NAYLA CHANTIKA

By fey_m9wp

2.7K 1.2K 360

Cerita ini diambil dari kisah nyata author, tapi tidak semua alur seperti kisah nyata tersebut ada juga hasil... More

Prolog!
01. Masuk sekolah baru
02. Tugas kelompok
03. Hukuman
04. Cafe & Pasar Malam
05. Rumah Sakit
06. Pergi
07. Tuduhan
08. Misi
09. Sani?
10. Date??
11. Olimpiade
12. Codingan
13. Perasaan
14. Alana
15. Donor Darah
16. Ketua Axlesaria???
18. Tertangkap Basah
19. Halaman Belakang Markas
20. Kertas Misterius
21. Keromantisan Cakra
22. Penculikan & Kepulangan
23. Kembalinya Axlesaria
24. Pengumuman
25. Suatu Pesan
26. Bimbingan
27. Materi

17. Seleksi

46 14 1
By fey_m9wp

Dua hari berlalu kini Alana dan Rehan sudah diperbolehlan pulang, kondisi Rehan juga sudah mulai stabil begitupun dengan Alana.

Pagi ini seluruh siswa yang mengikuti tangkai olimpiade telah kumpul di aula lantai tiga sekolah. Nayla dan Yuna duduk dikursi depan, dari seluruh tangkai perlombaan 59 murid yang terdaftar dan berkumpul di aula.

Mis Riva selaku pembawa acara menyebutkan apa saja acara kali ini. Kelas Bahasa 1 tiga orang izin untuk tidak mengikuti pelajaran dikelas hari ini Nayla, Yuna dan Akasar Aldrige ia mengambil olimpiade dalam bidang Matematika.

Mis Riva terlebih dahulu mengucapkan kata salam dan sambutan. "Acara yang pertama yaitu sambutan dari Waka Kurikulum dan yang kedua yaitu sambutan dari bapak Sayudi Mahendra selaku kepala sekolah dan terakhir penutup."

Setelah mendengarkan sambutan dari Waka Kurikulum sekarang giliran sambutan dari kepsek. "Pertama-tama saya ucapkan terimakasih untuk bapak ibu pj dan semua murid yang turut berpatisipasi dalam ajang perlombaan ini, perlombaan ini akan dilaksanakan dibali masih ada tujuh bulan lagi untuk mempersiapkan semua, jika sekolah lain belum ada persiapan maka sekolah kita harus jadi contoh dan memulai terlebih dahulu. Satu lagi untuk siswa yang akan terpilih nantinya bapak ucapkan selamat dan untuk yang lain jangan putus asa, perlombaan ini akan digelar tiga tahun sekali jadi tahun ini gagal bisa mendaftarkan diri lagi untuk tahun berikutnya."

"Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Sayudi Mahendra atas sambutannya, untuk selanjutnya penutup." semua mengucap hamdala.

Guru pj berbagai tangkai sudah berdiri dibelakang. Mis Riva menyebutkan satu persatu siswa yang akan mengikuti seleksi kali ini.

"Pertama dari tangkai Desain Web Zai, Alvin, Bintang, Komang, Nayla." ujar Mis Riva menyebutkan nama yang akan mengikuti seleksi Desain Web. Nayla bertos ria kepada Yuna sebagai bentuk semangat. Setelah itu menyusul Pak Raka dan teman temannya.

Mis Riva pun melakulan hal yang sama hingga semua peserta sudah sama dengan guru pj-nya masing masing.

******

Nayla menghadap komputer didepannya begitupun dengan peserta yang lain. Soal kali ini yaitu mengerjalan 50 soal tentang materi yang dirinya terima.

Nayla mengerjakannya dengan santai hingga kini 15 soal dirinya lewati dan membaca soal berikutnya.

"Assalamualaikum." salam orang itu dan segera memasuki ruang seleksi.

"Waalaikumsallam." orang itu bersalaman dengan Pak Raka.

Nayla tak menoleh kearah orang itu dirinya harus fokus untuk mengerjakan soal-soal didepannya ini. Nayla menolehkan pandangannya ketika Pak Andri masuk untuk memotret.

Setelah Pak Andri keluar kini anak osis datang dengan membawa snak untuk gurunya itu. Zai yang telah menyelesaikan soalnya diam ditempat dengan memutar-mutar pulpen yang disediakan untuk menulis code nanti.

Pak Raka yang menyadari Zai sudah selesai pun bertanya. "Kamu sudah selesai Zai?"

"Sudah Pak." orang yang duduk disamping Pak Raka itu bangkit dan mengontrol peserta yang sedang mengerjakan soal-soalnya.

"Waktunya masih lama lima belas menit lagi." ujar orang itu.

Nayla sudah selesai tapi ia mengecek ulang jawaban jawaban sebelumnya. Dirasa sudah pas ia pun meng-klik tombol kirim. Tau kan tombol kirim ketika kita ngerjain soal digoogle form🙆‍♀

Tak terasa lima belas menit berlalu. "Semua sudah selesai." tanya Pak Raka.

"Sudah Pak." jawab mereka serempak.

Pak Raka pun membagikan tiga lembar kertas, soal menulis code hanya 10 tapi Nayla tak yakin dengan dirinya dia hanya hapal beberapa saja.

Ketika sudah Nayla kembali menulis code-code yang dirinya tahu ntah benar atau salah yang penting dirinya sudah berusaha.

Soal kesatu sudah dirinya lewati karena dianggap terlalu gampang, kini ia membaca soal nomor dua.
'Tuliskan code untuk membuat halaman seperti dibawah ini'

Nayla menggaruk kepalanya yang tak gatal, sial tadi dirinya hafal dengan code untuk membuat seperti itu tapi kenapa sekarang dirinya malah lupaa.

Nayla mengingatkan-ingat seraya memasukkan code tersebut dikertasnya, hingga beberapa kali ia coba tapi hasilnya sama dicore-coret kertas itu. Nayla mengangkat tangannya.

"Pak ini saya tulis code nomor dua dibelakangnya ya."

"Oh iya gapapa." Nayla merasa tidak familiar dengan pemilik suara ini, ia pun tak memikirkan hal itu ia lanjut untuk mengerjalan soal didepannya.

<form>
....
      <label for ="nama">Nama:</label>
      <input/><br/>
      <label>Alamat:</label>
      <input     />
</form>
....

Nayla berhasil menulis code untuk membuat tampilan seperti itu, Nayla pun menulis hingga ada satu soal yang dirinya tidak kerjakan.

Waktu untuk penulisan code selesai hingga kelima peserta itu mengumpulkan lembar kertas itu. Nayla sontak kaget dengan keberadaan Cakra dalam ruangan ini, tak ambil pusing ia kembali duduk ditempatnya semula.

"Yang terakhir lima soal praktik nulis code dikomputer." kini giliran Cakra yang disuruh untuk membagikan kertas yang sudah terdapat code-code. Peserta yang sudah dapat kertas itu lantas membuka Data-D untuk membuat foldernya seperti yang Pak Raka ajarkan beberapa minggu lalu. Nayla menulis code dari kertas itu kedalam komputer didepannya. Giliran disoal terakhir disuruh untuk menampilkan gambar ia bingung karena dikomputer-nya tidak ada foto apapun hanya ada foto anak kelas sebelah, masak iya dirinya memasukkan foto itu dalam codingannya?

"Pak ini tidak ada gambar sama sekali, hanya ada fotonya Rina anak kelas Bahasa 2." Cakra pun datang menghampiri Nayla.

"Pakai foto itu saja." Nayla mengangguk dan mulai mencari kode dalam foto itu untuk dirinya tulis didalam codenya.

Bintang menyelesaikannya praktik tulis code itu dan menunggu yang lain selesai.

"Semuanya sudah?" tanya Pak Raka.

"Sudah Pak." jawab Bintang Nayla dan Zai. Sedangkan Komang dan Alvin masih sibuk mengotak atik keyboard didepannya.

"Yang haus ambil sini." ujar Pak Raka. Bintang dan Zai lantas maju mengambil semua Aqua.

"Gak minum Nay?" tanya Pak Raka.

"Gak haus Pak." diakhiri dengan senyum kikuknya.

"Oh iya kenalkan ini Pak Cakra dirinya sekarang tengah mengambil S1, dia mengambil jurusan RPL dan untuk siswa nanti kepilih maka bimbingan akan bapak berikan kepadanya. Nayla tentu kaget dengan penjelasan Pak Raka.

"HAH." Pak Raka yang mendengar itu bertanya.

"Kenapa Nay." Nayla pun menggeleng.

"Kenapa harus Cakra sih." batinnya.

******

Nayla kembali kekelas, jam menunjukkan pukul 11.35 yang sebentar lagi akan zuhur, Nayla menelfon Yuna karena tadi dirinya pisah. Nayla tadi melewati ruangan dimana Yuna malakukan seleksi, namun sepi.

"Em-Kamu dimana."

"Dirumah Nay."

"Loh udah pulang?"

"Udah, kamu pulang aja hari ini pulcep karena tadi banyak guru yang jadi pj makanya dicepetin pulangnya."

"Yaudah."

Nayla mengambil tasnya dan bergegas keluar untuk mencari taxi, dirinya sekarang jarang membawa motor sendiri karena cuaca yang sangat panas membuat Nayla malas.

"Mau pulang?" tanya orang itu ketika dia berjalan dikoridor seorang diri.

Ia pun menoleh ternyata Bintang yang bertanya kepadanya. "Mau bareng?"

"Gausah!" setelah itu Nayla berjalan dengan cepat.

Bintang yang melihat tingkah Nayla itu geleng-geleng kepala merasa gemas. "Gemes banget sih." sedangkan Cakra yang mendengar perkataan Bintang mengepalkan tangannya kuat.

"Ayo sama aku aja, lama nunggu taxi." ajak Bintang menjejerkan motor miliknya dengan langkah Nayla.

"Gua nunggu aja." Bintang merasa geram pun langsung memakaikan helm dikepala Nayla. Mau tak mau Nayla menerimanya, ia menaiki motor Bintang dengan memegang bahunya.

Setelah naik Bintang tak kunjung menjalankan motornya. "Pegangan." Nayla acuh tetap dengan posisinya bersidekap dada.

Bintang meng-gas motornya reflek Nayla langsung memeluk pinggang Bintang. "Nah gitu dong." Bintang pun melanjutkan perjalanannya dengan Nayla yang masih mendumel didalam hati.

"Nay." panggil Bintang. Nayla menanggapi dengan deheman.

Bintang mengelus tangan halus Nayla yang ada diperutnya. Nayla yang mendapat perlakuan seperti itu melepas pegangannya dengan cepat.

"Jangan kurang ajar!" tegas Nayla.

"Gua cuma pegang tangan lo doang." balasnya tanpa merasa bersalah.

Lantas Nayla langsung memukul pundak Bintang dengan cukup keras. "Berhenti." Bintang menghentikan motornya mendadak.

Nayla segera turun dan melepas helmnya segera ia kembalikan kepada Bingang. "Gua bisa pulang sendiri." setelah itu ia melambaikan tangan kearah taxi yang lewat.

Nayla masuk kedalam taxi tanpa mengidahkan panggilan Bintang.





Ni apasih dah si bintang gatau aja kalo pawangnya ngeriii, diamputasi mampus lo bin.

Ciee Cakra si cemburuuuu, minimal tembak lah Cak jan cemburu cemburu doangg ntar kalo jadian kan udah bisa ente posesifin ihiww posesif ga tuh.

Dadaaaaah

Love you all

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 57 50
Ini adalah tentang perjalanan hidup gadis cantik nan manis bernama Nayla Aqeela yang selalu tersenyum begitu hebatnya pada dunia, tanpa seorang pun s...
762K 17.1K 24
[WARNING!] Cerita ini mengandung Girl x Girl / Lesbian / Yuri dan 18+! Bagi yang belum cukup umur, jangan baca! *** Aruna siap menghadapi masa-masan...
492 78 10
selama bersama,aku tak pernah mendengar namaku kamu puji selayaknya kamu memuji namanya.dia wanita yang kamu kagumi tapi tak bisa kamu genggam tangan...
558K 20.2K 34
--- Nindya Ayunda, atau yang akrab dipanggil Indy, adalah seorang wanita lajang berusia 29 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan N'A Company...