Kawin Kontrak

By Karomisaja

101K 7.6K 346

Seorang CEO yang diminta untuk cepat menikah oleh ayahnya dikarenakan dia ingin segera memiliki cucu. Namun... More

Cast
1
2
3
4
5
6
7
8
9 [M]
10
11
12 [M]
14
15
16 [M]
17
18
19
20
21

13

5.5K 379 17
By Karomisaja

#1 Vote
#2 Happy reading

★★★

Becky terbangun tepat pukul tujuh pagi, ketika matahari menyinari wajahnya untuk membuatnya bangun. Membuka matanya secara perlahan dan tersenyum ketika ia sadar ada tangan yang memeluknya dari belakang; bertengger nyaman di perutnya.

Badannya sangat pegal dan lelah. Bagaimana tidak, freen terus berkata 'one more time' sebanyak empat kali setelah ronde pertama.


Becky membalikkan badannya untuk melihat orang yang membuatnya pegal itu. Memperhatikan wajahnya; ia begitu sempurna. Dengan hidung mancung, ukiran alis yang berbentuk serta kedua bibir yang sedikit membengkak akibat semalam.

Becky tersenyum melihat kecantikan wanita ini, ia mendorong pelan badan freen untuk membuatnya terlentang lalu dengan sengaja dirinya beranjak dari posisi tidur untuk berpindah menjadi diatas badan freen.

Becky menangkup kedua pipi freen; ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencium freen. Alhasil beberapa kali ia cium dan kecup; mencoba membangunkannya.

"Good morning, honey." Sapa freen dengan suara khas orang bangun tidur. Terbangun karena geli akan ciuman dan kecupan yang becky layangkan. Tapi ia tidak bisa menolaknya, bukan?

"Morninggg." Sapa balik becky dengan tersenyum sumringah.

"Kamu gapapa?" Tanya freen khawatir, dengan mengelus paha telanjang becky dengan lembut yang berasa dibalik selimut itu.

"Hum! cuma.. sedikit perih. Tapi gapapa kok, ga sesakit yang sebelumnya." Ujarnya yang membuat freen hanya tersenyum.

"Tapi lain kali, aku yang mau diatas." Ucap becky.

"Kamu belum jawab pernyataan aku semalam." Freen mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Jujur, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika becky menginginkannya.

"Pernyataan apa?"

"I love you." Ujar freen dengan tulus.

"I love you too."

"I love you so bad, ma'am."

"I love you more, daddy."

Telak. Freen tidak bisa berkata apa-apa ketika dirinya disebut 'daddy'

"You just call me daddy? really becky? you wanna try morning sex with me, hm?"

"NOOOOO!!" Teriak becky.

Ayolah, ini masih pukul tujuh pagi dan baginya ini terlalu dini untuk melakukannya. Bisa-bisa pekerjaan rumahnya tidak dapat selesai jika harus melayani nafsu dari freen.

"Ayo siap-siap, kamu harus kerja. Aku gamau ya kita hidup di jalanan." Becky beranjak turun dari kasur lalu memunguti pakaiannya dan langsung memakainya tanpa menggunakan dalaman.

Freen hanya diam, beberapa menit kemudian ia pun turun dari kasur untuk bersiap-siap pergi ke kantor. Sedangkan becky sibuk di dapur untuk membuat sarapan bagi keduanya.

★★★

"Hari ini kamu mau kemana?" Tanya freen dengan memakan sarapannya.

"Gatau, ngga akan kemana-mana kayaknya. Emangnya kenapa?"

Freen hanya menggelengkan kepalanya. "Ngga, nanya aja. Yaudah diem aja dirumah ya? aku bakalan selesaiin kerjaannya cepet. Habis itu kita ke dokter."

"Ha ngapain?"

"Kamu lupa? kita belum nerusin program hamil kita."

Becky seketika teringat; itu tujuan freen mengajaknya menikah. Memberikan ayahnya seorang cucu. Sama halnya dengan kedua orangtuanya.

"Oh iya, yauda cepetan ya. Jangan lama-lama ngerjain kerjaannya."

"Target selesai jam dua sampai jam tiga, ok? kamu siap-siapnya di jam segitu aja." Freen mencoba memberi saran.

"Gamau, aku males siap-siap. Takut gajadi."

"Yaudah siap-siapnya waktu aku dateng aja."

"Ay ay captain." Patuh becky dengan melakukan gerakan hormat layaknya anak kecil yang penurut.

★★★

"Sayangggg!!!" Teriak seorang wanita yang memasuki ruangan freen. Ia berjalan dengan begitu cerianya, namun ia melihat tatapan freen yang seperti tidak menyukainya.

"Kamu ngapain dateng kesini? udah aku bilang, jangan dateng ke kantor. Biar aku aja yang dateng ke apart kamu." Omelnya.

"Tapi kan.. kamunya lamaa aku mau oleh-oleh aku." Wanita itu menagih janji freen.

"Aku ga bawa, lupa. Udah sekarang kamu pulang." Usir freen.

"Ihh, kamu beneran ngusir aku? aku kangen banget sama kamu." Ucapnya sedih dengan mengalungkan tangan di leher freen. "Can i kiss you?"

"Sela!" Bentak freen ketika wanita itu hendak mencium bibirnya. Ia juga melepaskan paksa tangan yang berada di lehernya itu.

Ya, wanita itu adalah sela.

"Kamu kok jadi tempramental gini? aku ada salah? ga biasanya kamu kayak gini."

"Aku lagi banyak kerjaan, mending kamu pulang daripada aku omelin kamu terus."

"Yauda cepetan beresin kerjaannya. Habis itu, anter aku belanja. Itu gantinya, karena kamu ga bawain aku oleh-oleh." Ucapnya lalu kembali mendekat kearah freen untuk ia kecup pelan pipinya.

"See u later, honey." Pamitnya meninggalkan ruangan itu.

Freen hanya bisa memijat pelipisnya pusing. Dia bingung, bagaimana cara menjauhkan sela dari hidupnya. Disisi lain, sela asa ruang tersendiri di dalam hatinya.

★★★

"Ni lu lagi ngelawak ga sih?" Tanya diana tidak percaya akan apa yang telah terjadi di kehidupan freen belakangan ini. Saat ini, mereka berdua sedang menyantap makan siang di kantor freen. Lebih tepatnya, di ruangan freen.

"Lu udah nyatain cinta sama si becky, tapi lu masih pacaran dan ga tega sama si sela? terus ni gua ga salah denger apa? sela ada ruang tersendiri di hati lu? pfffttt." Ucap diana dengan menahan tawa.

"Apanya yang lucu sih?"

"Lu yang lucu. Naikin saham perusahaan pinter, giliran cinta-cintaan begini bloon."

"Yeuuu, gua minta lu kesini tu buat minta solusi. Bukan buat nistain gua." Kesal freen dengan memutarkan bola matanya malas.

"Ya maap, abisnya muka lu itu tampang-tampang orang yang pantes buat di nistain."

"Udah ah, jadi ini gimana? gua harus gimana?"

"Pilih salah satu."

"Tapi-"

"Pilih salah satu atau lu kehilangan semuanya."

Freen bimbang, namun ia rasa.. saran dari sahabatnya ini memang benar. Ia perlu memilih agar tidak menyesal nantinya.

"Gua pilih becky." Ucap freen dengan serius.

"Buktiin."

★★★

"Becky? kamu udah siap-siap?" Tanya freen yang sedang menaiki anak tangga menuju kamar becky.

Sesuai janjinya, freen menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Pukul dua siang dia sudah membereskan semuanya. Namun ia lupa untuk menelepon becky untuk memberitahunya bahwa ia telah selesai.

Setelah sampai di depan pintu kamar becky, freen membukanya lalu menampakkan tubuh mungil becky yang sedang tertidur diatas ranjang; membelakanginya.

"Gemes." Gumamnya lalu mendekat; duduk di tepi ranjang dan menyingkirkan rambut becky yang menghalangi wajahnya.

Ia kecup pelan pelipis hingga pipinya mencoba untuk membangunkannya.

"Sayanggg bangunnn." Titah freen dengan kembali mengecup-ngecup muka becky dengan bibirnya.

"Umh~? kamu kapan pulang?" Tanya becky dengan suara huskynya.

"Baru aja, ayo kamu siap-siap terus kita pergi ke dokter."

"Yaudah aku mandi dulu." Pamitnya lalu beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

"Ikut."

"Freen sarocha?"

"Hehehe bercanda sayang." Entahlah, ketika becky menyebut namanya secara lengkap. Ia sedikit takut.

★★★

"Aduh kenapa ga tenang gini ya?" Tanya becky sembari memegangi tangannya cemas.

"It's okay, ada aku." Jawab freen menenangkan dan meraih tangan itu untuk ia genggam.

"Atas nama becky armstrong!" Setelah tiga puluh menit menunggu, akhirnya nama becky pun disebut; ini giliran mereka.

"Halo, selamat siang~" Sapa dokter itu ketika melihat mereka memasuki ruangannya.

"Selamat siang." Mereka menjawab sapaannya lalu duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan dokter.

"Jadi, kalian kesini tinggal memilih sel sperm untuk membuat nona becky hamil. Bisa di katakan bibit. Saya ga mungkin langsung main tanam aja. Jadi, disini ada beberapa foto dari pemilik sel pembuahannya yang mungkin cocok untuk kalian." Jelas dokter itu dengan mengeluarkan beberapa foto dari lacinya.

"Kamu mau yang mana?" Tanya becky bingung; semua fotonya tampan.

"Paling kanan."

"Yaudah dok, yang paling kanan."

"Baik, sekarang tinggal pengambilan sel telur dari nona freen. Untuk nona becky mau menunggu diluar atau disini?"

Mendengar pernyataan dokter, alis becky berkerut tidak senang. Apa yang akan dokter lakukan dengan freennya?

"Tenang nona becky, sayang tidak akan melakukan apapun dengan nona freen." Ujar dokter, ia sasar akan raut muka becky yang berubah drastis.

"Eh? hehehe iya dok, aku nunggu disi-"

"Kamu tunggu diluar aja ya? aku malu." Pinta freen dengan muka yang merah. Ia benar-benar malu.

"Ah okay, dok ini bakalan lama ga ya?"

"Sekitar lima menit lagi nona becky bisa masuk, nanti saya panggil."

"Baik dok, see u." Ucap becky pamit dan membisikkan kata terakhirnya di telinga freen.

Lima menit berlalu dan benar saja ia sudah dipanggil dokter untuk kembali memasuki ruangan itu.

"Kalian tunggu disini dulu ya, selama sepuluh menit. Waktunya tolong dipakai untuk menenangkan nona becky."

"Baik dok."

"Kamu tenang aja, okay?" Ucap freen menenangkan; namun anehnya ia malah mengelus paha ramping istrinya.

Becky melirik kesal "Gausah mesum."

Freen hanya terkekeh melihat reaksi becky yang menurutnya lucu.

Sepuluh menit berlalu namun dokter belum juga kembali.

"Ini dokternya kemana ya? udah lima belas menit." Becky mengeluh lalu menyenderkan kepalanya di bahu freen. Freen dengan senantiasa merangkul becky; mengelus rambutnya pelan.

"Abis ini kita makan ya?" Becky hanya mengangguk patuh, ia pun kembali duduk normal saat dokter memasuki ruangannya lagi.

"Baik, nona becky bisa duduk di tepi ranjang?"

★★★

Singkat cerita, proses pembuahan yang mereka lakukan di rumah sakit telah usai. Mereka tinggal menunggu dua minggu untuk kembali ke rumah sakit itu untuk melakukan kontrol.

"Kenyang ga?" Tanya freen setelah melihat becky menyelesaikan makannya.

"Tangan aku jadi lemes gegara di suntik tadi." Becky mengeluh dengan sedikit melakukan peregangan di tangannya; merasa pegal.

"Kalo gitu kita pulang aja ya? mungkin itu efek sampingnya," Freen pun membuka dompetnya lalu menaruh beberapa lembar uang di mejanya. "Ayo."

Becky pun berdiri dibantu dengan freen menuju mobil mereka.

"Maaf yaa gajadi main." Ucap becky merasa bersalah. Karena mereka berencana untuk pergi jalan-jalan selepas makan.

"Gapapa, yang penting kamu sehat dulu aja. Okay?"

★★★

Beberapa menit berlalu; mereka menghabiskan waktu dijalan untuk mengobrol, mencoba untuk lebih mengetahui lebih dalam satu sama lain. Dengan diselingi beberapa senda gurau.

"Kakak malam ini tidur di kamar aku yaa." Pinta becky dengan memegang tangan freen.

"Ay ay captain!"

To be continued...
Latepost, gomen

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 66.1K 56
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
697K 53.3K 21
Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpaksa merahasiakan pernikahannya dengan Cleo selama sa...
316K 23.7K 45
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
9.4M 118K 47
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...