"Di sana! Ada seorang anak?!" Li Changfeng hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Gelombang emosi yang tiba- tiba meluap-luap, membuatnya agak linglung. Dia menundukkan kepalanya dan melihat perut rata Xu Qing, dengan hati- hati mengulurkan tangannya dan dengan lembut meletakkannya di sana, merasakan kehadiran daging dan darah mereka, anak kesayangan mereka. "Sayang."
Lin Fangliang menyentuh hidungnya dan dengan tulus mengucapkan selamat, "Selamat, Saudara Li. Aku akan menjadi ayah baptis anak itu!"
Xie Yu mengangguk setuju, "Aku juga ingin menjadi ibu baptis anak itu. Aku akan pulang dan membuat bubur nasi. Jaga baik-baik Saudara Qing."
Li Changfeng nyebutkan bahwa Xu Qing telah memuntahkan semuanya hari ini, jadi ketika dia bangun nanti, dia pasti akan lapar.
Li Changfeng berdiri dan membungkuk pada Xie Yu dan Lin Fangliang. "Terima kasih."
Lin Fangliang dengan cepat membantu Li Changfeng berdiri. "Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah perkara kecil ini patut kita syukuri, saudara-saudara? Jangan meremehkan kami!"
Xie Yu juga menyingkir saat Li Changfeng membungkuk. "Itu benar! Kami tidak membutuhkan terlalu banyak formalitas di antara keluarga kami. Aku bahkan tidak punya wajah untuk menjadi ibu baptis anak itu!"
Li Changfeng menggelengkan kepalanya, mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Lin Fangliang, dan memandang Xu Qing yang terbaring di tempat tidur. "Bagiku, tidak ada yang lebih penting daripada keselamatannya."
Mereka tidak mengerti betapa cemas dan sedihnya perasaannya ketika mendengar tentang penyakit Xu Qing. Dia bisa saja menyerahkan segalanya, tapi dia tidak bisa kehilangan cinta terbesarnya.
Lin Fangliang melihat kasih sayang yang mendalam di mata Li Changfeng terhadap Xu Qing dan berkata dengan tulus, "Aku mengerti. Istriku adalah hidupku juga."
Xie Yu tidak ingin melihat sikap tidak tahu malu Lin Fangliang lagi. "Aku akan kembali."
Setelah Xie Yu pergi, Li Changfeng menarik Lin Fangliang keluar kamar dan bertanya dengan suara rendah, "Bagaimana sebenarnya kesehatan istriku? Tidak akan separah ini meskipun dia sedang hamil!"
"Dia kedinginan. Itulah tepatnya yang ingin aku sampaikan kepadamu. Tidak disarankan menggunakan obat saat hamil. Itu tidak baik bagi ibu dan bayinya. Bantu saja dia mengeluarkan keringat beberapa kali, dan dia akan baik-baik saja." Saat Lin Fangliang selesai berbicara, seorang pasien tiba di klinik di depan. "Aku harus mengurus mereka. Ketika Saudara Qing bangun, mandikan dia kaki, dan aku akan memeriksanya nanti."
Li Changfeng mengangguk dan kembali ke kamar, diam-diam menunggu Xu Qing bangun.
Xu Qing bermimpi. Dalam mimpi itu adalah tempat yang indah dengan pegunungan dan air yang jernih. Dia mencari Li Changfeng ke mana-mana, tetapi tidak peduli bagaimana dia menelepon atau melihatnya, dia tidak dapat menemukan sosok Li Changfeng. Lambat laun, ia menjadi semakin cemas. Tiba-tiba, dia mendengar suara anak kecil yang jernih dan tajam, yang perlahan menenangkan hatinya yang gelisah.
Dia perlahan mendekati sumber suara, hanya untuk menemukan bayi kecil gemuk terbaring dengan damai di rerumputan yang subur. Tangan gemuk bayi itu berusaha memasukkan rumput ke dalam mulutnya, namun tangan itu terlalu pendek untuk dijangkau. Bayi itu cemberut karena frustrasi. Xu Qing takut bayi itu akan menangis, jadi dia segera membungkuk untuk menggendong bayi itu. Namun, saat dia hendak menyentuh bayi itu, tiba-tiba bayi itu menghilang.
Xu Qing tiba-tiba terbangun. "Sayang, apa kabarmu?"
Li Changfeng melihat Xu Qing bangun dan dengan cepat dan hati-hati membantunya bangun. Dia menyeka keringat di dahi Xu Qing dan kemudian menyendok semangkuk bubur yang telah disiapkan Xie Yu. Setelah meniupnya untuk mendinginkannya, dia mulai memberi makan Xu Qing.
Sejak dia bangun, Xu Qing merasakan gelombang energi di seluruh tubuhnya. Dia memperhatikan lingkungan yang tidak dikenalnya tetapi menemukan kenyamanan di dada familiar di sebelahnya. Dia mendengarkan kata-kata penuh perhatian di sekitarnya. Dia ingin berbicara, tetapi mulutnya tertutup oleh semangkuk bubur yang diberikan kepadanya. "Tuangkan aku segelas air dulu. Aku perlu berkumur."
Li Changfeng meletakkan bubur dan bergegas mengambil air. Setelah Xu Qing berkumur, Li Changfeng kembali memberinya bubur. Xu Qing bisa merasakan kegembiraan pria di depannya saat dia meminum bubur. "Apakah ada hal baik yang terjadi? Dan aroma ini ada di udara..."
Xu Qing mengernyitkan hidung, mengendus aroma herbal yang samar. "Apakah ini Apotek Lin?"
Li Changfeng mengeluarkan saputangan dan menyeka sudut mulut Xu Qing. "Ini adalah kabar baik yang sangat besar. Paman Wu mengirim kami ke sini."
Xu Qing menyadari dia pasti sudah tidur cukup lama dan membuat Paman Wu menunggunya. "Di mana Paman Wu?"
"Aku memintanya untuk kembali dulu. Kita dapat menemukan kereta ketika kita kembali. Aku disini bersama mu." Li Changfeng membantu Xu Qing berbaring di tempat tidur dan merapikan mangkuk dan sumpit.
"Kamu belum makan siang. Makanlah beberapa." Melihat masih banyak bubur yang tersisa, Xu Qing memikirkan bagaimana Li Changfeng telah melalui banyak hal karena dia hari ini dan bahkan belum makan siangnya sendiri. Jadi dia angkat bicara.
Li Changfeng melihat ekspresi khawatir di wajah Xu Qing dan tidak bisa menahan diri. Dia meminum semua sisa bubur tepat di depan mata Xu Qing sebelum mengeluarkannya untuk dicuci dan disimpan. Kemudian dia kembali ke kamar.
"Apa kabar baiknya?" Meskipun Xu Qing merasa lemah saat ini, semangatnya sangat baik. Dia ingin mendengar kata-kata Li Changfeng selanjutnya, jadi dia terus bertanya.
Li Changfeng duduk di samping tempat tidur Xu Qing, memegang tangan Xu Qing dan meraih perut bagian bawah Xu Qing. Akhirnya, dia dengan lembut meletakkan tangannya di perut Xu Qing dan menundukkan kepalanya, menatap Xu Qing dengan lembut. "Istriku, kita akan punya anak."
Xu Qing menatap kosong, melihat ekspresi serius dan gembira Li Changfeng serta tangan yang menutupi perutnya. Dia tanpa sadar menyentuh perutnya yang masih rata dan berkata, "Tunggu, ini... aku..."
Pikiran Xu Qing kacau, tidak tahu harus berkata apa atau bagaimana mengatakannya.
Melihat kebingungan Xu Qing, Li Changfeng membungkuk dan mencium kening Xu Qing. "Itu benar. Beberapa hari terakhir ini, kamu tidak bisa makan, semua karena ini."
Xie Yu, setelah mendengar bahwa Xu Qing telah bangun, masuk dengan pakaian bersih. "Kamu sudah bangun. Merasa lebih baik?"
Xu Qing memandang Xie Yu dengan bingung. "Aku hamil?"
Xie Yu tersenyum dan berkata, "Ya, tentu saja. Ayolah, kamu berkeringat dan tidak nyaman. Ayo ganti bajumu."
Li Changfeng dengan cepat berterima kasih kepada Xie Yu, mengambil pakaiannya, dan membantu Xu Qing duduk, bersiap untuk berganti pakaian.
Melihat adegan ini, Xie Yu tersenyum tipis dan meninggalkan ruangan. Dia tidak bermaksud menghalanginya. Setelah Li Changfeng dengan kikuk membantu Xu Qing berganti pakaian baru, Xu Qing sepenuhnya menerima kenyataan bahwa dia memang mengandung seorang anak.
Sejak dia dan Li Changfeng benar-benar memahami isi hati satu sama lain, dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia bisa memiliki anak. Tapi dia tidak menyangka hari ini akan datang secepat ini. Dia tidak bisa merasakan apa yang ada di dalam perutnya, tapi hidup sungguh ajaib.
"Apakah kamu ingin tidur lebih lama?" Li Changfeng mengusap kepala Xu Qing dan bertanya dengan lembut. Xu Qing menggelengkan kepalanya. Dia sudah tidur terlalu lama, dan kepalanya sudah pusing. Dia tidak ingin tidur lagi.
Tiba-tiba, ada panggilan darurat dari apotek di depan. Xu Qing segera menopang dirinya dan berkata, "Apa yang terjadi? Pergi dan lihatlah." Setelah menginstruksikan Li Changfeng beberapa kali, dia menuju keluar.
Ma Ama menopang Ma Fugui yang memar dan bengkak saat mereka tiba di apotek keluarga Lin. "Dokter! Datang dan lihatlah anakku! Orang yang tidak berperasaan itu! Bagaimana mereka bisa begitu kejam!"
Dokter Tua Lin meminta Lin Fangliang untuk tidak bergerak dan pergi memeriksa luka Ma Fugui. "Itu hanya luka daging. Mereka akan sembuh dalam waktu sekitar dua minggu."
Ma Fugui tidak mau mengangkat kepalanya sama sekali. Setiap kali dia bertengkar dengan Yang Xiaochun akhir-akhir ini, selalu berakhir dengan dia dipukuli. Dan setiap kali, sepertinya dia suka memulai dengan menampar wajahnya. Dia merasa tidak punya tempat untuk mengangkat kepalanya lagi.
Lin Fangliang berdiri di dekat lemari obat, mengamati penampilan Ma Fugui yang menyedihkan, memainkan ramuan di tangannya. Dia semakin merasa bahwa adalah ide cemerlang baginya dan Li Changfeng untuk menjadi pencari jodoh bagi Ma Fugui, pemuda "kuat" ini!
Xie Yu baru saja keluar ketika dia dihentikan oleh Ma Fugui.
“Xiao… Xiao Yu?”
Ma Fugui selalu merasa orang ini sangat familiar, tapi bukankah Xiao Yu seharusnya ada di rumah? Bagaimana dia bisa muncul di sini, dan mengapa dia tampak begitu akrab dengan pria yang berdiri di sampingnya?
Xie Yu tidak menyangka akan bertemu Ma Fugui dalam situasi ini, tapi dia dengan sopan mengangguk kepada Ma Ama dan Ma Fugui. Ma Ama melihat Xie Yu dan mengerucutkan bibirnya. "Apa yang kamu lakukan di sini?"
Sebelum Xie Yu dapat berbicara, Lin Fangliang dengan lantang berkata, "Istriku ada di sini bersamaku."
Ma Fugui tiba-tiba berdiri, "Kamu sudah menikah?"
Xie Yu mengangguk tetapi tidak menjawab. Sebaliknya, dia menundukkan kepalanya dan fokus pada tugasnya sendiri dengan kemampuan terbaiknya. Ma Fugui menatap kepala Xie Yu yang menunduk dan sama sekali tidak siap menerima berita ini. Dia pikir Xie Yu akan menunggu kesempatan untuk datang dan berdamai dengannya. Siapa sangka ini! Mendesah!
Ma Ama langsung terlonjak ketika mendengar bahwa Xie Yu telah menikah lagi begitu cepat setelah meninggalkan keluarga mereka. Dia mengarahkan jarinya ke arah Xie Yu dan mengumpat dengan keras, "Jadi itu sebabnya kamu selalu tidur di ranjang yang terpisah dari anakku! Ternyata kamu sudah punya orang lain!"
Setelah mendengar kata-kata ini, Xie Yu mengangkat kepalanya dan menatap Ma Ama dengan penuh perhatian. "Jangan menganggap semua orang seburuk yang kamu kira!"
Lin Fangliang segera melindungi Xie Yu di belakangnya dan menatap Ma Ama dengan tidak senang. "Kalau mulutmu busuk, sebaiknya minum obat herbal untuk membersihkannya! Tapi dari yang aku lihat, kondisimu cukup serius. Kamu harus minum obat herbal selama sisa hidupmu. Kamu tidak akan bisa menyembuhkan mulut busukmu itu!"
Ma Ama tidak bisa mentolerir ejekan seperti itu dan segera ingin melancarkan serangan ke Lin Fangliang. Ma Fugui segera menahannya dan berkata, "Ama! Biarkan saja! Ayo kembali."
Jika dia tidak mengalami luka di wajahnya, dia bisa saja membuat keributan di depan Xie Yu untuk menegaskan kehadirannya. Tapi sekarang, dengan wajahnya yang terlihat seperti kepala babi, dan melihat wajah Xie Yu yang telah pulih dan bersinar, mengingatkan pada kecantikannya saat berbulan madu, dia tidak bisa mengangkat kepalanya lagi. Itu terlalu memalukan!
Ma Ama berjuang mati-matian, "Omong kosong apa yang kamu ucapkan! Dialah yang berbicara dengan mulut kotor! Katanya mulutku bau! Hah? Apa aku punya bau mulut?! Apakah aku? Biarkan aku pergi! Biarkan aku pergi! Hari ini, aku pasti akan merobek mulut orang ini dan membuatnya mengerti mulut siapa yang sebenarnya bau!"