Revisi ketika cerita sudah end!
Kini Arya telah sampai disekolah Biangkara, Arya segera turun dari mobil diikuti oleh Gerald. "Abang akan jemput 1 jam sebelum kau pulang, pastikan dirimu pulang secepatnya."
"Baik," ujar Arya yang disusul dengan anggukan cepat.
Arya segera berlari meninggalkan Gerald yang akan segera pergi. Arya segera berjalan cepat ia tak sabar bertemu dengan Daren dan juga Kenzie. Namun, tanpa sadar Arya menabrak seorang cewe yang tengah berlari keluar dari kelas nya, berakhir mereka jatuh dengan Arya yang jatuh terduduk dan cewe tersebut jatuh menyentuh lantai.
Arya segera berdiri, namun sedikit oleng. Ia segera membantu cewe yang tadinya Arya tabrak, Arya mengulurkan tangan nya. Namun, dihempas oleh cewe tersebut. Arya tak peduli ia segera meminta maaf karna kesalahannya.
"Maaf, maaf gue gak sengaja nabrak Lo."
"Lo punya mata gak sih? Kalau lari tuh liat liat dong. Sakit bet anjir." Sarkas cewe tersebut, Arya yang merasa bersalah pun hanya bisa diam mendengar ocehan dan sesekali ada terselip hinaan dari cewe tersebut.
"Arya!" Panggil seseorang dari arah depan Arya, Arya segera menegakkan kepala nya melihat sumber suara tersebut yang ternyata adalah sosok Daren dan juga Kenzie.
"Ada masalah apa?" Tanya Kenzie ketika berada disamping Arya.
"Temen Lo tuh, lari gak nengok-nengok. GK punya mata apa sampe nabrak gue!" Ujar gadis itu dengan cepat.
"Iya, gue salah. Lagian gue juga udah minta maaf," ujar Arya tak mau kalah.
"Maaf Lo gak bisa ilangin rasa sakit gue anjir. Apalagi Lo liat nih baju gue jadi kusut!" Cewe tersebut pun berbicara dengan tegas.
"Yaudah! Buka baju Lo. Biar gue gosok dirumah gue, lagian gue nabrak Lo gak sampe lumpuh juga?! Berlebihan amat sih!" Ujar Arya dengan sedikit berteriak, Arya sudah merasa mulai jengah dengan cewe tersebut yang malah memperbesar dan memperpanjang masalah, padahal dia sudah meminta maaf.
"Udah udah, kalian kok malah bertengkar," ujar Daren melerai.
Kenzie hanya memperhatikan cewe tersebut, dari bawah sampai atas Kenzie perhatikan.
'itu dada apa gunung gede banget dah," menolog Kenzie, cewe yang dilihat oleh Kenzie pun segera buang muka, seakan malu dilihat oleh Kenzie.
Arya terlampau kesal, ia segera pergi dari sana meninggal kan Kenzie, Daren, dan juga cewe tersebut yang mungkin sudah menyumpah serapahi nya dalam hati.
Arya segera duduk dibangku nya dengan perasaan jengkel yang memenuhi pagi harinya. Namun, tak lama disusul oleh Daren yang duduk disampingnya dan juga datanglah Kenzie yang duduk didepan nya.
Namun, selang beberapa 5 menit Kenzie dipanggil oleh sekretaris OSIS nya untuk segera menghadiri rapat OSIS.
"Nanti jam istirahat, kalau lapar keruangan OSIS aja. Abang bawa makanan." Setelah mengucapkan hal itu Kenzie pun berlalu dan mehilang dari balik pintu. Arya hanya mengangguk saja tanda mengerti.
"Jadi, cerita nya Lo kok bisa nabrak tuh cewe sih Ar?" Tanya Daren yang kini sudah pindah duduk tepat didepan Arya.
"Gue lari, lagian juga gue pen ketemu Lo sama bang Kenzie buat nelpon bang aka. Gue gak tau kalau dia keluar dari kelas nya secara tiba tiba, dan yah jadi nya gitu," jelas Arya yang masih mempertahankan wajah kesal nya.
"Ooh... Gue denger dia siswa pindahan, tapi gak tau nih dia pindahan dari mana,"
"Pantes, pasti dia dipindahin gegara penampilan nya kek lonte, lagian gue gak sengaja dan udah minta maaf. Tapi dia tetap kekeh juga kalau gue salah, bajingan emang!" Protes Arya.
"Dah lah lupain aja, pinjam hp Daren. Gue mau nelpon Arka," pinta Arya sambil menunjukkan senyuman handal nya yang disertai oleh lesung pipi menambah kemanisan diwajah nya tersebut.
"Lho, hp Lo mana?" Tanya Daren dengan bingung.
"Disita, gue kesel banget sumpah, anjir lah. Gue kesel sama peraturan rumah paman gue yang gak ngebolehin anak sekolah bermain hp," ujar Arya kembali protes, mengingat bagaimana peraturan dirumah paman nya tersebut begitu ketat.
"Lah anjir, masih jaman emang nya Makai peraturan kuno kayak gitu?" Ujar Daren heran.
"Makanya itu, pinjam hp dong. Gue kangen sama Arka, Daren...," Melas Arya.
Daren pun mengeluarkan hp nya dan memberikan nya kepada Arya. "Yaudah nih."
Arya segera mencari kontak Arka dan dan menelfon nya. Namun, ketika Arya menelfon nomor tersebut Arka tidak mengangkat nya, hanya saja ketika Arya lihat, nmr tersebut berdering.
"Kok gak diangkat sih!" Protes Arya, seakan diri nya ingin merajuk saat itu juga. Padahal Arya sendiri sudah terlampau kangen dan ingin bercerita banyak dengan Abang nya itu.
"Mungkin lagi sibuk," jawab Daren santai, "coba ditelfon lagi aja," timpal Daren.
°•°•°
Dinegara China tepatnya dikota shanghai terdapat sosok lelaki remaja yang tengah ingin keluar dari bilik toilet, remaja tersebut mengambil handphonenya terdapat panggilan yang membuat hp nya berdering dan melihat bahwa si penelpon tersebut, ialah Daren. Arka tau yang menelpon sudah pasti adik nya, Karena Arka sudah menebaknya.
Arka mematikan penggilan tersebut, ia tersenyum sambil berfikir bahwa Arya pasti nya sedang kesal karena panggilan nya ia matikan. Arka pun mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil dan menduduki kasur sambil menelpon kembali nomor Daren namun beralih ke fitur panggilan video (video call).
Tak lama panggilan tersebut diangkat menampilkan wajah remaja yang mirip sekali dengan Arka. Namun, memiliki versi yang lebih imut. Arya menatap Arka dengan garang dari balik layar hp.
"Kok dimatikan tadi!?" Tanya Arya dengan tegas dan menampilkan raut marah nya.
"Tidak Abang matikan, hanya beralih ke panggilan video," ujar Arka enteng, hanya saja Arya tetap ingin marah. Padahal kalau Arya pikir Arka bisa mengangkat panggilan nya terlebih dahulu lalu mengalihkan nya ke panggilan video. Namun, mengapa harus mematikan panggilan Arya dulu.
"Abang habis ini mau ke rumah sakit, ada cerita apa, hm?" Jelas Arka yang diakhiri dengan pertanyaan.
"Aka! Hp Aya disita?! Aya gak bisa telfon aka lagi, apalagi besok Minggu. Aya gak ada teman," ujar Arya dengan antusias sambil membuat kepala nya bertumpu di atas meja.
Daren yang mendengar hal itu menatap Arya dengan tajam, "gue sama bang Kenzie kan bisa datang ke mansion paman Lo, nanti biar gue sama bang Kenzie ajak Lo main!"
Arka hanya bisa mendengar hal itu dari Daren dan masih selalu melihat raut wajah sedih dari Arya.
"Tapi gimana gue mau ngehubungi kalian, emang kalian mau datang jam berapa? Dan gue juga takut dirumah paman." Arya menundukkan kepala nya, menutup mata karna merasa Mata tersebut memanas dan serasa ingin mengeluarkan cairan bening.
Arka mengerut heran. "Takut apa, hm?"
Arya yang mendengar pertanyaan dari sang Abang pun langsung menegakkan kepalanya, menetralkan suasananya. "Gapapa, Abang cepat pulang yah!"
Setelah mengucapkan hal tersebut Arya pun mematikan panggilan nya, hal itu membuat Arka menjadi tanda tanya.
Don't forget to:
IG: warung_story13
Dan voment
Note:
Kalian kepo sama kelanjutan nya? Aku jg kepo sama kelanjutan nya 😌
Jum'at, 16 February 2024