MAHASISWA DAN SISWI

By StyKrmllh

2.7K 744 1.7K

Singkat cerita, dan singkat deskripsi ini... Saya membawakan cerita baru di awal tahun 2023 dengan alur anak... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
INFO DULU GASIII
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30

PART 15

91 31 73
By StyKrmllh

HEYOOWWW HALLOWW SAYANG AKUU!

AKHIRNYA BERJUMPA LAGII🤯
ASSALAMUALAIKUM SEMUANYAA, SEMOGA KALIAN SEHAT-SEHAT YA🧚❤️

JANGAN LUPA DI VOTE DONG!!

VOTE!!

KOMEN!!

SHARE!!

AYOOO BURUUUU

INI UDAH TIGA RIBU WORDS AKU NGETIKKKK🤯 EH KURANG DEH, TAPI DIKIT LAGI 3RIBU WORDS.

HAPPY READING!!
**

Setelah mengaji bersama di majlis, adzan magrib akan berkumandang beberapa menit lagi. Para anak-anak yang disini mereka terlebih dahulu untuk pulang ke rumah nya masing-masing setelah itu mereka akan balik lagi setelah shalat magrib untuk mengaji dan juga belajar bersama-sama. Selama ada anak KKN mereka dari siang setelah pulang sekolah istirahat setelah sehabis Zuhur sampai sore mengaji dan juga belajar begitu pun sampai malam. Terkadang mereka tidak sepenuhnya mengaji karena biasanya anak KKN sudah waktu untuk istirahat.

Shalat magrib ini diimami oleh Aqil karena Aqil lah yang mendapat jadwal di malam ini dan siang hari nya pun sama hingga sore. Suara yang di ucap oleh selama mengimani shalat di musholla membuat mereka kagum. Meskipun begitu, walaupun teman Aqil banyak yang mahasiswi fakultas agama Islam namun mereka tidak berani menyukai karena Aqil pasti akan memilih tipe yang sangat Masya Allah.

Selesai shalat magrib bersama, di lanjut dengan bacaan wirid setelah itu doa dan dilanjut setelah selesai shalat hingga akhir para mahasiswi kembali untuk ke asrama nya masing-masing untuk bersiap-siap mengajarkan anak-anak yang mengaji malam.

Hal yang mereka pelajari dan mereka ambil selama KKN disini yaitu, tidak selamanya orang asing akan bersikap asing. Mereka akan serfrekuensi bila kalian nya mengajak mereka berbicara bersama. Seperti contohnya, pada saat mahasiswa dan mahasiswi datang ke tempat KKN di desa ini, beberapa warga menatap mereka dengan tatapan aneh tak bisa dijelaskan. Namun, beberapa bulan pada warga pun ikut serta membantu mereka yang sedang menjalani tugas.

Tidak selamanya anak-anak tidak menyukai kalian, justru anak-anak akan suka dengan karakter orang yang sedang berbicara dengan-Nya yaitu bisa bersikap serfrekuensi dan tidak mudah baper dalam hal apa pun.

Mahasiswa mereka berada di aula untuk membahas tentang mereka berhenti dan keluar dari desa ini. Tersisa beberapa minggu lagi mereka akan meninggalkan tempat ini, dimana tempat yang mereka lakukan dengan bahagia bersama warga-warga sekitar, mengajarkan anak-anak yang remaja dan anak-anak di usia dini. Dan banyak hal yang mereka pelajari selama di KKN daerah kampung matahari ini.

Dan mahasiswi yang sedang menyiapkan untuk mengajarkan anak-anak dimajlis yang tempat nya tidak terlalu jauh dari asrama mereka. Sangat dekat, hanya terhalang beberapa rumah. Hawa mendapatkan telepon dari umi nya Aqil, ternyata beliau sedang kangen dengan putra nya.

Hawa pun mau tidak mau berani memanggil Aqil, sudah beberapa hari pria itu jarang membuka ponsel, wajar saja bila umi nya Aqil merindukan sosok putra nya. Hawa lari pelan dan saat di depan gerbang melihat Aqil yang sedang memakai sendal. Entah pria itu mau ke  mana, yang intinya Hawa harus mendekati laki-laki yang masih saudara dengannya, sepupu!

“Kak, umi kakak telepon nih!” Hawa menyodorkan handphone nya pada Aqil, lalu pria itu menerima. Iya benar-benar lupa dengan orang-orang rumah karena di tempat KKN nya sangat sibuk sehingga jarang untuk membuka ponsel. Ditambah ia sedang merevisi naskah milik penulis novel namun ia serahkan pada tim editor nya. Tidak mungkin Aqil yang menyelesaikan ini semuanya, ia harus bisa membantu walaupun sedikit.

Aqil pun langsung mengangkat handphone milik adik sepupunya yang masih sepersusuan denan-Nya. “Assalamualaikum, umi!” ucap Aqil pada handphone yang ia genggam.

Waalaikumsalam, Masya Allah, nduk. Kamu akhirnya angkat telepon dari umi, nak. Kamu apa kabar disana? Kenapa nggak angkat telepon dari umi di handphone kamu, nak. Umi kangen sama kamu, kamu sibuk, ya?” bagaikan tersambar petir, suara umi nya yang terlalu lanjut membuat Aqil merindukan sosok-Nya. Ia benar-benar rindu dengan perempuan yang tidak memiliki sayap nya, namun perempuan itu lebih spesial bagi-Nya.

“Umi, Aqil baik-baik aja, umi. Doakan Aqil ya, semoga semuanya lancar dan Aqil selalu di lindungi oleh Allah, dan umi juga semoga sehat, ya? Aqil tidak mau umi sakit, walaupun hanya demam  Aqil tidak suka! Umi tidak boleh capek-capek, ya?”

Inilah yang tidak orang lain tahu, Aqil memiliki dua karakter yang berbeda. Ia lebih ke kanak-kanakan bila bertemu dengan umi-Nya, dan lebih dewasa bertemu dengan orang-orang lain. Jikalau yang lain tahu dengan sifat Aqil yang beda jauh, bisa-bisa sampai terkejut mereka.

Nak, handphone kamu dimana? Kok, nggak balas chat umi, nak. Udah lama handphone kamu tidak on, apakah kamu tidak ada kuota?” tanya umi Aqil bernama Umi Salsa. Wanita yang sudah berumur kepala empat yang masih dibilang muda oleh orang-orang seperti wajah tiga puluh tahunan. Sebenarnya akhir-akhir ini Aqil paling malas untuk membuka handphone nya sampai ia lupa dengan kabar orang tuanya, bukan berarti ia anak durhaka namun Aqil memiliki kesibukan yang membuat tidak sempat membuka handphone apalagi membalas pesan-pesan. Umi-Nya selalu menanyakan dirinya jikalau tidak membuka handphone, dan bahkan sampai menanyakan kuota.

“Nggak, Mi. Aqil lagi sibuk jadi jarang buka handphone. Maaf, ya ....”

“Astaghfirullah, nduk. Umi khawatir sama kamu, bahkan umi sampai menanyakan kabar kamu sama Hawa, nak. Kalau memang kamu sibuk, umi harap kamu harus mengabari umi dan Abi agar kami tidak khawatir, ya ...” Terdengar suara khawatir dari sana membuat Aqil merasa bersalah.

Terakhir Aqil membuka handphone hanya melihat beberapa pesan namun setelah itu ia langsung menaruh kembali handphone nya tanpa melihat dan membalas pesan yang dikirim oleh beberapa orang dikontak nya.

“Iya, Mi. Maafin Aqil, ya? Umi sama Abi apa kabar di sana?”

“Alhamdulillah umi dan Abi baik, nak. Kamu juga harus jaga kesehatan jangan sampai telat makan, ya .... Umi nggak mau dengar kabar kamu sakit, karena umi nggak bisa jenguk kamu di sana. Nanti kalau memang sudah nggak sibuk kamu boleh pulang ke rumah tapi harus kabarin umi dan Abi, ya...,”

Setelah teleponan beberapa menit bersama umi dan Abi nya, Aqil mengasih handphone itu pada Hawa yang sedang bermain bersama anak-anak kecil yang akan mau berangkat ke majlis. Hawa pun langsung mengambil handphone itu. “Makanya kak, kalau sibuk sempatin buka handphone! Jangan laptop terus yang di buka. Bosan kali laptop juga ketemu sama kakak,” ledek Hawa di akhiri kekehan yang membuat Aqil menatap nya dengan tatapan sulit diartikan.

“Kakak tidak butuh ucapan kamu, gih sana ke majlis. Tuh anak-anak udah nunggu,” ucap Aqil secara berniat untuk mengusir sepupunya. Harusnya disini yang mengusir itu Hawa yang mengusir Aqil, namun kenapa Aqil yang mengusir Hawa?

Hawa mendengus kesal. “Awas ya..., Kalau ada apa-apa nggak usah panggil Hawa lagi!” Hawa langsung meninggalkan Aqil yang berdiri di sana.

Aqil langsung membuka handphone nya yang ternyata sudah ada beberapa puluhan orang yang mengechat dirinya di aplikasi WhatsApp. Terutama yang dikirim pesan nya lebih dari 1000 pesan dan belum dibuka dalam waktu seminggu.

Ia pun membalas pesan yang dikirim oleh umi nya, dan juga beberapa grup yang mengenai penerbitan novel yang bulan besok akan masa Pre-order. Aqil lah yang merevisi naskah itu sampai selesai dan dibantu oleh tim nya.

**

Di tempat kamar yang di cat dengan warna biru muda serta hiasan-hiasan lain nya, seorang perempuan yang sibuk mengotak-atik komputer nya dengan telaten untuk mengumpulkan sebuah alur yang ia susun dalam bulan ini. Saat tahun 2023 Hanum memulai untuk menulis cerita yang alur nya lebih berbeda dari yang lain. Mungkin ini adalah cerita pertama di Wattpad yang menceritakan tentang seorang mahasiswa dengan seorang siswi.

Walaupun Hanum masih sekolah namun menulis cerita anak kuliah bukan penghalang bagi-Nya. Ia ingin memakai nama-nama orang yang datang ke sekolah nya tepat di bulan ini. Mahasiswa dan mahasiswi dari universitas syekh Yusuf Tangerang.

Sebenarnya ia  tadi sudah mengetik di handphone nya beberapa kata yang ia tulis, namun malam ini setelah selesai shalat isya ia mengerjakan dan melanjutkan ketikan nya tadi dan di salin ke laptop milik saudara nya. Kebetulan, selama menulis Hanum selalu meminjam laptop milik saudara nya agar lebih mudah, namun setelah itu disalin dan di kirim ke handphone nya.

Hanum mulai membaca perlahan dari awal yang ia ketik sampai akhir. “Nih, kalau di jadikan novel keknya gue bakal buat versi yang cakep dan bagus,” ujar Hanum membayangkan betapa cerita baru nya di terbitkan berubah menjadi sebuah buku. Padahal, menulis cerita ini aja belum di publish hanya menyusun rencana saja, tapi ia berniat untuk membuat cerita ini sampai berhasil dan bahkan ia ingin foto bersama tokoh-tokoh nya.

Ini sering terjadi pada penulis-penulis yang masih pemula, cerita nya yang belum di publish ingin sekali tiba-tiba berubah menjadi sebuah buku yang di terbitkan. Benar-benar ini halu nya sangat lancar bagi Hanum.

Setelah ia menyusun beberapa kata, karena sekarang sudah pukul 22:30 WIB Hanum langsung mematikan komputer nya setelah itu ia langsung mematikan lampu untuk menuju tempat tidurnya. Ingatan-ingatan yang selama mahasiswa dan mahasiswi Universitas Syekh Yusuf Tangerang membuat Hanum kagum pada mereka. Hanum hanya kenal beberapa saja namun itu membuat dirinya merasa kagum, terutama dengan laki-laki yang bernama Muhammad Aqil Ramadhan El-Zein. Laki-laki yang sudah membuat dirinya tertarik hingga sampai berniat untuk membuat sebuah cerita berjudul MAHASISWA DAN SISWI.

Hanum tidak langsung tidur namun ia mengambil handphone nya untuk melihat beberapa pesan di handphone nya. Ia melihat beberapa kata yang sudah ia ketik di laptop tadi. Ternyata tulisan yang ia ketik sangat bagus, namun itu menurut dirinya bukan menurut orang lain.

“Kira-kira kak Aqil marah nggak, ya? Apalagi sampai namanya dijadikan karya fiksi,” begitulah gumam dan pikiran yang melintas diotak Hanum tentang cerita baru nya yang akan dirilis. Ia hanya baru merilis seratus kata itu pun langsung ia kembali ditutup laptop nya karena mata nya sangat kantuk dan tidak kuat menahan rasa kantuknya.

Dan Hanum pun langsung memejamkan matanya untuk menuju ke alam mimpi dan handphone nya ia taruh di meja belajar nya.

Pagi hari ini ternyata ia telat bangun karena ia baru sadar jika kedua orang tuanya tidak ada di rumah hingga Hanum kesiangan untuk bangun pagi. Sekarang sudah pukul 6:30 WIB dan ia harus buru-buru untuk mandi dan melupakan sarapannya. Jika kalian tanya ke mana orang tua Hanum? Jawabannya kedua orang tua Hanum sedang ada urusan di rumah nenek nya Hanum (ibu dari ibunya Hanum).

Selesai sudah merapikan jilbab nya, ia buru-buru langsung menelepon teman nya. Ya, dia berangkat dengan teman yang rumah nya terhalang beberapa rumah saja. Walaupun tidak satu sekolah tapi satu arah, untung saja teman nya itu belum berangkat sekolah hingga akhirnya Hanum mudah berangkat dengan cepat. Sudah biasa bagi Hanum untuk berangkat sekolah dengan Ryan yang notabene nya adalah teman yang terhalang beberapa rumah. Mereka tidak saudara hanya teman biasa yang sekolah nya jalan nya satu arah walaupun tidak satu sekolah. Hanum memang sudah di percayai bila berangkat dengan Ryan.

Hanum bukan wanita polos yang mudah dengan rayuan laki-laki, ia tidak mudah tergoda oleh godaan laki-laki yang seperti nya memiliki sifat playboy. Ia bisa menjaga dirinya bahkan bisa melindungi dirinya.

Tiba-tiba laki-laki itu datang ke rumah Hanum dengan pakaian sekolah nya dengan beda logo sekolah. Ryan membuka helm nya melihat Hanum yang sedang memakai sepatu. Mereka ini tidak memiliki perasaan satu sama lain karena Hanum yang malas suka dengan laki-laki, dan Ryan yang sudah memiliki seorang kekasih. Meskipun Hanum sudah menasihati pada Ryan tentang tidak boleh berpacaran mereka tetap memiliki sifat keras kepala. Pacar Ryan memang sudah mengetahui tentang Hanum, pacar Ryan bernama Deby percaya bahwa mereka tidak memiliki hubungan apa pun.

Setiba sampai di gedung sekolah SMK AL-GINA, Hanum menyerahkan helm nya pada Ryan. Alasan Ryan tidak berangkat dengan Deby karena wanita itu telah sakit dan tidak masuk sekolah. Deby dan Ryan satu sekolah, dan hanya Hanum yang beda sekolah dengan mereka berdua.

“Makasih lho udah antar gue, hati-hati ya!” ucap Hanum sebelum meninggalkan Ryan. Ryan hanya mengangguk kepalanya. “Iya sama-sama, keknya ntar gue nggak bisa jemput lo, maaf ya? Gue mau jenguk doi gue,” kata Ryan.

“Iya, Ryan. Gue juga keknya mau kerja kelompok di rumah Risa.” Ryan sudah mengetahui siapa Risa, karena mereka ini temanan saat Risa dan Hanum kelas 10, pada saat itu Ryan dan juga Deby bermain ke rumah Hanum untuk menemani Hanum yang di rumah nya hanya seorang diri karena kedua orang tuanya telah sibuk untuk mengurusi pernikahan adik dari Papa nya Hanum. Pada saat itu pun Risa berteman dengan Ryan dan juga Deby. Meskipun disini yang bucin hanya Ryan dan Deby, Risa dan Hanum tidak merasa keberatan walaupun mereka sudah menasihati Deby dan Ryan untuk tidak berpacaran.

Ryan dan Deby ini pacaran saat masa MPLS atau yang disebut Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah saat kelas 10 awal-awal masuk. Cinta monyet yang sudah bertahan selama tiga tahun ini, tapi Ryan dan Deby tetap langgeng walaupun terkadang ada masalah-masalah yang mereka hadapi.

“Iya udah hati-hati, lo. Kalau ada apa-apa chat Deby atau gue aja,” pesan Ryan sebelum meninggalkan Hanum.

“Iya, iya. Salamin ke Deby, ya! Ajak dia main ke rumah gue, gue bosen soalnya. Bye gue pamit, Assalamualaikum!” ucap Hanum langsung meninggalkan Ryan seorang diri.

Hanum pun berjalan sepanjang koridor pandangan mata nya tertuju pada seorang laki-laki yang memakai jas berwarna biru dongker atau biru tua dengan logo Universitas Syekh Yusuf Tangerang. Hanum sadar bahwa tatapan yang selama ini ia lirik pada laki-laki yang bukan mahram nya adalah sebuah dosa. “Astaghfirullah, Han. Sadar yuk, dia itu nggak akan tahu kalau lo suka,” begitulah gumam Hanum mengingatkan dirinya.

Sebenarnya yang Hanum rasakan pada laki-laki yang selalu memakai kacamata, dengan memakai pakaian jas berwarna biru tua dengan logo Universitas Syekh Yusuf Tangerang, laki-laki yang memiliki rambut yang rapi, dan selalu pakaian rapi, laki-laki yang memiliki sifat cuek tapi sebenarnya laki-laki itu tidak cuek dan bisa friendly laki-laki bernama Muhammad Aqil Ramadhan El-Zein yang sudah membuat dirinya terus ke pikiran bahkan Hanum pernah bergumam untuk membuat kisah nya. Hanum ingin membuat kisah dirinya dengan kisah laki-laki itu, walaupun di dunia tidak bisa digapai, tapi Hanum ingin merasakan di dunia fiksi nya mereka bisa bersatu. Walaupun bersatu nya tidak sampai ke jenjang serius seperti menikah. Tapi, ia ingin merasakan berbicara bersama laki-laki itu.

Hanum pun langsung menaiki tangga untuk menuju kelas nya yang berada di lantai tiga. Setelah di lantai tiga, merasa capek namun ini sudah takdirnya untuk mendapatkan kelas yang berada di lantai tiga.

**

Setelah belajar mata pelajaran akhir sudah selesai, Hanum hari ini akan mengerjakan tugas kelompok di rumah Risa. Mereka menaiki motor masing-masing, Hanum yang di bonceng Risa begitu pun yang lain.

Setelah di rumah Risa mereka memasuki ke dalam rumah Risa karena kedua orang tuanya tidak ada di rumah mereka langsung masuk tanpa salim terlebih dahulu. Kedua orang tua Risa telah sibuk kondangan dan Risa tinggal bersama Abang nya yang sekarang sedang bekerja.

“Ris, ini kita mau bikin tema apaan?” tanya Hanum pada Risa. Bahan-bahan yang mereka beli memang sudah sangat lengkap. Dari berbagai kertas karton, setrofom (tolong koreksi), spidol, dll.

“Tema maulid aja? Kan, gue dengar yang lain tema nya Isra Mi’raj . Kita maulid Nabi aja, gimana?” saran Hanum yang langsung di angguki oleh Risa.

Mereka pun langsung mencari di internet mengenai sejarah Maulid Nabi Muhammad Saw. Setelah semuanya jadi mereka pun berpamitan. Hanya menunggu beberapa jam mereka menulis tugas membuat sejarah Islam.

Hanum pulang nya dengan Risa, karena Risa merasa bosan di rumahnya seorang diri maka dari itu Risa ingin bermain ke rumah Hanum. Selama di perjalanan, tiba-tiba pandangan Hanum tertuju pada seorang laki-laki yang memakai pakaian sekolah dengan kancing di atas terbuka. Dia adalah Rizky. Kalian kenal dengan Rizky? Coba baca ulang.

“Woi, Hanum!” teriak Rizky melihat Hanum yang menoleh ke arah nya. Sudah lama mereka tidak berjumpa, terakhir mereka berjumpa dua minggu lalu. Rizky yang ke kota untuk ke rumah Papa baru nya. Dan kini? Tidak menyangka Rizky bertemu dengan Hanum.

Namun yang paling mengejutkan bagi mereka ternyata Rizky berteman dengan Fathur. Ya, Fathur! Laki-laki yang suka dengan Hanum bahkan sampai saat ini. Fathur sama-sama terkejut melihat Hanum yang seperti nya kenal dengan Rizky. Bahkan Fathur sempat menoleh ke arah Rizky. Walaupun dengan tatapan cuek namun pikirannya bertanya-tanya, mereka memiliki hubungan apa sampai mereka kenal?

“Oh ya, Thur. Kenalin ini Hanum teman gue, dia orangnya lebih suka ke cowok fiksi. Kalau lo berhasil membuat dia jatuh cinta, gue dukung lo.” Rizky memperkenalkan Hanum pada Fathur. Tanpa mereka sadari mereka sudah mengenal satu sama lain, dan mereka memang satu sekolah.

“Han, lo satu sekolah dengan Fathur, kan?” tanya Rizky yang di angguki Hanum. “Lo nggak kenal dia? Nggak mungkin nggak kenal,” ujar Rizky.

“Nggak.” Demi tidak di ledeki oleh Rizky Hanum bahkan tidak mengenali Fathur padahal mereka sempat bertemu dan Fathur memiliki perasaan pada Hanum.

‘Aku yakin kamu bohong atas hal itu, Han.’ Batin Fathur. Setidaknya jikalau Hanum tidak memiliki perasaan oleh-Nya, Hanum jangan pura-pura tidak mengenali nya.

‘Maaf ya Allah, Hanum hari ini bohong,’ batin Hanum.

“Gue duluan, ya, Riz! Ntar kalau mau main ajak Ryan, Deby, juga! Assalamualaikum ...,” pamit Hanum meninggalkan mereka berdua.

Setiba sampai di rumah Hanum mengajak Risa untuk masuk ke dalam rumah nya. Ya siang ini Risa akan bermain sampai sore. Bahkan rumah Risa di kunci dan ia meminta Abang nya untuk menjemput nanti sore ke rumah Hanum.

Mereka bermain di dalam kamar Hanum untuk melihat film drama Korea sambil menyemil. Karena Hanum tidak mempunyai kuota, drama Korea yang ia tonton kini pakai kuota Risa, wanita itu memang sudah mendownload beberapa video drama Korea. Jadi, mereka menonton menggunakan mode offline.

“Han, lo nggak ngenalin Fathur gitu aja?” tanya Risa pada Hanum.

“Bukan nya nggak kenal, gue pura-pura nggak kenal karena gue nggak mau di ledeki Rizky. Lo tahu kan, Rizky itu kek gimana orang nya,” jawab Hanum.

“Iya sih, tapi—”

**

HELLOWW?!!!

DAHLAMA NGGAK UP😌 MAAFIN, YAA🧖🙏

INI CAST AQIL YA💗

(btw wajah dia sedikit mirip sama pemilik nama aslinya😭 asli aku kepikiran untuk tertuju pada cast Rony Parulian. Alasan nya ya itu, bisa sampai mirip 😌)

Continue Reading

You'll Also Like

528K 1.5K 11
Affair | warning konten dewasa 21+ Yumi, wanita yang kesepian karna sering di tinggal suaminya, merasakan godaan dari Dimas, tetangga barunya yang t...
4.4M 258K 47
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
459K 24.3K 36
Kisah seorang Andrea si bodyguard tampan tapi Manis yang selalu menarik perhatian tuannya . "Tidak ada yang aneh, hanya saja kamu terlihat menarik di...
356K 30.3K 23
Argavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi da...