Typo bertebaran
Alur gaje
Aiden memarkir mobilnya di parkiran sekolah yang khusus untuk kendaraan beroda empat.
Setelah memarkirkan mobilnya, pemuda valentine itu lalu turun dari mobil dan berjalan menuju ke kelasnya.
Saat tengah berjalan tak sengaja Aiden melihat Erhan dan Kana yang berada tak jauh di depannya.
Kana merangkul pundak Erhan dan keduanya tampak asyik mengobrol dengan senyum yang menghiasi wajah mereka.
Melihat itu entah sadar atau tidak tangan Aiden mengepal erat.
Rasa kesal tiba-tiba muncul di hatinya melihat kedekatan kedua sahabat itu. Belum lagi ia teringat akan caption di postingan Mali kemarin yang menyuruh keduanya untuk berpacaran.
'Sial!' Umpatnya dalam hati.
Kemudian Aiden mempercepat langkahnya menuju ke kelasnya agar tak terus melihat kedekatan Erhan dan Kana.
Setibanya di kelas, Aiden langsung mendudukkan dirinya di tempat duduknya.
Dan dengusan kasar terdengar darinya.
'Huh, gue sebenarnya kenapa sih! Kemarin gue ngga suka liat Andra deket sama Hana sekarang gue juga ngga suka liat Hana deket sama sahabatnya itu, Arghhhh, sialan! Mana pas liat Kana sama Erhan gue jadi keinget caption Mali kemarin, Arghhh sial! Sial! Sial!'.
Jam istirahat tiba.
Langkah kaki Aiden yang hendak memasuki area kantin terhenti saat ia kembali melihat Erhan dan Kana sedang asik mengobrol sembari menikmati makanan mereka di salah satu meja kantin.
'Kenapa gue harus liat mereka lagi!' Batinnya kesal.
Aiden lalu memutar badannya dan berjalan meninggalkan area kantin.
Langkah kaki pemuda valentine itu membawanya tiba di fooftop sekolah yang sepi karena jarang di kunjungi oleh siswa lain.
Tubuh tegap itu kemudian bersandar pada pembatas rooftop.
Hah
Helaan nafas panjang terdengar.
Aiden lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya.
Lagi-lagi helaan nafas panjang terdengar dari pemuda valentine itu saat ia membuka ruang chat-nya bersama sang kekasih, Argi.
(Abaikan tanggal dan waktu, males ngedit soalnya)
Sudah beberapa minggu ini Argi tidak pernah mengabarinya, bahkan chat ataupun telponnya tidak pernah di angkat dan di balas.
"Sebenarnya kamu kenapa, Gi~. Kenapa kamu seolah ngejauhin kakak" ucap Aiden lirih sembari meremat kuat ponselnya.
Oke, mari kita tinggalkan Aiden yang sedang gundah gulana dan kita beralih ke Erhan dan Kana yang tengah menikmati makanan mereka di kantin sekolah.
"Oh iya Na~, tadi pagi lu liat pintu rumah Argi yang kebuka ngga?"
Erhan menatap Kana dan mengangguk.
"Liat, kenapa?" Tanyanya.
Kana mendorong mangkuknya yang sudah kosong kesamping dan bertopang dagu.
"Ngga, kirain gue salah liat tadi pagi tapi ternyata bener kebuka pintu rumah."
Setelah Kana berucap, keduanya pun terdiam.
Erhan sibuk dengan makanannya yang belum habis sedangkan Kana sibuk memikirkan sesuatu.
'Baru ada setahun dia pergi tapi sekarang udah balik lagi. Ck, kenapa dia harus balik sih! Gue jadi ngga bisa tenang lagi. Gue takut dia makin menjadi karena obsesinya itu' batin Kana sembari melirik Erhan khawatir.
;:The lost eclipse:;
Mata itu menyiratkan ketidak sukaan saat melihat foto Erhan dan Kana yang tadi pagi ia ambil sebelum kedua sahabat itu berangkat ke sekolah.
"Tinggal selangkah lagi buat Nana bisa jadi milik gue. Tapi satu langkah ini yang paling susah untuk gue lewatin karena masih ada si parasit ini yang menghalangi."
"Cara apa lagi yang harus gue lakuin buat ngilangin parasit membandel satu ini!"
Ck
Decakan tak suka terdengar.
"Kalau tau bakalan kayak gini, seharusnya sejak awal gue ngga kenalin elo ke Nana. Dasar Kanagara sialan!"
>TLE<
Ninit 🍊