01.12
Hyungseok terbangun dari tidurnya.Melihat suasana kamar tampak sepi, dan Jonggun yang masih menutup mata alias masih tidur disampingnya dengan tangan yang melingkar dipinggang ramping nya.
Hyungseok menggusal-gusal matanya perlahan.Menetralkan pandangannya yang tampak kabur karena masih mengantuk.
"Kenapa kau bangun?"
Jonggun bertanya dalam keadaan mata terpejam.
"Ti-tidak, Seok hanya kebangun tadi"
"Yasudah kembalilah tidur, tidak baik jika ibu hamil begadang di tengah malam begini"
Hyungseok diam dan memutar tubuhnya jadi menyamping menghadap Jonggun.Ia melihat wajah yang menyeramkan itu akan sangat damai sewaktu tidur.
"Aku ingin sekali bertanya tapi, bagaimana jika dia marah?"
"Tidurlah"
Hyungseok buru-buru menutup erat matanya.Kembali tidur karena ia juga mengantuk, tapi karena kebangun tadi ia lupa kalo sedang jadi ibu hamil.
Mereka berdua tidur kembali.Memasuki alam mimpi, menjelajahi dunia lain dalam mimpinya masing-masing.
•
•
•
Pukul 09.34 yang hampir memasuki siang hari, Hyungseok masih terbaring diatas tempat tidurnya dengan mata yang tertutup dalam arti masih tidur.
Sementara dihalaman belakang..
"Oni-chan, lihat ini"
Jae Hae melihatkan sesuatu yang ada ditangannya kepada orang yang ia sebut oni-chan atau kakak dalam bahasa jepang.
"Jae menggambar mobil"
"Kau sudah sangat pintar Jae"
"Hehe"
Senyum si kecil tampak imut, tak mungkin Yohan akan menjadi pedo karena adiknya sendiri.
"Kalian sedang apa?"
Yohan dan Jae Hae memandang ke sumber suara.Hyungseok berjalan dengan langkah kaki kecil menghampiri Yohan dan Jae Hae.
Jae Hae menyodorkan kertas kepada Hyungseok.
"Mama lihat, Jae menggambar mobil"
Hyungseok menerima kertas tersebut dan melihat apa yang ditunjukkan oleh Jae Hae, anaknya.
"Ini sangat bagus, siapa yang mengajarimu menggambar?"
Jae Hae mengacungkan jari telunjuk nya ke arah Yohan.
"Aniki"
"Kakak mu sangat pintar ya"
Hyungseok perlahan mengusap kepala Yohan layaknya seorang anak kecil.Padahal Yohan lebih tua darinya, jika kalian lupa baca kembali chap awal dan jangan lupa vote juga komen.
"Ma, Yohan sudah besar"
Yohan tampak tak terima diperlakukan seperti anak kecil oleh mamanya karena saat ini wajahnya sangat merah menahan malu.
"Kamu lupa dengan tubuh kecilmu?"
Yohan terdiam, ia ingat bahwa tubuhnya pernah mengecil karena sebuah obat.
"Itu karena orang-orang jahat itu"
Hyungseok tertawa kecil lalu kembali melihat apa yang akan digambar Jae Hae kali ini.
"Zin"
"Bagaimana kau sekarang?"
Ntah mengapa tiba-tiba saja sosok itu muncul di benaknya, ia tampak sangat...rindu?
Yohan merindukan Zin, sosok yang selama ini ia tunggu-tunggu.Janji yang ia buat bersama saat itu tapi sekarang janji itu sama sekali tak mereka tepati.Zin menghilang, Yohan jadi sadboy 7 pintu.
"Zin lagi?"
Yohan memandang kearah Hyungseok.Menatap tak percaya pada mamanya itu, bagaimana bisa tau kalo ia sedang memikirkan Zin?
"Dia bukan orang jahat, hanya saja ini bukan tempatnya"
"Ia tak sendirian pasti ada seseorang disampingnya dan menemaninya saat ini"
"Papa tak berniat melakukan hal itu, ia hanya tak ingin keluarganya terus-menerus disakiti"
"Cara satu-satunya adalah membiarkan Zin pergi dari sini agar ia dapat menebus semua perbuatannya"
Yohan menatap kebawah.Apa yang dikatakan mamanya itu ada benarnya juga jika Jonggun tak mengusir Zin, maka Zin akan terus membuat dirinya menjadi seorang bocah ingusan.
"Lupakan saja"
"Jika kalian memang ditakdirkan, maka akan ada jalan agar kalian bisa bersama kembali"
Yohan tersenyum tidak ikhlas.Hatinya berkata lain untuk hal ini, apa yang ia pikirkan?
Kenapa ia malah menyukai Zin yang berusaha membuatnya mati secara bertahap.Tapi bagaimana pun perasaan nya sudah utuh pada Zin.
"Perjuangkan cintamu"
Hyungseok menatap wajahnya dengan senyuman lembut dan penuh penyemangat.Siapa lagi yang mau menyemangati dirinya selain mama Seok?
Jonggun?
Aaa jangan berharap ia akan menyemangatiku, ia hanya tau mengejek dan membuat amarahku naik.
Ting
Hp nya berbunyi
Pasti ada notif yang masuk.Yohan melihat layar hp nya, ternyata seseorang mengirimkan pesan kepadanya.Ntah kenapa ia begitu marah ketika membaca pesan itu.
"Kau"
Yohan berdiri, berjalan cepat kearah pintu keluar.Seok melihat Yohan yang tiba-tiba begitu reflek berteriak dan memanggilnya.
"Yohan!!"
"Mau kemana?!"
Tak ada jawaban dari Yohan dan wujudnya telah menghilang begitu saja.Hyungseok sangat khawatir saat ini, Yohan memang orang yang emosi tapi ia tak pernah begini.
"Pasti terjadi sesuatu"
Sementara Yohan..
Ia begitu cepat mengendarai motornya, kecepatannya diatas rata-rata.Ia tak bisa berpikir lagi, dirinya sedang kacau saat ini.
"Bajingan "
Ia membawa motor tak tentu saat ini.Hatinya berdegup sangat kencang, perasaan nya begitu tak nyaman, tubuhnya terasa terbakar, dan diotaknya hanya ada nama seseorang.
•
•
•
Plakk
Ctahh
Ctahh
Ctahh
Suara tebasan berbunyi, tampaknya seseorang sedang memukul dan dipukul.Pria dengan tampang yang normal layaknya orang biasa berupa baju dokter.Wajah tampan tak bisa dinilai dengan sikapnya yang ramah bukan?
"Kau tampak menyedihkan baby, apakah ini sosok dari seorang psikopat?"
"Tidak"
"Kau lebih mirip psikolog karena kau hanya membuat dirinya bisa mendekatimu, sayang sekali aku tidak bisa menjadi top untuknya hahaha"
Pria itu mencekam kedua rahang orang didepannya, mendekatkan wajahnya, menatap dengan penuh amarah
"Emmuuhh"
Karena mulut yang ditutup dengan kain, orang itu tak bisa berbicara dengan jelas hanya bisa menangis dan berteriak dibalik kain.
"Aku ingin sekali membuat dirimu tersiksa, kau tidak suka hidup tersiksa bukan?"
Pria itu melepas kasar wajahnya.Berjalan kearah meja, tangannya sangat ringan mencapai jarum suntikan dengan cairan yang ada didalamnya lalu kembali ke arah orang itu.
"Kau akan menjadi seorang omega selamanya"
Pria itu menarik paksa tangan orang didepannya, ia mulai memasukkan jarum suntikan ke kulit orang itu, mendorong kepala suntikan dan..
"Hahahaha selamat menyiksa dirimu, Lee Zin"
Orang yang disebut Lee Zin itu pun tiba-tiba melemah.
"Waw obatnya begitu bekerja ya, sangat cepat hahaha"
"Baiklah aku harus pergi, aku harap kita tak bertemu lagi"
Pria itu mengambil barang yang ia punya disitu, memasukinya kedalam tas, dan pergi begitu saja.
Zin tak sadar dengan kepergian pria itu, ia tak bisa membuka mata dan berbicara sedikitpun.Tubuhnya sangat lemah dan ia hanya merasa ngantuk.
Tetapi samar-samar ia mendengar seseorang memanggil namanya saat matanya akan tertutup.
"Zin"
"Zin"
"Yohan"
Zin tersenyum dan matanya pun tertutup.
•
•
•
Perlahan mata terbuka, hal pertama yang dilihat oleh Zin adalah cahaya lampu yang begitu terang.Ia menetralkan pandangannya, melihat kekiri dan kanan.Kepalanya begitu sakit dan berdenyut.
"Shh rumah sakit"
Zin berniat bangun tapi ia merasa tangan kanannya seperti tertahan.Ia melihat ke arah tangannya, matanya melebar betapa terkejutnya dia.
"Yo-Yohan"
Zin mengelus-elus kepala Yohan, menyentuh rahang tegas itu, mencubit pipinya sendiri berharap ini bukan mimpi.
"Emm kau membangunkan ku kak"
"Ah maaf"
Tidak mungkin, tidak mungkin.Ini pasti mimpi pikirnya.Ia tak percaya kalo dirinya benar-benar bertemu Yohan disini.
Zin menyentuh kembali rahang tegas itu, menatap dengan serius tapi ia benar-benar tak bisa menahan perasaan itu.Air mata mengalir keluar melewati pipi putihnya.
"Kita bertemu lagi kak"
Yohan tersenyum kecil, hal yang jarang-jarang ia lihat.Tubuhnya tak bisa menyangkal lagi, Zin menerjang tubuh Yohan memeluk lehernya erat.
"Hikss bodoh"
Yohan membalas pelukan itu dengan erat.
"Haha kau ini lebih tua dari aku, kenapa malah menangis?"
"Bodoh"
Rasa rindu itupun terbalaskan, Zin tampak sangat senang bisa bertemu Yohan tapi rasa bersalah iyu itu tetap ada dalam dirinya dan itu tak bisa dimaafkan.
Yohan melepas pelukan itu.
"Zin"
Zin menatap polos kearah Yohan.
"Aku mencintaimu"
Yohan dengan ringannya menempelkan bibirnya ke bibir Zin.Betapa kagetnya Zin saat ini, Yohan menciumnya?
Karena kesempatan tidak datang 2 kali, Zin perlahan menutup matanya membuka pelan mulutnya dan lidah itu pun bertemu.
"Emnghh"
Ciuman itu menjadi ciuman panas yang dimana lidah mereka berpilin didalam mulut Zin.
[Karena author adalah orang kepercayaan nya Hajime, jadi author gak kasih senang mereka hahahah]
Klekk
"Yohan kau seha-
Susana pun hening juga canggung.
"WAKHHHH"
"APA-APAAN KALIAN?!"
"MATAKU TERNODAI, AKU MASIH POLOS SIALAN!!"
____________________________________________
Bersambung....
See you in the next episode😁