halooo!
apa kabar kalian semua?
maaf udah bikin nunggu lama dan setelah perdebatan batin yang cukup lama ini aku putuskan untuk selesaiin cerita ini
semoga kalian masih ingat ya
tapi kalo lupa bisa baca ulang aja, hehe.
selamat membaca orang baik!
enjoy!
KALIS & KARSA ; 22
Malam itu di depan layar laptop ditemani dengan semilir angin asmara yang membuat perut terasa geli seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana dan ditemani dengan segelas es batu itulah Kalis berada.
Mendengarkan cowok jangkung yang kini resmi menjadi mantan kakak tingkatnya itu presentasi atau lebih tepatnya Karsa yang sedang melakukan proses menembak Kalis melalui power point dan dokumen yang tadi siang cowok itu berikan kepadanya.
"Ya, bisa dilihat dari benefit yang bisa Ibu Kalis lihat di sini jika menerima tawaran balikan bersama saya, yaitu salah satunya saya dapat membantu pengerjaan skripsi dengan bonus perhatian penuh dan kasih sayang yang tak pernah luntur. Jadi, dari semua pemaparan yang telah disampaikan di sini saya harap Ibu Kalis dapat memberikan jawaban melalui polling yang sudah saya kirim melalui whatsapp Ibu, silahkan dibuka." Kalis tertawa mendengar nada suara Karsa yang seperti marketing sedang promosi barang.
Kalis pun segera membuka ponselnya dan benar saja Karsa sudah mengirimkan sebuah poling sebagai jawaban yang anehnya semuanya hanya emoji matahari saja tidak ada yang lain membuat kening cewek cantik itu berkerut.
"Kok, matahari semua?" tanya Kalis kepada Karsa.
"Nah! Betul sekali, Ibu. Karena kebetulan saya tidak menerima penolakan, jadi..." Karsa menjedanya dengan senyum tampan cowok itu yang terlihat di layar persegi panjang tersebut, "Mau lihat balon matahari di bawah?" lanjut Karsa dengan senyum teduhnya.
Dan, rupanya kejadian 'balon matahari' yang Karsa maksud itu membawa hubungan mereka yang tak terasa telah menginjak satu tahun atau lebih tepatnya hari ini adalah anniversary mereka yang pertama. Jika kalian pikir mereka tengah merayakannya dengan candle light dinner ditemani alunan biola bersama suasana romantis dan diakhiri dengan sebucket bunga, kalian salah.
Awalnya Karsa sudah menyiapkan hal spesial untuk merayakan hari jadi mereka tapi rupanya Kalis sedang disibukan dengan persiapan penyambutan mahasiswa baru sepertinya dulu. Bahkan saking sibuknya cewek itu jika saja Karsa menjunjung tinggi nepotisme rasanya cowok itu sudah ingin membubarkan rapat-rapat yang menyita waktu pacarannya dengan Kalis. Namun, Karsa tetap Karsa yang selalu lemah dengan perempuannya. Kalis meminta mereka untuk bertukar kado sebagai ganti perayaan hari jadi mereka dengan dalih mengingatkan bahwa Karsa memiliki jadwal ke luar kota untuk mengurus salah satu bisnis keluarganya.
Dan, di Apartement kesayangannya inilah Kalis berada dengan pipi yang terasa pegal karena sedari tadi terus tersenyum membuka kado pemberian dari Karsa dan surat cinta yang cowok itu tulis sendiri.
Telah ditemukan seorang mahasiswi Universitas Gamasura berinisial (AK), sedang senyum-senyum sendiri di apartementnya.
Kejadian bermula ketika (AJ) dan (AK) deeptalk di Gazebo tepat pukul 00.00 Waktu Indonesia Bercanda pada malam pertunangan kedua sahabat kami.
Jauh sebelumnya, (AK) dan (AJ) berjanji akan bertukar kado sebagai ganti perayaan hari jadi yang tertunda akibat (AK) yang tidak bisa meninggalkan rapat panitia. Hingga kini proses saling mencintai dan saling mengasihi, serta menyayangi sedang berlangsung khidmat.
Diharapkan, untuk kedua pasangan saling setia serta bisa menjaga hatinya masing-masing.
Selamat hari jadi yang pertama, Sayang.
I love you.
Arkarsa Jenggala, Jakarta.
Melaporkan untuk Aeleasha Kalista.
Bertepatan dengan Kalis yang selesai membaca surat cinta pemberian Karsa, bel apartementnya berbunyi dan ketika ia lihat melalui layar CCTV senyum cantiknya semakin merekah.
Pukul 23.00 WIB Karsa datang untuk merayakan hari jadi mereka yang hampir berakhir. Kalis pun membuka pintu dengan semangat dan tanpa aba-aba langsung memeluk leher Karsa erat seperti mereka sudah lama tidak bertemu membuat cowok itu terkekeh melihat Kalis yang sangat menggemaskan.
Namun, tiba-tiba saja Karsa mendengar isakan dari Kalis yang masih berada di dekapannya membuat cowok itu pun segera menaruh makanan yang dibawanya dengan tangan yang tak lepas merangkuh pinggang kekasihnya.
"Hey, kenapa nangis? Mas di sini, Kalis," ujar Karsa yang malah membuat Kalis semakin terisak. Karsa pun akhirnya memilih diam sejenak dengan mengusap kepala Kalis sayang.
"Capek, ya?" ujar Karsa lagi yang dibalas gelengan kepala oleh Kalis, "Terus kenapa kalau nggak capek? Mas ada salah, ya, sampai bikin kamu nangis gini? Maaf, sayang..."
Kalis yang mendengarnya pun mendongakan kepalanya untuk menatap Karsa dengan linangan air mata yang belum juga surut. Dengan suara yang sedikit bergetar akibat menangis Kalis pun mulai berucap, "Kamu nggak salah, aku yang salah. Gara-gara aku sibuk ngurusin ospek maba aku jadi jarang perhatian sama kamu bahkan karena aku juga kita jadi gagal buat rayain bareng. Mas Karsa pasti capek, kan, setiap hari nungguin kabar dari aku yang pulangnya nggak nentu, Mas Karsa juga pasti capek, kan, setiap hari harus nyamperin dan bawain aku makan supaya kita ketemu padahal kamu habis pulang kerja yang harusnya aku yang lebih perhatiin kamu. Maaf, ya, hari jadi kita nggak seromantis temen-temen Mas yang lain karena aku ikut jadi panitia ospek," ucap Kalis yang diakhiri dengan tangisnya yang pecah membuat Karsa pun segera menarik kembali cewek itu ke dalam pelukannya.
"Ssst... kamu ngomong apa, sih, Kal? Aku nggak pernah capek sama apapun yang berhubungan sama kamu," balas Karsa sembari menenangkan Kalis.
"Nggak, kamu bohong. Kalau Mas Karsa nggak capek pasti nggak manggil nama aku. Biasanya tetep sayang, babe, bie, tapi ini nggak. Mas Karsa udah nggak sayang Kalis," ucap Kalis dengan tangis yang kian pecah membuat Karsa panik bukan kepalang.
"Astaga, sayang. Kamu lagi kenapa, sih? Nggak biasanya permasalahin panggilan gini. Sebentar aku lihat jadwal dulu biasanya kamu kalau pundungan gini lagi kedatangan tamu, nih," kata Karsa dengan mengambil ponselnya yang ada di saku dan saat ia buka tanggalan rupanya benar Kalis tengah kedatangan tamu bulanan di hari ke dua membuat cowok itu menghela napas dengan senyum kecilnya menatap Kalis yang mendongakan kepala dengan wajahnya yang seperti anak kecil membuat Karsa jadi kegemasan sendiri.
Karsa menarik hidung Kalis pelan sebelum mengecup kening kekasihnya. "Mas nggak pernah capek sama apapun yang berhubungan sama kamu. Aku tahu mau nginjak semester tiga lagi mulai capek-capeknya, kan, sama kegiatan? Makanya, sekali-kali nggak ada salahnya aku kasih waktu lebih buat kamu biar nggak kamu terus yang selalu kasih perhatian lebih ke aku. Aku juga mau bisa bawain makan atau nemenin kamu rapat. Selain ngobatin rasa kangen juga aku seneng bisa punya waktu lebih sama kamu dan tahu gimana posisi kamu dulu waktu nungguin aku. Pokoknya aku bakal selalu ada di saat kamu butuhin aku kapan pun itu, ya, sayang," kata Karsa.
Kalis pun menganggukan kepalanya, "Makasih, Mas Karsa. Selamat hari jadi kita yang pertama. Aku sayang kamu selamanya," ujar Kalis kembali memeluk leher Karsa yang dibalas rangkuhan hangat oleh cowok itu di pinggangnya.
"Selamat hari jadi juga, sayangnya Karsa. Aku lebih-lebih sayang kamu selamanya," balas Karsa mencium puncak kepala Kalis sebelum mencium leher dan bahu Kalis lembut.
"Masih ada tiga puluh menit sebelum ganti hari. Mau rayain hari jadi di mobil sambil lihat bulan kesukaan kamu?" ujar Karsa yang tanpa menunggu lama langsung dibalas anggukan kepala oleh Kalis.
"Mau!" balas Kalis dengan senyum cerianya yang menular pada Karsa.
Setelah menutup pintu, dua sejoli itu berjalan bersama dengan bergandengan tangan menuju mobil Audi hitam milik Karsa. Mereka merayakan hari jadi di bawah rembulan yang bersinar terang ditambah taburan bintang yang menemani di atas sana.
Di bagian bagasi mobil Karsa yang sudah disulap sedemikian rupa agar ke duanya lebih nyaman dengan pizza buatan Karsa sendiri serta beberapa cemilan dan minuman menemani malam mereka. Obrolan ringan dan candaan yang terlontar satu sama lain pun rupanya menciptakan momen berharga meskipun sangat sederhana.
Kalis menyadari bersama Karsa semua hal kecil di dalam hidupnya selalu dirayakan bersama cowok itu. Sekecil Kalis yang bisa menyelesaikan sendiri mini lego yang mereka beli di KKV hingga Kalis yang berhasil memasukan salah satu lukisannya dalam pameran terkenal di Indonesia, yaitu Art Jakarta.
Begitu pun dengan Karsa, tidak pernah terpikirkan olehnya jika tidak ada Kalis di setiap perjalanan hidupnya karena bagi Karsa hanya bersama Kalis ia bisa mewujudkan semua hal yang menjadi mimpinya dan juga mimpi mereka. Persetanan dengan kata bucin.
Semua akan merasa cukup ketika sudah menemukan orang yang tepat dan Karsa sudah menemukan itu pada Kalis-nya.
"Lucu amay balonnya bentuk matahari," celetuk Kalis dengan memandangi balon-balon berbentuk matahari yang Karsa borong di dekat lampu merah tadi.
"Biar lengkap. Ada matahari dan ada bulan," balas Karsa dengan menunjuk mata Kalis ketika mengatakan bulan bersama senyum manisnya yang membuat lesung pipinya terlihat jelas.
Kalis tertawa pelan, "Kok, nunjuk mata aku? Bulannya di atas sana, tuh!" kata Kalis kepada Karsa yang masih menatapnya lekat.
"Iya, bulannya emang di atas sana tapi sinarnya kalah sama binar di mata kamu," ucap Karsa tanpa sedikit pun mengalihkan pandang dari kedua mata Kalis yang selalu menenangkan.
Sial! Lagi-lagi Karsa berhasil membuat kupu-kupu di dalam perutnya berterbangan hingga menimbulkan semburat merah di kedua pipi Kalis.
"Aku baru sadar kamu sesuka itu pakai blush-on sampai pipinya merah gini. Lucu." Karsa kembali berucap membuat Kalis berdecak sebal kepada Karsa untuk menutupi salah tingkahnya dengan mengalihkan pandang dari cowok itu yang terus ingin menatapnya. "Hey, kok, malah kesel. Mas nggak lagi ngeledekin kamu cuma mau bilang pipi kamu jadi makin gemesin ada merah-merahnya gitu, tuh!" kata Karsa begitu polosnya tanpa tahu bahwa Kalis semakin dibuat malu dan salah tingkah sendiri.
"Bohong, ah!" sahut Kalis masih tidak berani menatap Karsa.
"Serius, sayang. Mau bukti?" balas Karsa dengan sedikit memiringkan kepalanya agar dapat melihat wajah Kalis yang tak mau menatapnya.
"Mana cepet mau dibuk-" Cup!
Karsa tersenyum sangat manis setelah mengecup pipi Kalis membuat cewek itu mematung di tempatnya dengan jantung yang berdebar tak karuan. Karsa sendiri tanpa rasa bersalah telah membuat Kalis salah tingkah malah mengusap puncak kepala cewek itu dengan merapikan helaian-helaian rambut yang menutupi wajah cantik pacarnya sebelum mengusap lembut pipi Kalis yang tadi dikecupnya secara dadakan.
"Makanya punya pipi jangan gemesin, kan, bawaannya jadi mau ciumin mulu," kata Karsa dengan senyum tampannya yang siapa sangka malah mendapat tabokan dari Kalis di lengannya.
"Dasar, sukanya ngagetin! Aba-aba dulu gitu," ujar Kalis.
"Masa mau cium pacar sendiri harus ijin." Karsa menjawab dengan menahan tawa jahilnya sebelum berdeham, "Yaudah, Mas ijin mau cium pipi kamu yang satu boleh? Biar yang kiri nggak iri sama yang kanan," lanjut Karsa lagi dengan senyum jahilnya.
"YA ALLAH MAS KARSA! HABIS MAKAN APAAN SIH LO TIBA-TIBA GENIT GINI?" ujar Kalis kemudian yang seketika meledakan tawa lepas Karsa saat itu juga.
Sungguh menjahili Kalis adalah hal paling menyenangkan di dunia ini. Apa lagi melihat Kalis yang menahan salah tingkah membuat Karsa semakin tak tahan untuk terus menjahili pacar tercintanya itu yang masih suka gengsi.
"Kal, udah setahun tapi aku maunya sampai bertahun-tahun kalau perlu sampai kita kakek-nenek. Terima kasih, ya, kamu udah hadir dan melengkapi bagian kosong dari hidup aku yang nggak pernah aku bayangkan akan terasa sesempurna ini setelah kehadiran kamu dan kalau ada hal yang bisa mendefinisikan atau menjabarkan rasa sayang yang aku punya buat kamu mungkin itu nggak cukup dalam satu buku karena aku berharap nggak cuma satu buku untuk kisah kita tapi banyak buku supaya kita bisa kasih tahu ke semua orang kalau aku sayang dan cinta sama kamu setiap hari, Aeleasha Kalista. Mataharinya Karsa, bulannya Karsa, bintangnya Karsa, dan hidupnya Karsa," ujar Karsa bersama senyum dan tatapan teduhnya malam itu.
"Kalis, selamanya sama Mas, ya..." Senyum dan tatapan tulus yang diberikan oleh Karsa kepada Kalis rupanya mampu meruntuhkan pertahanan cewek cantik itu yang sudah berjanji agar tidak menangis untuk kedua kalinya di hari bahagia mereka. Sayangnya, air matanya cukup bandel hingga berhasil lolos begitu saja dari pelupuk matanya.
"Mas Karsa," panggil Kalis.
"Dalem," jawab Karsa.
"Mau peluk," kata Kalis dengan merentangkan tangannya seperti anak kecil.
Karsa tersenyum dan tanpa menunggu lama langsung membawa Kalis ke dalam dekapannya yang paling hangat. Mengelus dan mencium kepala Kalis sayang membiarkan keduanya tenggelam dalam perasaan yang sama. Saling merasakan detak jantung masing-masing yang selalu memiliki debaran yang berbeda ketika sedang bersama.
Membiarkan bulan, bintang, dan angin malam menjadi saksi bisu bahwa ada dua makhluk yang saling mencintai dengan tulus tanpa adanya tuntutan. Hanya keteduhan hati yang selalu berharap agar apa yang mereka semogakan dapat terwujud seperti apa yang mereka inginkan.
"Terima kasih untuk semua perayaan yang kamu kasih ke aku. Aku bersyukur punya kamu di hidup aku. Mari kita buat banyak buku untuk semua kisah kita sampai tua nanti karena aku mau selamanya sama kamu, Arkarsa Jenggala," ujar Kalis di dalam pelukan hangat Karsa yang tersenyum hangat mendengarnya.
"I love you, Arkarsa Jenggala."
"I'm more in love with you, Aeleasha Kalista."
****
gimana bagian 22 nya? 😙
jangan lupa bintang sama komennya yaa biar makin seruu!
terima kasih
sekarpipit