Happy reading
Vote dan komen🔥🔥
•
•
•
"Tidak! Lan Zhan awas!!"
****
Wuxian berlari secepat yang ia bisa, ia harus mencapai Lan Zhan sebelum monters itu. Wuxian mengutuki apa yang dilakukan Lan Zhan! Pria itu tadi baik-baik saja, bahkan saat Wen chao menyerang ia juga tampak biasa-biasa saja tapi kenapa ia sekarang?
"Masih sempat!" Nafas wuxian memburu, ia hanya akan berlari dan menyelamatkan Lan Zhan, ia sudah memberi suara tapi monster itu tak mau melihat kearahnya. Fokusnya hanya pada....
"Darah? Sial! Kaki Lan Zhan telah dibuka kembali. Kamu terlalu memaksakan diri, Lan Zhan!"
Rawrrrr
Monters itu meraung lebih keras, membuka mulutnya dan menampakkan taring besarnya nan tajam, kepalanya terulur lebih panjang untuk mencapai tempat Lan Zhan berada.
Arrrgghh
Semua terjadi secepat kilat, wuxian datang tepat waktu, ia menarik Lan Zhan kedalam gua. Monters itu hampir mencapai Lan wangji yang berusaha pergi namun tetap tersungkur di tempatnya, monters itu mendekat dengan taring tajam miliknya hendak memakan kaki Lan wangji yang berdarah. Namun wuxian melesat dengan cepat, ia berhasil menyelamatkan Wangji.
******
Mereka terengah-engah, pintu gua yang sempit membuat sisi tangan Wuxian terluka. Wangji masih mencengkram perutnya, ia tak tahu apa yang ia rasakan selain rasa sakit. Bahkan saat wuxian menariknya ia tak begitu sadar, yang ia pedulikan hanya perutnya, Ini terasa menyakitkan setelah monters itu terbangun. Wangji pernah merasakan sakit seperti ini dan itu setelah pukulan yang Wen xu lakukan dihari pertama namun setelah itu ia tak pernah merasakannya lagi. Tapi sekarang rasa sakitnya dua kali lipat, ia telah mencengkram perutnya untuk merasakan apa yang salah tapi tidak ada yang ia dapat di dalam sana.
"Lan Zhan, apa kaki mu baik-baik saja?" Tanya wuxian mendekat kearah Wangji yang menunduk, entah ia melihat Wangji memegang perutnya atau tidak tapi setelah melihat kaki Wangji yang terbuka dan berdarah ia melupakan bagian perut dan malah fokus menanyakan kakinya.
"Itu kembali terbuka, aku terlalu memaksakan diri." Ujar Wangji lirih, ia mengaku untuk itu, pasalnya saat Wen melempar Wei Ying ke dalam gua, ia tak memperdulikan kakinya dan ikut turun dengan cepat, saat tentara Wen memaksa mereka untuk membangunkan monster, mereka juga terlibat pertarungan dan Lan Wangji kembali memaksakan diri. Dia melindungi anggota sekte dan murid perempuan di sekitarnya.
"Aku akan mencari sesuatu untuk mengobati kakimu" ujar wuxian dan berlalu. Wangji menatap wuxian yang pergi dengan kaki terseret, sedikit berjalan dan seperti menahan sakit. Wangji tak berkata namun ia merasa bahwa itu pasti karena Wei Ying menyelamatkan nya, ia merasa bersalah.
"Lan Zhan, aku menemukan ini. Kita harus mengikat ranting ini di sekitar kakimu." Wuxian mendekat dengan dedaunan di tangan kanannya dan beberapa ranting kecil di tangan kirinya, namun matanya berkeliaran kesana kemari mencari sesuatu.
"Aku tak menemukan tanaman rambat apapun disini untuk mengikat kakimu, aku membutuhkan tali atau semacamnya." Wuxian duduk dan bekerja, Wangji masih sibuk dengan perut nya, jadi ia hanya mendengar Wuxian berbicara tanpa merespon, ia tak sanggup untuk menahan rintihan rasa sakit yang berlebih namun jika itu keluar dari mulutnya Wuxian akan khawatir. Jadi Wangji menggigit bibirnya berharap wuxian tak pernah peka dengan keadaannya yang satu ini dan hanya fokus ke kakinya.
Namun pergerakan wuxian selanjutnya membuat nyawa Wangji seketika ingin meninggalkan tempatnya!
" Wei Ying!"
"Aiyaa~ aku tidak menemukan tali, ikat kepala mu cukup untuk mengikat ranting ini. Kau jangan terlalu taat aturan, kita tengah berada diantara hidup dan mati sekarang."
"K- kamu-
Wangji gelagapan, telinganya memerah, ia ingin menolak dan membentak wuxian yang sembarangan mengambil ikat kepalanya tapi ikat kepala suci sektenya sekarang sudah berada di tangan Wei Ying dan juga sudah melekat di kakinya. Wangji hanya bisa terdiam dengan segala pemikiran nya. Perutnya tidak kunjung berangsur baik, ini cukup lama dari terakhir kali jadi ia tak lagi memprotes apapun, wuxian benar mereka tidak dalam situasi untuk berdebat.
Belum juga Wangji bisa bernafas tapi wuxian sudah kembali berbuat ulah. "Ada apa dengan perut mu?" Ujar Wuxian, tangan besar nya dengan lancang dan tak bersalah langsung memegang perut pemuda Lan yang kini semakin memerah parah.
"Wei Ying!" Geram Wangji menghempas tangan wuxian cepat dari atas perutnya, lalu memukulnya. Wangji kaget, Wei Ying mungkin akan menjadi alasan Wangji mengalami penyimpangan qi suatu saat, pergerakan nya sungguh tidak terduga! jika tadi hanya telinganya yang memerah sekarang seluruh wajahnya sudah memerah, itu terlalu intim. Ia memang melanggar semua batas dirinya jika bersama Wei Ying tapi tidak sampai ketahap ini.
"Aw, itu sakit Lan Zhan, kenapa kamu memukulku? Aku hanya bertanya kenapa kau memegang perut mu seperti itu? Apa sesuatu terjadi?"
"T-tidak ada." Jawab Wangji, ia tak mau mengatakan tentang perutnya karena memang ia tak merasakan apapun yang mengganjal, itu hanya sakit tiba-tiba. Namun perlakuan wuxian lah yang mengganjal di pikirannya, lantas Wangji melanjutkan "kamu- kamu tidak boleh melakukan itu, kau bisa membuat orang lain salah faham "
"Memegang perut mu? salah faham kenapa?aku sering memeriksa murid sekte ku jika mereka kesakitan saat latihan, dan kau temanku jadi itu tak masalah."
"Tak masalah untukmu tapi tidak dengan orang lain"
Wangji membuang muka, sudah di pastikan jawaban wuxian memang tidak bisa diharapkan. Kata sering yang wuxian ucapkan cukup membuat Wangji sedikit terluka entah karena apa, hatinya seakan tercubit. ' Wei Ying dekat dengan semua orang, Lan zhan hanya salah satu dari orang yang dekat dengannya, bukan satu-satunya.'
Wuxian tertegun linglung melihat wajah semerah tomat Lan Zhan, apa ia sakit demam sekarang? Pikirnya, saat Lan zhan menatap kearah yang berbeda, wuxian juga tak lagi berbicara. Ia hanya melihat Lan zhan mencari tempat sandaran yang bagus dan bergeser beberapa centi dari nya. Wuxian bingung, apa ada yang salah dengan perkataan nya? Siapa yang akan mempermasalahkan masalah sepele seperti tadi selain Lan Zhan?
"Lan Zhan, jangan jauh-jauh dari ku."
Wangji menatap datar sekali lagi, wuxian tertawa canggung, 'apa aku salah lagi?' Lan Zhan seperti ibunya ketika merajuk pada ayahnya ketika berdebat. "Ya...hmm kita hanya berdua disini, jangan sampai terpisah, sampai kita keluar."
Setelahnya hanya ada keheningan, Wangji tak lagi meladeni wuxian dan wuxian juga tak lagi bersuara, pria itu tertidur dengan posisi duduk. Wangji memandang sekilas dan akhirnya ikut terjun ke dunia mimpi.
*******
Tak terasa waktu terus berjalan, udara di dalam gua semakin dingin, hari semakin gelap, tanda bahwa malam telah menggantikan siang. Keadaan gua tak bisa dikatakan baik, kegelapan dan udara yang lembab membuat pria Lan terbangun dari tidurnya. Ia membuka mata namun seperti tak melihat apa-apa, mengaktifkan api dari jimat adalah jalan satu-satunya.
Wangji mengumpulkan sisa ranting yang wuxian bawa tadi dan mengumpulkan nya di tengah-tengah untuk membuat api unggun. Udara dingin akan semakin dingin saat larut malam. Wangji awalnya hanya melihat kearah wuxian yang tertidur dengan memeluk jubahnya, kedinginan. Namun, hatinya merasa tidak nyaman melihat wuxian yang gemetar seperti itu,jadi Wangji berniat mendekat.
Langkah yang tertatih, Lan Zhan menyeret kakinya untuk duduk di samping wuxian, dia malu tapi dia tetap memaksakan dirinya karena wuxian tampak menggigil hebat. Tangan Wangji telah terulur untuk mengguncang tubuh wuxian agar terbangun, namun karena tidak ada respon yang berarti Wangji akhirnya membawa tangannya pada dahi wuxian untuk merasakan suhu tubuhnya.
"Panas sekali, apa luka akibat taring monster itu mengandung racun atau semacamnya?" Tanya Wangji pada dirinya sendiri
Wangji bukan orang bodoh yang tak mengetahui apa yang terjadi pada Wei ying. Pria itu terus menghela nafas dan menggigil, jadi tanpa memikirkan kondisi tubuhnya sendiri, Wangji menyalurkan energi spiritual ke tubuh wuxian.
"Kamu mengobati lukaku tapi keadaanmu tidak lebih baik dari ku, Wei Ying" bisik Wangji dan membuka jubah luarnya, melampirkan jubah putih itu di atas tubuh wuxian melapisi wuxian agar tak kedinginan. Setelah itu Wangji kembali menyalurkan energi spiritual nya.
"Ibu~ " racau wuxian, Lan Zhan tersentak.
"Ibu peluk~ aku kedinginan" rengek wuxian dengan suara seraknya tiba-tiba membuat suara, dia mengigau. Tak hanya itu, Wuxian juga dengan cepat memeluk tangan Wangji yang tadi sibuk menyalurkan energi seperti ia memeluk benda berharga miliknya.
"Wei Ying, tolong bangun." Ujar Wangji setelah menghentikan pekerjaannya. Nafasnya terhenti, wuxian memang pandai membuat nafas Wangji berhenti tiba-tiba! Pergerakan pemuda itu tak menentu, lihat lah sekarang ia seperti belita yang memeluk tangan ibunya saat kedinginan, Wangji panik!
"Wei Ying, aku bukan ibu mu, tolong bangun"
Wuxian tak kunjung bangun, Wangji gelagapan, ia ingin melepaskan tangan wuxian dari lengannya namun tak pernah tega, jadi ia biarkan. Tapi tak cukup sampai disana, wuxian bergerak secara spontan menerjang tubuh wangji membuat si yang punya tubuh seketika menjerit...
"Wei Ying! Bangun!!" Namun teriakan itu tak diindahkan sama sekali. Wangji bergetar ingin mendorong tubuh besar wuxian dari atas tubuhnya tapi ia tak kuasa, tangan sialnya malah ingin memeluk wuxian lebih erat.
Posisi mereka saat ini telah terlentang di tanah dengan wuxian diatas, memeluk pinggang ramping Wangji sangat erat dan semakin menenggelamkan wajahnya pada dada Wangji guna mencari kehangatan.
"W-wei Ying....b-bangun" lirih Wangji, suaranya tercekat, ini sudah terlalu dekat. Wangji membatu di tempat. Tangannya seketika lemas tak bertenaga, ingin mendorong wuxian juga seolah tak berdaya, ada apa dengannya? Wangji juga tak tahu ada apa dengan nya jika itu menyangkut wuxian. Ia selalu hanya membiarkan, seperti saat ini ia membiarkan wuxian menjadikan tubuhnya sebagai bantalan yang hangat.
"Ibu~" wuxian terus merengek, menduselkan wajahnya seperti kucing dan mencari tempat paling nyaman dari tubuh di dalam pelukannya. Setelah itu ia kembali tertidur tanpa tahu orang yang ia tiduri sudah terbakar hebat.
Wangji berusaha mati-matian untuk menetralkan jantungnya yang sudah berdetak tak karuan, wuxian pasti tidak akan tahu siapa yang ia peluk, pria itu mengigau saat ini, hanya Wangji yang merasakan jantung berdebar sendirian. Wangji berkerja keras untuk menyangkal hatinya bahwa ini lumrah antar teman, ya mungkin wuxian juga sering melakukan ini dengan orang lain, Wangji tak mau terlalu percaya diri, lagi.
"Lan Zhan, kamu sangat hangat."
Blush//
Bersambung....
Lanjut?
Update pertama di awal tahun 2024 yang cerah ini gaesss....gimna nih hari Kelen di awal tahun? Bahagia seperti Lan Zhan yang selalu berdebar atau ngenes seperti Lan Zhan di chapter sebelumnya....wkwk canda.
Ah lupakan, jangan lupa untuk meninggalkan jejak nyaaa...komen dan vote walau hanya titik harus tetap komen😭
See you