"Hiks.. Ak-aku tidak berguna...ak-aku tidak bisa melindungi keluargaku..hiks- ba-bahkan diriku sendiri"
Para 6 kembar yang melihat hal tersebut hanya terdiam, bahkan 5 temannya juga sama, tidak ada yang berani berucap sepatah kata atas kejadian yang telah menimpa mereka
Gempa terbaring di kasur uks dengan keadaan yang memprihatinkan, wajahnya lebam dan juga lembab karena air mata, kakinya banyak mendapati goresan bahkan luka parah, tangan kirinya patah, juga luka tusukan di bahunya kanannya, namun untungnya segera ditangani dan dibalut secepatnya.
Seseorang berjalan perlahan dan memeluk gempa mencoba memenangkannya, diusapnya kepala gempa yang masih terisak didalam pelukannya
"Itu bukan salahmu..gemmy"
Air mata gempa tumpah kembali membasahi kemeja yang sedang digunakan orang dihadapannya, sedangkan ice selaku orang tersebut hanya melanjutkan mengusap kepala gempa perlahan
Gempa tidak ingin mengingat kejadian menyeramkan tadi, tubuhnya bergetar, ia tak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri, gempa menangis terisak isak jika mengingatnya kembali
"Kenapa dunia begitu jahat sama keluarga gem.." Batinnya dan masih menangis didalam pelukan ice, sedangkan yang lain hanya menatap dirinya prihatin
Tak lama ia menjauhkan dirinya dari dekapan ice secara perlahan, gempa menatap iris mata aqua milik orang dihadapannya itu dengan satu
"Apakah kalian akan memanfaatkanku?"
Ice membelakakan matanya terkejut dengan ungkapan yang diucapkan gempa, sekilas ia merasa bersalah namun segera menarik gempa kembali kedalam dekapannya
Flashback:
"Pengumuman!! Pengumuman!
kepada seluruh murid untuk berlindung sekarang juga! Serangan terdeteksi! Sekali lagi serangan terdeteksi! Diam di kelas masing masing hingga penyerangan selesai!"
Speaker sekolah bergema dengan suara seseorang yang menyuruh kesemua murid murid EAOM untuk berlindung
Gempa yang sudah selesai menutupi lukanya tak sengaja mendengar kecemasan tersebut, dengan segera berlari keluar dari wc menuju kelasnya, bisa dilihat koridor kelas sangat sepi dan juga berantakan karena murid murid yang panik berhamburan tadinya
Gempa melanjutkannya langkahnya menuju kelasnya, suara kakinya menggema di sekitar area koridor yang sepi, baru saja dirinya ingin menaiki tangga menuju lantai 2 ia malah dikejutkan dengan sosok bertudung hitam yang menatapnya tajam dengan mata menyala terang berwarna merah
Gempa terdiam, tubuhnya kaku melihat sosok yang selalu menerornya sekarang sedang berdiri santai di hadapannya, dengan was was ia melangkahkan kakinya untuk mundur secara perlahan
Namun tidak disangka sosok tersebut berlari kearahnya dan dengan cepat menyerang dirinya hingga gempa terhempas kearah kelas murid lain
Para murid yang berada di dalam pelindung kekuatan transparan yang melapisi kelas mereka, memandang seorang anak yang terhempas kuat dari luar pelindung, namun tidak ada yang membantu, bahkan sekedar mendekat tidak ada, mereka takut akan bernasib sama
Sedangkan gempa merintih kesakitan merasakan tangannya tergelincir dan sepertinya patah
"Sial, pelindung sudah aktif aku tidak akan bisa masuk"
Dengan sisa tenaganya gempa berlari menjauh dari sosok yang berjalan pelan dibelakangnya dengan kekehan pelan dan juga terkesan menyeramkan
Merasa bahwa jika lari sia sia saja, gempa mengeluarkan tangan tanahnya dan dengan segera menyerang musuh tersebut walau tangan satunya sudah mati rasa
Tidak sempat menghindar akhirnya sosok tersebut terhempas kuat kearah tembok bahkan tudung yang ia pakai terlepas paksa
Mata gempa terbelakak, tubuhnya kaku kembali melihat orang itu, ia tidak menyangka apa yang dilihatnya
"K-kak Fang..?" Ucapnya perlahan, melihat siapa sosok asli tersebut, sedangkan Fang berdiri dan mengusap darah yang keluar dari mulutnya perlahan
"MPHHH!"
Gempa langsung saja dibekap oleh seseorang dari arah belakang, bahkan ia menusuk bahu kanannya laju sebelum gempa sempat merespon, gempa berteriak kesakitan apabila merasakan benda tajam itu didorong paksa untuk masuk hingga akhirnya dicabut kembali
Darah segar keluar dari luka tersebut dengan segera sosok itu mengambil sebuah gelas kaca transparan dan juga suntikan yang diberikan oleh fang
"Makasih darahnya manis~"
Hingga akhirnya ia menggambil darah segar yang keluar dari bahu gempa, bahkan dirinya sedikit merintih kesakitan apabila sosok dibelakangnya menekan suntikan tersebut terlalu dalam, gempa menggenggam tangan Fang yang berada dihadapannya kuat melampiaskan kesakitannya
Selesai dengan aksinya orang dibelakang gempa dengan perlahan menjilati daun telinganya, tak dapat melawan, gempa hanya menunduk menerimanya, tubuhnya yang melemah karena kehabisan darah seolah olah menghambatnya untuk segera membalas perlakuan orang tersebut
Melihat gempa yang melemah dengan wajah pucat seakan mendapatkan kemenangan, pemuda itu tersenyum miring kearahnya, dengan perlahan ia membuka jubah hitamnya memperlihatkan rambut putihnya dengan sehelai berwarna hitam
"R-reverse..?!" Batin gempa, baru saja dirinya ingin meloloskan diri dengan cepat reverse mencengkam kedua pipinya dan membalik arah pandangnya hingga wajah mereka berdua bertemu
Bisa dilihat ia sedang tersenyum kearah gempa, senyum yang bisa dikatakan menyeramkan itu
Perlahan reverse merogoh saku jubahnya dan mengeluarkan sebuah bola kecil berwarna putih, awalnya gempa tidak peduli namun matanya terbelakak saat reverse memutar bola tersebut memperlihatkan warna emas mirip seperti iris mata gempa
"Ini mata dari salah satu rasmu bukan?"
Senyum reverse melebar saat mendapati gempa yang mulai diam mematung bahkan terlihat airmata jatuh dan membasahi pipi tembamnya perlahan
"Kau tahu~ ras kalian sangat istimewa, dan itulah sebabnya mereka, para kembaran anehh itu menginginkan dirimu bukankah begitu...kristal~"
Tubuhnya bergetar, gempa tak menyangka ia bisa mengetahui nama dari wanita yang ia cintai seumur hidup, ibunya..kristal
Dengan penuh amarah gempa mengeluarkan tangan tanahnya dan segera menyerang 2 orang dihadapannya tidak memperdulikan kenyataan bahwa tangan satunya sudah kritis bahkan susah digerakan
Dengan tenaga yang mulai habis, gempa akhirnya jatuh terbaring dilantai koridor sekolah yang terlihat berantakan karena duel 2vs1 itu, jujur saja gempa kuwalahan bahkan ia memaksa tubuhnya bangun dalam keadaan kritis,
Amarahnya seakan akan menutupi kesemua rasa sakit yang ia dapati
"GEMPA!!!"
"TEMBAKAN CAHAYA!"
Serangan secepat cahaya datang dan memisahkan reverse dan fang dari gempa yang sekarang terjatuh memegangi bahunya, mulutnya makin banyak mengeluarkan darah segar
"THORN!! Bawa gempa ke ruang rawat segera!, aku akan melindungi kalian"
Thorn yang mengikutinya sedari tadi dari belakang menganggukkan kepalanya dengan sigap ia menggendong tubuh gempa ala bridal style dan berlari menjauh dari petarungan di koridor tersebut diikuti dengan Solar dibelakangnya
Sedangkan fang juga rev ditahan oleh 2 orang lagi yang disangkanya blaze juga halilintar, pertarungan sengit terjadi, bahkan tak jarang bangunan disekelilingnya bergerak dan juga roboh
Beralih ke situasi gempa, thorn dan juga solar, mereka membawa gempa pergi jauh dari tempat pertarungan, setibanya di ruangan rawat segera solar menyegel sekitaran uks dengan sihirnya, segel cahaya tersebut muncul dan menghilang menjadi segel transparan yang hanya bisa dimasuki oleh orang orang tertentu
Tinggalah mereka berdua didalam ruangan yang sibuk merawat gempa, sedangkan si empu sedari tadi sudah pingsan dengan pipi tembamnya yang lembab karena air mata, entah apa yang membuatnya menangis batin kedua kembaran bersaudara itu
End flashback:
Merasa cukup, gempa mundur dari hadapan seniornya, perlahan ia menunduk meminta maaf karena membuat baju yang dikenakan oleh ice basah, ice tidak peduli dan mengabaikanya, dengan lembut dirinya malah mengusap kepala gempa perlahan mengabaikan permintaan maaf dari gempa
Terlalu banyak membuang tenaganya gempa akhirnya kembali berbaring sembari menutupi tubuhnya dengan selimut, melihat hal tersebut ice mengisyaratkan kepada teman teman gempa untuk meninggalkannya agar dirinya bisa beristirahat
5 temannya mengganguk patuh dan bergegas keluar dari uks dengan perasaan heran bercampur risau
"Kita barusan diusir yah?" Ucap seorang gadis bermata ungu gelap dngan wajah penuh keheranan yang mendapatkan helaan nafas dari kesemua teman temannya
"Yah...mending kita berikan mereka ruang dahulu, lagipula kita harus membantu memperbaiki kelas" ucap seorang remaja bernetra biru terang yang berjalan santai bersama mereka
"Apakah kau mendapatkan apa yang ku inginkan? Reverse."
Suara itu bergema disekitaran gua yang gelap tersebut, fang menghenikan langkahnya dan membiarkan reverse memasuki gua tersebut terlebih dahulu
"Tugas yang mudah~, tapi karena ketidak sabaran mu itu membuatku hampir dimusnahkan oleh anak anak dari pria tua itu"
Mendengar nama panggilan yang digunakan oleh reverse membuat sosok yang berada di kegelapan tersebut menyerit bingung, sebelum akhirnya ia menyadari perktaannya
"Oh~ amato? Apakah Dia masih hidup?~ juga...kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya mengenai anak anaknya"
"Mudah, aku tidak ingin anda turun tangan menghabisi mereka"
Reverse merogoh isi tas kecil yang ia bawa dan melemparkan botol kaca berisi cairan merah pekat yang lumayan sedng kearah sosok tersebut, dengan santai ia langsung menerimanya mudah
"Bagus~ kau memang tahu kalau aku benar benar menyukai darah ras bermata emas ini~"
Sosok itu berjalan sembari mengusap botol kaca yang disangka berisikan darah gempa itu, perlahan ia membuka tutup dari botol tersebut dan mulai menuangkan setetes darah itu kedalam gelas berisikan sebuah minuman
Tak lama itu, ia langsung meminumnya rakus hingga selesai sosok itu tertawa keras sembari menatap kearah reverse senang
"Aku tidak sabar memilikinya~"
"Hnghhh... Shhhtt.. K-kak Thorn perlahan... Itu s-sakit"
"Tahan ya.."
Di sebuah kamar asrama, terlihat Thorn yang sedang sibuk mengobati pergelangan tangan gempa, dirinya juga menyempatkan untuk mengoleskan obat obatan herbal pada luka luka berbekas di tubuh kecil gempa, tak jarang gempa merintih kesakitan apabila thorn menyentu area tubuhnya yang terluka ataupun memar
Merasa ada yang menarik bajunya Thorn melihat tangan gempa yang memegang kaosnya kuat layaknya anak kecil yang ketakutan, thorn dengan lembut mengusap surai coklat gelap milik gempa dan juga melemparkan senyuman manis padanya bertujuan untuk menenangkan gempa, dan benar saja pemuda kecil itu berhenti bergetar
"Kak Thorn..gempa mau ke balkon" ucapnya perlahan dan kembali menarik narik kaos yang Thorn kenakan, jujur tingkah gempa saat ini seperti anak kecil dan itu malah membuat Thorn semakin suka padanya
"Ok, gemgem mau liat langit malam? Thorn temenin yah" ucap Thorn sembari mengangkat tubuh kecil gempa dan langsung memeluknya layaknya boneka beruang, Thorn berjalan sembari menggendong gempa, dengan lihai ia berjalan melewati saudara lainnya yang sedang tertidur pulas, bahkan terlihat blaze yang telah berguling hingga ke pintu dapur, entah ia memimpikan apa
Dengan perlahan Thorn membuka pintu balkon agar tidak menghasilkan sembarang bunyi yang membuat saudaranya bangkit (bangun) dari alam bawah sadar mereka
Udara malam yang dingin juga langit gelap berisikan bintang bintang kecil seperti debu di langit malam, bulan yang bercahaya terang juga suara malam yang sunyi, hanya terdengar suara jangkrik juga katak
Thorn memeluk gempa kuat, mentransfer kehangatan tubuhnya pada gempa karena angin malam yang cukup dingin itu, ia tahu itu akan membuat gempa kedinginan apalagi dirinya hanya mengenakan kain tipis untuk tidur
Merasakan beban tertumpu kepadanya, Thorn melihat kearah wajah gempa yang ternyata sudah tertidur di gendongannya siap dengan dengkuran halus bak seorang anak kecil yang tertidur sehabis di puk puk
Thorn menggelengkan kepalanya perlahan dan berjalan memasuki kamar asrama sembari menutup pintu balkon dibelakangnya, Thorn meletakan gempa diatas kasurnya, ia bahkan mendorong salah satu saudaranya hingga jatuh dari kasur milik gempa
Thorn berbaring disamping gempa yang tertidur nyenyak, tangannya bergerak mengusap wajah gempa perlahan sembari menatap ajah cantik juga tembam milik anak lelaki dihadapannya
"Aku jadi ingat first kiss kita di jurang, haha ini membuat ku dejavu" thorn terkekeh kecil dan kembali mengusap wajah tembam milik gempa
Perlahan dirinya mendekatkan wajahnya pada wajah gempa dan menjilat bibir merah muda pemuda dihadapannya
"Manis sama seperti orangnya~"
Dan akhirnya Thorn tertidur sembari memeluk tubuh gempa erat
"Urghhh kok aku bisa di lantai gini, perasaan aku tidur dikasur ama gempa dah..." ucap ice malas sembari meratapi nasib belakangnya yang encok karena jatuh dari kasur gempa malam tadi, entah mengapa itu bisa terjadi
Heheheh
Sori karena yan up lama, kemungkinan yan bakal sering up hnya sabtu ama minggu doang karena itu hari libur yan
And
Thank you for u all That always supporting yan until this story can reach 500+ vote, also 6k+ view
Yan berterimakasih banyak banyak ama readers, jujur ini story pertama yan
Jadi jangan heran kalau yan kadang kelewatan excited kalau ada orang komen bahkan vote cerita yan
Again i said thank you for all of u