Bantu Vote Komen ya!...
✧HAPPY READING ✧
Tandain Typo nya.
✧෴♡෴✧
Pukul 02.25.
Duyi memggeliat dalam tidurnya, Erios terus menatapa tubuh mungil yang terbalut selimut itu.
"Eungh," lenguhan Duyi membuat Erios tersadar dan menjauhkan wajahnya.
"Udah bangun?" Tanya Erios mengusap dahi Duyi lembut, "panas nya udah turun!"
Duyi mengerjap kan matanya karena lampu menyilaukan pandanyannya, "kok udah balik?" Tanya Duyi pelan.
"Lo ketiduran tadi."
Duyi mengangguk, kepalanya berdenyut merasakan sakit yang melanda, "Erios ambilin obat," pinta Duyi menunjuk nakas yang cukup jauh.
Erios mengambil kotak yang berisi obat obatan yang selalu dikonsumsi Duyi, "nih!" Erios menyerahkan nya.
Duyi mulai menuangkan satu persatu kapsul tersebut hingga jumlah nya tujuh butir, Duyi menelannya beberapa hingga habis dengan air minum yang membantu nya.
Erios memejamkan matanya seolah merasakan apa yang Duyi rasakan, "udah?" Melihat Duyi yang mengangguk, Erios menyimpan kotak tersebut.
Erios membantu Duyi merebahkan tubuhnya, membenarkan selimut hingga perbatasan leher, "istirahat, besok gausah sekolah dulu!"
Cup
Erios mengecup dahi Duyi cukup lama, tersenyum manis dan keluar kamar tidak lupa ia juga mematikan lampu utama.
Duyi tersenyum dengan pencahayaan kamar yang remang remang, ia merasakan kehangatan dari Kakak laki laki.
✧
✧
✧
Pukul 07.30.
"Sstt! Bangun!" Erios menggoyang kecil tubuh Duyi.
Duyi menggeliat kecil, mengerjapkan matanya hingga benar benar terbuka sempurna, "lo gak sekolah?"
Erios menggeleng dan tersenyum kecil, "yakali lo gue tinggalin, entar mati gue juga yang kena."
Duyi memutar bola mata malas, "gak ikhlas lo mah!"
Erios mengecup surai Duyi cukup lama, "ikhlas kok, lo adik gue. Jadi harus gue sayangin, ya gak?" Tanya Erios menggoda dengan menaik turun kan alisnya.
"Sikat gigi, cuci muka. Ntar makan biar lanjut!"
Duyi yang mengerti arah pembicaraan Erios mengangguk dan melaksanakan yang diperintahkan Erios.
Cukup lama, setelah dari kamar mandi dan makan. Duyi dan Erios duduk berlesehan di atas karpet berbulu dengan laptop masing masing.
Erios membajak kamera mini yang ia rekat kan di dinding kamar inap Arvanzo, Duyi menyalin rekaman di Rumah sakit kedalama flashdisk.
Erios sedang mengekspor data lainnya, "lo ngapain?"
Duyi menunjukkan layar Ponsel nya dan mendengar kan rekaman tersebut bersama Erios.
"Hallo, kenapa tuan?"
"Tolong cari informasi, tentang Erios Ternoz Forrey. Secepatnya, saya membutuh kan itu!"
"Baik tuan!"
Tut
Hening sebentar.
"Kenapa baby?"
Duyi dan Erios terkejut mendengar nya, apa apaan?.
"Kau puas?"
"Sangat baby, bila perlu bunuh saja dia. Aku kesal sekali dengannya, jadi bagaimana keadaannya?"
"Sekarat, hehe!"
"Eum, baiklah. Aku cukup sibuk, bisa kita lanjut nanti?"
"Baik sayang!"
Tut
"Cih, dasar jalang kecil!"
Duyi dan Erios menunggu lanjutan yang masih cukup panjang, Duyi menampilkan wajah pucatnya entah karena apa Erios tidak tahu.
"Hallo ada apa Keano?"
"Tolong datang ke gedung yang berada dihutan dekat tempat kecelakaan gadis itu, ada yang ingin ku bicarakan!"
Duyi mematung, apa kah yang dimaksud itu diri nya?.
"Kapan?"
"Besok, jam sepuluh malam! Aku harap kau datang."
"Baiklah baiklah, aku akan datang. Dengan barang itu?"
"Ah iya, bawa barang itu bersamamu!"
Tut.
Cukup lama Duyi dan Erios mendengar, yang tertangkap hanya ucapan Gavano yang membuat Duyi kembali menangis dalam diam.
Erios menghentikan rekaman tersebut, memeluk tubuh Duyi yang bergetar takut dan khawatir, "Erios, tadi itu suara Mama gue!"
Erios menegang, "yang bener lo?"
Duyi mengangguk dalam pelukan Erios, "iya, gue harus gimana? Pasti mereka mau apa apa!"
Erios menenangkan Duyi, "udah ya, jangan nangis terus!"
Keduanya diam dalam posisi itu.
✧
✧
✧
Pukul 19.35
Duyi dan Erios duduk di Restoran milik Erios, keduanya menunggu pukul 22.
Duyi sudah menghabiskan satu box cake dan dua gelas chocolate panas, "mau lagi!" Duyi menunjuk cake nya yang sudah habis tak tersisa. Bahkan Duyi sedang menjilati sendok dan jarinya yang terkena cream.
Erios memutar bola mata malas, ia menekan bel di atas meja dan pelayan datang.
"Mau apa?"
"Em, tiramisu, coklat, matcha sama stroberi em, coklat panas nya dua deh, hehe!"
Erios dan pelayan tersebut menganga, "mau lo apain sebanyak itu?" tanya Erios tidak habis pikir, tak urung ia tetap meng-iya kan permintaan Duyi.
Duyi mengetuk jari telunjuk nya dipipi, "makan ama minum lah, yakali di sumbangin. Kan gue masih mau!"
Erios memutar bola mata malas, "serah lo bocil!"
Duyi mendelik kesal, "mata lo bocil, udah gede gini juga!"
Erios menaikkan sebelah alisnya, "apanya yang gede?"
Plak
"Aws!" Erios mengusap bahunya yang dipukul Duyi, "kasar banget jadi cewek!"
"Mesum banget jadi cowok!"
✧
✧
✧
Pukul 21.40.
Setelah perdebatan panjang, Duyi dan erios mengendarai Mobil Lamborghini Erios ketengah hutan yang cukup jauh.
Duyi mengagumi Mobil yang ia naiki, "anjay, berasa kece gue begini!" pekik Duyi girang.
Erios memutar bola mata malas, "norak, gue ajakin naik pesawat gimana lagi? Dasar cewek!"
"Mata lo, gak semua cewek mementingkan kemewahan!" sunggut Duyi tidak terima, Erios lagi nyalahin cewek ini!.
"Heleh, giliran diajakkin naik bejak nyaho lo!"
"B_A_C_O_T, BACOT!"
Keduanya diam beberapa saat, kini keduanya sudah sampai didekat gedung tua yang akan mereka selidiki.
Tidak lama, sebuah Mobil hitam memasuki pekarangan gedung gua tersebut. Karena posisi mereka yang berada dibalik semak semak jadi sorotan lampu Mobil, tidak menampakkan mereka.
Erios memakai masker, kaca mata, topi dan jubah hitam nya, Duyi menggembungkan pipi nya menahan tawa.
"Anjer, lo mau ngapain? Mata matain atau, mau cosplay Vampir?"
Erios memutar bola mata malas, melempar paper bag yang langsung ditangkap Duyi, "pakai! Gue tunggu lo di dekat pintu masuk!" Erios berjalan santai menuju gedung tua itu.
Duyi masih terdiam, saat sadar ia langsung memeakai benda yang sama seperti Erios, "anjay, kece juga gue begini hehe!"
Keduanya berjalan mengendap endap, ralat hanya Duyi karena Erios dengan santai nya berjalan didepan sana.
Citt
Citt
"Eh, bajing!" pekik Duyi melompat kecil karena terkejut mendengar suara tikus, "anjer, tua bet nih gedung."
Duyi berhenti saat melihat Erios berhenti, ternyata didepan sana Keano dengan seorang Pria sedang berbincang.
Erios merogoh saku nya dan mengotak atik ponselnya, Duyi mengernyit saat suara dari Ponsel Erios sesuai dengan gerakkan bibir Keano. Ternyata Erios sudah memasang penyadap di jaket yang Keano kenakan, Duyi sampai bingung kenapa Keano dan Arvanzo hampir tidak pernah mengganti jaket mereka.
Duyi menutup mulut nya dengan kedua tangan saat mendengar percakapan kedua orang itu, saat Duyi akan melangkah masuk Erios dengan cepat mencekal pergelangan tangnnya dan menggelang.
"Jangan gegabah, biarpun lo tau. Jangan buru buru, nikmatin aja proses nya. Lo hanya perlu tau, dan bergerak saat waktu nya!" ujar Erios dengan seringaian mengerikan.
Duyi menghela napas kasar, "keselek fakta gue mah, gila bet emang. Sebanyak itu rahasia yang disembunyiin dari gue? Bahkan dia rela bunuh orang yang tau hal itu? Bahkan Arvanzo? Gila gila," Duyi tertawa hambar, tidak percaya dengan fakta yang terus terungkap.
Erios menggelengkan kepalanya, "sebenernya gue lebih keselek fakta, dari pada lo! Tapi udahlha biarin dulu, selagi hidup gue tenang. Ayo balik!"
Duyi hanya pasrah saat Erios menarik pergelangan tangannya untuk pergi, keduanya pergi tepat pada pukul 22.45.
✧෴♡෴✧
✧GOOD LUCK✧
Bantu Vote dong, biar aku semangat.
Komen juga ya!
🐷 Happy day!!!