Unless It's You

By Violet1056

56.6K 5.7K 440

MINWON • COMPLETED Jika bukan dirimu, aku tidak punya alasan untuk hidup - Kim Mingyu. start : october 2023 f... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 - Season 2
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 - THE END

11

1.2K 167 14
By Violet1056

Dia sudah memiliki kekasih.

Wonwoo yang duduk di atas sofa ruang keluarga tengah dengan lekat memperhatikan Mingyu yang sedang mengecek hasil percobaan tes yang Mingyu berikan untuknya. Apa yang Wonwoo lakukan sekarang bukanlah tanpa alasan. Ia benar-benar bingung dengan sikap Mingyu yang seperti berubah kepadanya sejak beberapa hari ini.

Ketika berada di sekolah, pemuda Kim itu menghindarinya, Wonwoo sangat tahu ketika beberapa kali ia menyapa Mingyu saat bertemu, Mingyu hanya tersenyum tipis yang palsu dan pergi begitu saja. Lalu ia juga selalu menuju ke atap karena ia tahu Mingyu berada di sana saat istirahat kedua, tapi Mingyu langsung pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

Bahkan ketika keduanya bertemu setelah pulang sekolah untuk tutor, Mingyu akan diam dan hanya bicara mengenai hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari. Bahkan Mingyu selalu menolak dengan tegas jika Wonwoo ingin mengajaknya pulang bersama atau mengantarnya pulang ke rumah.

Wonwoo menghela napasnya panjang, ia menyandarkan dirinya di sandaran sofa dan masih memperhatikan Mingyu. Masih menerka kesalahan apa yang ia perbuat hingga membuat Mingyu sampai bersikap seperti itu. Wonwoo benar-benar bingung harus bagaimana, ia sudah berusaha berbicara dengan Mingyu tapi pemuda Kim itu selalu mengelak.

Sedangkan pemuda yang sedang diperhatikan Wonwoo, ia menyelesaikan pekerjaannya lalu menoleh ke arah Wonwoo. "Sudah hyung, pengerjaanmu sudah baik dan besok kita bisa melanjutkan materi." ucapnya, sembari meletakkan kertas soal tersebut di atas meja dan dirinya meraih tasnya di lantai, memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"Mingyu." Wonwoo mengubah posisinya untuk duduk lebih tegap, panggilannya itu pun di jawab oleh Mingyu tapi tanpa menoleh. "Aku minta maaf jika aku berbuat kesalahan padamu." lanjutnya, karena ia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Sementara Mingyu, gerakan tangannya berhenti dan ia terdiam. Ia sangat tahu, bahwa sikapnya terhadap Wonwoo adalah salah, bahwa ia mendiami Wonwoo yabg tidak tahu apa-apa padahal masalahnya ada pada dirinya. Ia yang menyukai Wonwoo yang sudah memiliki kekasih.

Namun, apa yang terjadi pada Mingyu sekarang adalah sikap sakit hati yang ia rasakan. Ia memang sudah dewasa pada kehidupannya, tapi tidak dengan masalah percintaannya. Baru pertama kali jatuh cinta, dirinya sudah sakit hati bahkan sebelum memulai perang. Apalagi dengan sikap baik Wonwoo yang sulit diartikan Mingyu, bahwa Wonwoo melakukannya karena kasihan.

Ia menghela napasnya lirih dan bangkit dari duduknya, menoleh ke arah Wonwoo yang mendongakkan kepalanya. "Kau tidak hyung, aku memang sedang ada pikiran saja." jawabnya, lalu melewati Wonwoo untuk pulang tapi tangannya di tahan oleh pemuda Jeon itu. Ia menoleh.

"Kau bisa bercerita padaku." ucap Wonwoo.

Mingyu menelan ludahnya dengan kasar, ia melepas genggaman tangan Wonwoo pada pergelangan tangan kirinya. "Tidak sekarang. Maaf." balasnya dan ia langsung melangkah pergi begitu saja dari rumah tersebut. Bahkan tanpa pamit.

Wonwoo tak mengejar, karena ia tahu Mingyu akan menghindar dan jika ia menawari untuk mengantar Mingyu pun, pasti Mingyu menolak seperti beberapa hari ini. Ia menghela napasnya dan bangkit, membenahi bukunya dan membawanya menuju ke kamarnya. Wonwoo meletakkannya di atas meja belajarnya.

Ia terdiam lagi, tentu saja memikirkan Mingyu. Mungkin pemuda Kim itu membutuhkan waktu hingga Mingyu mau bercerita padanya. Mungkin, untuk sekarang ini, Wonwoo hanya perlu menunggu hingga Mingyu siap. Entah itu kapan.

Ia yang sedang melamun sedikit terperanjat ketika mendengar pintu kamarnya dibuka, ia segera menoleh dan mendapati ayahnya yang berdiri di ambang pintu, ia tahu sang ayah baru saja pulang kerja. "Ada apa ayah?" tanya Wonwoo.

"Nak Mingyu sudah pulang?" tanya tuan Jeon dan di beri anggukan kecil oleh Wonwoo. "Kenapa kau tidak mengantarnya?" tanyanya lagi.

Mata rubah milik pemuda Jeon itu mengerjap kecil. "Ehm, dia.. ingin pulang sendiri naik bus." jawab Wonwoo, ia tidak mungkin bercerita pada ayahnya bahwa hubungannya dengan Mingyu sedikit merenggang entah karena apa.

Tuan Jeon mengangguk, ia kemudian berbalik dan menutup pintu kamar Wonwoo dan pergi menuju kamarnya. Sementara Wonwoo, ia menghela napasnya panjang dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di sisi lain, Mingyu turun dari bus yang ia gunakan di halte terdekat dari rumahnya. Ia berjalan melewati jalanan trotoar selama beberapa menit sampai akhirnya ia sampai di toserba tempat dirinya bekerja, dulu. Ia melihat pekerja baru yang menjaga kasir.

Mingyu kemudian masuk dan ia mengambil beberapa makanan instan lalu membawanya ke meja kasir, menatap pemuda yang masih asing baginya. Mingyu lalu membayarnya dengan uang sisa gaji dari sebelum ia berhenti dari toserba tersebut. Setelah itu, Mingyu melangkah keluar tapi di depan pintu, ia terhenti karena berpapasan dengan pria paruh baya yang akan memasuki toserba tersebut. Ia membungkuk dan menyingkir, lalu melangkah untuk pulang.

"Tunggu."

Langkah Mingyu terhenti, ia berbalik dan menatap pria paruh baya itu. "Iya?" ucap Mingyu dengan bingung.

"Kau sudah tidak bekerja di sini?" tanya pria itu sembari mendekat, melihat Mingyu yang masih menatapnya dengan bingung. "Saya yang pernah kehilangan kartu ATM di sini, kau membantu untuk mencari." ucapnya kemudian.

Dahi Mingyu mengernyit, mencoba mengingatnya. "Oh.. maaf." ia tersenyum dengan canggung karena tidak mengingatnya. "Iya, saya sudah tidak bekerja di sini." lanjut Mingyu, menjawab pertanyaan pria itu tadi.

Pria paruh baya itu tersenyum tipis dan mengangguk paham. "Baiklah, tapi.. kenapa kau tidak menghubungi saya? Saya masih punya hutang budi padamu." lanjutnya lagi.

Mingyu bahkan lupa menaruh kartu nama itu di mana. Ia tersenyum tipis. "Anda tidak perlu memikirkannya, saya juga--"

"Tidak-tidak, itu tetap hutang budi. Jadi, jika kau butuh sesuatu, hubungi saja nomor pada kartu nama itu." sela pria paruh baya itu.

Mingyu mengangguk kecil. "Baiklah, terima kasih. Saya.. mohon pamit." ucapnya kemudian, membungkuk lalu melangkah pergi meninggalkan pria paruh baya itu yang memasuki toserba.

Mingyu berjalan menuju gang di mana rumahnya berada, ia menghela napasnya panjang. Ia bahkan tidak tahu harus menghubungi pria itu dengan apa, dirinya tidak memiliki ponsel dan ia juga tidak perlu bantuan untuk sekarang ini. Selagi dirinya masih bisa menghasilkan uang sendiri, ia tidak ingin menerima bantuan orang lain. Bahkan untuk menjadi tutor Wonwoo, ia tetap di bayar oleh tuan Jeon.

✨🥀🥀🥀🥀🥀✨

Kedua mata almond Mingyu menatap Wonwoo di bawah sana yang sedang bermain sepak bola di tengah lapangan bersama teman-temannya. Sedangkan Mingyu sendiri berdiri di pembatas koridor yang ada di depan kelasnya. Ia tengah memperhatikan pemuda Jeon itu dengan lekat.

Mingyu sebenarnya tengah berusaha untuk kembali bersikap seperti dulu kepada Wonwoo. Dirinya juga merasa bersalah karena menghindari Wonwoo padahal dirinya yang memiliki perasaan terhadap Wonwoo.

Ia menghela napasnya dan berbalik, memasuki ruang kelasnya dan tak berapa lama ia duduk, bel masuk berbunyi. Mingyu mengikuti pelajaran terakhir hingga selesai lalu bersiap untuk pulang setelah bel pulang sekolah berbunyi. Ia memasukkan buku-bukunya ke dalam tas miliknya, lalu bangkit dan berjalan keluar dari kelas tersebut.

Mingyu melangkah menuruni tangga hingga sampai di lantai pertama dan dirinya keluar dari gedung utama. Ia berjalan menuju gerbang dengan murid-murid yang lain. Ketika tiba-tiba ada pemuda berjalan di sampingnya hingga menempel pada tubuhnya dan ketika ia menoleh, pemuda itu adalah Seungcheol.

Pemuda Choi itu menahan Mingyu dan membuat langkah keduanya terhenti. "Ikut aku sekarang." ucapnya, lirih tapi tegas. Berjalan meninggalkan Mingyu berbalik arah dari arah Mingyu.

Mingyu menatap kepergian Seungcheol dengan bingung, padahal dirinya sudah hidup dengan lebih tenang dan ia tidak tahu kenapa Seungcheol tiba-tiba bersikap seperti dulu, bahkan tadi dengan tatapan marah yang Mingyu tidak tahu alasannya apa.

Ia akhirnya melangkah mengikuti Seungcheol, yang membawanya ke samping kiri gedung utama, terus ke belakang hingga akhirnya pemuda Choi itu memasuki sebuah gudang tak digunakan di belakang gedung utama dan ketika Mingyu masuk juga, di sana sudah ada ketiga teman Seungcheol. Jun, Jisoo dan Jeonghan.

Mingyu berdiri di tempat yang tak jauh dari pintu masuk tadi, menatap Seungcheol yang berdiri tak jauh darinya. "Ada apa Seungcheol?" tanyanya kemudian.

Pemuda Choi itu menghela napasnya kasar, ia berjalan mendekat ke arah Mingyu lalu tanpa jawaban, ia langsung memukul wajah Mingyu dengan kuat hingga tubuh itu terhuyung, pipinya memerah padam. Mingyu mengerjap, ia menoleh dan menatap pemuda Choi itu kebingungan.

Seungcheol berdecih, lalu menarik kerah baju Mingyu dan mencengkeramnya kuat. "Kau mengatakan pada Wonwoo huh!?" serunya dan membuat Mingyu semakin bingung.

"M-mengatakan apa? Aku tidak--akh!" tubuhnya terjatuh begitu saja di lantai gudang tersebut saat dengan sengaja Seungcheol menendang perutnya setelah melepas cengkeramnya. Mingyu meringis sakit, merasakan luka pada perutnya yang ia yakin akan membiru.

Seungcheol merendah, ia memukul wajah Mingyu sekali lagi hingga darah mengalir dari ujung bibir kiri Mingyu. "Kau bilang pada Wonwoo bahwa aku dan Jeonghan berciuman!" serunya hingga menggema di ruang gudang tersebut.

Mata almondnya membulat lebar, ia langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak.. aku tidak bilang." tegas Mingyu, bahkan dirinya sudah melupakan kejadian tersebut karena itu bukan urusannya.

Pemuda Choi itu menyeringai kecil. "Jisoo.." panggilnya dan pemuda Hong itu berjalan mendekat, lalu menyerahkan ponselnya pada Seungcheol. "Katakan atau video ini akan aku sebar." ucapnya sembari menunjukkan sebuah vidio di saat Mingyu dihukum oleh Seungcheol, saat dirinya tak memakai baju hanya celana semasa sekolah menengah pertama dulu.

Mata Mingyu langsung memerah begitu saja saat melihat video tersebut, ia lalu menatap Seungcheol dengan tatapan memohon. "Kumohon jangan.. aku sungguh tidak melakukannya Seungcheol, aku tidak mengatakan pada Wonwoo hyung.." pintanya, karena jika video itu tersebar, bukan hanya rasa malu, tapi rasa sakit ia juga rasakan. Ia juga tidak mau Wonwoo melihat dirinya seperti itu.

Seungcheol menghela napasnya dengan kasar. "Kalau begitu siapa yang memberitahunya huh?! Hari itu kau melihatnya Mingyu!" serunya lagi.

"Tapi sungguh.. aku tidak memberitahu Wonwoo hyung." Air matanya sudah mengalir begitu saja, ia masih terus memohon pada pemuda yang kini sudah berdiri di hadapannya ia bersimpuh. "Kumohon.. jangan sebarkan video itu.." pintanya sekali lagi.

Tatapan malas Seungcheol berikan kepada Mingyu, ia masih tidak percaya karena satu-satunya orang yang melihatnya hari itu adalah Mingyu. Apalagi dirinya tahu bahwa Mingyu menjadi tutor untuk Wonwoo. Jadi ia sangat yakin bahwa Mingyu lah yang memberitahu Wonwoo. "Wonwoo marah padaku karena itu." ucapnya.

Mingyu mendongak, menatap Seungcheol dengan bingung. Kenapa harus Wonwoo marah terhadap Seungcheol yang berciuman dengan Jeonghan.

"Aku yakin kau yang memberitahunya.." lanjut Seungcheol, ia lalu mengotak atik ponsel itu di tangannya. "Jika kau tidak mengaku, vidio ini akan aku kirim ke grup sekolah." ucapnya kemudian.

"Tapi.." Mingyu terdiam begitu saja saat Seungcheol menunjukkan layar ponsel itu yang tinggal mengirim video dengan memencet opsi kirim. Ia menelan ludahnya dengan kasar, haruskan ia mengaku mengenai hal yang tidak ia lakukan? Mingyu bingung. "Iya.. iya aku mengaku.. kumohon, jangan sebar video itu.." lanjutnya lagi dengan menunduk dalam.

Seungcheol menatap Mingyu dengan lekat. "Jadi kau mengaku bahwa kau yang mengatakannya pada Wonwoo?" tanyanya sekali lagi dan Mingyu dengan pasrah mengangguk untuk menanggapi. "Baiklah, dan sebagai hukumannya, video ini akan aku sebar--"

Mingyu langsung mendongakkan kepalanya. "Seungcheol!"

"--opps.. sudah terkirim." ucapnya diikuti kekehan kecil dan ia merendah, menatap Mingyu yang masih begitu terkejut karena videonya sudah benar-benar terkirim. "Sudah kukatakan, jangan dekat-dekat dengan Wonwoo. Ia kekasihku Mingyu. Ia milikku." lanjutnya lalu bangkit dan berjalan keluar dari sana bersama ketiga temannya.

Mata Mingyu mengerjap kecil, tadinya ia memikirkan video yang sudah tersebar itu tapi kini dengan perkataan Seungcheol yang mengatakan bahwa Wonwoo adalah kekasihnya. Ia menelan ludahnya kasar, tubuhnya lemas dan ia terduduk begitu saja di lantai. Mingyu meremas celana seragamnya dengan kuat.

Air matanya mengalir begitu saja. Dari sekian banyak orang di dunia ini, kenapa Wonwoo harus berkencan dengan Seungcheol? Kenapa harus dengan pemuda yang paling Mingyu benci, ia sama sekali tidak mengerti. Hal tersebut membuat rasa sakitnya terasa lebih sakit, benar-benar Mingyu hanya bisa menangis dalam diam.

✨🥀🥀🥀✨

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore tapi Mingyu tak kunjung datang ke rumahnya. Wonwoo bingung, ia sedari tadi menunggu Mingyu sejak kepulangan sekolahnya tapi pemuda Kim itu tak datang.

Ia menghela napasnya kasar, lalu bangkit dari duduknya dan memasuki kamarnya, meraih kunci motor juga dengan ponselnya nya dan keluar dari rumah tersebut, langsung menaiki motor dan mengendarainya menuju rumah Mingyu.

Ia sendiri tahu, Mingyu tak pernah terlambat, jika terlambat pun, pasti sudah memberitahukannya di sekolah. Tapi Wonwoo sudah menunggu hampir dua jam lamanya dan pemuda Kim itu tidak datang, membuat dirinya yang harus menghampiri Mingyu karena ia ingin tahu kenapa Mingyu tak datang.

Ia menghabiskan perjalanan cukup lama hingga akhirnya ia sampai, menghentikan motornya di depan gang dan ia melepas helmnya. Wonwoo mengunci ganda motornya dan berjalan memasuki area gang menuju rumah Mingyu. Namun, langkahnya terhenti saat ponselnya berdering, ia meraihnya dan menerima panggilan dari Soonyoung. "Kenapa?" ucapnya sembari kembali melangkah.

"Wonwoo, kau belum membuka grup sekolah?"

Dahi Wonwoo mengernyit, ia memang tidak mengecek ponsel sejak pulang sekolah tadi karena ponselnya langsung ia isi daya. "Tidak, kenapa?" tanyanya lagi, ia menaiki tangga menuju atap di mana rumah Mingyu berada.

"Ya, Kim Mingyu, siswa sponsorship ayahmu.. videonya tersebar."

Wonwoo langsung menghentikan langkahnya di tengah anak tangga tersebut, dahinya mengernyit bingung. "Video apa?" tanyanya lagi.

"Ia di bully, mungkin saat di sekolah menengah pertama. Astaga, kau harus mengeceknya Wonwoo. Aku penasaran apakah itu akan berpengaruh pada beasiswanya. Kau tahu sendiri--"

Wonwoo mematikan panggilan Soonyoung secara sepihak begitu saja, ia langsung membuka grup sekolah yang sudah banyak sekali pesan masuk. Wonwoo terus mencarinya hingga terlihat sebuah video dan ia membukanya.

Matanya membulat lebar, melihat Mingyu yang hanya memakai celana pendek dan berjalan ke sana kemari. Video tanpa suara itu membuatnya benar-benar tercengang. Ia langsung mematikannya dan berlari menaiki tangga, menuju pintu rumah Mingyu dan menggedornya dengan keras.

Wonwoo benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, tapi ia yakin Mingyu sangat terpuruk saat ini, itu sebabnya Mingyu tidak datang ke rumahnya. Ia terus menggedor tanpa mengeluarkan suara karena ia tahu, jika ia bersuara memanggil Mingyu, Mingyu tak akan membukanya. Hingga akhirnya, pintu itu terbuka secara perlahan.

Mingyu mengerjap bingung. "Wo--Wonwoo hyung?" ia menelan ludahnya dengan kasar. "Kenapa--" kalimatnya langsung terhenti ketika tiba-tiba Wonwoo memeluknya dengan erat.

Wonwoo mengusap punggung Mingyu, merasakan tubuh pemuda Kim itu yang begitu dingin dan sedikit bergetar.

Karena hal tersebut pula, air mata Mingyu mengalir begitu saja, pelukan hangat itu ia dapatkan dari orang yang selama ini ia diami dan bicara seperlunya. Sekarang, bagaimana mungkin Mingyu tidak jatuh cinta pada Wonwoo jika Wonwoo bersikap seperti ini padanya?

"Kau harusnya bilang padaku Mingyu, dan aku akan membalas perbuatan orang yang sudah melakukannya padamu." ucapnya lalu ia melepas pelukannya terhadap Mingyu, menatap pemuda Kim itu yang menangis, ia bahkan bisa melihat luka di bibir Mingyu dengan jelas.

Mingyu menghapus air matanya. "Tidak.. kau tidak bisa membalasnya." balasnya lirih, Mingyu tahu Wonwoo tidak bisa, karena yang melakukannya adalah kekasih dari pemuda Jeon itu. Yang mungkin, sangat dicintai oleh Wonwoo.

🥀tbc🥀
Hellow, apa kabar.. btw, entah kenapa aing lagi males banget buat nulis. Kena writer block kali ya..

Continue Reading

You'll Also Like

336K 25.2K 111
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
18.8K 2K 32
Setelah kelahirannya kembali, dia beralih dari Komandan Dunia Apokaliptik menjadi putri kedua yang tidak berguna dari keluarga Nian dari masyarakat k...
17.7K 2.1K 11
Tak ada yang tau apa yang akan terjadi saat langit berwarna orange.
222K 22.5K 45
[COMPLETED] 민구 ❤ 워뉴 Start 22.05.18 End 06.06.18 ❗Non Baku❗ ❗BoysLove❗ ❗Meanie❗ ❗Typo :v❗ ❗BadWords❗ ©moonwonie2018