Hallucination abyss, merupakan film yang diambil dari kisah nyata dari salah satu keluarga bermarga Roscoe yang hidup ditahun delapan puluhan. Film ini bercerita tentang Maggie anak perempuan dari roscoe yang menderita halusinasi parah atau penyakit mental akut(psycopat).
Lisa berperan sebagai maggie, gadis lima belas tahun yang menderita kelainan mental dan membunuh seluruh anggota keluarganya karena halusinasinya.
Yolanda berdiri dibelakang lisa untuk menata rambut lisa, lisa sendiri tengah memainkan ponselnya membalas pesan yang dikirimkan Frederic.
"Sudah selesai" kata Yolanda setelah memasang jepit rambut dirambut lisa.
Lisa mendongak dan melihat tampilannya dari kaca, dia mengangguk-angguk sambil memberikan ponselnya pada alice dan kemudian dia beranjak untuk merekam adegannya.
Hunter sudah bersiap dengan krunya, mereka sangat bersemangat ketika melihat lisa keluar dari ruangan khususnya setelah selesai berganti kostum.
Lisa mendekati kasur didalam kamar maggie, dia mengambil novel di rak yang penuh dengan koleksi novelnya maggie. Tidak ada satu pun novel romansa, hanya ada novel dengan cerita yang mengerikan dan sadis.
Siap merekam adegan, lisa berpose diatas kasur dengan novel yang dia buka dan baca. Hunter berteriak action, dan lisa mulai masuk kedalam perannya.
Bantingan keras terdengar dari luar kamar, maggie yang sedang membaca novel berkerut kesal. Matanya menajam dan menyipit menatap pintu kamarnya yang tertutup.
"Apa kau lelah hidup, kau hanya tau cara mabuk saja."
"Pulang hanya untuk meminta uang, kamu pikir aku mesin pencetak uang "
"Dasar pria tidak berguna"
"Kenapa kau tidak kembali dengan mayatmu saja, kenapa kau harus kembali hidup-hidup. Pergi.. mati sana, tabrakan tubuhmu pada mobil dijalan sana"
Colasa(ibu maggie) mengguncang tubuh James( ayah maggie) yang berdiri lunglai didepannya dengan frustasi, air mata Colasa jatuh melihat James. Dia terus mengomel sambil menangis.
"DIAM..." james berteriak marah.
PLAK..
Colasa tercengang melihat james "maggie.. maggie.." bibir colasa bergetar, dia bersimpuh dan membawa maggie yang terlempar oleh tamparan James kedalam pelukannya.
Maggie bingung, dia mulai linglung dan beberapa adegan berputar diotaknya. Tatapannya pun menajam dan dia mendorong colasa yang memeluknya dan berdiri menyerbu kearah James.
Brak..
"Mati.."
"Mati.." maggie mengikuti kata yang terlintas dipikirannya.
"Ya, mati.. kau mati" mata maggie berkilat.
"Maggie.. maggie apa yang kamu lakukan" colasa berteriak melihat maggie berlari cepat kedapur dan keluar membawa pisau.
Maggie menyerang cepat pada james yang tergelatak dilantai karena dorongannya, pria itu( james) masih tidak sadar dan meracau mengumpati maggie.
colasa ketakutan melihatnya " MAGGIE STOP.." teriak histeris colasa bergetar, dia cepat-cepat berdiri mau menghentikan maggie.
" AARGHH..."
Kaki colasa lemas, dia terlambat. Sudah terlamat. James ditikam dikepala berkali-kali oleh maggie yang duduk diatas tubuhnya(James).
Maggie tertawa-tawa, dia mencabut pisaunya dari kepala james dan menurunkan pisaunya keleher james. Maggie menghujam leher james berkali-kali lalu turun ke jantung james yang sudah tidak bergerak lagi dengan kepala dan leher berlumuran darah.
"Kat..." teriak Hunter menggelegar mengagetkan semua kru yang terhanyut masuk kedalam peran yang diaktingkan lisa.
" Good job lisa.. good job. David, Maria. Kalian semua terbaik" seru Hunter tertawa puas.
"Paman" lisa mengulurkan tangannya membantu David berdiri.
Maria terkekeh, dia mendekati lisa dan David. dan menepuk pelan bahu keduanya.
"Huh, kamu memang actrees terbaik."puji Maria membuang nafas panjang, dia sangat jarang memuji lawan mainnya maupun actrees lainnya. Tapi kali ini, dia tidak bisa tidak memuji lisa setelah bermain dan beradu acting langsung dengan perempuan dua puluh enam tahun itu.
Lisa tersenyum" kamu juga" kata lisa tidak pelit dengan pujian.
▪︎▪︎▪︎
Syuting film Hallucination abyss memakan waktu hampir satu setengah bulan lebih, hari ini lisa menyelesaikan syutingnya. Alice membantunya berkemas, mereka akan kembali new york siang ini.
Lisa duduk santai dikursi mobil lamborghininya, alice mengambil tugas menyetir. Barang-barang mereka ada dimobil satunya bersama Yolanda dan Sophia.
Mereka diperjalanan selama empat jam lebih sebelum akhirnya sampai di Villa, alice mengambil mobilnya yang dia tinggal diVilla lisa kemudian berpamitan pada lisa yang terkulai lemas diatas kasurnya.
"Kamu hati-hati" kata lisa dengan mata terpejam.
"Oke, kamu istirahat dengan baik. Aku pergi dulu" kata alice, lisa bergumam menanggapinya. Melirik lisa yang tertidur dengan begitu cepatnya, alice pun menutup pintu kamar secara perlahan kemudian berbalik pergi keluar dari Villa lisa.
Pintu Villa terkunci secara otomatis, alice dapat lega meninggalkan lisa yanv tidur sendirian diVilla.
Alice masuk mobil dan pergi dari Villa lisa dengan mobil Ferrarinya.
Jarum jam terus berputar menunjukkan jam sembilan malam, lisa bangun karena lapar. Dia memang belum makan sejak tadi siang, turun dari kasur. Lisa berjalan lunglai keluar dari kamarnya.
Menyalakan lampu, mata lisa berkedip tiga kali sebelum terbuka lebar saat melihat sosok yang dikenalinya kini sedang duduk disopa diruang tengah Villanya.
"Frederic.." Lisa menjerit, cepat-cepat dia berlari kearah frederic dan memeluk frederic yang sedang duduk.
Frederic tertawa geli karena tingkah lisa, dia memindahkan perempuan itu yang duduk disampingnya keatas pangkuannya.
Frederic kecup lama kening kekasihnya itu(lisa) sambil mengelus punggung lisa dengan lembut.
"Kamu kesini, kamu tidak sibuk?" Gumam lisa bertanya dalam pelukan Frederic.
"Aku merindukanmu" kata frederic tidak menjawab lisa.
Lisa tersenyum" aku juga merindukanmu, sangat!" Jujur lisa mendongak menatap frederic.
Frederic senang mendengarkan lisa, kepalanya menunduk dan dia mencium bibir lisa yang dari tadi tidak luput dari pandangannya.
Lisa terbuai, tangannya mengalung dileher frederic. Bibirnya sentengah terbuka dan dia melenguh ketika frederic menghisap kuat bibirnya sembari tangan pria itu yang sangat nakal meremas pantatnya.
Frederic membawa lisa berbaring disopa dan terus mencumbui kekasihnya.
Lisa terengah dibawah tubuh frederic, dia meletakkan tangannya dirahangnya frederic dan mengelus lembut pipi frederic yang menatapnya dalam.
"Frederic, aku lapar" gumam lisa sangat pelan.
Frederic tertawa, lebih tepatnya tawa frustasi. Dia mencubit pinggang lisa gemas dan membuat kekasihnya itu menjerit.
"Kamu sangat pandai merusak suasana" kata frederic sambil membantu lisa duduk dan merapikan rambut kusut lisa.
"Tapi aku benar-benar lapar, aku belum makan sejak tadi siang" lisa mengadu menatap frederic cemberut sambil mengelus-elus pinggangnya yang tadi dicubit oleh frederic.
"Kamu benar-benar lalai dengan tubuhmu sendiri" kata frederic berdecak.
Lisa tertawa, frederic menggelengkan kepala melihatnya " kamu mau makan apa" tanya frederic menatap lisa memanjakan.
"Ayo kita makan diluar saja" sebut lisa mengajak frederic.
"Oke" frederic setuju.
Lisa pun beranjak dan frederic menggandengnya keluar dari villa.
Mereka masuk kedalam mobil lamborghininya frederic, frederic menyetir. Fokusnya frederic pada jalanan didepan mobilnya dan kadang-kadang dia akan menoleh untuk menanggapi lisa yang mengajaknya mengobrol.
"Frederic, aku ingin makan pizza" mau lisa.
"Aku ingin makan pizza sambil melihat bintang" sebut lisa melirik frederic.
Frederic mengangguk "oke, aku akan mengajakmu makan pizza sambil melihat bintang." Kata frederic menuruti kemauannya lisa.
"kamu benar-benar kekasih yang baik" puji lisa dengan nada manisnya.
"Aku hanya baik padamu" ujar frederic jujur, dia mengelus sayang kepala lisa.
"Hah, aku sangat beruntung punya kamu" gumam lembut lisa mendesah panjang.
Frederic terkekeh dan menarik lisa untuk bersandar dibahunya, dia pun sedikit menoleh dam mencium kening lisa.
Lisa memeluk lengan frederic dan dia tersenyum nyaman.
Mereka singgah untuk membeli pizza dan minuman, setelah itu. Frederic kembali membawa mobilnya ke satu jembatan yang terbilang sepi, hanya ada satu sampai lima kendaraan yang lewat setiap setengah jam sekalinya.
Lisa turun dari mobil dan naik ke kap mobil dengan kotak pizza yang dia peluk dilengannya.
Frederic menyusul, dia menutup pintu mobilnya dan naik ke kap mobilnya.
Frederic duduk disamping lisa sambil meletakkan minuman disamping kotak pizza yang sudah lisa buka.
"Aku suka disini" kata lisa bersandar dikaca mobil sambil makan pizza dan melihat bintang dilangit malam yang berada sangat jauh diatas kepalanya dan frederic.
"Kemari" pinta frederic seraya berbaring dan merentangkan sebelah lengannya untuk menunggu lisa ikut berbaring disampingnya.
Lisa tersenyum, menjatuhkan kepalanya dilengan frederic. Dia(lisa) berbaring miring dan memeluk erat-erat pinggangnya frederic.
Frederic balas memeluk lisa, mereka berdua berpelukan lama sambil memandangi bintang dan mengobrol tentang banyak hal.
▪︎▪︎▪︎
Semalam lisa tidak kembali ke Villanya, lisa tertidur dan frederic membawa lisa kembali kerumahnya yang berada diperumahan dikawasan rumah-rumah keluarga Arnault.
Lisa kesiangan, siapa lagi penyebabnya kalau bukan frederic. Pria itu benar-benar selalu memanjakannya dan tidak pernah menganggu tidurnya sekali pun.
Angin pagi sangat menyegarkan, lisa berjalan kebalkon untuk berjemur disana sebelum mandi.
"Kenapa ada begitu banyak mobil" heran lisa sontak berbalik dan kembali kedalam kamar.
Lisa berjalan keluar dari kamar, dia turun kebawah " frederic, ada apa" tanya lisa sambil menuruni tangga.
Frederic menunggu lisa diujung tangga dan mengulurkan tangannya memegang tangan lisa ketika lisa sudah sampai di satu anak tangga diatasnya.
"Leah mengalami pendarahan semalam" kata Frederic memberitahu lisa.
" pendarahan apa, Dia hamil?" Kaget lisa menatap frederic.
"Ya, tapi dia tidak tahu kalau dia hamil" ujar frederic mengelus rambut lisa.
"Bagaimana janinnya?" Lisa bertanya, dia sedikit khawatir.
"Janinnya tidak apa-apa, hanya sedikit lemah saja. " jawab frederic.
Lisa lega mendengarnya" aku mau mejenguk Leah, aku mau mandi dulu" kata lisa pada frederic.
Frederic mengangguk dan membiarkan lisa kembali naik kelantai atas.
Lisa kembali turun setelah setengah jam lewat, dia mendekati frederic yang sedang duduk disopa" frederic, aku pergi kerumah Leah" kata lisa membungkuk mencium pipi frederic.
"Heum" frederic bersenandung menanggapi lisa.
"Aku akan kembali saat makan siang" gumam lisa menegakkan punggungnya.
"Begitu lama" kening frederic berkerut tidak senang.
"Hanya tiga jam frederic, apa yang lama" lisa memelas menatap frederic.
Frederic diam kemudian dia mendongak menatap lisa dengan wajah memelasnya itu.
"Oke" kata frederic setuju.
Lisa tersenyum, dia kembali mencium frederic. Kali ini disudut bibirnya.
"Aku pergi.." kata lisa menatap frederic kemudiam dia berbalik dan berjalan santai keluar dari rumah.
▪︎▪︎Tbc▪︎▪︎