Hai Mantan!

By salsabilaaa_ca

8.7K 948 137

Sinopsis : Adirama Pradikta merupakan siswa kelas 11 dari SMA Wismagama yang sangat berbakat dalam bidang ola... More

01. Adirama Pradikta
02. Alana Keisya Amora
03. Bertemu Kembali
04. Menang?
05. Flashback
06. Babak Final
07. PDKT
08. Pameran Lukisan
09. Pantai dan Kenangan
10. Mata-Mata
12. Mama?
13. Gara-Gara Kecelakaan
14. Cemburu
15. Terjebak
16. Apa Adanya
17. Mimpi Buruk

11. Darel dan Naura

336 31 1
By salsabilaaa_ca

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Sepeda motor milik Darel melaju dengan kecepatan sedang ditengah jalanan yang tidak begitu ramai kala itu. Dengan melewati beberapa pohon rindang disisi jalan yang menambah kesan sejuk walau cuaca di Jakarta sedang panas-panasnya.

Naura yang duduk diboncengan belakang, tersenyum senang tatkala Darel membenarkan posisi spion motornya agar mengarah kepada gadis itu. Kini keduanya sedang berada diperjalanan menuju rumah Darel yang berada disalah satu komplek mewah di Kota Jakarta.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, kini mereka sudah tiba didepan sebuah rumah besar dengan pagar tinggi berwarna hitam. Walaupun Naura juga termasuk dari keluarga kaya tapi ketika melihat rumah Darel, ia cukup dibuat terpukau akan interior rumah itu yang terkesan mewah.

Setelah seorang satpam sudah membuka pagar rumah tersebut, lantas Darel segera memasukkan motor miliknya ke halaman rumahnya. Keduanya pun turun dari motor dan melepas helm masing-masing.

"Rel, serius nih gapapa?" tanya Naura memastikan.

"Gapapa, Ra. Kan mama yang nyuruh gue ngajakin lo ke rumah."

Memang Ratna lah yang meminta sang anak untuk mengajak Naura datang ke rumahnya. Setelah mengetahui fakta bahwa Darel sedang dekat dengan perempuan yang tak lain adalah Naura, membuat sang mama menjadi sangat semangat untuk mendekati calon menantunya itu. Sehingga pada saat pagi tadi, Darel langsung menghubungi nomor Naura untuk mengajaknya datang ke rumah.

Darel segera mengajak Naura masuk kedalam untuk menemui sang mama. Walaupun status mereka belum resmi berpacaran, tapi kedekatan mereka menjadi semakin intens semenjak Darel yang mengajak Naura untuk datang ke acara pameran lukisan sang mama saat itu.

Setelah masuk kedalam rumah, Naura dipersilahkan untuk duduk disebuah sofa ruang tamu karena Darel akan memanggil mamanya yang berada diatas.

"Bentar ya, Ra. Gue panggil mama dulu."

Naura hanya mengangguk mengiyakan sebelum Darel benar-benar pergi menuju lantai atas. Sambil menunggu kehadiran ibu dan anak tersebut, Naura mengedarkan pandangannya untuk melihat-lihat gaya interior rumah Darel yang bernuansa Eropa Klasik.

Hingga langkah kaki dua orang terdengar menuruni anak tangga, bersamaan dengan kemunculan Ratna dan Darel yang langsung menghampiri Naura.

"Hai Naura.. kamu apa kabar?" sapa Ratna sembari memeluk gadis dihadapannya ini.

Naura pun membalas pelukannya. "Hai tante. Alhamdulillah Naura baik."

Setelah pelukan itu terlepas, Ratna segera mengajak Naura untuk duduk kembali.

"Makasih ya udah mau dateng ke rumah tante. Emang ini kemauan tante yang nyuruh Darel buat ngajakin kamu kesini."

"Iya tante sama-sama. Naura malah yang makasih karna tante mau ngundang Naura kesini hehehe.."

"Ahh kamu bisa aja. Ayo duduk-duduk!"

Ketiganya lalu duduk disofa dengan posisi Naura yang berhadapan dengan Darel dan mamanya. Ratna akhirnya membuka obrolan dengan Naura seputar dunia make up dan fashion wanita.

Karena Darel tak mengerti pembahasan kedua perempuan itu, ia akhirnya memilih bermain ponsel dan membuka notif pesan yang sudah menumpuk dari grup sahabat-sahabatnya.


Asolole👊🐶

Danu ajg
@Rama(yana) Ram sorry ya yg tadi

Rama(yana)
Ga gue maapin

Danu ajg
Eh serius cok

Gue cuma bantuin si nayla doang

Fariz cool abiez
2in ram

Gue jg ga maapin lo nu

Danu ajg
Apaan dah lu ngikut²

Fariz cool abiez
Mentang² si nayla ngajakin lo pergi trs lo tega ninggalin gue gitu?

Solid solid apaan

Danu ajg
Ya maap

Gue ga enak nolak ajakan nayla soalnya

Rama(yana)
Bilangin deh ke pacar lo ga usah ngusik² hidup org mulu

Fariz cool abiez
Hah? Pacar?

Siapa anjir yg pacaran?

Rama(yana)
Tuh si danu

Fariz cool abiez
ANJING

DEMI APA LO? @danu ajg

Darel yang baru saja membuka grup, sedikit dibuat kebingungan dengan pembahasan yang teman-temannya bicarakan. Kenapa Danu tiba-tiba meminta maaf kepada Darel? Lalu Danu yang tiba-tiba pacaran dengan Nayla, bukankah gadis itu menyukai Rama? Darel benar-benar tak mengerti dengan situasi yang terjadi digrup sekarang.

Me
Ini ada apa sih woy

Gue ga ngertiii

Fariz cool abiez
Gue jg ga ngerti anjg

Kok si danu tiba² pacaran sama nayla

Rama(yana)
Lo jelasin tuh ke mereka @Danu ajg

Danu ajg
Sebenernya gue ga pacaran sama nayla

Itu pura pura doang

Tadi gue cuma bantuin dia buat mata-matain lo sama alana

Asli ram, gue jg ga nyangka klo sikap nayla bakal keterlaluan kaya tadi

Rama(yana)
Sampe segitunya lo nurut sama si nayla

Me
Mata-matain?

Buat apaan?

Danu ajg
Lo semua kan tau si nayla udh suka sama si rama dari dulu

Dia cemburu waktu tau rama malah deket lagi sama mantannya

Makanya dia minta tolong ke gue buat mata-matain mereka berdua pas pulang sekolah tadi

Me
Si anjir ampe segitunya


Fariz cool abiez
Ohh yg si nayla bilang diwarung

Gue kira becanda doang itu

Tp lo pura² pacaran sama nayla tuh gmn ceritanya

Danu ajg
Gara² gue sama nayla ketauan mata-matain si rama

Trs dia langsung bilang klo kita pacaran biar ga dicurigain

Me
Yaelahh

Lagian lo kok mau mauan aja sih nu


Danu ajg
Iye maap

Ga lagi deh gue ngikutin suruhan dia buat mata-matain rama lagi

Tp maafin si nayla juga ya ram

Katanya dia nyesel udh ngomong kaya tadi

Rama(yana)
Iya dah

Tapi awas aja lo berdua sampe ngikutin gue lg

Danu ajg
Iye ram tenang aja




Darel segera mematikan ponselnya tatkala sang mama menegurnya yang malah asik bermain ponsel.

"Darel.. ini ada Naura kok kamu malah main hp sih?"

"Lagian mama sama Naura ngobrolnya tentang pembahasan cewe. Ya Darel mana paham begituan."

"Yaudah deh. Sekarang kita ke meja makan aja yuk! Tante udah siapin makanan spesial buat nyambut kedatangan Naura kesini."

"Ya ampun tante, makasih banyak."

"Urwel sayang."

Ketiganya lantas beranjak menuju ruangan dimana terdapat meja makan yang sangat panjang seperti yang biasanya digunakan oleh anggota kerajaan. Diatas meja juga sudah terdapat berbagai macam masakan khas indonesia dan western yang terlihat sangat menggiurkan bagi Naura.

Mereka semua segera duduk dikursi masing-masing dengan posisi Naura dan Darel yang saling berhadapan dan Ratna yang berada dikursi utama paling ujung. Ratna pun mulai mengambil beberapa hidangan yang sudah tersaji diatas meja yang kemudian disusul oleh Darel dan Naura.

Lantas mereka pun mulai menikmati makanan dengan tenang, yang hanya terdengar suara dentingan sendok garpu dengan piring. Hingga Ratna kembali membuka obrolan diantara ketiganya.

"Oh ya Naura, tante mau nanya boleh kan?"

Naura segera mengalihkan pandangannya kearah Ratna. "Iya tante boleh."

"Emm.. kamu sama Darel pacaran?"

Mendengar pertanyaan dari sang mama, membuat Darel segera membuka suara untuk meluruskan kesalahpahaman.

"Apa sih, ma? Darel sama Naura cuma temen."

"Ihh mama kan nanya sama Naura bukan sama kamu!"

"Lagian mama nanya nya aneh-aneh. Nanti Naura ngerasa risih gimana?"

"Emang Naura risih kalo tante nanya gitu?" tanya Ratna yang belum puas dengan ucapan sang anak.

Pasalnya Darel ini anaknya gengsian untuk mengakui jika dirinya sedang menyukai perempuan. Ratna saja bisa mengetahui fakta tersebut dikarenakan saat kemarin malam ia tak sengaja mendengar Darel yang sedang melakukan videocall dengan Naura didalam kamarnya. Sehingga ia langsung mencurigai ada suatu hubungan spesial diantara kedua insan tersebut.

"Gapapa kok tante. Naura ga risih sama sekali."

"Tuh Naura nya aja gapapa. Kenapa kamu yang ribet sendiri?"

"Ishh terserah mama deh."

"Jadi gimana Naura? Kalian berdua pacaran?" tanya Ratna kembali memastikan.

"Sebenernya yang dibilang Darel emang bener kok, tante. Kita berdua cuma temenan."

Mendengar jawaban dari Naura membuat Ratna menampilkan wajah kecewa. Padahal ia sudah sangat senang ketika mengetahui jika Darel sedang dekat dengan perempuan.

"Yahh.. kirain kalian pacaran. Tapi tante denger lho kemarin kalian videocall an! Masa sih cuma temen biasa?"

Naura segera mengalihkan pandangannya kearah Darel, yang kemudian cowo itu juga membalas tatapan Naura. Sebenarnya Naura ingin sekali bicara jujur jika Naura memang menyukai Darel sejak awal pertemuan mereka.

Tapi bagaimana pun juga, ia tak bisa mengungkapkan perasaannya duluan sebelum Darel yang menyatakan cinta padanya. Naura takut Darel akan ilfeel jika dirinya terlalu berani berkata jujur akan perasaannya. Karena orang bilang, takdir perempuan itu untuk dikejar bukan mengejar.

"Itu cuma ngobrol biasa aja, ma." jawab Darel yang berusaha meyakinkan sang mama.

"Ck, yaudah deh gapapa. Tapi tante doain semoga nanti kalian beneran pacaran ya, Aamiin.." ucap Ratna yang kemudian kembali menyantap makanannya.

Naura langsung meng-aminkan doa dari mama Darel didalam hati. Ia juga sebenarnya sudah tak sabar menunggu Darel yang menyatakan perasaannya duluan agar hubungan diantara mereka juga bisa jelas nantinya.

Setelah selesai menikmati makanan, Ratna tak lupa meminta nomor ponsel Naura secara langsung, karena kemarin-kemarin ini ia lupa untuk memintanya lewat sang anak.

"Oh ya, kamu inget ga tante pernah ngajakin kamu dateng ke studio lukis punya tante?"

"Iya tante, Naura inget."

"Nah, nanti tante kabarin lagi ya kapan bisanya. Soalnya tante ga sabar liat lukisan kamu bakal sebagus apa."

"Lukisan Naura ga sebagus itu kok, tan. Malah Naura pengen diajarin langsung sama Tante Ratna."

"Gampang.. pokoknya Naura anggep aja tante tuh kaya mama Naura sendiri ya. Jangan sungkan-sungkan!"

"Okey, tan."

Tak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Dimana langit mulai berganti menjadi warna orange kegelapan yang menandakan malam pun akan segera tiba. Karena dirasa obrolan diantara mereka berdua juga sudah cukup, Darel segera mengajak Naura untuk pulang dengan diantarkannya menggunakan mobil.

Naura juga tak lupa untuk berpamitan kepada mamanya Darel dengan mengucapkan terimakasih karena sudah disambut baik olehnya. Hingga kini keduanya sudah berada didalam mobil Darel yang sudah melaju meninggalkan komplek mewah tersebut.

"Sorry ya, Ra. Kalo tadi pertanyaan dari mama bikin lo bingung." ucap Darel membuka obrolan ditengah keheningan.

"Gapapa kok, Rel. Malahan gue seneng bisa ketemu Tante Ratna lagi."

"Ohh syukur deh kalo lo seneng."

"Lo sendiri seneng ga?"

"Seneng apanya?"

"Karna gue dateng ke rumah lo."

Mendengar jawaban dari Naura, membuat Darel langsung menampilkan sebuah senyuman tipis yang bisa membuat siapa pun akan meleleh ketika melihatnya.

"Seneng lah. Tadinya gue kira lo ga akan mau diajak ke rumah."

"Kan Tante Ratna yang ngajak, masa gue tolak?"

"Kalo gue yang ngajak?" tanya Darel sambil menatap kearah Naura.

"Y-ya ayo aja!"

"Yaudah nanti gue ajak lo jalan-jalan keluar deh."

Naura sedikit terkejut dengan ajakan dari Darel yang sesekali cowo itu mengalihkan pandangannya kearah Naura.

"Hah? Beneran?"

"Bener lah. Emang lo mau kemana?"

"Mm.. ke tempat yang ada makanan enak." jawab Naura dengan menampilkan wajah menggemaskan.

"Dasar! Pikiran lo makan mulu."

"Biarin aja sih, emang gue suka makan."

Wajah Naura yang semula tersenyum senang, kini langsung berubah cemberut dengan pipi yang menggembung lucu. Darel yang melihatnya langsung mencubit pipi gadis itu dengan gemas hingga membuat Naura kesakitan.

"Aw aw, sakit tau!"

"Pipi lo makin hari makin tembem aja. Bikin gemes liatnya."

"Ga boleh nyubit-nyubit pipi gue! Nanti muka gue jerawatan gimana?"

Melihat wajah Naura yang semakin cemberut, membuat sifat manis dari dirinya langsung muncul seketika.

"Yaudah maaf yaa.." ucap Darel sambil menggenggam tangan kanan gadis itu menggunakan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya masih setia memegang stir mobil dengan lihai.

Naura yang salah tingkah berusaha mungkin untuk tidak menunjukkannya dihadapan Darel. Hingga detak jantung Naura semakin tak terkendali lagi ketika tangan besar yang sedari tadi menggenggam tangannya dengan berani mulai mengelus-ngelus jari-jemarinya. Rasanya Naura ingin sekali berteriak saat itu juga karena perlakuan manis dari cowo disampingnya ini.

"I-iya g-gapapa."

Mendengar jawaban dari gadis itu, Darel tersenyum lebar. Ia juga segera melepaskan genggaman tangannya dari tangan Naura dan kembali memegang stir mobil.

Setelah menempuh perjalanan yang agak lama karena pada jam segini jalanan di Kota Jakarta sedang macet-macetnya. Akhirnya mereka pun sampai didepan rumah Naura. Gadis itu mulai melepas seat belt yang terpasang ditubuhnya dan segera menggendong tas ranselnya.

"Makasih ya buat hari ini." ucap Naura sebelum keluar dari mobil Darel.

"Iya sama-sama. Kalau habis dari luar jangan lupa langsung cuci muka, cuci kaki sama gosok gigi ya!"

Mendengar suruhan dari cowo dihadapannya ini membuat Naura sedikit tertawa. Bagaimana tidak, Darel seolah-olah sedang mengingatkan seorang anak kecil yang baru saja pulang bermain sampai larut malam.

"Iya siap boss! Lo kaya nasehatin anak kecil tau ga."

"Emang lo kaya anak kecil." jawab Darel dengan santai.

"Ihh enak aja! Yaudah, gue turun yaa.."

"Iya, Ra."

"Bye Darel.. hati-hati dijalan!" ucap Naura sembari keluar dari dalam mobil cowo itu.

"Iya bye.."

Setelah berpamitan, mobil Darel langsung melaju pergi meninggalkan lingkungan rumah Naura untuk kembali pulang ke rumahnya. Naura segera melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam dengan dibukakan pagar oleh seorang satpam yang bekerja dirumahnya.

Melihat kedatangan Naura dari balik jendela, membuat mamih Naura segera berlari menuju ruang tamu untuk mengintrogasi sang anak yang tiba-tiba pulang diantarkan oleh sebuah mobil tak dikenal.

Karena biasanya sang anak akan meminta supir dirumahnya untuk menjemputnya di sekolah atau memilih pulang menaiki kendaraan umum bersama Alana.

Hingga gadis itu akhirnya mulai memasuki rumah dengan mengendap-endap agar tak ketahuan oleh sang mamih.

"Hayoo.. pulang dianter siapa tadi?"

Naura dibuat terkejut ketika mendengar suara mamihnya dari sebuah sofa di ruang tamu.

"Ihh mamih ngagetin aja! Kirain ga ada orang."

"Pulang sama siapa tadi? Kok pake mobil?"

Naura yang tak bisa mengelak lagi akhirnya memilih jujur saja daripada mamihnya akan mencerca dirinya dengan berbagai pertanyaan.

"Naura dianter temen, mih."

"Ya temen siapa? Kan ga mungkin Alana."

"Namanya Darel, anak SMA Wismagama."

Mendengar nama seorang cowo, membuat mamih Naura menjadi semakin penasaran dengan cowo tersebut.

"Ohh cowo.. kok kamu ga cerita-cerita sih ke mamih?

"Mamih kan suka lebay kalo Naura lagi deket sama cowo, pasti nanti bakal dikasih tau ke semua keluarga besar."

Jadi waktu Naura kelas 10 dulu, ia juga pernah mengenalkan seorang cowo kepada sang mamih. Namun, mamihnya itu dengan lebay menyebarkan berita tersebut ke grup whatsapp keluarga besar. Yang padahal beberapa hari kemudian, Naura memutuskan hubungannya dengan sang kekasih karena ia memergokinya berselingkuh dengan perempuan lain.

Karena berita itu sudah terlanjur tersebar ke seluruh keluarga besar. Sehingga setiap ada pertemuan keluarga, pasti Naura akan ditanyai oleh saudara-saudaranya mengenai kabar hubungannya dengan cowo tersebut. Ya dengan terpaksa Naura juga harus menjelaskan keadaan yang terjadi saat itu.

Ternyata yang dikatakan pepatah itu memang benar adanya, jika buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Karena kelakuan Naura yang suka bersikap lebay memang turunan dari sang mamih.

"Ya emang kenapa sih? Kan mamih cuma ngasih kabar gembira aja, biar saudara-saudara kamu juga pada tau."

"Ya tapi ga harus disebar ke keluarga besar juga kali, mih. Cukup mamih sama papih aja yang tau."

Fyi, papih Naura itu bekerja di Australia selama beberapa tahun terakhir ini. Sesekali ia juga akan pulang ke Jakarta pada saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha untuk berkumpul lagi dengan keluarga kecilnya. Sehingga setiap harinya, Naura hanya tinggal berdua dengan sang mamih dan para asisten rumah tangga.

"Yaudah deh, nanti mamih cuma cerita ke papih aja. Tapi janji ya nanti bawa cowo itu ke rumah?"

"Iya mamihku sayang. Yaudah ya Naura mau istirahat ke kamar, udah cape banget ini."

"Iya-iya."

Sesampainya Naura di kamarnya, ia segera melemparkan tas ranselnya keatas kasur. Tak lupa membuka kaos kaki yang terpasang dikedua kakinya.

Naura memilih untuk membuka ponselnya dahulu guna mencari nomor ponsel sahabatnya yang tak lain adalah nomor Alana. Diklik nya icon telefon pada nomor tersebut, hingga akhirnya terdengar suara seseorang dari dalam ponsel.



"Halo, kenapa?"

"ALANAAA...."

"Ishh jangan teriak-teriak anjir!"

"Hehehe maap..."

"Pasti lo mau cerita deh, udah gue tebak."

"IYAAAAAA"

"Seneng amat kedengerannya, emang gimana aja tadi dirumah calon mertua?"

"Ya gitu deh, gue diajak makan dirumahnya. Mana Tante Ratna nyangkanya gue sama Darel pacaran."

"Lah emang lo berdua belum pacaran?"

"Ya belum lah, orang Darel ga pernah nembak gue terang-terangan!"

"Ohh jadi lo sama si Darel masih hts an nih?"

"Iyaa tapi gapapa deh, gue sabar kok nungguinnya."

"Mungkin karna kalian juga baru kenal ga sih? Siapa tau aja si Darel masih pengen pdkt dulu daripada cepet-cepet pacaran."

"Bisa jadi sih. Tapi lo harus tau, Lan!"

"Apaan?"

"Waktu gue dianter pulang sama Darel pake mobil, dia megang tangan gue. Terus tangan gue dielus-elus sama diaaa AAAA..."

"Hahaha.. gue ngebayangin lo nahan teriak waktu digituin sama si Darel."

"Iyaa.. sumpah ya, Lan. Hari ini tuh jadi hari terbaik yang pernah gue alamin."

"Syukur deh, gue ikut seneng dengernya."

"Lo sendiri gimana ngedatenya? Lancar?"

"Ga terlalu lancar sih, soalnya sempet ada temen-temennya Rama yang tiba-tiba dateng."

"Oh ya? Emang siapa?"

"Danu sama Nayla kalo ga salah."

"Nayla? Oh ada cewenya juga?"

"Iyaa, ya gitu deh keliatannya si Nayla-Nayla itu suka sama Rama."

"Wahh, lo harus siap siaga sih! Jangan sampe si Rama diembat sama tu cewe."

"Siap siaga apaan? Ya gue ga ada hak
apa-apa lah buat ngelarang-larang."

"Ni bocah masih aja denial! Emang lo yakin ga akan nyesel kalo sampe si Rama jadian sama tu cewe?"

"Ya terus gue harus ngapain?"

"Kalo cewe itu berani deketin Rama lagi lo jangan diem aja! Lawan kek atau sekalian lo jenggut rambutnya sampe botak!"

"Ah ngikutin saran dari lo mah sesat!"

"Ehh serius, Lan."

"Udah ah gue mau mandi dulu. Nanti lanjut lagi di sekolah aja ya."

"Yaudah deh, bye Alana.."

"Bye.."



Setelah sambungan telefon terputus, Naura segera mengingat akan suruhan dari Darel untuk tidak lupa mencuci muka, mencuci kaki dan gosok gigi.

Jika diingat-ingat akan momen kedekatan mereka selama beberapa minggu ini, membuat Naura menjadi senyum-senyum sendiri. Walaupun Darel belum pernah berkata jujur akan perasaannya, tapi Naura yakin jika cowo itu juga mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya.



Ini chapter khusus untuk couple Jaerosé yaa. Next chapter bakal balik lagi ke couple Liskook kok tenang aja.





Mamih Naura : Ella Maharani





Continue Reading

You'll Also Like

193K 10K 39
Calliope di paksa bekerja di sebuah rumah milik keluarga Ashen, ia di tempatkan di salah satu rumah anak sulung keluarga Ashen yang paling di takuti...
1.9M 121K 28
Yang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya...
1M 31.2K 35
Dax, bangun di sebuah kamar hotel dalam keadaan telanjang bersama dengan seorang wanita yang bukan pacarnya. Setelah mengetahui wanita itu ternyata...
765K 43.5K 60
Bagi Elena, pernikahan bersama Kaisar hanyalah sebuah pengorbanan untuk balas budi.