Arie mendengar Mala berteriak bahwa dirinya sudah mencintai Rakha, kini menjadi marah dan emosi. Ia buru-buru pergi ke rumah Rakha, menurutnya semua ini salah Rakha. Mengapa Rakha membawa Mala kembali dan mengatakan bahwa Mala adalah kekasihnya namun justru membuat rumit hingga Mala jatuh cinta padanya.
"Rakha!!!"
Saat Arie datang Rakha sudah ada di halaman rumahnya. "Kenapa lo Rie?"
Bugh
"Brengsek!"
Bugh
Arie memukul Rakha 2 kali berturut-turut, ia marah saat ini. Rakha yang tak terima pun membentak ari dan membalas pukulannya.
...
Keesokan harinya Mala melihat Arie diantar kesekolahnya dengan menggunakan mobil, tapi ia pernah melihat mobil tersebut entah dimana ia pun lupa.
"Arie?"
Arie yang baru saja turun dari mobil pun mengucapkan terimakasih pada si pemilik mobil yaitu Electra, jika tidak ada Electra, Arie pasti telat karena motor ya mogok.
"Makasih yaa El."
Kemudian Arie pun meninggalkan mobil tersebut dan menemukan Mala tengah menatap dirinya. "Hmm kayaknya Mala nyangka gue yang gak² nih."
Arie mendekati Mala namun Mala lebih memilih buru-buru untuk pergi.
Ketika Mala sedikit lagi memasuki kelasnya ia juga melihat seorang temannya di omeli oleh ibu-ibu yang dia sendiri tidak tahu namanya.
"Maaf aku gak sengaja numpahin ini semua." Teman Mala itu sudah mengatakan maaf pada ibu-ibu tersebut.
"Heh lagian kalo jalan liat², kamu gak tau seberapa mahal baju saya, pokoknya kamu harus ganti rugi!" Ibu ibu itu terus memaki teman Mala.
Dan membuat Mala gemas. "Ibu maaf, teman saya sudah minta maaf pada ibu kenapa ibu masih marah²? Kalo ibu butuh kompensasi ibu tinggal bilang aja butuh berapa? Saya ada kok!" Ucapan Mala menurut ibu itu sedikit merendahkannya.
"Apa minta kompensasi? Saya itu mantan istri seorang direktur sekolah ngapain saya harus minta kompensasi ke anak ingusan macam kalian, saya juga bisa membeli semua yang kamu pakai dari atas sampai bawah!" Bentak ibu itu lalu mengambil uang dari dompet lalu meleparkan ke arah Mala.
Rakha melihat itu pun berlari lalh menarik tangan ibu itu. "Sini!"
"Jangan halangin ibu kamu maki-maki dia!" Bentak ibu tersebut.
"Ibu stop! Ibu jangan bikin aku malu di depan pacar saya. Dia yang anda lempar pake uang itu pacar saya. Jadi jangan pernah macam-macam." Ya ibu yang sedang marah itu adalah orang tua dari Rakha.
Hubungan mereka memang tidaklah baik semenjak perceraian orang tuanya. Rakha sangat membenci ibunya yang meningglkan Ayahnya dan lebih memilih selingkuhan ibunya.
Bahkan sampai sekarang ibu nya itu masih saja menghantui sang Ayah karena selingkuhannya sudah bangkrut.
"Kamu kok gitu sama orang tua kamu? Apa dia yang ngajarin kamu begini?" Mendengar itu Rakha semakin emosi ia dengan cepat menarik tangan ibu nya untuk menjauh dari kerumunan orang-orang.
Tiba di tempat yang menurut Rakha aman, ia pun langsung melepaskan sang ibu. "Rakha kamu gak ada sopan santunnya ya sama ibu kamu?!" Bentaknya.
"Sopan santun sama ibu yang gila harta? lebih baik enggak deh, lagian aku juga bukan anak kandung ibu. Ibu kandung aku udah meninggal saat ngelahirin aku, kamu cuma ibu pengganti!" Ucapan Rakha benar-benar menusuk hatinya.
Rakha pun pergi meninggalkan ibu nya sendiri, ia masuk ke dalam kelas dengan perasaan kacau. Ia teringat bagaimana ibunya melempar uang pada Mala?
Rakha ingat kejadian dulu, sama seperti ini Ibu Rakha memaki orang yang menumpahkan air di bajunya dengan tidak sengaja namun Mala hanya diam di samping Rakha.
"Kenapa lo?" Afan duduk di samping Rakha.
"Gapapa!"
"Ketus banget lo sama gue, oh ya gue sama eby mau camping. Ikut gak? Gue sih tadi ngajakin Devi, Eby gak tau sih ngajakin siapa." Ajak Afan pada Rakha. Rakha yang masih kacau pun langsung menolak ajakan Afan.
"Gak deh, gue gak bisa!"
"Serius?"
"Iyaa, gue lagi capek. Lagian lo pasti ngajakin Arie kan?" Tanya Rakha membuat Afan terdiam.
Eby pun sama seperti Afan mengajak Arie serta Andryan, mereka semua sepakat untuk tidak ikut.
"Yakin lo semua gak mau ikut? Ada Mala and the genk loh?" Eby pun dengan semangat mengajak mereka.
Mendengar ucapan itu Andryan dan Arie setuju untuk ikut camping bersama tapi tidak dengan Rakha. Rakha masih tetap belum mau ikut, dia rasa dia tidak ingin untuk melihat wajah Arie terus menerus.
Beberapa hari kemudian...
Liburan pun telah tiba mereka berdelapan pergi ke puncak yang sangat sejuk, indah dan menenangkan. Andryan selalu di samping Mala agar Mala tidak dekat-dekat dengan Arie apalagi di dekat oleh Arie.
Sesampainya disana mereka terlebih dahulu makan di warung Mie Biasanya lah yaa jika ke tempat dingin Mie adalah makanan utama bagi mereka.
Cantika sebal hanya Arie yang ikut, harusnya Rakha juga ikut untuk menjaga Mala. "Lo kenapa bete banget?" Tanya Alifa.
"Gak papa, gue bete soalnya gak ada Rakha!" Jawab Cantika ketus.
"Suka lo sama dia?" Tanya Arie.
"Bukan gue, tapi Mala!" Jawab Cantika membuat yang lain melongo.
"Yang bener La?" Tanya Devi.
"Bener lah, ngapain juga Mala suka sama orang yang bisa-bisanya gak inget sama pacarnya sama sekali. Bahkan dia berani mesra-mesraan sama cewek lain di depan Mala." Lagi-lagi kemarahan Cantika membuat semuanya jadi bertanya-tanya.
"Maksud lo?" Tanya Eby.
"Tau ah gue bete harusnya ada Rakha disini, tadi-tadi gue gak usah ikut kalo cuma ada dia disini!" Cantika menunjukkan Arie dengan jari tengah.
Arie memang merasa tersindir dengan apa yang disampaikan oleh Cantika tapi dia pura-pura saja tidak mengerti. Hanya saja, kali ini dia juga kesal, pasalnya dia beri jari tengah oleh Cantika.
"Lo ngapain kayak gitu ke gue? Kalo lo gak suka ya pulang lah, cari noh Rakha suruh dia kesini?!" Bentak Arie pada Cantika.
"Lagian, ngapain ngajakin Rakha, Rakha tuh pengkhianat. Rakha bilang kalo Mala suka sama gue tapi dia sendiri yang mau ngembat Mala dari gue, lo yakin kalo Rakha itu baik?" Tambahnya membuat Mala dan Andryan kesal.
"Anjir ya lo Rie, lo udah tau kalo adek gue itu suka sama lo tapi lo malah deketin Vio dan saat Rakha sama Mala udah saling suka lo sekarang ngejer adek gue? Gue lebih baik restuin Mala sama Rakha yang menurut lo pengkhianat daripada restuin Mala sama cowok yang serakah kayak lo!"
Bugh
Satu pukulan dari Andryan untuk Arie.
"Yan, stop!" Afan dan Eby melerai mereka.
"Gue baru tau ternyata lo nilai gue seolah gue ini rendahan. Seolah gue yang bakal nerima lo setelah lo mungkin gagal sama Vio? Gue rasa adanya gue disini itu mungkin buat tau semua tentang lo. Dan ternyata lo yang gue kenal dulu lebih baik dari lo yang sekarang." Ucap Mala lalu menarik kakaknya untuk pergi meninggalkan acara ini.
Eby dan yang lain terlihat sangat pasrah akan semua yang terjadi kali ini, harusnya mereka senang-senang ini malah berbanding terbalik, mereka juga marah pada Arie andai saja Arie tidak mengatakan hal itu mungkin mereka akan bersenang-senang dan membuat Arie serta Andryan akur kembali.
"Lo udah ngancurin semuanya tau gak Rie, lo egois. Gue bawa lo semua liburan biar geng kita masih kayak dulu bukan malahan terpecah belah gini, tapi lo kayak gitu! Mendingan kita balik aja." Kata Afan dengan kecewa.
"Jahat lo!" Eby pergi membawa tasnya.
"Gak ngerti lagi!" Cibir Devi.
"Serakah lo!" Cibir Alifa.
"Gue seneng akhirnya semua orang tau sifat lo Rie!" Cibir Cantika.
Bersambung...