NA FAMILY JAEMJEN [HIATUS]

By HuangRenjun468

147K 7.3K 796

Lika liku perjalanan rumah tangga JaemJen dalam menghadapi masalah yang terus datang melanda. bxb Jangan sal... More

di mandiin ayah Jaemin.
makan diluar
sakit
syukuran hyung lele
kecelakaan
nenek dan kakek datang menjenguk
marah.
menunggu pulang
baikan
belanja ke pasar
jalan-jalan
hadirnya pelakor di rumah tangga hyuckmark
awal pertengkaran.
kabar baik
apa salah Jeno
habisnya kesabaran Jeno
terbongkar semuanya
mencari.
positif or negatif
manja.
welcome baby,
ada apa.
pergi untuk selamanya
sebuah keajaiban.
pulang
REWEL.
edisi belanja bulanan
siapa.
menyesal.

melihat wajahnya kembali.

4.6K 280 23
By HuangRenjun468

5 bulan kemudian.

Tak terasa kini kandungan Mark telah memasuki bulan ke 7,pergerakannya pun semangkin terbatas, Tubuhnya semangkin melemah, berjalan saja pun mark perlu kehati hatian pernah ia bergerak cepat akibatnya ia merasakan kram yang teramat sakit di perutnya.

Mark mendudukan dirinya di sofa pelan pelan tangannya menyanggah perut bawahnya.

"Huff padahal  cuma jalan dari dapur ke ruang tengah tapi rasanya aku capek banget" eluh Mark tangannya mengelus perutnya yang buncit.

Asik dengan fikirannya sampai tak menyadari kehadiran Jaehyun dan Ten.

"Sayang" panggil Jaehyun mendekati Mark

"Ehh maaf, Mark gak tau kalau mae sama mama udah datang"Mark memperbaiki duduknya menjadi tegak di bantu Jaehyun.

" kita memang sengaja gak ketok pintu dulu takutnya kamu lagi istirahat malah ke ganggu"Ten duduk di samping Mark mengelus perut Mark.

" eh babynya nendang seneng ya di elus grandma"Ten tersenyum bahagia begitu juga dengan Mark dan Jaehyun.

"Jadi rencananya hari ini Mark mau adain syukuran agar persalinannya berjalan dengan lancar, nah Mark minta tolong Mae sama mama buat bantuin"

"Oh itu mah gampang kamu serahkan semua ke mae, aman terkendali"

"Mama juga siap kok kalau untuk cucu mama, semoga sehat terus ya kamu lebih di perhatian lagi loh pola hidupnya, jangan banyak fikiran dibawa santai aja" nasihat Jaehyun. Tiba-tiba saja Jaehyun teringat kepada anak bungsunya.

Jadi kangen sama Jeno, batin Jaehyun.

"Mah, mama kenapa melamun lagi mikirin apa? " Mark mengguncang tubuh Jaehyun menyadarkannya.

"Ah enggak mama gak mikirin apapun yaudah yuk langsung susun aja apa yang di butuhkan"

.....

"Apa.Jeno hamil? " terkejut, tentu saja bahkan handphonenya hampir terlepas dari genggamannya, tiba-tiba saja Yuta masuk ke kamar mereka dan mengatakan Jeno hamil, ada rasa senang di hati Winwin saat mendengar kabar tersebut.

"Ya, dan menurut informasi yang kudapat, kandungannya sudah beranjak 3 bulan" ucap Yuta santai.

"Oh,ya sudah,bukan urusanku juga" ucap Winwin cuek, memainkan kembali handphonenya yang tadi di lemparkannya di samping kasur.

"Dih bukan urusannya, tapi dikasih kabar malah heboh"

"Berisik, keluar aja sana" ucap  Winwin ketus.

"Galak banget sih hmm" Yuta berbaring disamping Winwin, memeluk pinggang Winwin erat.

"Sesak yutaaa...gak nafas gue" Winwin memukul lengan suaminya yang memeluk perutnya erat.

Bukannya melepaskannya yuta malah semangkin mengeratkan pelukannya bahkan menarik tubuh Winwin untuk berbaring di sampingnya.

"Kamu gak mau temuin mereka, melihat keadaan mereka secara langsung"

"Enggak ngapain coba, kan udah dapat kabar juga"ucap Winwin sok tak perduli padahal ia begitu merindukan cucu tersayangnya.

"hmm okey"jawab Yuta menyamankan pelukannya dan perlahan memejamkan matanya.

....

" sayang "panggil Jaemin kepada Jeno yang duduk santai dengan satu kaki naik diatas sofa,Jeno langsung menolehkan kepalanya kearah sang suami.

" kaki kamu astaga,barbar banget "Jaemin menurunkan kaki Jeno kebawah" udah minum susu belum? "

Jeno menggelengkan kepalanya Jaemin yang melihatnya langsung mendengus.

" kebiasaan kamu ini"

"Nanti mas masih males buatnya"

"Aku buatin,kamu tunggu disini"Jaemin berjalan ke arah dapur untuk membuatkan Jeno susu hamil.

Tak berapa lama Jaemin sudah kembali dengan segelas susu ditangannya.

"Nih susunya diminum jangan dibuang" Jaemin memperingati takut kejadian beberapa  hari yang lalu terjadi lagi dimana ia melihat Jeno di depan wastafel ia fikir Jeno sedang mencuci buah ternyata Jeno membuang susunya, awalnya ia ingin marah namun mendengar alasan Jeno yang mengatakan susunya tak enak Jaemin pun memahaminya dan mencari susu ibu hamil yang beda mereknya.
Dan Jeno pun tak punya alasan lagi untuk menolak minum susu.


Jeno yang dilihatin oleh Jaemin merasa risih ingin mencolok mata suaminya tapi ia takut jadi istri durhaka,takut dicolok gantian juga sama Jaemin entar  kenyang sampe 9 bulan noouuu..Jeno tak ingin kecolongan lagi cukup satu ini aja.

"Kamu ngapain sih mas liatin aku segitunya?" Jeno menyerahkan gelas susunya yang tersisa sedikit di hadapan Jaemin.

"Mantau aja siapa tau kamu mau buang susunya lagi" jawab Jaemin mengambil alih gelas di genggaman Jeno dan membawanya ke dapur untuk di cuci.

"Buna" panggil Jisung dari arah depan pintu utama.

"Udah selesai mainnya kok cepat banget katanya mau main ke komplek sebelah" Jeno mengelap keringat didahi Jisung

"Gak adi buna kayena kak uwon lagi cakit ata aunty yangie" jawab Jisung

Seminggu setelah mereka pindah Jeno dan Jisung membagi bagikan makanan di area komplek rumahnya sebagai tanda perkenalan dan tak sengaja bertemu dengan yangyang yang saat itu sedang jalan jalan sore bersama Jungwon, mereka berbincang sebentar dan mulai akrab bahkan anak mereka menjadi teman baik

adek icung sekarang sudah mulai jelas berbicara walau hanya beberapa kata saja, itu semua berkat Jungwon yang terus melatih Jisung berbicara kalau empeng sampai sekarang masih tapi hanya di rumah kalau di luar rumah Jungwon melarang Jisung untuk membawanya.

"Yaudah mandi sana adek bau Matahari" ucap Jeno menutup hidungnya.

"Gege buna, icung akal unya adek, adi cekalang buna anggil icung gege not adek, anggilan adek untuk yang dicini" Jisung mengelus perut Jeno, membubuhi kecupan berulang kali di perut Jeno.

Jisung meletakan kepalanya di paha Jeno wajahnya tiba-tiba saja menjadi murung. Jeno jelas heran dengan perubahan sang anak.

"Kamu kenapa sayang? "

"Bun, icung angen ama yung lele, bibi Malk dan paman Donghyuck udah ama kita dak beltemu meleka apan kita ketemu meleka icung dah pengen anget ketemu meleka" Jisung memandang wajah Jeno yang seketika murung, sebenarnya ia tak ingin bahas ini tapi ia begitu merindukan Hyung kesayangannya itu.

"Lagi bahas apa sih hmm kenapa mukanya di tekuk gitu jelek banget dilihat"Jaemin baru saja selesai mencuci gelas yang tadi dipakai Jeno.

"Ayahhhh" rengek Jisung naik kepangkuan Jaemin.

"Kenapa dek mau apa? bilang sama ayah nanti ayah beliin"

"Iss angan anggil adek anggilnya gege caja kan icung mau unya adek" Jisung mengkerucutkan bibirnya merajuk.

"Ayah apan kita beltemu paman Donghyuck icung dah angen banget ama meleka" sama seperti Jeno, Jaemin terdiam mendengar perkataan sang anak, entah mengapa Jaemin belum bisa melupakan kejadian yang sudah hampir satu tahun itu rasanya begitu sakit saat mengingatnya ia pun juga sama seperti Jisung merindukan anggota keluarganya yang di Korea tetapi untuk bertemu untuk saat ini Jaemin belum mau.

"Ayah  cama caja kek buna ditanyain malah diam meyamun, ayah awab" Jisung menangkup wajah Jaemin dengan tangan mungilnya.

"ada saatnya kita bertemu mereka sung, tapi tidak sekarang, mungkin kalau adek bayi udah lahir  kita akan berkunjung ke rumah lele hyung" jelas Jaemin memandang wajah Jisung yang cemberut.

"Masih ama ayah...adek caja masih kicik"

"Ya makanya sabar dong tunggu enam bulan lagi abis itu kita kesana bareng dedek bayi okey" kali ini Jeno yang angkat bicara memberikan pemahaman kepada anaknya.

Jaemin memandang Jeno yang tersenyum ketika mata mereka bertemu Jeno seakan memberikan isyarat semua akan baik-baik saja, Jaemin pun hanya bisa mendengus.

.....

"Donghyuck mana Mark? acaranya udah mau dimulai loh" Jaehyun mengelap keringat di dahi Mark.

Mark hanya menggelengkan kepalanya, entah kenapa dari tadi kepalanya sangat sakit badannya terasa sangat lemas.

"Mark kamu okey, kamu kelihatan pucat banget itu loh" tanya Ten khawatir dengan keadaan Mark yang sangat memperihatinkan keringat terus mengalir di pelipis Mark yang mengerut seperti menahan sakit.

"Enggak mae, Mark gak papa cuma gugup aja" Mark tersenyum untuk memastikan dirinya baik-baik saja ia tak mau membuat Mama dan maenya khawatir dengan dirinya.

Andai disini ada Jeno mungkin aku udah ngeluh sepuas aku, kamu dimana dek lihat,kakak rapuh gak ada kamu. Batin Mark. Menyeka air matanya yang menetes tanpa sepengetahuan Ten dan Jaehyun yang sibuk menelfon Donghyuck yang tak kunjung tiba.

"Mark, emang tadi Donghyuck izin sama kamu kemana? " tanya Ten yang sudah prustasi karena Donghyuck tak juga mengangkat panggilannya....

"Katanya tadi mau jemput lele di komplek sebelah, tapi gak tau sampai sekarang gak pulang pulang" Mark mengelus perutnya saat merasakan pergerakan bayinya.

....

Ditempat lain Lebih tepatnya di depan rumah ada seorang lelaki yang masih membujuk anaknya untuk pulang.

"Le, udah yuk pulang kasihan lo mommy udah nungguin kita, kan mau berdoa agar mommy sehat saat lahiran nanti" bujuk Donghyuck kepada anaknya itu yang masih memandangi rumah di depannya.

"Enggak mau daddy, lele mau nunggu dedek icung keluar ajakin kerumah kita sama aunty Jeno, dan uncle Jaemin"

"Chenle, dengerin daddy, mereka udah pindah jauh banget daddy juga gak tau mereka pindah kemana mereka udah gak tinggal disini lagi sayang"

"Enggak, Daddy bohong mungkin mereka lagi tidur makanya gak dengar kita pencet bel" mata Chenle sudah tampak berkaca kaca mendengar perkataan sang Daddy, ia berusaha untuk menyangkalnya.

"Daddy gak bohong le, mereka udah gak menempati ini lagi, uncle bawa aunty dan adek Jie"

"Kenapa uncle bawa adek Jie pergi, uncle jahat, lele Benci uncle Jaem hikss" Chenle tak kuasa menahan air matanya, suara tangisannya mulai terdengar.

"Lele,uncle bawa dek Jie pergi itu bukan tanpa alasan, uncle Jaem justru mau melindungi adek Jie, lagiankan lele sebentar lagi punya adik."

"Kenapa gak kerumah kita aja Daddy kan bisa mereka tinggal bareng kita, jaga adek Jie sama-sama" Chenle berusaha berbicara  dengan jelas walau tangisannya yang semangkin nyaring.

"Ada saatnya lele mengerti, sekarang kita pulang ya kasihan mommy khawatir pasti nungguin kita gak pulang dari tadi" Donghyuck menghapus air mata Chenle mengusap matanya yang sembab ia mengangkat Chenle ke gendongannya.

Sepanjang jalan pulang Chenle memandangi rumah JaemJen yang tampak sunyi berharap ada keajaiban pintu itu terbuka lebar dan muncul seorang bocah cilik yang begitu dia rindukan,sampai rumah itu tak kelihatan Chenle masih memandanginya.

sampai depan rumah Donghyuck bingung karena rumahnya terasa sepi ia masuk kedalam dan menemukan papa mertuanya yang duduk disofa memijat kepalanya.

"Pah kok rumahnya sepi, acaranya udah selesai? " tanya Donghyuck duduk di sofa sebelah Taeyoung. Mendengar suara menantunya Taeyoung menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar di sofa.

"Kamu kemana aja sih hyuck di telfoni gak diangkat, istri kamu sekarang lagi dibawa kerumah sakit tadi tiba-tiba saja dia pingsan"

Donghyuck membolakan matanya terkejut.

"Terus gimana keadannya sekarang aku susul mereka ya pah, Chenle sama kakek dulu ya nanti Daddy jemput" Donghyuck beranjak dari duduknya wajahnya terlihat sangat khawatir.

"DADDY MAU KEMANA" teriak Chenle namun tak ada satuan karena Donghyuck sudah memasuki mobil.

"Chenle sini sama kakek" Taeyoung menarik Chenle dan mendudukan di pangkuannya.

"Kakek, Daddy mau kemana, dan dimana mommy? " tanya Chenle mendongakkan kepalanya.

"Daddy susul mommy kamu di rumah sakit, tadi mommy kamu pingsan" Taeyoung mengelus rambut Chenle, biasanya ia melakukan ini kepada Jisung saat Jeno membawanya berkunjung kerumahnya, tak bisa dipungkiri ia juga begitu merindukan cucu kesayangannya dan juga anak bungsunya yang manis itu.

"Mae mark dimana dia baik-baik aja kan?"

"Donghyuck kamu tenang dulu, Mark masih diperiksa di dalam, kamu duduk dulu" Jaehyun mendudukan Donghyuck di kursi tunggu depan rawat Mark nafasnya tamoak memburu sudah bisa di tebak anak itu pasti berlari dari parkiran kesini.

Tak berapa lama pintu ruangan Mark terbuka dususul dokter dan beberapa perawat yang membantu dokter tersebut menangani Mark.

"Dokter bagaimana dengan kondisi istri saya? " tanya Donghyuck.

"Kita bicarakan ini diruangan saya saja mari ikut saya"

Sebelum mengikuti dokter, Donghyuck memesan kepada Jaehyun dan Ten untuk menjaga Mark sebentar.


"Jadi begini tuan menurut hasil yang kami dapat, istri anda terlalu banyak fikiran sehingga menyebabkan stress dan penurunan daya tahan tubuh, jika terus seperti ini resikonya bisa saja anak anda lahir prematur, sebelumnya saya sudah memberi peringatan untuk menjaga kesehatan hidup istri anda apakah dijalankan dengan baik? "

Donghyuck terdiam seribu bahasa rasanya pundaknya seperti  memikul beban yang begitu berat tubuhnya langsung lemas tak bersemangat.

"Apa istri dan anak saya akan baik-baik saja dokter? "

"Itu tergantung istri anda tuan jika dia tidak ada perubahan maka kami akan mengambil tindakan sebelum terjadi hal yang tak diinginkan, itu saja yang ingin saya sampaikan saya berharap anda bisa membantu istri anda untuk lebih baik lagi karena ini sangat beresiko untuk sibayi maupun ibunya."

Tak ada balasan dari Donghyuck ia masih memikirkan perkataan dokter tersebut.

.....

"Mark harus dengan bahasa apa aku bilang ke kamu jangan terlalu memikirkan masalah itu biarkan aku yang urus kamu tinggal nunggu hasilnya" Donghyuck menggenggam tangan sang istri yang masih pingsan. Ia merasakan jari Mark bergerak di genggamannya dan tak berapa lama mata indah milik simanis terbuka pelan.

"Mark kamu udah sadar sayang" Donghyuck berdiri dari duduknya dan mengelus pipi Mark Yang terlihat mangkin tirus, entah kemana hilangnya pipi gembul Mark.

"Kamu tenang aja aku baik-baik aja kok aku cuma kecapekan aja" Mark tersenyum kearah Donghyuck membalas genggaman suaminya tanpa sadar sudut matanya menitikan air mata.

"Hey kamu kenapa nangis ada sakit,bilang sama aku" ucap Donghyuck lembut tangannya terulur ke bawah mengelus perut Mark yang bulat.

"Maaf hyuck karena aku gak bisa menjaga diri aku,baby yang gak tau apa-apa harus ikut menanggung akibatnya" ucap Mark pelan suaranya terasa tercekat di tenggorokannya, air matanya terus mengalir membahasi bantal.

"Enggak sayang ini bukan salah kamu, ini salah aku juga yang lalai jaga kamu, udah ya jangan salahin diri kamu sendiri" Donghyuck menghapus air mata kesayangannya itu dan memberikan senyuman untuk memastikan bahwa ini bukan salah dirinya saja. Kalau difikir hari ini ia dua kali menghapus air mata kesayangannya pertama chenle dan kedua Mark sebegitu pengaruhnya Jeno dan Jisung di kehidupan Chenle dan Mark.

Saat sedang asik memandangi wajah Mark pintu ruangan terbuka menampakan seorang perawat yang membawa makanan untuk Mark.

"Maaf mengganggu, saya ingin mengantarkan makanan untuk nyonya Lee" ucap perawat tersebut ramah Donghyuck menerima nampan tersebut dan mengucapkan Terima kasih.

"Makan dulu ya kamu dari siang belum makan kan? "

"Gak mau hyuck aku gak nafsu makan"

"Makan sikit aja" bujuk Donghyuck.

Mark ingin menolak namun melihat tatapan tajam Donghyuck iya tak berani membantah.

"Jangan seperti itu kamu serem hikss" mungkin karena sedang hamil Mark menjadi sensitif.

Tanpa banyak bicara Donghyuck menarik tiang infus Mark lebih dekat dan mengangkat Mark kepangkuannya Mark terkejut saat tubuhnya terasa melayang

"Maaf aku gak bermaksud buat kamu takut sayang, tapi kamu lagi hamil perut kamu gak boleh kosong nanti baby mau makan apa, makan sikit aja ya, yang penting perut kamu terisi makanan" Donghyuck kembali menghapus air mata yang membasahi pipi Mark.

Karena tak ingin menambah masalah Mark pun akhirnya mau memakan bubur tersebut yang rasanya hambar.

"Gak enak buburnya" rengek Mark.

"Ya namanya juga makanan rumah sakit mau enak noh di mc'd"

"Boleh? "

"Boleh, tapi jangan salahkan aku kalau mc'dnya besok tutup"Donghyuck berujar enteng Mark langsung melunturkan senyumnya.

Setelah beberapa menit mangkuk buburnya sudah kosong Donghyuck memberikan Mark obat untuk diminum.

"Udah mau jam tengah sepuluh tidur gih"
Ketika melihat Mark sudah menutup mata Donghyuck berjalan kearah sofa yang berada di ruang rawat Mark merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

Jam 00:23 Mark terbangun dari tidurnya ia berusaha untuk tidur lagi namun tak bisa karena gabut ia memainkan ponsel Donghyuck yang di letakan di meja dekat ranjangnya,tak selang lama nomor tak dikenal menelfon ke nomor suaminya.

Mark ragu untuk mengangkatnya takutnya kejadian beberapa bulan lalu terulang kembali ia mematikan panggilan tersebut sampai nomor tersebut berulang kembali menelfon nya.

"Siapa sih ni orang gatel banget nelfoni laki orang" gumam Mark kesal karena merasa kesal ia mengangkat panggilannya.

Siapa sih lo gatel banget nelfoni laki orang gak tau ini udah malam"ucap mark dengan ketus.

"Hallo" ucap orang itu

Suara itu jelas Mark mengenal siapa pemilik suara itu ia begitu terkejut,menutup mulutnya rapat air matanya tak dapat dia bendung

"J, Jeno, ini benar kamu" ucap Mark memastikan.

"Iya kak ini Jeno maaf ya ganggu kakak malam-malam gini"

"Enggak kami gak ganggu, maaf kakak gak tau kalau yang nelfon kamu,kakak kangen banget sama kamu sayang kenapa pindah gak ngabarin kakak?" Mark terisak menutup mulutnya kuat menahan is akan ia begitu senang mendengar suara sang adik.

"Video call aja ya kak aku mau lihat keadaan kakak"

Mark langsung mengalihkan panggilannya ke video call, ia begitu sangat bahagia melihat wajah sang adik di layar handphone.

"Hay, kakak gimana kabarnya? " tanya Jeno memulai pembicaraan.

"Kakak lagi gak baik-baik aja lihat sekarang kakak lagi dirawat di rumah sakit" Mark mengarahkan ke kamera belakang.

"Hah kakak sakit apa? "

"Tadi waktu acara syukuran di rumah,kakak pingsan karena kecapean jadinya sekarang di rawat dirumah sakit"

"Astaga kak, kok bisa sampai kecapean sih harus jaga kesehatan dong nanti ponakan aku kenapa napa"

"Uhh perhatian banget sih adek aku ini mangkin sayang dehh" btw kamu pindah kemana Jen? "

"Maaf kak untuk saat ini aku belum bisa kasih tau kakak aku dimana sekarang, tapi suatu hari nanti aku bakal kasih tau kakak"

Jeno sebenarnya tak tega melihat wajah murung Mark yang terlihat sangat senduk tapi ia juga tak mau Jaemin marah kepadanya.

"Jen bisa arahin kamera handphone kamu ke Jisung aku kangen banget sma dia pengen lihat wajahnya"

Jeno menurut mengarahkan kameranya ke hadapan Jisung yang tidur terlentang dengan mulut tersumpal empeng, Mark tersenyum lebar saat melihat wajah damai Jisung yang polos saat tertidur.

"Kangen banget aku tuh sama ponakan manisku" ucap Mark lemas.

"Sabar ya kak ada waktunya kita untuk bisa kumpul lagi" ucap Jeno.

"Nah gantian dong Kak aku juga mau lihat ponakan gantengku sama yang di perut"

"Chenle gak ikut ke rumah sakit, dia dirumah sama mama papa, baby aja ya" Mark mengarahkan kamera ke perutnya dan mengelusnya memutar.

"Wih kok bisa gede gitu kak? " ucap Jeno takjub

"Yeuu kek gak pernah bunting aja lu Jen"

Jeno terkekeh mendengar nada kesal sang kakak, Mark terkesima mendengar suara ketawa Jeno yang begitu ia rindukan tanpa sadar bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman manis yang sudah lama ia tidak tunjukkan.

Sangkin asiknya mereka bercerita Jeno tak menyadari Jaemin yang terbangun, Jaeminmendudukkan dirinya diranjang, memperhatikan Jeno yang sedang vc menghadap jendela ia berjalan pelan saat berada di belakang Jeno ia mengintip siapa yang sedang berbicara kepada Jeno malam-malam begini saat tau siapa orang itu Jaemin langsung merampas HP Jeno dan memutuskan panggilannya. Jeno terkejut ia reflek bangkit tubuhnya oleng akibat gerakan tiba-tibanya namun langsung di tangkap oleh Jaemin.

"Siapa yang menyuruhmu untuk menelfon mereka sayang" ucap Jaemin dingin ia meremas pinggang Jeno yang membuat Jeno sedikit meringis

Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 131 4
Awal mula seorang Raja yang bernama Damian Drystan datang ke kerajaan Akratama untuk mencari calon istri nya. Tapi di balik niat nya untuk mencari ca...
2M 254K 39
"Pembunuh tetaplah pembunuh. Maka sebagai gantinya, kau juga harus mati." "Harusnya kau yang mati, lantas kenapa harus dia?" "Semua ini karena kau!" ...
55.9K 3.2K 20
One-two-three shoot Nomark. jeno as dom mark as sub LOKAL
7.1K 440 9
annyeong everyone yang cantik cantik dan yang ganteng ganteng selamat datang di WP yang gw buat . CEO Jeno yang terobsesi oleh maid boy nya bernama M...