Aksa

By szeaddict

16.5K 2.3K 270

"Saya dan kamu jauh berbeda pham..." "Jauh seperti apa yang kamu maksud minji.... aku terlalu muak dengan kat... More

Awal
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua Puluh Tiga
Dua puluh empat

Lima belas

590 85 12
By szeaddict

Happy Reading
.
.
.

Pelajaran kedua, dibuka dengan jamkos. Membuat semua murid sibuk dengan urusannya masing-masing, tak terkecuali dengan minji yang lebih memilih untuk duduk di belakang kelas lebih tepatnya belakang meja-meja sembari menyandar pada dinding. Pasalnya, guru-guru sedang mengadakan rapat dadakan.

Karena sekolah tengah masa jamkos, jadi hanya segelintir murid yang ada di dalam kelas. Sebagian lagi, entahlah tapi mungkin tengah berada di kantin atau uks untuk menumpang tidur. Meskipun begitu, kelas tetap saja ramai padahal tidak setengah murid yang ada di kelas.

Sama halnya dengan minji, yang sekarang hendak beranjak dari bangkunya.

"Ji, mau kemana?"

"Perpus" Jawab minji singkat.

"Ikut!"

"Ayok!" Ucap Minji

Keduanya berjalan beriringan, pas sekali saat keluar dari dalam kelas keduanya bertemu dengan Bae juga Danielle.

"Abis darimana lo berdua?" Tanya sullyoon cepat.

"Abis jajan, dari kantin" Jawab Danielle "Mau kemana? Gue ikut!" Lanjutnya bertanya.

"Perpus"

Setelahnya, keempatnya berjalan memasuki perpustakaan. Dan, mendapati rei, liz dan jihan aka teman sekelas mereka di dalam perpustakaan tersebut dan itu cukup membuat minji, sullyoon, bae dan Danielle membulatkan matanya terkejut.

Bagaimana tidak, tiga teman kelasnya itu tengah menyetel lagu melalui speaker bluetooth milik perpustakaan. Bangor emang!

"Rei... Request lagu dong!" Pinta Bae memilih ikut bergabung dengan ketiganya.

"Gak! Gak ada, enak bet lu datang-datang main request aja"

"Dih, pelit bet lu jadi orang"

Minji, sullyoon dan Danielle mereka lebih memilih mencari buku. Setelah menentukan buku yang akan di baca, ketiganya ikut bergabung duduk bersama rei, liz, jihan dan bae.

Detik berikutnya, lagu berganti. Membuat mereka semua seketika saling bertukar pandangan. Setelahnya,

"Fortune cookie guyss...." Pekik bae.

Sontak, mendengar lagu populer tersebut mereka berdiri dan menari seraya bibirnya ikut menyanyikan lagu yang ada di speaker tersebut.

"Walaupun diri ini menyukaimu
Kamu seperti 'tak tertarik kepadaku
Siap patah hati kesekian kalinya
Yeah! Yeah! Yeah!

Ketika kulihat di sekelilingku
Ternyata banyak sekali gadis yang cantik
Bunga yang tak benar tidak akan disadari
Yeah! Yeah! Yeah!

Saat ku melamun terdengar music mengalun di kafetaria
Tanpa sadar kuikuti iramanya
Dan ujung jari pun mulai bergerak
Perasaanku ini tak dapat berhenti

Come on! Come on! Come on! Baby!
Tolong ramalkanlah

Yang mencinta Fortune Cookie
Masa depan tidak akan seburuk itu
Hey! Hey! Hey!
Mengembangkan senyuman 'kan membawa keberuntungan

Fortune Cookie berbentuk hati
Nasib lebih baiklah dari hari ini
Hey! Hey! Hey!
Hey! Hey! Hey!

Janganlah menyerah dalam menjalani hidup
Akan datang keajaiban yang tak terduga
Ku punya firasat 'tuk bisa saling mencinta denganmu

Ingin ungkapkan perasaan padamu
Tetapi aku tak percaya diri
Karena reaksimu terbayang di benakku
Yeah! Yeah! Yeah!

Meski cowok bilang gadis ideal yang punya kepribadian baik
Penampilan itu membutuhkan
Selalu hanya gadis cantik saja yang 'kan dipilih menjadi nomor satu
Please! Please! Please! Oh Baby, lihatlah diriku

Yang mencinta fortune cookie
Cangkang itu ayo cepat pecahkan saja
Hey! Hey! Hey!
Apa yang kan terjadi siapapun tak ada yang tahu

Air mata fortune cookie
Aku mohon jangan menjadi hal yang buruk
Hey! Hey! Hey!
Hey! Hey! Hey!

Dunia ini kan dipenuhi oleh cinta
Esok hari akan berhembus angin yang baru
Yang membuat kita terlupa akan hal yang menyedihkan

Selain karena musiknya yang easy listening, lagu ini juga sering dianggap relate dengan kondisi kebanyakan orang-orang di Indonesia.

Kalian bertanya bagaimana minji? Minji juga ikut bergabung menari dan bernyanyi, dirinya tak mungkin melewatkan lagu yang juga menjadi favoritnya itu. Meskipun dirinya tak sesering mendengarnya secara langsung karena tak memiliki ponsel, tapi dirinya hafal akan lagu tersebut, karena lagu tersebut sering muncul di layar televisi.

Mereka terbawa suasana.

Come on! Come on! Come on! Baby!
Tolong ramalkanlah

Yang mencinta Fortune Cookie
Masa depan tidak akan seburuk itu
Hey! Hey! Hey!
Mengembangkan senyuman 'kan membawa keberuntungan

Fortune Cookie berbentuk hati
Nasib lebih baiklah dari hari ini
Hey! Hey! Hey!
Hey! Hey! Hey!

Janganlah menyerah dalam menjalani hidup
Akan datang keajaiban yang tak terduga
Ku punya firasat 'tuk bisa saling mencinta denganmu...."

Perpustakaan tersebut, sekarang sudah terlihat seperti mini konser. Beruntung mereka berada di perpustakaan yang paling ujung dan juga pojok.

Nyanyian tersebut berakhir.

"Sekarang izinkan kami, mengucapkan terimakasih sekali lagi se....no-----"

Plak

"Kita bukan member JKT ya anjir, yang harus pake seno segala" Desis Danielle sedetik setelah mendaratkan geplakan pada kepala belakang bae.

"Dih, terserah gue dong! Simulasi ini sebelum gue nyalonin diri jadi member jeketi"

Sayup-sayup terdengar lonceng berbunyi. Membuat mereka semua seketika terdiam.

"Tiga.... Empat.....LIMA WOY PULANG!!!!" Teriak mereka histeris, karena bunyi lonceng tersebut berbunyi sebanyak lima kali, dan itu menandakan jika waktunya untuk pulang.

Semua berhamburan, tak terkecuali Jihan yang masih sibuk dengan speakernya. Minji yang melihatnya itu  tertawa.

Bagaimana tidak, temannya itu berusaha kembali menyimpan speaker itu ke atas rak. Yang dimana rak itu lebih tinggi dari badan jihan.

"Bantuin anjir ji, malah ketawa lo!"

"Makannya tinggian, jihan.." Ucap minji seraya membantu Jihan menyimpan speaker yang tidak terlalu besar itu ke atas rak. Setelahnya, keduanya keluar dari perpustakaan dan cepat-cepat mengambil tas guna pulang.

.....

"Kakak...."

Baru saja mau memasuki alam mimpinya, minji dibuat terkejut dengan panggilan dari luar kamarnya.

"Udah tidur yaa?.... "

"Belum bu" Ucap minji cepat seraya turun dari ranjangnya dan membuka pintu. Disana sang ibu tengah berdiri dengan....

"Pham?"

Si empu yang disebut namanya itu tersenyum tipis seraya melambaikan tangannya pelan ke arah minji.

"Iya, mau ketemu kakak katanya" Ucap Jisoo "Yasudah, ibu balik ke kamar dulu. Oh iya, nak Hanni nginep aja disini jangan pulang, udah larut"

"Iya makasih, tante" Angguk Hanni.

Jisoo berlalu pergi, meninggalkan dua gadis yang seumuran itu.

"Pham, ayok masuk" Ajak minji.

Hanni mengiyakan, kemudian masuk ke dalam kamar milik minji. Minji mendudukkan dirinya di atas ranjang terlebih dahulu Setelahnya menepuk pelan sisi ranjang bermaksud menyuruh Hanni untuk ikut duduk di sampingnya.

"Diantar siapa?"

"Supir" Jawab Hanni singkat.

Selanjutnya, hening tak ada suara.

5 menit

10 menit

15 menit

Minji memilih tak mengeluarkan suaranya, dirinya merasa gadis didepannya itu tengah dalam suasana yang buruk.

"Pham..."

"Huh?" Hanni terkesiap, lamunannya buyar.

"Kamu kenapa?"

Hanni menggeleng pelan, tatapannya tak lepas memandang ke arah minji. "Boleh aku peluk kamu, ji?"

"Huh? Kenapa kamu mau peluk saya pham?"

Hanni terdiam, cukup membuat minji yang melihatnya semakin yakin akan gadis didepannya itu tengah dalam suasana yang buruk.

Minji merebahkan tubuhnya dengan posisi yang menyamping, membuat Hanni yang melihatnya sedih. Bagaimana tidak, bukannya itu secara tak langsung minji menolak permintaannya.

"Pham, katanya mau peluk,"

Ucapan minji itu membuat bibir milik Hanni mengembang sempurna. Hatinya merasa kegirangan tak karuan.

"Sini, biar kamu langsung tidur" Tambah minji membuat Hanni diam-diam memekik senang.

Tanpa berlama-lama, Hanni langsung menurut. Merebahkan tubuhnya menyamping, berhadapan dengan minji. Menyimpan kepalanya pada lengan kiri minji.

"Sempit yaa?" Tanya minji dengan kekehan kecilnya. Karena harus berbagi ranjang kecil itu untuk berdua.

"Nggak, muat kok" Ucap Hanni seraya semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh milik minji.

Minji tertawa pelan mendengarnya. Kemudian tangannya terulur menekan stop kontak yang ada di samping atas kepalanya "Yasudah, sekarang tidur pham" Ucapnya seraya menarik selimut hingga sebatas dada.

Hanni mengangguk, menutup matanya berharap masuk ke dalam alam mimpinya.

Setelah hampir sepuluh menit, sayup-sayup mata milik minji hampir tertutup sempurna. Tapi, gerak-gerakan gelisah dari Hanni membuat matanya harus kembali terbuka.

"Pham..?" Panggil minji dengan suara pelannya. "Kenapa? Gak bisa tidur?" Lanjutnya parau.

Hanni yang mendengar suara minji itu merasa tak enak, pasti dirinya menganggu tidur minji.

"Ganggu ya ji" Ucap Hanni "Aku tidur di bawah aja yaa" lanjutnya hendak beranjak bangun tapi tangan minji terlebih dahulu menahan punggungnya dan malah semakin menarik tubuhnya ke dalam dekapan minji.

"Disini aja pham" Ucap minji "Badan kamu nanti sakit kalo di bawah" lanjutnya.

"Tapi kalo badan aku gerak-gerak terus gimana?"

"Ya jangan gerak-gerak" Ucap minji membuat hanni seketika memberenggut masam. "Tangan kamu peluk tubuh saya pham, abis itu tutup mata kamu"

"Emang kalo gitu bisa tidur?"

"Entah, kamu coba saja"

Hanni menurut, tangan yang awalnya menyilang di depan dadanya bergerak memeluk tubuh minji seraya menutup matanya perlahan. "Saya puk-puk, tidur pham.."

Mata Hanni tertutup. Belum, dirinya belum ke alam mimpinya. Hanya saja, posisi ini membuatnya nyaman dan juga hangat.

Dirinya ingin merasakan ini setiap saat.

Tak lama, rasa mengantuk mulai mengambil alih. Berhasil membuat hanni sudah berada di alam mimpinya. Meninggalkan minji yang masih membuka matanya, seraya menepuk-nepuk lembut punggung Hanni.

Dengkuran halus semakin terdengar jelas dari bibir Hanni, membuat minji yang mendengarnya tersenyum. Kemudian ikut menutup matanya, guna masuk ke alam bawah sadarnya.

.....

Keesokan paginya.

Minji menjadi orang yang pertama membuka matanya. Pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah tenang milik Hanni. Masih, masih gadis itu memeluknya.

Ditatapnya wajah tenang Hanni. Tangannya tergerak untuk membenarkan anakan rambut yang sedikit berantakan dan juga menghalangi wajah Hanni. Berada diposisi ini, saat hanni memeluknya, membuatnya nyaman. Bahkan terkadang, dirinya bisa rasakan gelenyar-gelenyar aneh pada hatinya.

Tangannya bergerak, hendak melepaskan tangan Hanni dari pinggangnya. Tapi, tubuhnya dibuat terkejut tatkala merasakan suhu panas pada tangan Hanni. Sontak saja tangannya langsung tergerak ke arah dahi milik Hanni, mengeceknya dan benar saja suhu dahi Hanni sama panasnya dengan tubuhnya.

Minji hendak beranjak bangun, tapi tangan Hanni tak melonggar sedikitpun dari pinggangnya. "Pham... Lepas dulu!" Ucapnya.

Hanni menggeleng seraya semakin memeluk tubuh minji. Membuat minji yang melihatnya melepaskan paksa tangan Hanni dari pinggangnya, dirinya yakin jika Hanni masih dalam keadaan setengah sadar.

Dengan langkah cepatnya, minji berlari keluar dari kamar guna mencari sang ibu. Dengan mudahnya ia menemukan sang ibu yang tengah berada di dapur.

"Ibu... Hanni, badan dia panas" Ucap minji cepat menyampaikan kekhawatirannya.

Mendengar ucapan putri sulungnya, jisoo dibuat langsung menatap serius ke arah sang putri.

"Kok bisa kak?" Tanya jisoo khawatir.

Minji dan jisoo sudah berada di kamar minji. Dapat mereka lihat Hanni yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, namun tampak jelas tubuhnya menggigil tanda kedinginan.

Jisoo tanpa berlama-lama menempelkan punggung tangannya pada dahi milik minji, dan benar saja suhu tubuh gadis didepannya itu panas.

Jisoo beranjak guna mengambil kompresan. Setelah mendapat apa yang dibutuhkan, jisoo kembali masuk kedalam kamar minji kemudian merendam handuk itu kedalam air hangat. Setelahnya, kompresan tersebut ia tempelkan pada dahi Hanni.

"Kakak, mandi gih!" Ucap Jisoo pada minji yang daritadi hanya diam berdiri memandang khawatir ke arah Hanni. "Berangkat sekolah, biar Hanni sama ibu" lanjutnya.

"Tapi..."

"Gapapa kak, percaya sama ibu"

Minji mengangguk pasrah. Meski dirinya sedikit tak rela harus meninggalkan Hanni dengan kondisi seperti itu.

Kini minji sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Kakak bareng adek sama ayah ya berangkatnya" Ucap jisoo.

Minji kembali mengangguk, setelahnya mencium singkat pipi sang ibu sebelum keluar dari rumah guna menyusul adik dan juga sang ayah.

Melihat putrinya berangkat sekolah dengan wajah yang sedikit ditekuk itu membuat jisoo tersenyum.

Tak terasa, jam mulai menunjukkan pukul setengah sembilan. Jisoo dia tengah berada di kamar putri sulungnya, menyuapi Hanni yang sekarang sudah mulai membaik. Bahkan suhu gadis itu sekarang tak sepanas tadi.

"Pusing gak kepalanya?" Tanya jisoo lembut.

Hanni menggeleng "Nggak tante" Ucapnya sedetik setelah menelan habis bubur nya.

Jisoo tersenyum mendengarnya. "Nak hanni kenapa mau temenan sama minji?"

Mendapat pertanyaan seperti itu, Hanni hanya terdiam. Tak lama bibirnya tersenyum kikuk, bagaimana dirinya harus menjawab pikirnya.

Brakk

Suara pintu terbuka dengan sedikit keras itu membuat atensi Hanni juga jisoo beralih ke arah suara tersebut. Disana, kim minji tengah menatap kearahnya dengan napas yang terlihat naik turun.

"Kak, kok udah pulang?" Tanya jisoo bingung akan keadaan putrinya yang tiba-tiba "Kamu bolos heh?!"

"Ih enggak bu..." Sanggah minji cepat "Gurunya rapat ke sekolah lain, jadinya diliburin" lanjutnya minji seraya menjelaskan alasan dirinya pulang lebih awal.

"Ohh.. bilang dong daritadi"

"Kakak mau bilang tapi ibu nge-gertak kakak duluan" Ucap minji sontak membuat Jisoo yang mendengarnya tertawa. Bukan hanya jisoo, tapi Hanni yang melihat interaksi antara ibu dan anak itu ikut tertawa, meski tawanya itu sangat pelan. Cukup membuat minji yang tak sengaja melihat senyuman di bibir Hanni itu menghangat sekaligus lega. Karena, orang yang ternyata di khawatirkan nya itu sudah baik-baik saja.





Tbc...

Continue Reading

You'll Also Like

121K 11.9K 34
[COMPLETED] Di awal, dia baik kepadaku. Tapi setelah mengenal lebih jauh, dia malah berubah dingin. Terkadang, dia juga bisa bersikap baik dan dingin...
6.6K 437 21
eunseo yang akan mempunyai ibu tiri,namun ia malah di buat bingung dengan tingkah dan prilaku calon ibunya itu Wjsn "Eunbo eunseoxbona
80.9K 8.2K 49
Sooji dan Baek Ha-rin telah menjadi rival sejak lama, dengan perselisihan mereka yang terus-menerus terjadi di sekolah dan di luar sana. Namun, takdi...
69.2K 9.3K 25
[1st Foodies series ; Cantaloupe - Jinjoo™] Ahn Yujin yang selalu mengejar Kim minju. Dan Kim minju yang selalu menepis semua perlakuan Yujin. "Apa...