Mencari Ujung Jalan (Sudah Te...

By IndraWahyuni6

5.8K 1K 127

Cover by @noisaart Sequel Barat Hidup Wulan mungkin selamanya akan terikat dengan masa lalu mamanyanya. Kenya... More

1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
30
31
Open PO
Ebook Mencari Ujung Jalan

4

218 73 6
By IndraWahyuni6


Seminggu berlalu dengan suasana tenang, tumben juga Arif tak begitu cerewet dan Pak Dito juga hanya sesekali menelepon namun tiba-tiba saja ia menerima kunjungan dari seorang wanita cantik dengan penampilan elegan yang rasanya tak pantas datang ke tempat berdebu, ini pasti kunjungan dengan misi berat hingga harus mendatanginya secara langsung meski melawan hawa panas yang sangat tidak diinginkan oleh para wanita pecinta makeup glowing.

"Saya Ayala, saya datang hanya ingin memastikan Anda tidak menanggapi apapun yang berhubungan dengan matan suami saya, Di-to, karena kami dalam proses rujuk dan ..."

Wulan membuka kacamata hitamnya hanya memastikan agar wanita yang masih menggunakan kacamata hitam juga itu melihat kesungguhan matanya.

"Saya tidak mau bersusah-payah memikirkan suami Anda, atau laki-laki manapun, sudah jadi keputusan saya untuk tidak berhubungan dengan makhluk jenis laki-laki karena saya bisa hidup dan terus melanjutkan hidup tanpa laki-laki! Ingat baik-baik ya Nyonya!ucapan saya ini, jadi pergilah! Saya sedang tidak ada waktu untuk mendiskusikan makhluk yang hanya membuat susah dunia dan isinya! Selamat siang!"

Dan Wulan pergi meninggalkan Ayala yang merasa tersinggung karena ia belum selesai bicara sudah ditinggal pergi oleh Wulan dan beberapa orang yang juga ada di sekitar Wulan sejak awal Ayala dan pengawalnya datang.

"Sok betul wanita itu! Melecehkan aku! Punya apa dia hingga meninggalkan aku yang belum selesai bicara, akan aku buat dia tak berharga di perusahaan ini, akan aku ceritakan pada papa semua pelecehan ini! Biar dia tahu rasa tak punya jabatan apapun!"

.
.
.

"Mas, ibu tidak mengijinkan kita bercerai, karena ..."

Aryani lagi-lagi mendatangi Arif yang malam itu baru saja ke luar dari kamar bapaknya setelah terlihat duduk berdua di teras kembali, bapaknya yang sudah bisa duduk di kursi roda terlihat betah berlama-lama mengobrol dengan Arif lalu Arif yang menyarankan bapak mertuanya masuk kembali ke dalam kamar karena khawatir kelelahan. Arif tak menoleh saat mendengar suara Aryani dan memilih menatap lurus ke arah halaman yang luas dan hanya diterangi cahaya temaram lampu.

"Biar aku yang menceraikanmu, biar aku yang mengeluarkan biaya untuk perceraian ini, aku yang akan mengatakan pada kedua orang tuamu, tak ada yang perlu dipertahankan, aku yang terburu-buru ingin berpisah, kalau orang tuamu tetap ngotot ingin aku tetap mempertahankan pernikahan yang salah ini, akan aku jelaskan bahwa yang menanggung kerugian lahir batin itu aku. Tidak usah banyak bicara lagi, biar aku yang mengurus semuanya. Pergilah!"

Dan air mata Aryani luruh, ia tak tahu harus bagiamana, tak ada kejelasan lagi dari Akbar sementara kini Arif akan segera menceraikannya. Lalu bagaimana nasib dirinya dan anaknya? Aryani bergegas masuk ke dalam meninggalkan Arif di teras yang sesekali menatap ponselnya. Dan betul-betul menjadi malam yang panjang bagi Arif karena subuh saat ia sedang enak-enak tidur di sofa ia dibangunkan oleh ibu mertuanya karena Aryani ada tanda-tanda melahirkan. Ternyata benar tak butuh waktu lama, dua jam kemudian bayi perempuan mungil telah hadir dengan persalinan normal di tempat bersalin seorang bidan yang ada di desa itu. Lagi-lagi Aryani menangis karena laki-laki yang ia harap, bapak dari anaknya tak ada kejelasan kapan akan kembali. Sementara Arif minta ijin pada ibu mertuanya untuk kembali berjibaku dengan pekerjaannya, diiringi tatapan aneh para tetangga yang saat istrinya melahirkan ia malah tetap bekerja dan Arif tak peduli toh semua tetangga tahu siapa Aryani dan siapa dirinya.

.
.
.

"Aku mendatangi wanita itu."

Dito diam saja, ia berada di ruang kerjanya dan mantan istrinya masuk tanpa ia suruh selalu begitu dan sekretarisnya tak mampu untuk menahannya di pintu.

"Kita harus rujuk demi Gania, dia sakit, kita harus menguatkan dia."

Ayala duduk di seberang meja kerja Dito, Dito diam saja, ia tak mengalihkan tatapannya dari laptop, sebenarnya ia tak sibuk tapi harus terlihat sibuk agar Ayala segera pergi.

"Kamu dengar apa yang aku katakan kan Dito?"

"Kamu kan selalu bicara, selalu ngoceh, siapapun akan mendengar apa yang kamu katakan, dan untuk Gania, kita tak perlu rujuk, Gania akan semakin sakit jika kita rujuk, sepanjang waktu dia akan mendengarkan teriakanmu, kemarahanmu padaku, tanpa alasan."

Mata Ayala menyala-nyala.

"Siapa yang tak akan marah jika di sekeliling kamu selalu banyak perempuan!"

"Apa aku main gila dengan mereka? Apa tak kau lihat mereka relasi bisnisku? Sejak awal kita memang tak sejalan, kita dijodohkan demi keberlangsungan bisnis keluarga kita dan aku pikir cukup lama kita mencoba bersama, 5 tahun, dan aku memilih mundur karena aku ingin jiwaku sehat-sehat saja dan baik-baik saja, dekat denganmu akan membuat siapapun menjadi gila, kamu terlalu posesif! Ke luarlah, aku tak tahan berlama-lama dengan wanita yang tak pernah memberikan rasa nyaman dan ketenangan, yang ada hanya teriakan, sumpah serapah dan kebencian, aku menikah ingjn tenang bukan ingin bertengkar sepanjang sisa hidupku dan pilihanku kini sudah ada, aku ingin pulang ke rumah yang tenang dan membahagiakan yang tak aku dapatkan saat menikah denganmu!"

🌺🌺🌺

5 Oktober 2023 (05.00)

Continue Reading

You'll Also Like

8.6K 1.5K 25
(Serial Darah Muda ke 4) Namaku Gendis, umur 29, aku bercerai dari kak Yo dan pergi meninggalkannya untuk bersama laki-laki lain ke tempat yang amat...
102K 9K 17
#based on true story Nerd. Introvert. Aneh. Panggilan itu melekat dalam diriku sejak kecil. Menjadi gadis indigo itu tak se-enak yang kalian pikirk...
38.7K 7.8K 29
Cover by @DedyMR Lava menolak pria mapan yang berniat membina hubungan serius dengannya. Dia memilih Candra, pria biasa yang justru berhasil menarik...
17.2K 979 7
Di umur 29 Tahun, Life akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Eric tunangannya, tetapi pernikahannya TAK AKAN PERNAH bisa dilanjutkan, bukan karena...