GEMINI [BECKYXFREEN]

By RiskaPramitaTobing

30.7K 3.2K 643

"Apa kamu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja sementara hatimu membutuhkan pertolongan?" -Aryn Adhrita He... More

GEMINI - 1
GEMINI - 2
GEMINI - 3
GEMINI - 4
GEMINI - 5
GEMINI - 6
GEMINI - 7
GEMINI - 8
GEMINI - 9
GEMINI - 10
GEMINI - 11
GEMINI - 12
GEMINI - 13
GEMINI - 14
GEMINI - 15
GEMINI - 16
GEMINI - 17
GEMINI - 18
GEMINI - 19
GEMINI - 20
GEMINI - 21
GEMINI- 22
GEMINI - 23
GEMINI - 24
GEMINI - 25
GEMINI - 26
GEMINI - 27
GEMINI- 28
GEMINI - 29
GEMINI - 30
GEMINI - 31
GEMINI - 32
GEMINI - 33
GEMINI - 34
GEMINI - 35
GEMINI - 36
GEMINI - 37
GEMINI - 38
GEMINI - 39
GEMINI - 40
GEMINI - 41
GEMINI - 42
GEMINI - 43
GEMINI - 44
GEMINI - 45
GEMINI - 47
GEMINI - 48
GEMINI - 49
GEMINI - 50
GEMINI - 51
GEMINI - 52
GEMINI - 53
GEMINI - 54
GEMINI - 55
GEMINI - 56
GEMINI - 57
GEMINI - 58
GEMINI - 59
GEMINI - 60
GEMINI - 61
GEMINI - 62
GEMINI - 63
GEMINI - BONUS

GEMINI - 46

402 36 4
By RiskaPramitaTobing

Multimedia: Kedua mempelai wanita

*-----*

              Bukannya satu bulan itu waktu yang cukup lama? Tapi.. kenapa tinggal satu minggu lagi?

Aryn menggigit bibir, sedikit frustasi dengan dress yang tengah ia coba. Dress cantik berwarna merah muda itu sedikit kedodoran di tubuhnya yang kehilangan isi karena belakangan ini si calon pengantin tak memiliki waktu istirahat yang cukup.

Baik Abigail ataupun Aryn, keduanya sama-sama berpartisipasi dalam mengatur pernikahan impian mereka. Seminggu yang lalu, Abigail sudah menyebar undangan dan Aryn merasa mulas saat menghitung hari yang tersisa tinggal beberapa saja.

Hari ini, Aryn serta Abigail menjalani fitting kedua setelah pengukuran busana pertama yang kemudian dijahit dengan sempurna.

Dress milik Aryn merupakan gaun panjang tak berlengan dengan warna merah muda sementara dress milik Abigail adalah gaun berwarna putih dengan rok mengembang yang menelan seluruh kaki mungilnya.

Saat pengukuran pertama sebelum busana dibuat, Aryn serta Abigail memiliki tubuh yang lebih berisi daripada saat ini dan sekarang itulah yang sedang dipermasalahkan Agnes selaku perancang busana mereka karena tiba-tiba harus merubah ukuran dress yang sudah sesuai dengan ukuran saat pertama kali.

"Kalian ini calon pengantin. Kenapa pula harus stres mikir segala macam? Kenapa tidak dibuatkan WO saja sejak penentuan tanggal?" protes Agnes saat ia melihat dress yang dikenakan Aryn melorot di tubuhnya yang kehilangan isi.

Abigail terkekeh kecil "WO baru disewa beberapa minggu setelah penentuan tanggal. Makanya saat awal kami kehilangan beberapa jam untuk beristirahat. Ditambah juga stres pengurusan soal kerjaan dan lain sebagainya. Dan akibatnya adalah ini, kami kehilangan bobot"

Agnes mendengus saat mendengar jawaban dari Abigail "Kalau ukuran dress diperkecil, aku bakal butuh waktu yang lama. Tapi kalau cuma dijahit di beberapa bagian, mungkin aku bisa mengatasinya dalam dua atau tiga hari" ujar wanita cantik berambut keriting itu masih saja dengan nada mendumel karena sebal.

"Sorry. Jadi merepotkan" ujar Aryn saat ia melepaskan dress yang barusan ia coba.

"Tak masalah. Lagipula aku bahagia tiba-tiba dikunjungi teman lama seperti Edna hanya karena dia secara kilat ingin menikah dengan gadis secantik kamu" Agnes terkekeh sedikit "Aku bahkan heran. Bagaimana mungkin kamu bertahan dengan sikapnya yang gila kuasa dan protektif tingkat dewa?" ia mengerling sedikit seraya menggulung ekor panjang dari dress yang dimiliki oleh Aryn.

Si gadis cantik bergigi kelinci terkekeh sedikit "I don't know" jawabnya dengan nada bercanda "Mungkin istilah cinta itu buta memang benar-benar nyata. Who knows?" lanjut Aryn di akhiri dengan kekehan yang dibalas tawa renyah oleh Agnes dan Abigail.

"Jadi? Satu minggu lagi?" ujar Agnes menggoda pada Abigail dan Aryn yang mengangguk kompak.

Wanita cantik itu mendekat pada Aryn "Kamu masih bisa merubah pikiran kalau kamu mau" ujarnya dengan bisikan yang cukup keras hingga Abigail mengerlingkan mata dengan sebal sebagai jawaban dari ucapan sobatnya.

"Sayangnya, undangan sudah tersebar dan aku tak bisa kabur dari ini" gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian memamerkan cincin berlian di tangannya yang diberikan Abigail beberapa saat lalu.

Agnes menggeleng lantas tertawa "Tentu Edna akan menyuapimu dengan hartanya" ujar wanita cantik itu "Tapi aku bersyukur Edna sudah memiliki seseorang untuk berlabuh setelah sekian lama berkelana kesana dan kemari" Agnes mendekat pada Aryn dan mengusap rambut panjang milik gadis cantik bergigi kelinci itu dengan perlahan "Kamu beruntung tidak jadi salah satu dari mereka yang dicampakkan oleh Edna"

Aryn bisa mendengar Abigail mendecak sebal "Sudahlah. Jangan membahas masa lalu" sergah Abigail pada Agnes yang terkekeh.

Agnes bergerak cepat ketika ia mengambil manekin dari ujung ruangan untuk menempatkan gaun Aryn di sana "Tapi, aku serius. Selamat atas pernikahannya ya. Semoga langgeng"

Abigail mendekat pada Agnes dan memeluk sobatnya sebentar "Terimakasih. Pastikan kau datang dan membawa bingkisan" ia terkikik di akhir kata.

"Kalian tak akan kecewa dengan hadiah dariku" wanita cantik berambut ikal itu merangkul Aryn serta Abigail mendekat "Merah, menerawang dan seksi" lanjut Agnes yang langsung membuat Abigail membelalak semangat sementara Aryn hanya mampu memejamkan mata karena malu.

"Pastikan belikan yang warna hitam juga" ujar Abigail, justru meminta pada Agnes yang terkekeh seraya mengacungkan jempol sebagai respon.

Harusnya, Aryn tahu kalau Abigail tak tahu malu untuk meminta liggerie pada designer yang merancang baju pengantin keduanya.



*-GEMINI By Riska Pramita Tobing-*



               Aryn merinding.

               Malam ini, keluarga Gwin mengadakan pesta pelepasan status kelajangan sebelum kemudian esok pernikahan akan dilangsungkan.

Gadis cantik bergigi kelinci itu menggulung rok dari dress yang ia kenakan dengan gugup ketika mobil milik Ezra berhenti di rumah keluarga Gwin yang sudah tampak ramai dari luar.

Sambil mencoba menenangkan dirinya yang sedari tadi gugup, Aryn menarik napas berkali-kali dan mencoba menghitung agar degup jantungnya tak menggila seperti ini.

"Siap?" ujar Felicia pada putri sematawayangnya yang sudah tampak cantik dalam balutan pakaian berwarna hitam yang sesuai dengan tema malam ini.

Aryn menggeleng. Bagaimana mungkin ia siap? Ia akan segera dipinang esok hari, di atas altar, bersumpah untuk terus bersama dengan Abigail hingga desahan napas terakhir dan Aryn sudah tidak bisa mundur sekarang.

Undangan sudah tersebar, gedung sudah dipesan, gaun sudah selesai, katering sudah tersedia dan Aryn merasa mual secara tiba-tiba saat memikirkan dirinya akan segera beristri.

Setelah memastikan bahwa degup jantungnya sudah kembali normal seperti semula, Aryn membuka mata dan tersenyum pada kedua orangtuanya yang sabar menunggu "Aku tak bisa kabur sekarang" ujar Aryn dengan senyum yang langsung membuat kedua orangtuanya terkekeh geli.

"Bapak dan Ibu akan segera mandapat menantu. Kamu akan beristri, dan setelah itu kita akan dianugrahi seorang cucu, atau mungkin lebih dari satu cucu" ujar Ezra disertai kekehan.

"Bapak sudah bicara dengan Abigail soal bayi tabung?" ujar Aryn yang langsung diangguki oleh Ayahnya yang tengah merapikan rambut.

"Saat dia meminta izin, dia menjanjikan setidaknya satu anak dari kalian karena dia tahu kalau kekhawatiran terbesar kami adalah kalian yang tak memiliki keturunan" lelaki senja itu kemudian merapikan dasinya dan mematikan mesin mobil.

Aryn menghela napas "Tapi.. Apa Bapak tahu kalau Abigail nggak ngizinin aku untuk hamil?"

Pergerakan lelaki senja itu berhenti. Ia melirik ke arah putri sematawayangnya lantas mengerutkan kening "Jadi, cucuku bukan dari kamu?" ujar Ezra memastikan obrolan keduanya.

"Aku mengusulkan untuk melakukan bayi tabung, tapi Abigail berkata, usia dan tubuhku belum siap untuk menjalani kehamilan. Makanya, setelah pernikahan, yang pertama mencoba program bayi tabung adalah dia. Tapi dengan menggunakan sel telur dariku" jelas Aryn perlahan-lahan, tak ingin memperkeruh suasana yang sudah buruk ini.

"Bagaimana kalau usia dan tubuh kamu sudah siap? Apa Abigail akan mensuport kamu untuk memiliki seorang anak?"

"Bisa saja. Lagipula, aku tak keberatan memiliki lebih dari satu keturunan"

"Kalau begitu tak masalah. Lagipula Bapak kesepian karena Ibu tak ingin menambah keturunan selain kamu"

"Astaga Bapaaaak!!" Aryn tertawa renyah karena candaan Ayahnya yang terdengar sedikit mesum.

Kenapa lingkaran kehidupan Aryn hanya dikelilingi oleh orang-orang mesum?

Dengan kekehan, Aryn mendorong pintu lantas keluar dari dalam mobil untuk mendapati sambutan dari seorang lelaki berperawakan tinggi yang mengenakan setelan jas berwarna hitam.

Lelaki itu tersenyum seraya menyarahkan topeng pada Aryn yang mengerutkan kening. Ia tak tahu kalau tema pesta malam ini adalah secret party.

Dengan senyum kecil, Aryn mengenakan topeng berwarna hitam miliknya lantas mengikuti si lelaki berwajah tampan itu ke dalam kediaman keluarga Gwin yang disusul oleh kedua orangtuanya di belakang.

Kegugupan Aryn untuk dipinang oleh Abigail menghilang seketika saat ia melihat puluhan orang menyambutnya dengan senyum merekah di pipi.

Hanya dirinya yang mengenakan topeng sekarang dan Aryn kembali mengerutkan kening karena ia salah menebak.

Sosok Abigail yang menjadi pusat perhatian, mengenakan dress berwarna hitam yang terlihat elegan dan mahal, wanita cantik itu tak menutup wajahnya seperti Aryn dan ia mewarnai rambutnya dengan pirang hingga penampilannya terkesan begitu nyentrik.

Ada jejak senyum bangga di bibirnya ketika ia mendekat pada Aryn lantas membungkuk sebentar memberikan hormat pada gadis cantik bergigi kelinci itu dan menggandengnya erat.

Mereka berdua menjadi sorotan berpuluh-puluh pasang mata sekarang.

"Ikuti gerakanku" ujar Abigail berbisik di telinga Aryn ketika suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar.

Abigail bergerak lembut, menuntun Aryn ke tengah-tengah ruangan "Berdansa denganku, calon pengantinku" ujar Abigail seraya menempatkan lengan di depan perut dan sedikit membungkuk sebelum kemudian mengambil lengan-lengan Aryn dan melilitkan itu di tubuhnya.

Sedikit gugup, Aryn kemudian mengayunkan kaki dengan lambat dan lembut mengikuti alunan lagu yang perlahan mulai terdengar di kejauhan "Jangan injak kakiku" bisik Abigail memperingati yang langsung membuat Aryn terkekeh.

"Kenapa hanya aku yang memakai topeng? Kukira ini secret party" Aryn berputar di bawah lengan Abigail sebelum mereka mengayunkan langkah mereka kembali.

"Ini secret party. Dan kamu tamu utamanya. Banyak orang yang belum tahu kamu siapa dan aku ingin membuat kamu tetap tertutup hingga di altar nanti" musik perlahan berhenti dan keduanya mulai menghentikan langkah.

Abigail kemudian melepaskan diri dari Aryn dan memberikan hormat kembali yang dijawab Aryn dengan senyuman dan sedikit membungkukkan badan.

Wanita cantik itu menyunggingkan senyuman "Well, selamat malam semuanya" Abigail memulai dengan senyum merekah dari ujung telinga ke ujung telinga yang lain.

"Terimakasih pada semuanya yang sudah menyempatkan diri untuk datang di acara keluarga Gwin malam ini. Saya, sebagai wakil dari keluarga Gwin memberikan rasa terimakasih saya yang sebanyak-banyaknya pada kalian semua" ia menarik napas.

"Seperti yang kalian sudah ketahui, acara puncak akan dilaksanakan esok hari pukul delapan pagi di hotel grand max lantai tiga. Jadi.." wanita cantik itu menahan kalimat sebentar "Mari kita bersenang-senang sekarang"

*-----*
Riska Pramita Tobing.

Continue Reading

You'll Also Like

580K 18.6K 33
( ON REVISION ) Nadia Akhbar seorang pelajar universiti. Jiwa nya tiba tiba termasuk ke dalam satu novel "My Girl Selena". Lebih parahnya dia menjad...
100K 8.3K 40
"I wants you, Freen. I'm so obsessed with you."
185K 11.9K 55
Becky terpaksa pindah sekolah karena pekerjaan sang ayah tapi tanpa disangka ia malah jatuh hati kepada sosok gadis bersifat cuek yang dikenal sebaga...
2.6K 227 5
Andai aku terlahir kembali, aku akan tetap memilih mencintai mu meski itu artinya bunuh diri. -Anya Olsen ---- Sinopsis Anya dan Allyssa bertemu dal...