Typo.
ini ada sedikit flasback pas Kara pergi dari tas Danuar.
🐇⚘🐇
14. Dijaga papi enzo
oOo
Kara mengintip sedikit di dalam Ransel untuk melihat keadaan
kelas papa nya.
"eunghh ?" Kara langsung menutup mulut nya setelah sadar dia sedikit bersuara tadi.
bocil itu mengeluarkan tangan nya pada celah tas yang di berikan Danuar agar bocil itu bisa bernafas, dengan perlahan resleting pada tas lumayam terbuka lebar karena Kara yang berusaha keluar dari tas.
"nanas, ndakk ukaa" gumam Kara berhasil keluar dari tas pengap itu.
( panas, ga suka )
ia merangkak agar seluruh badan nya lepas dari tas lalu menatap ke bawah lantai, karena posisi bayi itu di atas kursi tempat duduk Danuar.
Kara terdiam sejenak, otak kecil nya memutar cara agar bisa turun dari kursi.
ada beberapa orang yang lalu lalang lewat depan kelas, tapi untung saja badan Kara kecil jadi tidak ada orang yang melihat diri nya.
perlahan Kara mencoba turun dengan berpegangan erat pada ujung kursi dan menurunkan kaki nya perlahan-lahan sampai membuat kaki kecil itu tergantung.
"ughhh.." Kara menggoyang-goyang kan kaki nya berharap mencapai lantai dengan selamat, bahkan wajah nya memerah karena berusaha turun.
'pukk'
"eungkk"
Akhir nya bocil itu berhasil sampai ke lantai tapi bukan nya mendarat dengan selamat kaki nya malah terpelesat sampai membuat dia jatuh terduduk. untung saja dia kuat dan tidak menangis walapun merasakan sakit di bokong nya.
Kara memperhatikan sekitar sebelum akhir nya dia merangkak keluar kelas dan sesekali bersembunyi di sudut-sudut dinding kalau ada orang yang lewat.
lorong sekolah lumayan sepi jadi bisa terus merangkak sesekali berjalan tampa harus bersembunyi.
kadang juga bayi itu berhenti di sebuah benda yang membuat nya tertarik, contoh nya saat dia berada di depan sebuah kelas yang tetatta rapi, dengan hiasa yang membuat mata Kara berbinar. karena kondisi kelas yang sepi tak berpenghuni, akhir nya bayi itu masuk ke dalam kelas sambil terus menatap langit-langit kelas yang terhias sebuah bintang-bintang dan beberapa kupu-kupu mainan yang tergantung di kelas.
Kara menelusuri setiap kelas, berkeliling meja-meja milik para murid yang sedang keluar entah kemana.
"eohh..dadda slakk!!" pekik Kara girang saat melihat gantungan kunci berbentuk ikan hiu berwarna biru yang tergantung pada tas. yang di pikiran Kara adalah, gantungan itu mirip dengan salah satu ayah dari karakter kesukaan nya
Kara berdiri dan menggapai gantungan kunci nya, ia menarik gantungan itu sekuat tenaga agar terlepas dari tas itu. dan akhir nya berhasil walapun tas milik seseorang itu terjatuh dan membuat isi nya terhabur.
Kara bertepuk tangan girang.
"duh laper dehh gw"
"sabar keless, bentar lagi istirahat"
"hem.. ehh gw tadi liat kak elgard sama gama lagi sitt upp, ihh keren banget tauu, mana hot lagi"
"dih, giliran cowok aja hijo mata lo"
karena mendenger suara dua orang yang sedang bercakap di luar kelas, Kara buru-buru mencari tempat yang tepat untuk nya bersembunyi. sampai pada sebuah meja cukup besar yang bagian samping kanan kiri, dan depan nya tertutup yang membuat dia tidak terlihat kamu bersembunyi di situ.
sampai tak terasa beberapa menit terlewat, bayi masih berada di dalam meja itu karena suasana kelas yang sekarang mulai meramai.
"siapa sih ya hamburin tas gw" gerutu salah satu siswa laki-laki. "ngaku. lu pada" lanjut siswa laki-laki itu menatap tajam teman-teman nya.
"he! he! he! duduk cepat. thalita bakal tulisin tugas dari bu santi, lu pada catat" perintah gadis berambut gelombang itu sambil menujuk semua teman-teman nya.
"hari ini tugas dari bu santi apaan ??" tanya wati, salah satu siswa di kelas itu juga.
"ngerangkum pelajaran yang kemarin belum selesai, cuma ada tambahan dua bab lagi" ujar Thalita berjalan ke meja guru.
mereka semua penghuni kelas mendesha malas karena harus merangkum lagi.
"karena ini banyak, gw harap kalian cepet nulis nya. karena bakal langsung gw hapus"
Thalita mencari spidol di meja Bu santi, tapi tidak ada. biasa spidol itu selalu di letakkan di atas meja atau tidak tertatta rapi di kotak pensil.
"ada yang liat spidol ?" tanya Thalita.
"di bawah meja, di jatuhin vian tadi" jawab Arena.
Thalita langsung melihat ke bawah, dan benar saja ada spidol yang sedari tadi dia cari di bawah kolong meja.
Thalita menunduk dan masuk ke dalam kolong meja untuk mengambil spidol itu, tapi bukan hanya spidol yang di lihat oleh Thalita tapi hal lain
..
"TUYUL!!"
Author ;
Yaa sekenan nya begitu lah awal Kara ketahuan^^
oOo
Sesuai ucapan mereka pagi tadi, sepulang sekolah mereka akan pergi ke marka anak Oraldos. geng yang telah membuat kekacauan pada markas mereka.
untuk meminta tanggung jawab atas apa yang mereka perbuat.
terus Kara di mana ? tentu saja bocil itu tidak ikut, dia akan jaga oleh Kenzo karena tidak mungkin seorang bayi ikut, di saat nanti bisa saja geng Orlados tidak mau bertanggung jawab dan malah menyerang mereka nanti. Ahh pasti akan sangat membahayakan bocil kecil itu nanti.
lebih baik anteng di kamar bersama sang papi yang setia menemaninya.
Kara sedang berada di kamar apartemen Gama bersama Kenzo yang berada di samping nya, menemaninya minum susu.
mengapa di apartemen Gama ? tidak di apartemen Danuar seperti biasa ?
Gama ingin sekali membawa Kara ke apartemen nya sesekali sejak bulan lalu, bahkan dia sudah menyiapkan perlengkapan bayi serta membersihkan apartemen nya dengam benar agar Kara nyaman saat berada di apartemen nya, dan untuk hari ini keingian nya terwujud, Kara akan tidur di aparteme Gama bersama pria itu, ingat kan Danuar meminta mereka semua agar ikut adil dalam mengurus Kara, jadi Gama lah yang akan mengurus itu untuk Kara tidur di apartemen nya sementara.
"minum yang banyak cil, habis tuh tidur"
Kenzo menelus perut bulat milik Kara yang membuat bocil itu tersenyum geli.
Kenzo mengusap-usap kepala Kara dengam posisi berbaring di samping nya dengan tangan dan pandangan fokus pada hp milik nya.
karena hawa yang terlalu panas di tambah Kenzo lupa untuk menyalakan ac di rungan tersebut membuat Kara bangun dari tidur nya dan melepas dot dari mulut nya.
bayi lucu itu menepuk-nepuk pundak Kenzo agar pria itu memperhatikan diri nya.
"pipi, nanas" gumam Kara menaikkan sedikit baju nya dan menampakkan perut bulat nya.
Kenzo menatap bayi itu lalu membantu Kara membuka baju nya "lu cewek kelakukan kek laki" cibir Kenzo.
Kara hanya menatap nya polos dan berlalu turun dari kasur, bukan nya kembali tidur bocil itu malah menarik keranjang yang terbuat dari kayu hasul, dimana Gama menyimpan mainan untuk nya dan mengeluarkan sebuah mainan piano kecil yang memilik warna-warna yang cerah dan sebuah palu kecil untuk membantu piano itu berbunyi.
Kenzo hanya memperhatikan Kara yang sudah hampir mirip dengan tuyul versi berrambut. tidak menggunakan baju atau pun celana hanya menggunakan popok dengan rambut yang tekuncir dua dengan posisi membelakangi nya,
( ilusi gambar💫 )
Kenzo tidak memaksa bocil itu untuk tidur sekarang, walapun sudah jam nya dia tidur, tapi Kenzo tidak mau memaksa Kara yang akan membuat Kara menangis kejer karena diri nya. jadi dia lebih memilih membiarkan Kara bermain sampai bocil itu sendiri tertidur karena lelah.
di saat-saat fokus bermain game di ponsel milik nya, sampai kening pria itu berkerut saking fokus nya pada permain itu.
'tung'ting'ting'
suara dari mainan Kara berbunyi yang membuat diri nya jadi tidak fokus dan berdecak kesal.
"wee wee, an--cih kucing main keroyok!!" ujar Kenzo yang ingin mengumpat kata 'anjing' yang di ganti jadi 'kucing' karena dia sadar ada Kara di sekitar nya yang bisa mengadukan perkataan nya nanti ke Elgard.
"we we" gumam Kara mengikuti ucapan Kenzo dan semakin keras memukul-mukul alat musik piano mini itu.
"ishh diam lah kara, main di pelan-pelan aja" ujar Kenzo tampa menatap orang yang di ajak bicara.
bukan nya menurut, Kara malah tidak menghiraukan ucapan Kenzo dan terus bermain.
Kenzo membanting ponsel nya ke kasur sambil menendang-nendang angin saat karakter nya di dalam gamenya mati suri dan harus menunggu sepuluh detik untuk hidup kembali.
karena musik yang Kara main kan terlalu nyaring membuat dia tidak fokus pada game. segera Kenzo membuka laci di samping kasur dan mencari sebuah earphon untuk menyumpal telinga nya.
setelah mendapat yang dia cari, Kenzo segera menyumpal telinga nya dengan earphon yang pasti milik Gama.
'akhir nya gw bisa main dengan tenang' batin Kenzo segera mengambil hp nya dan lanjut bermain.
Kara terus bermain semua permainan yang ada di dalam keranjang mainan dan menghambur semua mainan itu ke lantai.
setelah lelah bermain Kara berdiri perlahan dan melangkahkan kaki nya dengan pelan-pelan dan sesekali melihat kearah Kenzo yang sibuk bermain dengan mulut yang sudah tidak terkontrol.
bayi yang usia nya sebentar lagi menginjak satu tahun itu melangkahkan kaki ke dapur di apartemen Gama, cukup besar. dengan meja pantry yang tidak terlalu tinggi seperti di apartemen Danuar.
Kara melihat kearah benda besar yang di biasa di gunakan untuk mengdinginkan atau menyimpan makanan yang tidak habis, tangan kecil Kara mencoba untuk membuka kulkas itu tapi hasil nya nihil, pintu kulkas tetutup rapat, bahkan dia berkali-kali jatuh karena coba membuka pintu kulkas.
'kriukk~'
"heum...apal" gumam Kara memgang perutnya.
Kara mendongak untuk menatap keatas, tepat nya kemeja pantry. siapa tau ada makanan yang bisa ia ambil di sana.
mata berwarna coklat terang itu menatap kaleng yang berada di atas meja pantry, Kara terdiam sejenak dengan bola mata yang bergerak-gerak. dia sedang berpikir keras bagimana cara agar bisa mengambil kaleng itu.
Kara merangkak kembali ke kamar tempat Kenzo sedang bermain.
bukan nya meminta bantuan pada pria tampan yang sedang berbaring di kasur, dia malah mendorong keranjang mainan milik nya yang sudah terbalik, keluar dari kamar dan menuju dapur.
Kara mendongak lagi menatap posisi kaleng itu dan mengeser keranjang mainan nya untuk lebih pas posisi nya dengan kaleng itu.
Kara kembali melihat kearah keranjang dan kaleng di meja pantry, pas.
dengan perlahan kaki-kaki kecil dan tangan-tangan Kara mulai berkerja sama untuk naik ke atas keranjang mainan yang sudah terbalik itu. padahal di dekat sofa depan tv ada kursi kecil yang bisa dia naiki, tapi ternyata otak kecil gadis kecil itu tidak terpikir sampai situ.
"eunggg.haaa"
kepala Kara menongol ke atas dan menatap binar kearah kaleng yang sudah berada di depannya, ia berhasil naik dan berdiri dengan sempurna di atas keranjang mainan itu dan menggapai ujung meja pantry.
tangan kecil dan berisi itu mencoba meraih kaleng yang berada atas meja pantry.
'klontangg!'
kaleng yang Kara ingin ambil terjatuh dan jatuh kelantai yang membuat isi dari kaleng itu berhambur di lantai, dengan segara Kara perlahan-lahan turun lalu duduk di depan sekumpulan serbuk berwarna putih yang berhambur di lantai, ia menatap ke arah pintu kamar tempat Kenzo, was-was pria itu tiba-tiba saja keluar.
sedangkan di dalam kamar Kenzo tidak mendenger keributan di luar dia terlalu fokus pada game nya sampai lupa dengan Kara.
Kara memgang serbuk itu yang membuat beberapa serbuk menempel pada tangan nya, Kara menatap tangan nya lalu menjilat serbuk yang berada di tangan nya itu. pipi tembab Kara semakin lucu saat tersenyum, akhir nya dia menemukan makanan walapun itu adalah serbuk dari susu yang biasa di minum.
"enyak!" gumam Kara kembali menjilati tangan nya.
selang beberapa menit lantai hampir bersih karena Kara tak berhenti menyomot serbuk susu itu, dia menatap kearah kaleng susu itu dan mengambil nya, masih banyak serbul susu yang ada di dalam, dengam cepat Kara mengambil nya dengan tangan nya dan kembali memakan nya.
jangam di tanya bagaimana kondisi bayi itu sekarang. tentu tubuh nya yang hanya menggunakan popok tertempel pada serbuk susu itu, bahkan dia tidak makan sendiri. ada beberapa semut kecil yang entah dari mana asal nya ikut menggotong sisa-sisa serbuk itu, dan itu tidak luput dari pandangan Kara yang penasar dengan hewan kecil yang berbaris itu.
mulut nya menganga kecil dengan kepala yang mendekat kearah objek kecil itu, dia tidak lagi memakan serbuk susu itu, melainkan fokus pada hewan-hewan kecil itu
"tecil, aloo" sapa Kara dengan cara menyentuh segerombolan semut yang sedang bergerombol di serbuk susu, semua semut-semut itu langsung berhamburan berlari menghindari tangan Kara.
bayi itu malah tertawa lucu dan bertepuk tangan senang.
"astagfirullah kara!"
Kenzo benar-benar di buat melotot dan mengelus dada dengan apa yang di lakukan bocil kecil di depan nya itu, setelah menghambur mainan nya di dalam kamar, bocil itu malah membuat kerusuhan di dapur yang membuat lantai dapur Gama hampir semua nya lengket dengan serbuk susu.
bahkan sang pelaku hanya tersenyum lucu tampa dosa dengan gigi-gigi kecil yang terlihat.
__________
Bersambung~
siapa suka nyomotin susu ke Kara ? hayoo ngaku😶
aku bakal slowup dulu untuk sementara ya gess.
ada pesan yang mau di titipin seperti biasa ? atau ada yang mau di tanya ? atau mungkin mau kasih saran gitu buat cerita aku biar lebih kaya WOW ISMEJING gitu✨ ? tapi harap berkomentar yang bijak serta sopan yaa sengku😘💋
see u next bab/part>>>>>