To Make A Goddess

By NaylEllyd

3.9K 922 292

⚜️SELAMAT DATANG DI DUNIA SANG DEWI⚜️ Tidak ada yang memahami patah hati lebih baik dari Ane, atau yang biasa... More

Perdebatan Para Bunga
Ane Lou
Damian Orville
Eros
Tuan Ayah
Solephim
Mantra Cinta
Akibatnya
Surat Obsesi
Ciuman Cinta Palsu Sejati (15+)
Kakak Tiri dan Cinta
Anemon
Ramalan
Untuk Menjadi Istri yang Baik
Perang Abadi
Evangelo Amivous
Setelah Malam Pengantin
Takdir Cinta yang Lain
Yang Lain Selain Kisah Cinta
Kebutaan
Pendiangan
Margaret
Tentang Para Penyihir
Ratu Meredith
Matahari kedua
Suaka Senja
Pemanggil Sihir
Pemakaman
Jawaban-Jawaban
Kerabat Kerajaan
Sihir Pendiangan
Kutukan Sugesti
Perbatasan Duyung
Samu

Pernikahan Sang Putri

117 29 7
By NaylEllyd

Selamat datang! Selamat menikmati pesta pernikahan termegah di Kota Cahaya abad ini!

Jangan lupa menikmati musiknya. Dan, oh! Kue-kuenya juga sangat enak.

.
.
.
.
.


Burung merpati beterbangan menyilang-nyilang. Menghias langit yang menaungi altar pernikahan. Karpet emas beludru tergelar dari teras istana, melapisi tiap anak tangga hingga berhenti di ujung halaman. 

Barisan tamu-tamu undangan berjajar rapi memenuhi sisi-sisi jalan menuju altar. Beberapa dari mereka tak bisa berhenti melepas pandang dari kecantikan si pengantin yang berdiri di bawah pelengkung karangan bunga. Menunggu musik pengiring langkah.

Bunyi terompet merambat di udara. Mengaba-ngabai tuts piano untuk berdenting. Memerintahkan senar biola untuk berbunyi. Sementara saksofon mengiring dengan irama yang teramat romantis. Menciptakan harmonisasi melodi sakral dengan nada yang membelai telinga. Seakan meminta sepatu sang Putri untuk segera menapaki karpet keemasan yang telah digelar.

Ane berdiri di belakang si pengantin dengan tangan yang terisi buket bunga sederhana. Didominasi dengan warna putih dan kuning dari melati dan kamboja. Kakinya mulai melangkah saat Loynith menyusuri altar. Menjadi pengiring pengantin wanita yang berjalan diikuti serabut cahaya paling terang. Menyalakan susunan berlian di gaun yang berkelimkan emas.

Banyak sekali orang yang berjajar di sisi-sisi Ane. Tetapi gadis itu bisa merasakan dengan amat jelas orang-orang itu hanya memperhatikan pengantin di depannya. Tak heran, sang Putri terlihat sangat bersinar bersama buket bunga tumpah-tumpah yang dia bawa. Isinya mawar putih segar yang saling paut dengan dahlia beserta bunga myrtle yang menggantung mewah.

Loynith tersenyum saat jaraknya dengan Damian yang berdiri di bawah tangga menuju altar terkikis. Lalu saat mereka telah berdiri berdampingan, Damian menekuk tangan. Memberikan lengannya untuk digandeng persis seperti tiap kali pemuda itu menawarkan gandengan kepada adik tirinya.

Lagi-lagi perut Ane terasa diaduk-aduk. Ini sensasi yang sama seperti kala ia menyaksikan ciuman pertama pasangan muda ini, hanya saja kali ini lebihh membuat mulas.

Calon pengantin itu sama-sama menunduk ketika sampai di hadapan Ratu Meredith, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju altar. Menyisakan Ane seorang diri di belakang. Ia melakukan hal yang sama saat sampai di hadapan ratu. Menunduk sedalam-dalamnya. Matanya turut turun. Namun, ketika kilat ametis itu kembali naik, ia sedikit-sedikit melihat sorot mata Ratu Meredith yang tidak seperti biasanya.

Waktu terlalu cepat dan musik terus berjalan. Tak memberi kesempatan bagi Ane untuk memikirkan apa arti sorot mata sang Ratu. Sepatunya kembali menapaki karpet keemasan hingga akhirnya berhenti beberapa langkah di belakang si pengantin berdiri.

Pintu jati putih istana yang tertutup menjadi hiasan surgawi yang melatari altar. Ukiran ornamen di sana seakan sengaja didesain untuk hari pernikahan ini karena tepat di depannya, Damian menyematkan cincin pernikahan di tangan sang istri setelah sebelumnya mengucap janji setia, dengan amat sempurna

Jantung Ane seakan berhenti berdetak saat sang penghulu mengizinkan untuk mencium pengantinnya. Ia tak ingin lagi merasakan sensasi itu. Sensasi yang membuatnya merasa seharusnya ia tak berada di sana. Lalu kini, untuk yang kedua kalinya, Ane menyaksikan ciuman itu. Ciuman di atas cinta penuh pengaruh mantra. 

Dan mau tidak mau. Suka tidak suka. Terima tidak terima, ciuman pernikahan itu tercipta karena tindak gegabah Ane sendiri yang sama sekali mentah, minim perhitungan.

***

Para pemain musik mulai menutup mata-mata mereka. Menikmati alunan lagu yang bergema di dalam aula pesta. Menyusuri langit-langitnya yang tinggi dengan bunyi-bunyi menyenangkan dan merambat ke setiap balkon-balkon kecil yang bertaburan di sisi-sisi aula. Tercipta dari alat-alat musik yang bernyanyi dengan sangat indah, di bawah kendali pemusik-pemusik andal itu sendiri.

Kerumunan para tamu terbelah. Memberi jalan pada pasangan pengantin baru untuk terjun ke lantai dansa. Tangan Loynith terlihat amat ringan kala berada di dalam genggaman Damian. Alunan lagu berganti dengan anggun. Mempersilakan pasangan muda itu memulai dansa pertama mereka sebagai seorang suami istri.

Lingkaran dansa terbentuk secara alami, berbaur dengan bisik-bisik para tamu yang tengah memanjakan mata mereka dengan pesona gerak sang Putri yang menyihir. Membuat semua orang terpana. Terutama saat gaun berlapis berliannya memantulkan cahaya dari lilin-lilin kandelir yang menaungi seluruh gerakan yang dia buat.

Ane termasuk dalam jajaran tamu yang berkerumun membentuk lingkaran luas. Bedanya ia berdiri paling belakang. Memilih untuk menyaksikan dansa perdana itu dari kejauhan meski rambut-rambut bersanggul tinggi dari para wanita bangsawan akan menutupi jarak pandangnya.

Lagi pula, ia dapat menemukan pemandangan yang lebih menarik. Beberapa gadis muda dan mama-mama mereka saling bertukar tawa kecil-kecilan sembari tolah-toleh ke arah salah satu balkon di aula pesta. Mengamati seorang pria muda dengan rambut sepekat samudra dan mata sebiru langit pagi. Berdiri dan diam di atas sana dengan sebuah kursi beludru biru berornamen penuh fantasi yang siap menadah tubuh gagah itu.

Jemari Ane menggenggam gelas sampanye gemetaran. Pikirannya tercampur aduk sana-sini, antara menikmati musik, menautkan matanya pada Damian yang bahagia bersama perempuan lain, atau menyeruput sampanye dari gelas berembun. Atau bahkan, memikirkan apa yang akan ia lakukan dengan bunga anemon dalam anyaman rambut dan sebuah nama milik seorang adipati muda.

"Luar biasa, kau benar-benar memakainya!"

Sorot mata ametis Ane redup seketika dan seluruh pertanyaan dalam kepalanya buyar. Suara itu bergema di dalam telinga dengan amat tidak nyaman.

"Sungguh serasi dengan hatimu yang rapuh," sambung suara itu. Eros muncul dengan senyum puas yang terkembang.

Penampilannya malam ini berbeda dari hari-hari biasanya. Pemuda itu mengenakan rompi tapa lengan berwarna cokelat gelap beludru, melapisi kemeja yang kebetulan senada dengan warna gaun Ane. Kravat emas menggantung di bawah kerahnya dan itu sempat membuat Ane sedikit terperangah. Namun, cepat-cepat ia buang rasa kagum itu jauh-jauh.

"Jadi kau memang hanya ingin mengolok-olokku dengan bunga ini? Lagi pula, bagaimana kau bisa ada di sini?" Ane menajamkan sorot matanya. Tetapi mungkin Eros kira itu adalah keputusan yang gegabah. Sebab mata laut pemuda itu lebih unggul dalam melahap seluruh tatapan Ane berkat kilau birunya yang teduh dan cemerlang. Tanpa harus bicara apa pun, si ahli pelet telah membuat kerut di kening lawan tatapnya.

"Kau tidak membaca koran? Pengantin itu mengundang tamu dari berbagai kalangan. Dan jika aku bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan disini—dengan melihatmu memakai bunga kering itu, kenapa tidak?"

"Cukup sampai di sana."

Tangan kanan Ane melayang menuju rambut. Hendak mencabut bunga anemon sialan yang tersemat di sanggulnya. Bunga itu memang terlihat indah di rambut, tetapi Ane lebih memilih untuk tidak terkesan bodoh daripada terlihat cantik.

Eros sontak bergerak. Tangannya turut memelesat. Meraih telapak kanan Ane demi mencegahnya. "Jangan berani coba-coba."

Sorot mata laut itu kini bukan lagi melahap tatap sinis Ane, tetapi juga menghunusnya dalam-dalam. Membuat gadis itu menarik napas tercekat.

"Kalau begitu beri aku alasan."

Eros lagi-lagi tersenyum. Kali ini dengan lengkung mengejek di bibir. Tanpa perasaan, pemuda itu menarik tangan sekaligus kepala Ane tanpa aba-aba. Mengikis jarak antara wajah mereka.

"Pertama, karena kau milikku setiap saat sebelum tanda itu menghilang dari tanganmu. Dan kau sepertinya tidak punya niatan kuat untuk menghapus tanda utangnya dari sana."

Eros seribu persen salah. Ane sangat ingin menghilangkan apa pun yang berkaitan dengan utang yang ia buat dari kesepakatan gegabah beberapa waktu lalu. Terutama setelah telinganya terus-terusan mendengar kata ramalan yang sangat abu-abu dari orang-orang istana. Tanda utang itu akan sangat mengganggunya dari misi mencari tahu arti ramalan yang mungkin sedikit berhubungan dengan mata ametisnya itu.

Tangannya mulai kebas karena terlalu lama berada di belakang kepala. Ia juga tahu Eros tak akan melepas rambutnya sebelum percakapan ini berakhir. Ditambah beberapa orang mulai memperhatikan posisi mereka yang sangat mengundang. Apalagi orang-orang itu menatap mereka seolah menunggu sebuah pertunjukan ciuman. Jadi gadis itu tidak punya waktu untuk menyangkal.

"Lalu yang kedua?" tanya Ane sebagai gantinya. 

Tak disangka, Eros serta-merta melepaskan genggaman. Membebaskan kepala dan tangan Ane yang seketika membuatnya mengembuskan napas lega. Namun, sebagai gantinya kini Eros meraih tangan kiri si gadis, tempat gelas sampanye meneteskan embun-embunnya.

"Mantra pemikat," kata Eros sembari menyesap gelas sampanye itu langsung dari tangan Ane. Membabat habis raut gadis itu dengan rasa heran menjadi-jadi.

"Apa? Kenapa?"

Eros menyeringai. Sekilas terkesan sengaja mengutak-atik pikiran lawan bicaranya dengan pertanyaan yang tak lekas dijawab. Pemuda itu mengambil gelas sampanye dari tangan Ane untuk meletakkan gelas itu di atas meja. Detik selanjutnya musik kedua dimainkan, dan Eros menarik tangan Ane lembut untuk pergi ke lantai dansa. Entah bagaimana, gadis itu menurut.

***
.
.
.

Terima kasih telah menerima undangan sang Putri<3

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 396 27
Mistery-Adventure-action Bismilllah. Assalamualaikum wr. Wb. Selamat datang di cerita pertama aku. Aku harap ceritaku dapat menghibur kalian. Cast:-R...
25.3K 2.8K 17
ini bukan kisah romansa, apalagi fantasi. ini cuma tentang seseorang yang selalu mensemogakan sesuatu agar menjadi nyata. ini tentangku, si gadis yan...
412 282 6
Luna, Jane, Grey, dan Sean yang ingin mengasingkan diri sementara waktu dari pusat kota berniat mencari pelarian di villa tua Aldmoor bagian utara. ...
362K 20.6K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...