Malam semakin larut. Tapi di arena balap semakin meriah. Ditambah lagi, para penonton akan menyaksikan pertandingan antara Gemini dan Satang, dua pembalap terpanas.
Gemini sedang bersiap di tenda,
"Gem, gue gak ijinin Lo tanding malem ini." Kata Mark. Dia khawatir takut terjadi apa-apa dengan Gemini, karena balapan dalam kondisi emosi seperti ini sangat tidak baik.
"Gue juga. Lo sendiri yang bilang, motor Lo engga Lo periksain beberapa Minggu." Bang Papang ikut menentang pertandingan Gemini kali ini.
"Jangan halangin gue bang. Gue pengen masalah ini selesai sampe sini." Gemini sama sekali menghiraukan peringatan dari temannya.
"Gem, Lo gak harus tanggepin tantangan dari dia. Dia cuma mancing Lo doang." Phuwin pun ikut mengkhawatirkan dirinya.
Seolah tuli, Gemini tidak menghiraukan perkataan temannya. Gemini melanjutkan aktivitasnya untuk bersiap-siap. Gemini pun membawa motornya ke dekat garis start. Satang pun sudah siap di garis start. Para penonton pun berteriak.
***
Prom berusaha mengejar Fourth yang pergi meninggalkan kerumunan.
"Fourth,," Prom meneriaki nama Fourth. Berharap Fourth menghentikan langkahnya.
"Ngapain? Disuruh Gemini ngejar gue?!" Kata Fourth sambil terus berjalan.
"Kagak. Stop dulu please. Gue mau ngomong." Prom masih tertinggal di belakang Fourth.
Fourth mencoba menghubungi kakaknya, berharap Nanon bisa menjemput dirinya disini. Saat panggilan hampir tersambung, ponsel Fourth direbut oleh Prom.
"Apaan sih? Balikin! Gue mau balik!" Berusaha mengambil kembali ponselnya. Tapi Prom tidak memberikannya dengan mudah.
"Lo boleh balik. Tapi marah Lo sama Gemini gak boleh Lo bawa balik. Masalah ini harus selesai disini."
"Lo mau belain temen Lo?!"
"Engga. Tapi Lo harus tau kenapa Gemini bisa marah kayak gitu."
Fourth pun tidak membalas lagi ucapan Prom. Meski masih kesal, tapi Fourth siap mendengarnya.
Dan Prom pun tidak membuang kesempatannya untuk menjelaskan.
"Kayaknya Lo juga tau gimana sayangnya Gemini sama Lo. Gue engga pernah liat Gemini care ke orang lain, kaya dia care ke Lo. Dan Lo tau, gue kaget banget waktu Lo ada di apartemen Gemini. Karena apa, Gemini gak pernah bawa orang lain kesana. Bahkan lokasi apartemennya aja cuma kita doang yang tau. Makanya gue mikir, Lo tuh bukan cuma orang yang mau di isengin doang sama Gemini. Lo berarti banget buat Gemini."
Fourth mendengarkan dengan saksama. Fourth memang merasakan hal itu. Rasa sayang Gemini padanya sangat tulus.
"Tapi ga harus ngelarang gue temenan sama yang juga kan?!" Katanya lagi, kembali kesal saat mengingat kejadian tadi.
"Emang Gemini pernah ngelarang Lo buat bergaul sama kita? Ga pernah kan. Masalahnya, ini tuh Satang. Gemini sama Satang udah dari kapan taun jadi rival. Kagak pernah akur. Terus dia liat orang yang paling dia sayang dideketin sama rivalnya, gimana kagak marah tu si Gemini."
Fourth kembali terdiam.
"Nih, gue balikin hp Lo. Sekarang terserah Lo, Lo mau balik ato tetep disini, gimana Lo." Kata Prom mengembalikan ponsel Fourth.
Fourth pun mengambil ponselnya tanpa berkata apa-apa.
"Sial*n!" Kata Prom tiba-tiba terkejut saat dirinya menerima pesan di ponselnya.
"Apaan?" Fourth jadi ikut penasaran.
"Gemini mau turun ke sirkuit sama Satang! Gobl*k apa gimana tu anak?! Bukannya motor dia lagi bermasalah ya?!"
"Hah?! Kalo Gemini maksa buat balapan, bakal kenapa-kenapa apa gimana?" Fourth memang tidak mengerti perihal otomotif, tapi Fourth cukup paham bahwa Gemini bisa saja dalam bahaya. Fourth tentu mengkhawatirkan Gemini.
"Berdoa aja engga bakal kejadian apa-apa."
Fourth dan Prom pun segera berlari kembali ke kerumunan penonton. Tapi Fourth tidak berhenti disana, dia berlari ke arah Gemini yang sudah standby di garis start.
"Gem,," kata Fourth dengan terengah-engah.
"Apaan? Lo kalo mau halangin gue mending gak usah repot-repot. Karena gue bakalan tetep lawan dia." Kata Gemini tanpa memandang Fourth sedikitpun.
"Gem." Lagi, Fourth mencoba merebut perhatian Gemini.
Gemini pun melepas helmnya. Kini Gemini menatap Fourth, terlihat jelas diwajah Fourth bahwa dirinya mengkhawatirkan Gemini.
Gemini menarik tengkuk Fourth dan mencium bibir Fourth. Gemini tidak peduli meski puluhan pasang mata melihat mereka. Entah kenapa Fourth merasa ciumannya kali ini, membuat hatinya terasa sakit. Para penonton pun ikut terdiam melihat pemandangan itu, seolah mereka ikut merasakan apa yang Fourth rasakan. Fourth tidak ingin ciumannya berakhir, Fourth pun meremas ujung Hoodie Gemini.
"Elah, lebay banget. Cuma ditinggal balapan doang. Bukan ditinggal mati." Kata Satang merusak suasana romantis mereka. Mendengar itu Gemini dan Fourth melepaskan ciuman mereka.
Bendera sudah di kibarkan, tanda balapan akan segera dimulai.
Gemini pun mengenakan helmnya kembali dengan tergesa-gesa. Mark menghampiri mereka dan membawa Fourth pergi bersamanya untuk menjauhi lintasan.
Hitungan mundur sudah terdengar.
3,,
Tidak hentinya Fourth berdoa dalam hati untuk keselamatan dan kemenangan Gemini.
2,,
Fourth tidak bisa diam, dia sangat gelisah.
1,, Start.
Para penonton bersorak.
Fourth bahkan tidak berani melihatnya.
Satang dan Gemini sudah tidak terlihat saat mereka melewati tikungan pertama.
Tak hentinya Fourth terus mondar-mandir.
"Fourth, tenang oke." Teman-teman Gemini berusaha menenangkannya.
Setelah cukup lama waktu berlalu, dari kejauhan sudah terdengar suara motor Satang dan Gemini mendekat. Fourth pun maju ke barisan paling depan, ingin memastikan bahwa Gemininya bisa berhasil sampai garis finish.
Para penonton pun bersorak dengan antusias. Menunggu siapa kali ini yang berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu.
Dari kejauhan terlihat bahwa motor Gemini melaju dengan kecepatan yang tidak wajar. Bahkan Satang jauh tertinggal dibelakang sana.
"Gila! Itu Gemini ngebut banget!" Perth berkomentar.
"Ada yang salah nih." Kata bang Papang.
Mendengar hal itu Fourth menjadi semakin khawatir. Jantung Fourth berdetak sangat kencang. Tubuh Fourth pun mulai gemetaran saking takutnya. Mark yang memperhatikan Fourth, mencoba memeluk Fourth berharap dapat mengurangi kecemasannya.
Dan ketakutan mereka semua pun benar-benar terjadi. Entah apa yang terjadi, motor Gemini tiba-tiba terjungkal. Melontarkan sang pengemudi ke udara. Cukup tinggi sebelum akhirnya tubuh Gemini jatuh ke tanah aspal dengan keras dan berguling-guling. Sayangnya helm yang Gemini kenakan terlepas dari kepala Gemini sebelum Gemini terjatuh ke tanah. Mengakibatkan benturan yang cukup keras di kepala Gemini dan membuatnya tak sadarkan diri.
Bang papang dan Napat langsung berlari ke arah Gemini.
Melihat Gemini terjatuh didepan matanya sendiri, tentu Fourth sangat terkejut. Fourth pun berniat untuk berlari menghampiri Gemini juga. Tapi seseorang menghentikan gerakannya. Mark memeluk Fourth dari belakang.
Teriakan ketakutan para penonton terdengar dari berbagai arah, tapi bagi Fourth itu hanya suara tak berarti. Beberapa orang bahkan ada yang berlarian di depan Fourth, itu pun hanyalah gerakan tak berarti baginya. Yang ia pedulikan hanyalah bagaimana cara Fourth untuk menghampiri Gemini. Semakin kuat Fourth berusaha melepaskan diri dari Mark, semakin kuat pula usaha teman-teman Gemini menahan Fourth. Mereka tidak mengijinkan Fourth untuk melihat kondisi Gemini saat ini.
Fourth hanya bisa melihat dari kejauhan tubuh Gemini yang tak sadarkan diri sedang diangkat oleh beberapa petugas medis menuju ambulan yang disediakan oleh penyelenggara.
Dada Fourth terasa sesak. Fourth merasa kesulitan bernafas. Juga dia merasa kelelahan setelah melawan teman-teman Gemini yang berusaha menghentikan dirinya. Seketika pandangan Fourth pun kabur dan Fourth mulai kehilangan kesadarannya.
~TBC~