari mengembalikan timun dan mengambil wortel.
"Ya sudah carrot" Nayeon mempersilahkan.
"Yum yum yum" Ocean berlagak sedang memberi makan kelinci itu.
"Bagaimana rasanya? Enak? Apa kelincinya suka?" tanya Nayeon yang masih merekam momen itu.
"Ya, katanya enak" tutur Ocean seolah-olah kelincinya memberitahu.
"Jeyn, kelinci juga suka rumput dan daun. Ini ada sayuran daun" Yeoah mengambil replika daun dan menyodorkannya pada sang cucu.
"Kelinci tidak suka daun" jawab Ocean. Yang ada dipikirkan bocah itu kelinci sukanya wortel.
"Tidak suka?" tanya Yeoah ketika ditolak.
"Jeyn ayo coba dulu" suruh Nayeon agar putrinya tak menolak ide dari sang nenek.
Ocean pun menerima replika daun itu dan berlagak sedang memberi makan kelinci dengan daun.
"Kelinci juga suka daun" tutur Yeoah.
Tak lama kemudian.
"Kelincinya tidak mau makan ini" ujar Ocean sambil meletakkan replika daun itu di tempat semula.
"Oh begitu" Yeoah tersenyum.
Nayeon juga tersenyum. Setidaknya Ocean sudah mencobanya dan tak langsung menolak seperti tadi. Dengan hati yang hangat dia memberitahu kalau kelinci tidak menyukai daun setelah mencoba apa yang disuruh sang nenek.
Setelahnya dia memberi makan boneka kelinci itu dengan wortel lagi. Ya, dari awal Ocean memang berpikir kalau kelinci jauh menyukai wortel.
"Yuk sudah. Mama lapar. Ayo cari makanan" ajak Nayeon sembari berhenti merekam.
"Kelincinya?"
"Boneka kelinci itu tidak dijual. Itu hanya hiasan di toko ini. Ayo letakkan di situ" Nayeon memberitahu dan menyuruh.
"Okay"
Setelah itu mereka keluar dari toko dan pergi mencari makanan.
Hi...
High Class back...
Ngomong-ngomong, sepertinya ada beberapa pembaca baru. Iya kah??
Kalo iya aku mau menyapa "Haiii😀"
Bagaimana kalian bisa menemukan story tak menarik ini?😂
...
Btw,
Boom yg aku maksud belum ya😂 mungkin beberapa chapter lagi. Kalian yg udah liat sg pasti paham boom nya tentang apa.
FYI, cut of 🥀75 udah ada di feed IG.
Yang penasaran silahkan liat😉
Spam komen to Next😂
Okay, sekian.
Terimakasih🙏🏻
20 - 10 - 19