**
Keduannya melerai dan dengan kompak menoleh ke depan mereka, terlihat Dylan, ilyas dan Lucio. Dengan ekspresi berbeda.
"Bacot najis" entah ucapan gadis itu terlalu pelan, atau teriakan dari siswi disana, membuat suara noela teredam pekikan.
Arta yang mendengar itupun sontak menatap noela, dengan alis mengkerut. Noela ga lagi julit ke dia kan? Tapi jika mengikuti arah pandangan gadis bermata kucing tersebut, dapat di pastikan ketiga pria yang berstatus pacarnya lah yang dia julid kan.
"La, lo gak kerasukan hantu penunggu sekolah kan? " tanyanya ragu ragu seraya menepuk pelan bahu gadis itu.
Lantas pandangan gadis cantik itu beralih ke arahnya, tangannya terangkat guna memukul kuat punggung laki laki tersebut.
"Heh!, sekate-kate, lo"jawabnya tak mempedulikan arta yang meringis pelan.
Sedangkan ketiga pemuda tersebut, terdiam sejenak. Tumben noela tak menghampiri mereka dulu, terutama Dylan yang sangat gadis itu sukai.
Lucio yang tersadar dari lamunannya pun, mengambil satu langkah kedepan.
" elaa, kok block nomor cio? " tanya nya yang mampu membuat kaum hawa memekik gemas.
Bukan hal yang mengejutkan, jika Lucio berucap demikian. Pemuda itu mendapatkan julukan cute boy di high school karena keimutan yang tak tertandingkan. Penggemarnya pun tak usah ditanya lagi. Bahkan dari sekolah lain pun banyak yang menggemari pemuda tersebut.
"El-" bibir nya tekatup dengan tangan yang hendak menarik pergelangan tangan gadis itu terhenti di udara, ketika melihat gadis berpipi gembul itu mundur dan bersembunyi di belakang punggung tegap milik arta.
Arta dapat merasakan gadis di belakangnya, sedang mencengkram erat seragam lengannya pun, menoleh ke belakang.
"Lo kenapa? Salting?, malu ketemu mereka?" tanyanya, yang di balas gelengan kepala oleh gadis itu.
"Gua jijik" jawabnya setelah mungkin, tapi masih bisa didengaran oleh arta, dan lucio
"Hah? " tampak raut cengo di muka tampan arta yang begitu ketara. Membuat noela terkekeh, ekspresi nya itu loh minta di sleding.
Noela berdehem sebelum keluar dari persembunyiannya, gadis itu menatap Dylan, ilyas, dan lucio bergantian. Kedua tangannya mengepal, bibirnya berkedut menahan umpatan yang sudah berada di ujung lidahnya. Ia sangat, amat, membenci ketiga manusia di depannya.
"Nanti, istirahat pertama ketemu di rooftop " ucap gadis itu seraya meluruskan pandangannya kedepan, dirinya bahkan tak sudi manatap ketiga manusia tersebut.
Ilyas yang sedari tadi terdiam melihat gadis yang berstatus sebagai pacarnya, pun membuka suara.
"Sorry, gak bisa, gua mau makan bareng cew-"
"Ck, kali ini aja, gue pastiin ini permintaan terakhir."
Tercekat, nafas ilyas memberatkan ketika manik hazel itu memandangnya datar dan dingin. Jantung nya berdebar kencang ketika pemikiran rumit mulai memasuki otaknya, kemana tatapan lembut yang selalu tertuju padanya? Kemana senyuman manis yang selalu menyapa paginya? Dan kemana semburan merah yang menghiasi pipi gembul nya ketika melihatnya?
"Oke!" Dylan membuka suara, ia tampak tak peduli dengan sekitarnya. Walaupun merasa ganjal di hati ketika noela tak menyapanya ataupun menanyainya apakah sudah sarapan?
Sorot matannya mendingin ketika melihat pada kedua lengan gadis itu yang kosong, kemana bekal yang selalu gadis itu bawa untuknya.
Noela mengangguk pelan, matannya menatap sekitar dan pandangannya tak sengaja menangkap keberadaan pemuda yang baru turun dari motor sport miliknya. Kesempatan ini! Ela harus lebih dekat dengannya.
Gadis berpipi gembul itu kemudian menoleh ke arah arta yang menatap rumit padanya. Menepuk pelan lengan berotot pemuda tersebut, lalu tersenyum hingga gummy smile nya terlihat.
"Gua ke sana dulu! Babay arta~" dan lagi, arta tertegun akan perilaku Ela padanya. Seakan menular arta membalas senyuman gadis itu.
Tampa mengucapkan sepatah kata pada ketiga pemuda tampan di depannya, Ela pun berlari kecil menujuk parkiran bermotor.
Arta mengernyit kan alisnya, ketika siapa yang gadis itu temui.
"gua baru tau, kalau Ela deket dengan galaxy"
Lucio mencebik ketika Ela tak menggubrisnya. Manik hitam pekatnya menghunus tajam kedepan.
Begitupun dengan ilyas, pemuda dengan julukan playboy high School, itu menjatuhkan rahangnya, menatap tak percaya Ela mengabaikan nya dan lebih memilih berlari ke parkiran guna bertemu galaxy? Sial ini seperti mimpi!, mimpi buruk!
Berbeda dengan Dylan, dia hanya menatap dingin. dan kemudian, berbalik menuju ke kelasnya.
Beralih ke noela, gadis itu menyengir tak jelas di depan kakak tirinya.
Pemuda dengan manik elang di depannya menarik alis, ketika gadis yang dulu sangat membenci nya secara terang terangan, sekarang tersenyum layaknya anak-anak yang mendapatkan ice-cream gratis!
"Apa? " tanyanya tak tahan dengan senyum gadis itu, ia jadi teringat perkataan bundanya kalau senyum Ela itu menular! Buktinya dari tadi pemuda itu menahan sudut bibirnya yang berkedut untuk tertarik ke atas.
Mendengar suara pemuda tampan itu, yang berat dan serak, duhh menggoda iman sekalii. Gadis itu semakin melebarkan senyumnya, kemudian cengengesan seraya menggeleng kepala.
"Hihi, gagapaa"
Gala membuang pandangannya kesamping, sial. Adik tirinya ini sangat lucu dan menggemaskan. Pemuda yang menjadi salah satu most wanted tersebut berdehem mengurangi kegugupan.
"Awas, gua mau ke kelas! " pemuda itu berkata sambil menarik kera bagian belakang gadis berpipi gembul tersebut agar menyingkir dari jalannya.
"Eh! " gadis itu tertarik kebelakang, kemudian menatap galaxy yang sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkannya.
Dengan langkah kecilnya, noela mengejar sang abang dan memepatkan dirinya pada galaxy yang mengangkat alisnya. Ni bocil kesambet?
"Ntar istirahat bareng yaa" ucap noela sambil menusuk nusuk lengan berotot milik sangat abang, mendongakkan wajahnya menatap galaxy yang sedari tadi terdiam menghiraukan keberadaannya.
"Gak!"
Noela mencebik bibirnya, langkahnya terhenti di depan pintu kelasnya, IX IPA 1
Ditatap nya punggu galaxy yang terus berjalan menjauh. Lihatlah! Pemuda tembok itu bahkan tak melihatnya. Kesel! Huhh
Noela menghirup nafasnya dalam dalam kemudian melangkah memasuki kelasnya. Merapalkan doa apapun yang dia ingat di dalam hatinya.
Hal pertama, yang menyambutnya adalah keheningan. Dan itu sukses membuat ia gugup, huh jujur saja dia tak memiliki teman. Setiap hari ia hanya akan menempel kepada ketiga manusia psikopat itu! Dan ilyas juga yang menyuruhnya jangan berinteraksi dengan orang lain selain dia dan sahabatnya.
"Ekhem! G-gua mau berteman sama kalian" ucapnya gugup seraya memilih tali ranselnya, dan sial! Itu terlihat menggemaskan!
"Dan gua juga mau minta maaf karna selalu bersikap acuh dan jutek ke kalian,
I'm sorry gays" kini ia menegakkan pandangannya menatap satu persatu teman sekelasnya.
Tak lama, dapat ia dengar respon satu persatu dari mereka, dari kaum ada yang dari dulu ingin berteman dengannya dan kaum adam yang menyukainya.
"Dari dulu kek lo ajakin kita berteman"
"Yess, temen cecan nambah lagi"
"Gas lah, btw Ela share no WA lo dong, heehe"
"Boleh banget la, jan jutek jutek lagi ya la"
"Sumpahh, elaa lo gemesin banget!"
"Sering sering lo senyum kek gini la, lo semakin cantik!"
Dan masih banyak lagi tanggapan, noela hanya mengangguk lucu membuat siswa/i memekik gemas.
Noela semakin melebarkan senyumnya, dia bersyukur atas respon positif dari teman temannya. Mulai sekarang tak ada lagi kata cuek dan angkuh yang tersemat dalam dirinya.
Dan mengubah sudut pandang orang!
•
•
•